Namun Lindsey tidak terlalu memikirkan hal lain. Satu-satunya yang ada di kepalanya saat ini adalah menyingkirkan Toby. Dia hanya bisa tenang kalau Toby sudah tiada. “Masalah ini aku serahin ke kamu. Aku mau dia sudah dihabisi dalam waktu setengah bulan,” kata Lindsey. Bahkan Four Apocalypse saja tidak berkutik, apalagi Weston? Namun tentu saja Weston tidak berani mengucapkan hal ini tepat di hadapan Lindsey. Kalau sampai dia mengatakannya, Lindsey pasti akan menghajarnya, makanya dia pun cuma bisa menuruti.“Pak Lindsey tenang saja, semuanya pasti beres.” “Baguslah kalau begitu. Aku yakin kamu nggak bakal bikin aku kecewa.” Sementara itu …. Blake mengira kalau Toby pasti akan mati, jadi dia terus mencari kesempatan untuk membereskannya. Dia juga tidak menyangka kalau Toby begitu sudah dihadapi. Alhasil suasana hatinya pun jadi jelek. Begitu juga dengan Dragon Queen yang langsung kesal ketika mengetahui Toby masih baik-baik saja, bahkan masih bisa akrab dengan Quella. Segala tang
Ekspresi wajah Quella langsung berubah 180 derajat saat mendengar ucapan itu. Dia menatap sinis pemuda tersebut seolah sedang menatap orang bodoh. Pemuda itu juga tersentak ketika dihadapkan dengan tatapan mematikan Quella. “Dasar … masih saja basa-basi nggak penting kayak begini. Aku kasih tahu saja, ya. Kalau kamu masih begini terus, kamu sendiri yang kapok,” kata Quella. Si pemuda yang mendengar itu hanya tertawa. Dia mengira Quella sedang sok kuat, jadi dia pun malah semakin menunjukkan senyuman bejatnya. “Kamu nggak perlu tegang begitu, cantik. Aku paling suka sama cewek yang sifatnya kayak kamu,” ujar si pemuda itu sembari menggosokkan kedua tangannya. Padahal Quella sudah berkali-kali memberikan kesempatan pada pemuda itu untuk menyingkir, tapi dia malah terus memprovokasi. “Tsk! Bikin aku kesal saja,” tutur Quella. Pemuda itu seketika terkejut melihat temperamen Quella yang tiba-tiba memanas. Meski punya paras yang cantik, bukan berarti dia berhak untuk marah-marah. Mak
Kalau saja pemuda itu lebih berhati-hati dalam bertindak, hal seperti ini pasti tidak akan terjadi. Dia sudah ketakutan bukan main ketika menyadari kalau wanita yang dia goda itu adalah Quella. Pemuda itu tidak berani berlama-lama dan langsung melarikan diri agar dia tidak mendapatkan balasan dari Quella. Dia juga kagum kepada Toby yang bisa duduk bersama dengannya tanpa merasa gelisah sedikit pun. Dia tahu betul seburuk apa temperamen Quella. Kalau orang lain yang berada di posisi Toby, orang itu pasti sudah mati. Namun, Toby masih baik-baik saja dan malah sedang mengobrol santai dengan Quella. “Tadi aku terlalu kasar, nggak?” tanya Quella. “Nggak. Aku rasa biasa saja,” jawab Toby seraya melambaikan tanganya. “Tapi kamu jangan takut, aku nggak bakal jahatin kamu. Lagian kamu orangnya cekatan, jadi kamu nggak bakal tergoda sama aku.” “Belum tentu. Daya tarik kamu begitu luar biasa sampai orang tergila-gila sama kamu segampang itu.”Toby melihat semua yang baru saja terjadi denga
Melihat hal itu, Toby tersenyum dan berkata, “Jangan marah dulu. Kenapa kamu begitu? Nggak ada orang yang akan diuntungkan kalau kamu bersikap seperti ini. Gimana menurutmu? Benar, nggak?”Quella terdiam mendengarnya. Dia jadi tidak tahu mau berkata apa. Dia percaya bahwa Toby tidak sedang membohonginya.Namun, koki Jepang malah berkata dengan nada tidak terima, “Nggak, kamu harus meminta maaf padaku. Kamu ini sedang menghina kemampuan memasakku.”Quella menggertakkan giginya dan menolehkan kepalanya dengan angkuh.Ketika hendak memukul Quella, koki itu terkejut karena melihat sorot mata Quella yang tiba-tiba menoleh. Dia menyeka keringat dinginnya dan terdiam beberapa saat.Ini adalah pertama kalinya dia dibuat takut oleh seorang wanita. Dia bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.Quella berkata dengan nada datar, “Jangan coba-coba. Kamu pikir aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan? Kalau kamu mau memukulku, kamu boleh mencobanya.”Si koki tidak tahu harus berkata apa karena takut. T
Koki itu mengira Toby kebingungan ketika masuk ke dapur, mengira Toby belum pernah melihat tempat seperti itu sebelumnya. Dia langsung mengejek, “Hei, kurasa kamu belum pernah melihat tempat seperti ini sebelumnya, bukan? Gimana? Takut?”Toby berkata dengan cuek, “Aku nggak takut. Ini hanya dapur biasa. Lagi pula aku juga bukannya belum pernah melihat dapur.”Koki itu langsung tertawa mendengarnya. Dia seolah-olah baru saja mendengar lelucon terbesar di dunia. Di saat seperti ini, bisa-bisanya Toby menganggap semua ini sepele.Toby melihat ada salmon yang masih hidup dan menggelepar. Dia langsung mengambilnya dengan sangat terampil. Koki itu berdiri di sampingnya, bersiap untuk mencari-cari kesalahannya. Namun, cara Toby menangani salmon itu membuatnya kaget. Cara Toby menangani salmon itu agak terlalu bagus, sama sekali berbeda dengan yang dia bayangkan.“Aku nggak menyangka kamu begitu mahir dalam menangani salmon.” Ini adalah pertama kalinya koki itu memuji Toby. Dia tidak menyangk
Quella mengangguk. Dia sudah siap secara mental. Mau masakannya enak atau tidak, dia tidak boleh membuat Toby malu.Ketika dia mencicipinya, rasa hidangan itu langsung meresap ke dalam mulutnya, membuatnya hampir tenggelam dalam kenikmatan itu. Dia mengira seenak apa pun masakan Toby, pasti juga tidak akan yang sampai super enak.Namun, setelah mencicipinya sekali, dia benar-benar merasa ditaklukkan. Rasa masakan itu bisa dibilang luar biasa, begitu sempurna sehingga dia hampir tidak tahu bagaimana menggambarkannya.“Enak banget.” Akhirnya, Quella berkomentar dan mengangguk.Melihat Quella menikmati masakan itu dan fakta bahwa masakan Toby memang benar-benar enak, orang-orang jadi tercengang dan agak terkejut.“Sudahlah, di saat seperti ini, jangan terlalu memikirkannya lagi. Ini waktunya untuk tenang,” kata Toby dengan nada datar.Koki itu sangat jengkel dalam hati. Dia sangat kesal pada Toby. Awalnya, dia adalah koki terbaik di sini dalam membuat masakan ini, tapi Toby seketika mencu
Setelah tubuhnya dibekukan, koki itu seketika jadi tidak bisa bergerak. Dia tidak menyangka Toby akan melakukan ini padanya. Hal ini membuatnya sangat terkejut.Dia ingin membuat tubuhnya bergerak, tetapi dia mendapati tubuhnya seperti membeku. Dia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa.Dia langsung putus asa, merasa semua ini berbeda dari yang dia bayangkan. “Sebaiknya kamu makan empedunya sekarang, dan aku akan menganggap seolah-olah nggak terjadi apa-apa sebelumnya,” ujar Toby. Dia sudah bertaruh dengan pria itu, tapi pria itu malah bilang tidak ingin memakannya. Dia tentunya tidak bisa membiarkan pria itu lolos begitu saja.Mendengar perkataan Toby, koki itu langsung terdiam. Dia tidak menyangka Toby akan segalak itu. Hal ini membuatnya sangat kaget.Jika dia tidak melihatnya dengan matanya sendiri, dia tidak akan percaya semua ini benar.“Oke, aku akan memakannya.” Koki itu jadi takut. Dia tidak menyangka Toby akan setegas itu. Dia hanya bisa menuruti Toby dengan patuh saat ini.
Koki itu rasanya ingin meledak karena marah. Dia cepat-cepat berteriak, “Cepat panggilkan ambulans untukku.”Asisten koki itu buru-buru memanggil ambulans.Koki itu memandang Toby dan Quella dengan dingin dan berkata, “Kalau aku mati, kalian jangan harap bisa hidup tenang. Cepat, bunuh mereka.”Pada saat ini, seorang pria berbadan tinggi menjulang keluar. Dia bertanggung jawab atas pekerjaan dapur di sana, juga seorang pegulat sumo.Koki itu menunjuk Toby dan berkata, “Cepat, bunuh dia, nggak peduli cara apa pun yang kamu gunakan.”Mendengar itu, pandangan si pegulat sumo itu langsung tertuju pada Toby, seolah-olah dia akan memakan Toby.Toby tidak takut sama sekali, malahan bersikap seolah-olah dia tidak melihat apa-apa. Dia dengan tegas menggerakkan jarinya pada pegulat sumo itu dan berkata, “Kalau kamu hebat, coba saja keluarkan semua kekuatanmu itu.”Pegulat sumo itu seketika langsung terdiam. Dia sangat terkejut mendengar perkataan itu dan langsung hendak menyerang Toby.Toby mera