Mega tidur dengan berguling-guling, mencari posisi yang nyaman karena perutnya semakin membesar. Mega berdecak kesal, ternyata hamil semerepotkan itu. Walaupun bekerja sebagai bidan, namun Mega baru pertama merasakan kehamilan. Kelak nanti jika anak ini lahir, Mega tak berniat merencakanan untuk hamil lagi. Mega akan memasang KB saja setelahnya. Mega menatap langit-langit kamar, berharap sang suami segera memasuki kamar mereka dan memanjakan dirinya. Semakin hari hubungan Mega dan Daffa semakin asing dan dingin. Mega selalu protes meminta perhatian sang suami, namun nihil. Daffa lebih memilih asyik dengan ponselnya. Bahkan malam ini, Daffa menghabiskan waktu di belakang rumah mereka yang terdapat spot kolam renang dan gazebo kecil. Entah apa yang dilakukan Daffa di sana, Seolah pria itu mempunyai dunianya sendiri. "Kapan kamu akan berubah mencintaiku lagi seperti dulu, Mas? Aku begitu merindukanmu!" Lirih Mega. Selama Daffa berada di rumah, Mega pun tak diberi nafkah batin. Pria it
Delia melihat halaman media sosialnya yang penuh dengan berita penyiksaan Arsya dan Arsyi. Wanita itu cukup prihatin dengan nasib mantan kedua keponakannya. Bagaimana pun mereka hanya anak kecil yang tak seharusnya di perlakukan demikian. Beruntung Delia masih memiliki hati pada anak Intan dan Dicky itu. Tak seperti Mega yang malah senang melihat nasib kedua keponakannya.Delia kemudian tersenyum tipis saat ia mendapatkan angin segar untuk mendekati mantan suaminya lagi. Bergegas wanita cantik itu membeli buah-buahan. Ya, rencananya ia akan menjenguk Arsya dan Arsyi. Tujuan utamanya adalah untuk bertemu dengan Rizal. Delia berdandan secantik mungkin. Ia seperti ABG yang kasmaran. Delia ingin Rizal meliriknya lagi kemudian jatuh cinta untuk yang kedua kali padanya. Selesai menyemprotkan parfum mewah kesukaannya, gegas Delia mengendarai mobilnya menuju rumah Intan dan Dicky. Rupanya wanita itu belum tahu jika sang mantan suami sudah pergi jauh ke luar pulau untuk mengabdi menjadi dokte
Lily menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menatap dirinya yang sudah tak terurus. Lily menitikan air mata. Tak menyangka jika dirinya kini tampak sangat menyedihkan. Teringat jelas bagaimana penampilan Sofia kala ia mendekati Eril dulu. Penampilan Lily kini persis seperti penampilan Sofia saat menjadi istri Eril.Aplikasi pencari jodoh pun belum menemukan pria yang mau serius dengannya. Sejauh ini hanya ada tiga pria yang ia jadikan teman chat tanpa bertemu. Lily juga tak ingin bertindak sembarangan. Menemui pria lain saat dirinya tengah hamil besar seperti ini tentu bukan solusi yang baik. Lily berjalan pelan ke arah meja makan. Ia menghembuskan nafasnya ketika lagi dan lagi hanya menemukan tumis kangkung lagi di atas meja makan. Lily menitikan air mata sembari memakan makanan itu. Tak ada pilihan lagi baginya. Perutnya masih lapar, akan tetapi, Lily masih saja terasa lapar. Ia pun kemudian memberanikan diri mengambil uang belanja minggu depan. Biarlah kemarahan Eril akan ia hada
Rizal memulai pekerjaannya sebagai dokter gigi di puskesmas yang ada di Kabupaten Sumbawa , Nusa Tenggara Barat. Pria itu tersenyum menatap suasana kerjanya yang baru. Pikirannya kini terasa damai. Rizal memang bertekad akan memulai hidup baru yang lebih baik tanpa bayang-bayang masa lalunya yang amat pahit. Matanya sedikit mengembun kala mengingat sang ibu. Sebenarnya berat hati meninggalkan Bu Laksmi yang kini hidup sendirian dan dijauhi semua anaknya. Akan tetapi, hatinya yang lain masih merasakan kecewa yang amat dalam saat sang ibu terang-terangan lebih memilih Mega dan Daffa dari pada dirinya. Luka di hati Rizal itu belum juga mengering. Entah kapan akan sembuh secara sempurna, yang pasti Rizal ingin menyembuhkan luka itu sepenuhnya dengan hidup di tempat yang baru. Untaian doa selalu ia curahkan untuk sang ibu. Rizal memulai hari pertamanya bekerja dengan antusias. Ia menyambut ramah pasien pertamanya yang ingin menambal giginya yang berlubang. Rizal melayani dengan sepenuh ha
Sofia baru saja selesai berdandan. Hari ini ia akan menemui Reynard, suaminya. Sofia akan membawakan bekal makan siang yang sudah ia masak dengan menu spesial. Wanita cantik itu telah cantik dengan dress dan polesan make-up yang natural. Selesai berdandan, Sofia segera berjalan menuju carport dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit swasta terbesar di kota itu. Sofia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali wanita cantik itu bernyanyi mengikuti alunan lagu yang berdendang di tape mobilnya. Hidup Sofia kini jauh lebih bahagia, ia pun selalu mensyukuri apa yang ia punya sekarang. Keluarga dan Reynard lah yang membuat hidupnya terasa lengkap. Rahman, Sri, dan Hartanto selalu memanjakannya. Meskipun mereka sudah berbeda rumah, namun setiap satu bulan satu kali mereka akan menyempatkan diri menghabiskan waktu bersama Sofia. Begitu pun dengan sang suami, di tengah kesibukannya sebagai dokter dan calon pemimpin rumah sakit, Reynard selalu memperhatikan dan memanjakan Sofia.
Pernikahan Paula dan Rangga digelar di Ballroom hotel berbintang lima. Semua kerabat Paula dari dalam negeri maupun di luar negeri turut menghadiri undangan, begitu pun dengan Dokter Ali. Semua kenalannya di undang demi memeriahkan pesta sang anak kedua agar tak kalah meriah dari resepsi Reynard dan Sofia. Sofia turut hadir bersama sang suami. Ia pun memboyong kedua orang tuanya dan kakeknya Hartanto. Mereka dijamu dengan begitu mewah dan hangat. Bahkan Dokter Ali memberikan meja VIP untuk keluarga Sofia, karena Dokter Ali ingin sekali menjamu keluarga besannya dengan sangat baik. Pernikahan Paula dan Rangga mengusung tema modern. Berbeda sekali dengan Sofia dan Reynard yang mengusung adat Sunda yang sangat kental. Paula memang bersekolah dan tumbuh di luar negeri. Maka tak heran, konsep pernikahannya pun mengusung modern ala-ala western, tapi masih dengan kostum yang sopan namun elegan. Paula memakai dress yang memperlihatkan lekukan tubuhnya, namun tidak terlalu ketat. ia tak su
Eril yang baru pulang dari kantor merasa aneh melihat plastik buah yang berserakan di atas kasur. Gegas ia melihat bungkus buah itu. Matanya terbelalak karena melihat harga-harga yang menempel di plastik buah dengan harga yang fantastis. Rahangnya menegang karena menyangka Lily membelanjakan uang makan mereka hanya demi membeli buah-buahan yang menurut Eril tak terlalu penting. "Ly! Lily!" Panggil Eril, ia celingukan mencari keberadaan sang istri. Dilihatnya Lily tang tengah duduk di kursi makan usang. Ia memegang ponselnya seraya tersenyum sendiri. Eril menatap tajam sang istri yang tengah asyik dengan ponselnya, ingin rasanya ia melempar ponsel milik Lily. Bagaimana tidak emosi, pulang bekerja bukannya disambut, tapi Lily asyik dengan dunianya. Eril jadi merasa tak dianggap. Apalagi kemarahannya menjadi berlipat ketika Eril mengingat plastik buah yang tercecer dan nominal yang sangat besar di plastik itu. "Bagus ya, suami pulang kerja bukannya disambut. Malah HP terusss!!" Ceroco
Seorang wanita dengan cekatan menata masakan buatannya di meja makan. Wanita itu bernama Sofia. Sofia membuat nasi goreng dengan telur ceplok. Wanita berusia 26 tahun itu harus berhemat agar uang bulanan yang diberikan suaminya cukup sampai gajian nanti. Suaminya yang bernama Chaeril Prayoga atau yang kerap di sapa Eril keluar dengan setelan santai. Pria itu terlihat tampan. Ditambah postur tubuhnya yang tinggi membuat penampilannya kian mempesona. Sofia mengernyit heran menatap pakaian yang tak biasa dari suaminya. Biasanya sang suami akan mengenakan setelan formal karena ini masih hari kerja. Sofia menahan pertanyaannya saat Eril mendudukan dirinya di kursi makan yang ada di hadapannya. "Telur lagi?" Eril berdecak kesal saat membuka tudung saji. "Iya, Mas. Hanya nasi goreng dan telur saja. Uang belanjaku sisa seratus ribu lagi, Mas," jawab Sofia dengan jujur. "Uang segitu banyak kok. Uang bulanan engga besar, tapi di tangan istri yang tepat bisa jadi makanan enak. Bisa bisulan