Kepala kuil mundur beberapa langkah. Dia menatap Toby dengan kaget, tidak percaya Toby punya kekuatan sebesar itu.“Apa kamu petarung tenaga internal dan eksternal?” seru kepala kuil itu tiba-tiba.Dia tahu bahwa ada banyak petarung tenaga eksternal di luar sana, dan petarung tenaga internal juga banyak tersebar di seluruh dunia. Namun, dia tahu betapa sulitnya berlatih untuk menjadi petarung tenaga eksternal dan internal, apalagi menjadi mahir dalam keduanya.Namun, Toby bisa melakukannya. Dia sangat terkejut. Selain itu, Toby baru berapa usianya? Dirinya sudah mau masuk peti mati, tapi kekuatannya ternyata tidak sehebat Toby. Dia jadi merasa malu.Melihat kepala kuil itu tampak malu, Toby berkata dengan nada mengejek, “Kamu juga nggak payah, kok. Kamu juga seorang master.”Meskipun kata-kata Toby itu merupakan pujian untuknya, tapi bagaimanapun kepala kuil itu mendengarnya, dia selalu merasa perkataan Toby menusuk. Itu membuatnya sangat kesal.“Wah, aku lihat kamu sedang cari mati!”
Tidak peduli seberapa bagus formasi kelompok Pendekar Perunggu ini, bagi Toby juga tidak ada gunanya sedikit pun. Dia merasa pemikiran orang-orang itu terlalu polos sekali.“Hehehe, kalian semua bukan lawanku. Biar kalian rasakan kehebatanku!” ujar Toby dengan tenang.Orang-orang itu tampak tercenung. Setelah tadi mereka mendapatkan pukulan, para pendekar tersebut merasa sedikit tidak senang. Toby tahu bahwa untuk menghadapi situasi seperti ini, dia harus memiliki kemampuan yang cukup meyakinkan baru bisa unggul.Toby kembali menyerang dengan kekuatan penuh dan membuat orang-orang di depannya merintih kesakitan. Satu per satu dari mereka mulai meminta ampun pada Toby dengan berkata, “Kakak, kami mohon ampunnya! Jangan begitu kasar memukul kami!”Toby bersikap seolah tidak mendengarkan apa pun. Sampai pada saat seperti sekarang ini, orang-orang ini masih berpikiran begitu polos. Dia melayangkan satu tamparan keras sambil berkata, “Nggak perlu pakai cara seperti ini. Aku tahu benar sikap
Dia pikir keluarga Wardhana biasa saja, tetapi setelah mendengar penjelasan William, dia baru tahu bahwa dirinya yang terlalu memandang mereka sebelah mata.William tertawa dan berkata, “Pak Toby, jangan khawatir. Sehebat apa pun keluarga Wardhana, mereka juga nggak akan ada apa-apanya jika berhadapan dengan Bapak. Bapak adalah Pemuda Spectra."“Sekarang aku sudah bukan Pemuda Spectrum, aku juga nggak suka julukan itu,” ujar Toby dengan datar.Dia sudah kecewa dengan Spectra dan sekarang Toby sudah terbebas dari Spectra sehingga dia tidak ingin menggunakan nama Pemuda Spectra lagi.Saat William mendengar ucapan tersebut, dia tampak terkejut . Dia tidak menyangka kalau Toby diusir dari Spectra. Kalau bukan dia yang mendengarnya sendiri, sudah dipastikan William tidak akan percaya. Tanpa adanya Spectra, kemungkinan akan sulit untuk menyelesaikan berbagai hal.“Pak Toby, sepertinya akan sangat sulit. Keluarga Wardhana nggak akan bisa diajak berbicara baik-baik.” William awalnya ingin
Kening lelaki itu berlipat ketika mendengar penjelasan Yose. Dia sedikit memiliki bayangan akan temannya yang satu ini. Saat dia mengikuti acara reuni teman-temannya, lelaki itu selalu menyindirnya. Hingga dia membuka semuanya, Yose baru sibuk mencari muka dengan dirinya.Yose sudah sangat lama tidak menghubunginya sampai Toby pikir lelaki itu sudah menyerah. Ternyata justru di saat seperti ini Yose mencarinya lagi. Toby dibuat tidak habis pikir oleh tingkah temannya itu. Dia juga bukan tempat beramal, ditambah lagi lelaki itu juga bukan kerabatnya dan hanya teman biasa saja. Atas dasar apa Toby harus membantu lelaki itu?Karena Toby membuka pengeras suara, William yang ada di sampingnya juga bisa mendengarkannya dan hanya menggeleng saja. Dia sendiri juga tidak setuju Toby membantu temannya itu.“Maaf, ini urusanmu dan aku nggak bisa membantumu,” sahut Toby.Kalau Yose seorang pasien yang sakit, kemungkinan besar Toby akan berpikir untuk membantunya. Akan tetapi lelaki itu terkena mus
