Ketika Weston mendengar ucapan Toby, rasa haru menyerangnya seketika. Dia tidak menyangka ternyata Toby bersedia menghadapi orang-orang itu demi dirinya. Kalau dia bukan mendengarkannya secara langsung, Weston merasa dia tidak akan memercayainya.Sebenarnya Toby khawatir dengan Helena dan yang lainnya. Sekarang mereka berada di Larnwick dan sangat rentan menjadi sasarannya First King. Memikirkan hal itu membuat Toby menghela napas berat.Dia benar-benar dibuat bingung dengan posisi maju salah dan mundur juga salah seperti ini. Tetapi Toby sudah mempersiapkan semuanya sehingga dia tetap tidak boleh menyerah dan mundur.Untuk sementara dia hanya berdoa semoga Helena dan yang lainnya bisa selalu dalam perlindungan-Nya. Meski mereka harus bersembunyi di suatu tempat juga tidak apa-apa.Setelah Toby selesai berpamitan dengan Helena, dia langsung berangkat menuju Wieland. Lelaki itu sudah cukup tahu tentang kota itu. Satu-satunya cara terbaik yang bisa Toby lakukan saat ini adalah, dia harus
“Aku sudah bukan bagian dari Spectra. Sekarang aku hanya orang biasa saja,” potong Toby.Weston terperangah di tempat ketika mendengar ucapan tersebut keluar dari bibir Toby. Dia nyaris tidak percaya kalau bukan dia yang mendengarkannya secara langsung.“Pak, kalau Bapak bukan Pemuda Spectra, berarti semakin nggak boleh bermusuhan dengan keluarga Kingdom. Aku tahu jelas tentang mereka! Bapak hanya perlu sabar sebentar dan semuanya akan terlewati.”“Sudah, kamu nggak perlu bicara begitu banyak hal yang nggak penting padaku. Aku tahu sendiri seberapa besar kemampuanku, aku akan berusaha semaksimal mungkin,” ujar Toby penuh penekanan.“Keluarga Kingdom memiliki perusahaan bisnis terbesar di dunia. Hampir semua orang penting di Wieland patuh dengan mereka. Satu kata keluarga Kingdom, maka dalam satu menit akan membuat satu keluarga lenyap!” ujar Weston lagi.Toby tidak terkejut karena meski keluarga Kingdom begitu hebat, dia juga tidak akan mundur. Dia menghadap Weston dan berkata, “Sudah,
Hendy tidak khawatir pada ancaman yang Toby berikan padanya. Yang lelaki itu khawatirkan adalah, Toby terlalu berbahaya sekali. Kalau dibiarkan terus, maka akan tidak baik buat dirinya.Karena itu, apa pun caranya dia harus mencegahnya dulu sebelum terjadi. Di mata Hendy, Toby sudah membuatnya takut. Dia ingin lelaki itu menanggung risiko dari apa yang telah dia katakan tadi.Orang yang ada di belakang Hendy terdiam. Mereka tahu bahwa lelaki itu sudah marah besar. Sehingga tidak ada yang terkejut dengan apa yang Hendy lakukan sekarang.Sedangkan di waktu yang sama, Toby sudah tiba di tempat kerja Weston. Tempat kerja lelaki itu sangat mewah dan mahal seperti selayaknya milik pengusaha besar. Toby pikir setidaknya terdapat beberapa pistol di kamar milik lelaki itu atau beberapa buah patung serta pedang besar yang terpajang di sana.Weston yang mendengar ucapan tersebut hanya menggaruk kepalanya dan berkata, “Pak, nggak seperti itu. Memangnya aku siapa? Seharusnya Bapak tahu jelas.”“Cuk
Weston membeku diam di tempatnya. Dia menahan amarahnya yang tidak bisa tersampaikan. Weston tidak sanggup berhadapan dengan Hendy yang berasal dari keluarga Kingdom.Hendy melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Weston. Matanya langsung menangkap sosok Toby yang ada di dalam sana. Sedetik kemudian, sorot mata lelaki itu berubah tajam, dagunya terangkat angkuh dengan aura yang begitu kuat.Toby yang sudah sering berada di situasi seperti ini hanya membalas tatapan Hendy tanpa ada rasa takut sedikit pun. Tidak ada satu pun dari mereka yang berencana memutuskan tatapan membunuh itu terlebih dahulu.Mendadak Hendy merasakan sebersit hawa membunuh yang begitu menakutkan dari tatapan Toby. Aura pembunuhan tersebut membuat siapa pun yang ada di sana merinding sesaat. Dengan cepat Hendy menarik pandangannya terlebih dahulu.“Duduklah,” ujar Toby membuka suara terlebih dahulu.Hendy baru saja hendak duduk, tetapi tiba-tiba dia merasa ada yang aneh. Ruangan ini adalah ruang kerja Weston, seharu
