“Rusak berarti harus ganti, masa gitu saja nggak ngerti?” ledek Toby. “Ganti? Sudah mau mati saja masih pusing soal duit,” sahut Igor seraya menatap balik Toby. Tatapan matanya seakan sedang melihat seorang idiot. “Oke, kalau begitu, coba kasih tahu kenapa kamu mau bunuh aku.” Toby sangat penasaran mengapa Four Apocalypse mau menerima tugas ini. Dia tidak tahu apa yang diberikan oleh orang-orang itu sampai Four Apocalypse mau turun tangan. Namun yang jelas, Toby tahu kalau Igor ini bukanlah orang yang mudah untuk ditaklukan. “Oi, bocah, karena kamu sudah mau mati, aku kasih tahu satu hal. Muridku jadi Ultima gara-gara kamu bunuh dia. Aku datang untuk balas dendam,” kata Igor. “Kayaknya nggak bakal segampang itu,” sahut Toby yang hanya menganggap ucapan Igor sebagai bualan belaka. Percaya nggak percaya, terserah kamu,” balas Igor sinis. Sontak, Igor pun melancarkan serangannya yang kuat itu dengan mantap. Namun, untung saja Toby cukup cepat untuk menghindari serangannya. Jika tid
“Dasar, bacot doang bisanya. Sini, biar aku yang maju, bakal langsung kubunuh dia,” kata Bullseye. “Oke, bunuhnya yang cepat, ya,” balas Igor. “Eh, jangan. Dia jangan sampai mati. Awas saja kalau sampai kamu bunuh dia,” sahut Quella. “Kalau begitu aku cukup tembak kakinya saja,” sahut Bullseye pasrah. Sebenarnya dia juga takut sekali dengan Quella, makanya dia mengalah. “Itu juga nggak boleh. Kalau kamu tembak, nanti dia sudah nggak sempurna lagi.” Igor hanya memutar bola matanya saat mendengar ucapan Quella. Dia sungguh tak habis pikir apa yang ada di pikirannya Quella. Namun, Igor juga hanya bisa membiarkannya karena dia tahu Quella bukanlah orang yang mudah untuk dihadapi. “Kalau begitu biar aku saja yang maju,” ujar Juggernaut. Dia pun langsung maju tanpa banyak bicara lagi. Quella mengepalkan tangannya dengan erat dan bersumpah akan membuat Juggernaut kapok kalau sampai dia berani menyakiti Toby. Quella langsung tertarik kepada Toby sejak pertama bertemu dengannya. Jika di
Juggernaut tidak ahli dalam pertarungan tangan kosong, makanya situasi seperti ini benar-benar membuatnya gusar. Toby yang menyadari kekalutan lawannya pun berkata, “Sekarang aku kasih kamu kesempatan untuk pergi dari rumah ini.” Tanpa senjata kesayangan di tangannya, Juggernaut bagaikan orang buta yang berjalan tanpa tongkat. Dia tidak pernah merasa dihina seperti ini. Dia pun langsung kabur karena telah kehilangan rasa percaya diri setelah dikalahkan telak oleh Toby. Seketika Juggernaut keluar, Igor langsung merasa jauh lebih tenang. Untung saja Juggernaut juga kalah, karena kalau dia menang, mau ditaruh di mana muka Igor? “Cih, siapa yang kalah? Aku cuma ngikutin kemauannya Quella,” ujar Juggernaut beralasan. Di saat itu juga, Juggernaut melayangkan pandangannya kepada Quella, tapi dia langsung menarik kembali matanya ketika Quella balik menatapnya. “Haha, cuma segitu doang? Aku kira kamu jauh lebih kuat,” sindir Quella. Mereka semua hanya diam membisu dan membatin, kalau saj
Toby segera mengendalikan perasaannya. Dia pun bisa lihat wanita ini pasti bermasalah, karena itu dia langsung menarik kembali tatapan matanya dari tubuh wanita tersebut. Dia sungguh terpukau dengan kemolekan tubuh Quella, tapi saat ini dia tidak terlalu memikirkan hal itu. “Jangan tegang begitu, dong. Kamu harus berterima kasih sama aku, lho. Kalau bukan berkat aku, kamu sudah mati dari tadi,” kata Quella. Toby menatap Quella kebingungan karena tidak mengerti apa maksud dari perkataannya. Dia bahkan sampai mengira kalau Quella sudah gila. Mereka datang kemari untuk membunuh Toby, tapi Toby malah disuruh berterima kasih. “Oh, kenapa memangnya?” tanya Toby. “Masa kamu masih nggak sadar? Kalau bukan karena aku, mungkin kamu sudah mati di tangan Juggernaut atau Bullseye.” Seketika itu barulah Toby tersadar. Pantas saja dia tidak melihat Bullseye beraksi, ditambah lagi Juggernaut yang tidak bertarung secara serius. Sekarang Toby baru mengerti apa alasan di balik semua itu. “Oh, kalau