Bagaimanapun Toby sudah mendatangkan banyak sekali keajaiban di dalam hidupnya. Bahkan nyaris setiap kali lelaki itu melakukan keajaiban! Dan untuk kali ini juga pasti Toby bisa melakukan hal yang serupa.“Pak Toby, Bapak nggak sedang bercanda, kan?” tanya William memastikan.“Kenapa? Kamu nggak berani pergi?” tanya Toby sambil tertawa.William tampak bimbang seketika. Dia teringat bahwa nyawanya telah ditolong oleh Toby, kalau dirinya mundur maka lelaki itu tidak akan menghargainya lagi. Entah kenapa dia merasa yakin kalau ikut dengan Toby, kemungkinan besar dirinya akan mendapatkan banyak keuntungan.Pada akhirnya William meyakinkan dirinya dan menganggukkan kepala sambil berkata, “Baik, Pak Toby, aku setuju dengan rencana Bapak.”Yang dia inginkan adalah jawaban William tadi. Kalau lelaki itu setuju, maka akan menjadi hal yang sangat bagus. Dia langsung bergerak dan berkata, “Ok, semoga kamu nggak membuatku kecewa.”Dia dan William tiba di tempat keberadaan Tuan Dragon. Di sana meru
Lelaki itu percaya bahwa dirinya bisa membuat Toby kalah telak dan jatuh bangkrut dalam seketika. Meski tempat ini merupakan tempat kekuasaan Tuan Dragon, dia hanya perlu bersikap sedikit rendah diri saja.Kalau menang total, kemungkinan malah dianggap sebagai senior oleh orang yang lainnya. Dengan begitu maka dia akan membuat bisnis dari Tuan Dragon sedikit terancam. Lelaki itu melihat Toby dari ujung kaki hingga ujung kepala dan langsung merasa bahwa orang di depannya ini tidak memiliki banyak uang.Kemungkinan dengan sekali menang, dia justru akan mengurangi masalah yang akan terjadi.Lelaki itu memang tidak tahu bahwa dia menganggap Toby sebagai sebuah mangsa, akan tetapi Toby justru menganggapnya seperti seseorang yang bodoh.Lelaki itu tertawa dan berkata, “Ok, kalau gitu biar aku dulu.”Dia mulai mengocok dadu dan mendapatkan lima titik. Hasil tersebut diperoleh dengan tanpa adanya bantuan dan hanya mengandalkan dirinya sendiri. Kalau tidak, dia juga tidak akan sukses. Dia sendi
Raja Tangan Seribu yakin bahwa kali ini Toby tidak akan bisa menang dari dirinya. Pemikiran tersebut membuatnya merasa percaya diri. Orang-orang yang ada di sana juga ikut tercengang dan melongo. Tidak ada yang percaya Raja Tangan Seribu bisa kalah.Rekan Raja Tangan Seribu juga tampak terkejut, mereka menebak lelaki itu sedang ingin bermain-main sejenak dengan Toby. Oleh karena itu, lelaki tersebut tidak menunjukkan kemampuan aslinya.“Kamu masih perlu menambah uang?” tanya Raja Tangan Seribu.Sebenarnya dia hanya ingin menipu Toby agar lelaki itu mau menyerahkan seluruh uangnya saja. Dengan begitu dia bisa sekaligus memenangkannya.Tentu saja Toby mengetahui apa tujuan dari Raja Tangan Seribu itu. Dia tersenyum sinis dan berkata, “Boleh saja kalau mau memintaku menambahkannya, aku hanya khawatir kamu nggak sanggup menghadapi kekalahan.”Kalimat tersebut membuat Raja Tangan Seribu menyemburkan tawanya di detik yang sama. Bagaimana mungkin dia tidak sanggup menerima kekalahan ini? Pend
Raja Tangan Seribu mendengus karena merasa Toby sudah gila. Dia sudah mengeluarkan hasil tiga buah enam titik, kenapa lelaki itu masih tidak mau mengaku kalah dan menunggu ditertawakan?Dia terlihat tidak panik dan santai saja. Dengan gerakan santai dia menatap ke arah Toby dan menunggu bagaimana reaksi Toby dengan kekalahannya. Bayangan tersebut membuat senyuman di bibir Raja Tangan Seribu semakin lebar.Orang-orang tampak menggelengkan kepalanya melihat Toby karena merasa lelaki itu terlalu keras kepala. Jelas-jelas dia akan kalah telak, tetapi kenapa masih tidak mau mengaku kalah saja?Mereka semua menganggap apa yang dipikirkan oleh Toby terlalu polos. Mau tidak mau seulas senyum remeh muncul di bibir mereka semua. William juga ikut menghela napas berat.Kalau sekarang yang ada di posisi Toby adalah dirinya, bisa dipastikan dia tidak akan melanjutkan permainan ini lagi karena hasilnya Cuma satu, yaitu dia akan kalah! Akan tetapi Toby tidak menganggapnya seperti itu. Ini baru seteng