Wajah Weston seketika berubah keruh ketika mendengar ucapan Hendy. Dia bisa dikatakan salah satu orang yang cukup terkenal di Wieland, tapi saat ini dia tidak bisa berbuat apa pun dan tidak berani membantah.Hendy menatap Toby dengan tatapan jenaka seakan lelaki itu adalah sebuah mainan. Di matanya, sehebat apa pun Toby juga tetap tidak berarti baginya. Hendy mempunyai banyak kesempatan untuk memberikan pelajaran pada lelaki itu.Dia ingin Toby tahu apa akibat dari orang yang telah menyinggungnya. Hendy awalnya ingin mencari lelaki itu di Larnwick, tapi siapa yang menyangka ternyata targetnya justru datang sendiri ke Wieland. Bukankah sama saja lelaki itu mencari mati?“Aku nggak peduli kamu seberapa hebat di Larnwick. Tapi di Wieland, kamu tetap nggak ada apa-apanya! Kamu harus tunduk dan patuh denganku!” ujar Hendy dengan angkuh.Toby tertawa ketika mendengar ucapan Hendy. Dia pikir sepertinya lelaki itu sangat gila hormat. Toby berkata pada Hendy, “Kamu ingin ribut denganku? Kamu ju
Hendy yang semula merasa percaya dengan kemampuan anak buahnya mulai terlihat tidak tenang ketika menyaksikan kejadian selanjutnya. Kemampuan yang ditunjukkan oleh Toby sungguh di luar yang dia bayangkan.Awalnya Hendy pikir dirinya terlalu mengagungkan Toby. Tetapi sekarang dia baru mengetahui bahwa dirinya yang terlalu mendewakan anak buahnya sendiri.Puluhan anak buah yang dia bawa tadi kalah di tangan Toby. Mereka semua tersungkur tidak berdaya dan tidak bisa melakukan perlawanan lagi. Hendy melongo dan tercengang dengan wajah yang sangat keruh.Dia pikir Toby akan mendapat sedikit pelajaran darinya, tapi siapa sangka ternyata Toby begitu hebat. Semua anak buah Hendy terlihat babak belur dan meringkuk sambil merintih kesakitan.Toby mengangkat wajahnya dan menatap Hendy sambil berkata, “Aku harap kamu bisa memikirkan lagi lebih matang untuk pilihan yang akan kamu ambil. Kalau tidak, kamu hanya akan rugi.”“Kamu sedang mengancamku?” tanya Hendy yang mencoba melawan Toby. Dia menatap
Semua orang dibuat terkejut dan tidak percaya. Kalau bukan mereka sendiri yang menyaksikannya secara langsung, sepertinya mereka tidak akan memercayainya. Hasil ini jauh di luar ekspektasi mereka dan tidak pernah bisa mereka tebak.Hendy mulai dibuat takut karena tahu bahwa cara seperti itu tidak mempan di diri Toby. Dia pikir Toby bisa termakan omongannya dan mundur teratur. Tetapi ternyata lelaki itu justru bersikap semakin berani.“Eum … kamu lepaskan saja aku, aku nggak akan mengulanginya lagi,” ujar Hendy yang mulai merasakan dirinya berada di ujung kematian. Kalau dia tidak mengalah, bisa saja Toby akan membunuhnya.Hendy tidak menyangka bahwa dia akan merasakan perasaan seperti ini.Toby mendengus dan berkata, “Iyakah? Kamu mau aku melepaskanmu? Kamu terlalu polos.”Hendy mencoba menarik napas dalam-dalam kemudian berkata pada Toby, “Kamu lepaskan saja aku, aku jamin kerja samanya akan tetap berlanjut. Aku nggak akan menahanmu lagi.”Saat Toby mendengarkan ucapan tersebut, dia m
Pemikiran tersebut membuatnya sangat tertekan dan tidak percaya.“Bukannya kamu sangat hebat?! Kalau gitu, coba tunjukkan padaku kehebatanmu!” sahut Toby pada Hendy.Hendy dibuat membisu di tempatnya dan langsung bergegas kabur dari sana. Para anak buahnya yang lain hanya bisa menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap mata Hendy. Mereka semua tahu kalau majikannya ini pasti sangat marah dan tidak akan ada gunanya mereka menghindar.Setelah Weston melihat Hendy telah pergi menjauh, dia bertanya pada Toby dengan nada penasaran, “Pak Toby, apa yang telah terjadi? Nggak ada gunanya juga Bapak meminta surat perjanjian ini.”“Ini akan berguna untuk ke depannya. Mending ada dibandingkan nggak ada sama sekali,” kata Toby yang membuat Weston terdiam. Dia berpikir sejenak dan mendadak merasa kagum dengan Toby.“Pak Toby, hanya Bapak yang bisa memikirkan segalanya dengan matang. Tapi Hendy pasti akan datang mencari masalah lagi kemungkinan besar dia akan memanggil orang lain,” kata Weston.“