"Toby Mars, aku rasa beberapa barang antik yang baru saja dilelang cukup bagus, terutama beberapa vas porselen itu yang sangat indah. Mengapa aku lihat orang-orang yang hadir ini tidak terlalu tertarik, apakah harga lelang ini terlalu tinggi? Atau seperti inikah kompetisinya?"Toby Mars mengerutkan bibirnya, berpikir sejenak, dan berkata.“Orang-orang tidak terlalu tertarik karena barang-barang lelang tidak cukup menarik. Kamu bisa lihat bahwa orang-orang di sini pada dasarnya kaya raya. Jika benda itu adalah benda berharga yang sangat bagus, mereka pasti sudah rebutan dari tadi. Orang yang merasa harganya terlalu mahal adalah orang miskin sepertiku..." setelah berhenti untuk minum, Toby Mars melanjutkan."Ketika setiap benda diletakkan di atas panggung, bukankah di layar lebar memperbesar detail setiap benda? Setelah aku mengamatinya, aku menemukan bahwa enam barang memiliki tanda pemalsuan dalam detail yang berbeda, hanya ada satu liontin giok labu merah dan vas porselen berbentuk pe
Toby Mars tidak pernah tertarik dengan pertunjukan musik dan tarian. Dia tidak tahan lagi, jadi dia berdiri dan meminta Ruth Fintage untuk keluar mencari udara segar bersama, berpikir untuk kembali sebelum babak kedua lelang dimulai.Waktu istirahat terlalu lama dan membosankan.Jadi Toby Mars dan Ruth Fintage memutuskan untuk meninggalkan tempat ini dan pergi ke kafe di dekat stadium untuk beristirahat.Setelah memesan dua cangkir kopi, keduanya duduk berhadap-hadapan di meja bundar kecil.Toby Mars duduk di kursi, mengangkat tangannya, dan meregangkan pinggangnya."Oh~ tempat kecil seperti ini yang paling nyaman~"Ruth Fintage memandang Toby Mars dengan santai dan bertanya."Tuan Toby Mars, apakah kita hanya duduk di sini? Aku melihat orang-orang di tempat kompetisi memanfaatkan waktu istirahat untuk bertukar kartu nama menjalin relasi, tetapi kami malah ke sini. Bukankah ini artinya membuang-buang kesempatan?"Toby Mars tidak menyangka Ruth Fintage mengajukan pertanyaan seperti itu,
Meskipun Jordan Cedric tampaknya tidak bermaksud jahat, Toby Mars merasa bahwa dia harus berhati-hati dengan orang yang punya maksud.Setelah melihat jam, babak kedua lelang akan segera dimulai.Menggunakan hasil babak pertama sebagai referensi, Lucas Xinder harus memasukkan beberapa "barang bagus" di putaran kedua lelang untuk menyelamatkan harga dirinya.Memikirkan hal ini, Toby Mars memikirkan kipas batu giok yang dibawanya.Jadi Toby Mars mengeluarkan dompetnya, memberikannya pada Ruth Fintage, memintanya membayar, mengalihkan perhatiannya sesaat.Kemudian Toby Mars membuka ransel, membuka sedikit tas hitam tempat penyimpanan kipas giok, dan menutup ranselnya kembali.Toby Mars perlahan menyadari bahwa selama kipas batu giok disimpan dalam tas hitam ini, kipas batu giok seperti disegel, tapi ketika ransel terbuka sedikit akan terlihat kipas batu giok, kipas batu giok selalu dapat membantu dirinya pada saat dibutuhkan.Jadi kali ini, Toby Mars juga ingin menggunakan kekuatan kipas g
Setelah beberapa saat, Jordan Cedric maju ke meja lelang, berjabat tangan dengan Lucas Xinder secara simbolis, dan berjalan untuk melihat lukisan.Yang paling menarik adalah saat petugas memberinya kaca pembesar, Jordan Cedric malah menolak...Di panggung kompetisi, Jordan Cedric mengamati lukisan kaligrafi "Double Horses Galloping" dengan cermat.Biasanya untuk mengidentifikasi keaslian sebuah lukisan, digunakan kaca pembesar untuk mengamati tekstur kanvas dan sapuan kuas pelukis dengan cermat, sehingga dapat membuat penilaian yang lebih baik.Tuan muda Old Dinasty tidak mengambil kaca pembesar yang disiapkan oleh petugas sebelum naik ke atas panggung, tetapi langsung ke panggung untuk mengamati dengan mata telanjang.Hal ini menyebabkan orang-orang yang hadir berdiskusi, banyak orang merasa bahwa pemuda ini sombong dan pura-pura tahu padahal tidak tahu.Toby Mars juga tidak memahami maksud dan cara Jordan Cedric, dan duduk menunggu hasilnya dengan ekspresi bingung.Setelah beberapa s
Toby Mars memandangi lukisan di depannya dengan seksama, merekam detail lukisan dua kuda itu di dalam benaknya, dan kemudian menutup matanya.Pada saat itu juga, bayangan kipas batu giok muncul di benaknya, kipas dalam posisi terbuka dan tertutup, dan kemudian serangkaian pesan muncul, tidak seperti masa lalu, kali ini ada beberapa gambaran yang melintas.Toby Mars membuka matanya sambil menarik nafas, dan meninggalkan panggung.Adegan ini dilihat jelas oleh Tom Cedric yang berada di bawah panggung. Dia juga tahu bahwa waktu Toby Mars mengamati lebih pendek daripada semua orang yang maju untuk mengamati lukisan itu, termasuk dirinya sendiri.Ketika Toby Mars kembali ke tempat duduknya, Ruth Fintage berkata kepada Toby Mars dengan ekspresi kagum."Toby Mars hebat juga kamu, tidak perlu kaca pembesar, dan mengamatinya dalam waktu sesingkat itu, aku sangat kagum!"Tom Cedric memanggil Toby Mars, mengacungkan jempolnya, dan menunjukkan ekspresi seperti tersenyum tapi sepertinya juga tidak
Toby Mars tidak bisa mempercayai matanya ketika dia melihat kuda perang perunggu itu diperbesar di layar.Kuda perang perunggu di depannya tampak sama persis dengan yang dijual di Imperial Treasure Studio beberapa waktu yang lalu!Begitu kuda pedang perunggu ditunjukkan di depan orang-orang, kompetisi babak kedua secara resmi dimulai.Dari segi warna, tekstur dan bentuk, kuda perang perunggu ini sebenarnya terlihat sama persis dengan yang dijual di Imperial Treasure Studio beberapa waktu lalu.Kuda perang perunggu yang dijual di Imperial Treasure Studio adalah kuda palsu kualitas tinggi karya Zen Zill, Toby Mars mengetahui hal itu.Tapi sekarang ada kuda perang perunggu yang sama di tempat kompetisi ini, ini cukup menarik.Mungkinkah kuda perang perunggu yang saat ini ada di meja lelang adalah yang dijual oleh Zen Zill?Atau yang di depan ini barulah kuda perang perunggu yang asli?Ataukah kuda perang perunggu yang saat ini sedang dilelang juga palsu?Toby Mars memikirkan semua kemungk
Tapi Toby Mars memikirkannya sekali lagi, ini adalah lelang, situasinya tidak sama dimana harga yang dipakai adalah harga lelang akhir.Ketika Toby Mars sedang memikirkannya, sudah ada orang di tempat lelang yang menaikkan harga, harga penawaran langsung menjadi dua ratus lima puluh ribu, dan angkanya masih terus meningkat...Angka-angka di layar terus berubah dan berhenti pada harga tiga ratus delapan puluh ribu.Tiga ratus delapan puluh ribu, Toby Mars berpikir harganya hampir sama dengan yang dia bayangkan, dan harganya sepadan dengan barangnya.Tepat ketika Toby Mars mengira ini akan menjadi penawar terakhir, ada "bip" di telinganya, dan angka di layar langsung berubah menjadi lima ratus ribu.Orang-orang di tempat lelang berseru bersamaan.Toby Mars melihat ke arah suara penawar tadi dan melihat Tom Cedric yang tampak bangga.Pada akhirnya, tawaran Tom Cedric sebesar lima ratus ribu tidak ada lawannya, dan kuda perunggu Masa Negara Berperang jatuh ke tangannya.Toby Mars memandang
Ruth Fintage mengangguk antara paham dan tidak paham.Melihat respon Ruth Fintage, Toby Mars tersenyum dan menepuk pundaknya."Kamu akan tahu hasilnya sebentar lagi, tunggu dan lihat saja!" dalam sekejap mata, sudah waktunya untuk lelang barang ketiga.Di layar, gelang gaharu harga awal adalah seratus ribu.Melihat harga yang begitu rendah, para penonton berseru lagi.Tom Cedric tidak bisa menahan kerutan ketika dia melihat penawaran itu, bertanya-tanya apakah penyelenggaranya benar-benar murah hati?Situasi penawaran sama seperti yang diharapkan Toby Mars, karena harga awalnya terlalu rendah, banyak orang yang menaikkan harganya, jadi harganya naik sangat cepat.Setelah beberapa saat, harga awalnya melonjak dari seratus ribu menjadi tiga ratus lima puluh ribu.Apakah tiga ratus lima puluh ribu sepadan? Sebenarnya ya, meskipun untaian gelang gaharu ini setengah asli, beberapa butirannya asli.Menurut perkiraan Toby Mars, nilai total butiran gaharu ini nilainya antara tiga ratus ribu sa
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro