Pagi sekali Sofia sudah berkutat di dapur untuk membuat sarapan. Ia pun melebihkan masakannya untuk dibawa ke kantor ayahnya. Sofia sangat tahu hari ini adalah peresmian kantor cabang perusahaan ayah dan kakeknya. Maka dari itu Sofia akan memasak masakan yang spesial untuk Reynard dan keluarga kecilnya. Belum lagi keluarga Reynard memberitahukan bahwa mereka akan berkunjung ke rumah Sofia dan Reynard. Sofia menolak untuk dibantu para pelayan di rumahnya. Ia lebih senang membuat sarapan dan bekal dengan tangannya. Sofia memang hobi memasak. Apalagi sekarang bakat memasaknya sangat terasah karena banyaknya variasi makanan yang telah ia coba buat. Jika dulu saat bersama Eril Sofia terkekang oleh dana untuk membuat bahan baku, kini Sofia bebas membeli apa saja dengan uang nafkah dari Reynard. Reynard memberikan beberapa buah kartu, ia pun memberikan uang belanja pada Sofia yang sangat besar. Saat sedang asyik memasak tiba-tiba saja ada tangan kekar yang memeluk pinggangnya dari belakan
Lily sudah tak tahan lagi dengan watak Eril, pria bernama Chaeril Prayoga itu bersikap sangat kejam padanya. Selain memaksa melakukan pekerjaan rumah, Lily pun diberi nafkah dengan sangat tak layak oleh Eril. Lily kini diberikan jatah yang sangat minim pula. Uang itu hanya cukup membeli beras dan telur saja, atau sayuran yang bisa di oseng. Hati wanita mana yang akan kuat jika berada di posisi Lily. Setiap hari libur Eril memilih untuk makan malam di luar atau memesan go food hanya untuk dirinya saja tanpa membelikan Lily. Wanita itu hanya menelan ludah memperhatikan sang suami yang tengah lahap memakan makanan yang ia pesan . Hidup Lily sangat tersiksa ketika hidup bersama Eril. Lily yang notabene nya sudah hidup senang dari sejak kecil kini merasakan perubahan gaya hidup yang luar biasa berbeda. Lily seorang anak kades selalu dimanjakan oleh Jamal dan Tika. Wanita itu selalu mendapatkan apa yang ia mau. Sayang sekali, karena ambisinya merebut Eril dari sisi Sofia malah menghanta
Setelah melihat berita viral tentang cucunya, Bu Laksmi segera bersiap-siap untuk pergi untuk melihat keadaan kedua cucunya itu. Dia menyetop ojek untuk menemui Arsya dan Arsyi. Beruntung perumahan Dicky tak terlalu jauh. Berkali-kali Bu Laksmi meremas tangannya. Rasa khawatir dan gugup hinggap di hatinya begitu saja. Ada sebuah penyesalan, mengapa dulu ia mendengarkan Mega untuk berhenti mengasuh Arsha dan Arshy. "Maafkan Nenek ya, Arsha, Arshy? Gara-gara ulah Nenek, kalian menjadi seperti ini," lirih Bu Laksmi dengan suara bergetar. Entah mengapa setelah ucapan Sofia waktu itu, ucapan wanita cantik itu begitu membekas di hati Bu Laksmi Memang tak seharusnya Bu Laksmi selalu membela Mega dibanding anak yang lain. Apalagi sampai saat ini Mega dan Daffa tak ada mengunjunginya sama sekali. Tak ada rasa peduli dan kasih sayang sedikit pun yang ditunjukkan Mega padanya. Bahkan Mega tak pernah mengabari atau menanyakan kabarnya. Bu Laksmi menjadi galau. Ternyata anak yang selama ini dib
Mega tidur dengan berguling-guling, mencari posisi yang nyaman karena perutnya semakin membesar. Mega berdecak kesal, ternyata hamil semerepotkan itu. Walaupun bekerja sebagai bidan, namun Mega baru pertama merasakan kehamilan. Kelak nanti jika anak ini lahir, Mega tak berniat merencakanan untuk hamil lagi. Mega akan memasang KB saja setelahnya. Mega menatap langit-langit kamar, berharap sang suami segera memasuki kamar mereka dan memanjakan dirinya. Semakin hari hubungan Mega dan Daffa semakin asing dan dingin. Mega selalu protes meminta perhatian sang suami, namun nihil. Daffa lebih memilih asyik dengan ponselnya. Bahkan malam ini, Daffa menghabiskan waktu di belakang rumah mereka yang terdapat spot kolam renang dan gazebo kecil. Entah apa yang dilakukan Daffa di sana, Seolah pria itu mempunyai dunianya sendiri. "Kapan kamu akan berubah mencintaiku lagi seperti dulu, Mas? Aku begitu merindukanmu!" Lirih Mega. Selama Daffa berada di rumah, Mega pun tak diberi nafkah batin. Pria it
Delia melihat halaman media sosialnya yang penuh dengan berita penyiksaan Arsya dan Arsyi. Wanita itu cukup prihatin dengan nasib mantan kedua keponakannya. Bagaimana pun mereka hanya anak kecil yang tak seharusnya di perlakukan demikian. Beruntung Delia masih memiliki hati pada anak Intan dan Dicky itu. Tak seperti Mega yang malah senang melihat nasib kedua keponakannya.Delia kemudian tersenyum tipis saat ia mendapatkan angin segar untuk mendekati mantan suaminya lagi. Bergegas wanita cantik itu membeli buah-buahan. Ya, rencananya ia akan menjenguk Arsya dan Arsyi. Tujuan utamanya adalah untuk bertemu dengan Rizal. Delia berdandan secantik mungkin. Ia seperti ABG yang kasmaran. Delia ingin Rizal meliriknya lagi kemudian jatuh cinta untuk yang kedua kali padanya. Selesai menyemprotkan parfum mewah kesukaannya, gegas Delia mengendarai mobilnya menuju rumah Intan dan Dicky. Rupanya wanita itu belum tahu jika sang mantan suami sudah pergi jauh ke luar pulau untuk mengabdi menjadi dokte
Lily menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menatap dirinya yang sudah tak terurus. Lily menitikan air mata. Tak menyangka jika dirinya kini tampak sangat menyedihkan. Teringat jelas bagaimana penampilan Sofia kala ia mendekati Eril dulu. Penampilan Lily kini persis seperti penampilan Sofia saat menjadi istri Eril.Aplikasi pencari jodoh pun belum menemukan pria yang mau serius dengannya. Sejauh ini hanya ada tiga pria yang ia jadikan teman chat tanpa bertemu. Lily juga tak ingin bertindak sembarangan. Menemui pria lain saat dirinya tengah hamil besar seperti ini tentu bukan solusi yang baik. Lily berjalan pelan ke arah meja makan. Ia menghembuskan nafasnya ketika lagi dan lagi hanya menemukan tumis kangkung lagi di atas meja makan. Lily menitikan air mata sembari memakan makanan itu. Tak ada pilihan lagi baginya. Perutnya masih lapar, akan tetapi, Lily masih saja terasa lapar. Ia pun kemudian memberanikan diri mengambil uang belanja minggu depan. Biarlah kemarahan Eril akan ia hada
Rizal memulai pekerjaannya sebagai dokter gigi di puskesmas yang ada di Kabupaten Sumbawa , Nusa Tenggara Barat. Pria itu tersenyum menatap suasana kerjanya yang baru. Pikirannya kini terasa damai. Rizal memang bertekad akan memulai hidup baru yang lebih baik tanpa bayang-bayang masa lalunya yang amat pahit. Matanya sedikit mengembun kala mengingat sang ibu. Sebenarnya berat hati meninggalkan Bu Laksmi yang kini hidup sendirian dan dijauhi semua anaknya. Akan tetapi, hatinya yang lain masih merasakan kecewa yang amat dalam saat sang ibu terang-terangan lebih memilih Mega dan Daffa dari pada dirinya. Luka di hati Rizal itu belum juga mengering. Entah kapan akan sembuh secara sempurna, yang pasti Rizal ingin menyembuhkan luka itu sepenuhnya dengan hidup di tempat yang baru. Untaian doa selalu ia curahkan untuk sang ibu. Rizal memulai hari pertamanya bekerja dengan antusias. Ia menyambut ramah pasien pertamanya yang ingin menambal giginya yang berlubang. Rizal melayani dengan sepenuh ha
Sofia baru saja selesai berdandan. Hari ini ia akan menemui Reynard, suaminya. Sofia akan membawakan bekal makan siang yang sudah ia masak dengan menu spesial. Wanita cantik itu telah cantik dengan dress dan polesan make-up yang natural. Selesai berdandan, Sofia segera berjalan menuju carport dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit swasta terbesar di kota itu. Sofia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali wanita cantik itu bernyanyi mengikuti alunan lagu yang berdendang di tape mobilnya. Hidup Sofia kini jauh lebih bahagia, ia pun selalu mensyukuri apa yang ia punya sekarang. Keluarga dan Reynard lah yang membuat hidupnya terasa lengkap. Rahman, Sri, dan Hartanto selalu memanjakannya. Meskipun mereka sudah berbeda rumah, namun setiap satu bulan satu kali mereka akan menyempatkan diri menghabiskan waktu bersama Sofia. Begitu pun dengan sang suami, di tengah kesibukannya sebagai dokter dan calon pemimpin rumah sakit, Reynard selalu memperhatikan dan memanjakan Sofia.