Mereka berpikir apa yang terjadi sebenarnya tidak sama dengan bayangan mereka. Namun, adegan yang mereka saksikan ini sungguh membuat mereka bertiga terkejut. Mereka tidak menyangka Toby akan berdiri berdampingan dengan Quella. “Kayaknya anak itu berhasil ditaklukkan sama Quella,” tutur Igor. Juggernaut dan Bullseye juga setuju dengan ucapan Igor. Mereka merasa apa yang dikatakan Igor ada benarnya. “Ayo, aku antar kamu sekarang,” kata Toby. “Boleh,” angguk Quella. Sontak mereka bertiga kaget bukan main. Apa yang mereka lihat ini sama sekali berbeda dari apa yang mereka bayangkan. Quella yang mereka kenal selama ini sikapnya sangat dingin, tapi dia malah begitu ramah terhadap Toby. Toby masuk ke mobilnya dan bertanya kepada Quella, “Kamu mau ke mana?” “Ke mana saja boleh.” Dengan malu-malu, Quella menyerahkan segala keputusan kepada Toby. Demi mengusir Quella dari rumahnya, Toby terpaksa mengorbankan dirinya sendiri. Meski tidak berhadapan secara langsung, setidaknya Toby tahu
Namun Lindsey tidak terlalu memikirkan hal lain. Satu-satunya yang ada di kepalanya saat ini adalah menyingkirkan Toby. Dia hanya bisa tenang kalau Toby sudah tiada. “Masalah ini aku serahin ke kamu. Aku mau dia sudah dihabisi dalam waktu setengah bulan,” kata Lindsey. Bahkan Four Apocalypse saja tidak berkutik, apalagi Weston? Namun tentu saja Weston tidak berani mengucapkan hal ini tepat di hadapan Lindsey. Kalau sampai dia mengatakannya, Lindsey pasti akan menghajarnya, makanya dia pun cuma bisa menuruti.“Pak Lindsey tenang saja, semuanya pasti beres.” “Baguslah kalau begitu. Aku yakin kamu nggak bakal bikin aku kecewa.” Sementara itu …. Blake mengira kalau Toby pasti akan mati, jadi dia terus mencari kesempatan untuk membereskannya. Dia juga tidak menyangka kalau Toby begitu sudah dihadapi. Alhasil suasana hatinya pun jadi jelek. Begitu juga dengan Dragon Queen yang langsung kesal ketika mengetahui Toby masih baik-baik saja, bahkan masih bisa akrab dengan Quella. Segala tang
Ekspresi wajah Quella langsung berubah 180 derajat saat mendengar ucapan itu. Dia menatap sinis pemuda tersebut seolah sedang menatap orang bodoh. Pemuda itu juga tersentak ketika dihadapkan dengan tatapan mematikan Quella. “Dasar … masih saja basa-basi nggak penting kayak begini. Aku kasih tahu saja, ya. Kalau kamu masih begini terus, kamu sendiri yang kapok,” kata Quella. Si pemuda yang mendengar itu hanya tertawa. Dia mengira Quella sedang sok kuat, jadi dia pun malah semakin menunjukkan senyuman bejatnya. “Kamu nggak perlu tegang begitu, cantik. Aku paling suka sama cewek yang sifatnya kayak kamu,” ujar si pemuda itu sembari menggosokkan kedua tangannya. Padahal Quella sudah berkali-kali memberikan kesempatan pada pemuda itu untuk menyingkir, tapi dia malah terus memprovokasi. “Tsk! Bikin aku kesal saja,” tutur Quella. Pemuda itu seketika terkejut melihat temperamen Quella yang tiba-tiba memanas. Meski punya paras yang cantik, bukan berarti dia berhak untuk marah-marah. Mak
Kalau saja pemuda itu lebih berhati-hati dalam bertindak, hal seperti ini pasti tidak akan terjadi. Dia sudah ketakutan bukan main ketika menyadari kalau wanita yang dia goda itu adalah Quella. Pemuda itu tidak berani berlama-lama dan langsung melarikan diri agar dia tidak mendapatkan balasan dari Quella. Dia juga kagum kepada Toby yang bisa duduk bersama dengannya tanpa merasa gelisah sedikit pun. Dia tahu betul seburuk apa temperamen Quella. Kalau orang lain yang berada di posisi Toby, orang itu pasti sudah mati. Namun, Toby masih baik-baik saja dan malah sedang mengobrol santai dengan Quella. “Tadi aku terlalu kasar, nggak?” tanya Quella. “Nggak. Aku rasa biasa saja,” jawab Toby seraya melambaikan tanganya. “Tapi kamu jangan takut, aku nggak bakal jahatin kamu. Lagian kamu orangnya cekatan, jadi kamu nggak bakal tergoda sama aku.” “Belum tentu. Daya tarik kamu begitu luar biasa sampai orang tergila-gila sama kamu segampang itu.”Toby melihat semua yang baru saja terjadi denga
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro