Share

Bab 400

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rasa kemanusiaan yang sudah tertanam dalam diri seorang Ranti tak dapat dipungkiri, dia malah kasihan pada Widia yang tampak begitu putus asa.

Padahal keduanya belum pernah saling mengenal sama sekali.

Namun saat melihat wajah Widia yang seperti ini, dia langsung mengingat wajah Tias.

Dia memposisikan jika Tias yang di posisi seperti ini, bagaimana jika orang lain pun tak mau menolong Bundanya?

Sungguh Ranti tak bisa hanya diam saja, bagaimana pun dia harus bisa bermanfaat bagi orang lain selama dia bisa melakukanya.

Sepertinya saat ini, dia tahu dan sadar akan apa yang dia putuskan bukan hal yang mudah.

Tapi tetap saja keyakinannya tak goyah, dia tulis menyelamatkan nama baik keluarga Niko.

Ranti juga tahu tentang Widia yang mencoba untuk mengakhiri hidupnya, bahkan dia juga mendengar barusan Niko mengatakan takut Mamanya kembali melakukan aksi bunuh diri.

Entah ini benar atau tidak, tapi dia harus menyelamatkan Widia.

Menyelamatkan dari rasa malu dan juga sedih yang malah membuat wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Ummu Shofiyya (Mundy)
yeeee ahirnyaaa setelah ditunggu2 sesi selanjutny di up juga
goodnovel comment avatar
Restoe Boemi
smg niko dan ranti bahagia yaa..dan akhirnya bs timbul rasa cinta diantara mereka
goodnovel comment avatar
Sidrat Yusuf
kapan di up lgi nie.....Thor...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 401

    Acara pun selesai, semua tamu undangan pun sudah membubarkan diri.Begitu pun juga dengan keluarga inti, mereka pun memilih untuk pulang ke rumah.Hanya yang tersisa adalah sepasang pengantin baru yang kini berada di dalam kamar.Kamar yang di pesan khusus untuk pengantin baru itu pun tampak sangat indah.Karena memang pernikahan tersebut di gelar di sebuah hotel milik Dion.Bunga yang bertaburan kian membuat mata menjadi lebih segar untuk memandangnya.Belum lagi aroma bunga yang menyeruak pada indra penciuman.Sungguh sangat menenangkan hati dan pikiran siapapun yang menempati kamar tersebut.Hanya saja tidak untuk Ranti.Karena dia merasa ada yang tidak dia pikirkan sebelumnya.Menikah artinya menjadi istri, dan menjadi seorang istri artinya dia akan hidup bersama dengan laki-laki yang menikahinya tersebut.Lalu bagaimana dengan dia yang menikah dengan seorang pria yang tak pernah ada perasaan cinta?Begitu pun juga sebaliknya.Apakah itu salah?Tidak.Hanya saja dia tak tahu bagai

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 402

    "Maksudnya bagaimana?" tanya Ranti."Tidak ada maksud apa-apa, aku hanya berkata. Agar, kamu tidak berpikir bahwa ini hanya pernikahan mainan. Ini tidak main-main," jelas Niko dengan yakin.Lagi-lagi Ranti pun terdiam sambil memikirkan apa yang dikatakan oleh Niko."Apa kau sudah siap?" tanya Niko."Iya," Ranti pun mengangguk.Baginya apa yang dikatakan oleh Niko tidak salah, lagi pula sudah terlanjur menikah.Tak ada salahnya juga untuk mencoba menjalani rumah tangga ini.Meskipun ini terbilang cukup sulit, hanya saja dia berdoa semoga ini tidak rumit.Hingga Niko pun mendekati Ranti, dan membuat wanita itu pun meloncat dari atas ranjang dan berakhir terjatuh di lantai.Niko pun terkejut melihatnya, dia bingung mengapa Ranti meloncat."Dokter Niko, anda mau apa?" tanya Ranti yang masih terduduk di lantai.Percayalah bokongnya sangat sakit sekali, karena membentur lantai.Niko turun dari ranjang dan sedikit berjongkok untuk menolong Ranti.Akan tetapi Ranti malah menggelengkan kepalan

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 403

    "Aku hamil? Hamil dari mana?" tanya Ranti.Ranti pun menatap Niko dengan tatapan berapi-api, menurutnya pertanyaan Niko begitu menyakitkan.Dari ucapan Niko bisa disimpulkan bahwa pria itu menganggap jika dirinya adalah wanita murahan.Sedangkan Ranti merasa selama ini selalu saja menjaga diri, apa lagi Barra begitu keras dalam menjaga dirinya.Termasuk dalam hal berpacaran sekalipun."Aku bertanya kepada mu, karena banyak kejadian di luar sana. Pacaran dengan gaya bebas. Kemudian, hamil dan tidak mau bertanggung jawab," jelas Niko.Sampai disini amarah Ranti benar-benar pada puncaknya, karena apa yang dikatakan oleh Niko sama dengan merendahkan dirinya sebagai seorang wanita."Kamu pikir aku ini wanita murahan? Aku udah nolong kamu, tapi justru kamu menuduhku yang bukan-bukan. Kamu memang lelaki tidak tahu terima kasih!" Pekik Ranti.Kemarahan benar-benar membara, sungguh ucapan Niko menyinggung dirinya.Berbicara dengan asal tanpa mencari tahu terlebih dahulu."Aku hanya berkata, ba

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 404

    "Anak, Bunda. Kamu, pulang dengan suami mu?" tanya Tias.Tias yang sedang berada di teras rumah pun tersenyum saat melihat putrinya yang kembali ke rumah.Seperti yang dia ketahui bahwa anaknya itu sudah menikah, sehingga tidak salah dirinya bertanya tentang suami dari anaknya tersebut.Apa lagi Tias tidak melihat Niko, hanya Ranti saja seorang diri yang pulang ke rumah."Ranti, sendiri. Mau istirahat juga, Ranti masuk angin, Bun. Pusing banget kepala, Ranti," Ranti pun memegang kepalanya yang terasa pusing, sebab kemarin kelelahan serta terlambat makan.Di tambah lagi semalam dia tidak tidur, hanya tertidur di saat matahari terbit.Jadi wajar saja jika dia kelelahan.Bahkan bukan hanya sekedar lelah badan, dia juga sedang lelah perasaan. Karena, ucapan Niko yang begitu kejam.Menuduhnya tanpa jelas alasannya, hingga membuatnya menyesal setelah mengambil keputusan untuk menikah dengan pria itu.Pria yang menurutnya tak tahu terima kasih, bersyukur sekali wanita yang mengambil keputusa

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 405

    "Ben, aku mau mengundurkan diri."Pagi ini Ranti langsung saja menemui Beni, dia adalah seorang perawat yang sebelumnya memilihnya menjadi asisten Niko.Setelah kejadian kemarin, hari ini dia pun memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai asisten Niko.Ranti benar-benar tak ingin bertemu apa lagi terlibat pekerjaan dengan Niko.Hingga keputusan tepat adalah keluar dari pekerjaannya.Dia bisa mencari tempat kerja lainya setelah ini, asalkan tidak bersama dengan Niko.Beni yang mendengar sedikit terkejut, dan dia juga tak tahu jika Ranti adalah istri sah Niko.Karena saat pernikahan Niko kemarin hari dia tak bisa datang, sebab Ibunya sedang sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit."Mengundurkan diri? Kenapa? Kamu itu bukannya mau cari pengalaman?" tanya Beni yang penasaran."Nggak, aku mau cari kerja di tempat lain aja," jawab Ranti dengan yakin."Kenapa?""Aku tidak ingin bertemu dan terlibat dalam hal apapun dengan, dia," membayangkan wajah Niko saja Ranti tidak ingin, apa lagi bert

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 406

    "Dokter Niko, ada pasien gawat darurat," kata Beni yang masuk untuk memanggil Niko.Niko yang ingin berbicara kembali dengan Ranti setelah Gina pergi pun terpaksa harus mengurungkan niatnya.Sedangkan Ranti hanya diam saja sambil melipat kedua tangannya di dada, dia seperti tak ingin terlibat dalam urusan Niko."Iya, saya akan ke sana," kata Niko.Kemudian Beni pun segera pergi."Ranti, urusan pekerjaan harus dilakukan dengan baik. Bukankah kamu sudah tahu seperti apa tugas kita sebagai tenaga kesehatan yang harus profesional dalam keadaan apapun?" tanya Niko, sekaligus mengingatkan Ranti.Ranti tahu dengan hal tersebut, tapi apakah dia bisa bekerja dengan Niko?Itulah yang membuatnya kesal.Coba saja dia bekerja dengan orang lain, mungkin keadaannya akan lebih baik dari ini."Baik, pekerjaan adalah pekerjaan, kamu juga jangan membahas masalah kita di sini, kamu tetap seperti sebelum pernikahan kita terjadi!" tegas Ranti."Iya," Niko pun mengangguk, "cepat, ikut aku!" Niko pun mencoba

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 407

    "Ranti!" panggil Niko.Akan tetapi Ranti tak mendengar lagi suara Niko yang memanggilnya, sepeda motor yang ditumpanginya sudah melesat jauh.Ranti pulang bersama dengan Beni, karena sudah berjanji untuk pulang bersama.Membuat Niko pun merasa kesal, dia sudah berusaha untuk menyusul Ranti saat pekerjaannya selesai.Namun, ternyata tidak membuahkan hasil.Hingga kini Niko langsung menuju kediaman mertuanya, karena dia tahu pasti Ranti pulang ke rumah Bundanya."Niko, kamu sendiri? Ranti, di mana?" tanya Tias yang tidak melihat putrinya Ranti.Niko pun bingung dengan pertanyaan Tias, karena Ranti sudah pulang lebih awal."Apa, Ranti belum sampai di rumah, Bunda?" tanya Niko kembali."Belum, memangnya kalian tidak pulang bersama? Kalian kan, kerjanya bersama terus," kata Tias yang benar-benar bingung.Hingga tak lama berselang Ranti dan juga Beni pun tiba."Sampai jumpa besok," Ranti pun melambaikan tangan setelah turun dari sepeda motor milik Beni.Setelah itu Beni pun segera pergi, di

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 408

    Kedua tangan Ranti yang menggantung mulai terkepal erat, dia tak dapat menahan rasa kesal terhadap lelaki menjengkelkannya di hadapannya itu."Kau itu, sangat menguji kesabaran ku! Sampai-sampai, Bunda, pun seperti itu!" omel Ranti.Sedangkan Niko memilih diam saja, sebab percuma juga berdebat dengan Ranti.Kemudian Ranti pun melihat handuk miliknya yang melingkar di pinggang Niko."Ini handukku!" Ranti pun menunjuk handuk tersebut dengan berapi-api, "ini handuk kesayangan ku! Kenapa kau lancang sekali memakainya?" Ingin sekali Ranti mencekik leher Niko karena berani memakai handuknya, ini sangat menjengkelkan.Selama ini tak pernah ada yang memakai handuk kesayangannya itu, selain dirinya. Karena, Ranti memang tak mengijinkan sama sekali.Tapi lihatlah pria itu, sungguh sangat tidak sopan."Aku hanya meminjamnya," jawab Niko dengan santainya.Tanpa amarah sama sekali, sampai saat ini pun tidak ingin berdebat juga dengan Ranti."Meminjam? Kau itu mencuri! Memakai tanpa ijin! Mana ada

Bab terbaru

  • Istri Lugu Presdir Dingin   TAMAT

    Satu Pesan dari Ibu[Kau tidak pulang? Jika tidak, Adinda akan menggantikan posisimu sebagai Presiden Direktur!] Membaca itu, Dimas segera mencengkram ponsel di tangannya.Sesaat kemudian ponsel itupun melayang dan berakhir hancur di lantai.Jika sebelumnya Laras mengancam akan menyumbangkan semua kekayaanya pada panti asuhan, maka kini Laras malah lebih gila lagi! Ibunya itu sampai mengatakan Adinda yang akan menggantikan posisinya.Ini gila!Dimas tidak habis pikir kenapa bisa Laras melakukan ini padanya.Dan jika Adinda yang menggantikan posisinya, itu akan jauh lebih membuatnya terhina di hadapan wanita jalang itu.Jelas tidak bisa dibiarkan!"Pak Presdir, Ibu Laras ingin berbicara," kata Gilang sambil memberikan ponsel di tangannya pada Dimas.Tentunya karena ponsel Dimas tak lagi bisa terhubung sebab sudah hancur berantakan di lantai."Katakan padanya saya akan pulang!" Dimas tak menerima ponsel yang diarahkan padanya.Dia menyambar jasnya dan langsung pergi.Jika bukan karen

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 479

    Setiap kisah dan waktu yang sudah terlewati tak akan bisa diulang kembali.Namun, semua kisah itu seakan lekat dalam ingatan tanpa bisa untuk terlupakan oleh ingatan.Aku Nia putri, menjalin kisah dengan takdir yang kujalani.Harapan ku hanya satu, bisa mendapatkan suatu harapan untuk bisa membuat ibu ku terus bersama ku setelah aku kehilangan ayah ku.Namun, siapa sangka bonus dari semua perjuangkan ku justru hal yang tak terduga.Justru kebahagiaan itu menghampiri ku.Dion seorang pria duda dengan satu anak dan usianya jauh lebih tua dari ku.Kami menjalin hubungan yang rumit karena sebuah alasan yang kuat namun penuh dengan air mata.Tujuan saling menguntungkan malah berakhir dengan saling mendapatkan kenyamanan.Tapi aku katakan aku bahagia.Awal kisah yang ku alami malah membawaku padanya.Meskipun banyak yang tidak aku inginkan dalam kisah ini.Tapi tetap saja aku tidak bisa bisa menolak takdir ku yang rumit itu.Terlepas dari itu semua aku adalah wanita penuh dengan kesalahan y

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 478

    Di tempat lainnya ada juga yang sedang berbahagia.Raya kembali melahirkan seorang anak laki-laki Dan kini anak itu diberi nama 'Raza' perpaduan antara nama Raya dan Reza.Itu adalah saran nama dari Dion.Reza dan Raya pun setuju saja."Itu nama dari, Opa Dion," kata Reza sambil tersenyum pada bayinya."Benar, dan ini adalah, Oma," Raya pun menunjuk Nia.Nia pun tersenyum karena merasa lucu, tapi bagaimana pun juga itu memang benar dan tidak masalah juga menjadi Oma diusia yang masih muda ini."Aduh, cucu Oma," Nia pun menggendong bayi lucu itu.Dia melihat wajah anak itu yang sangat mirip dengan Reza.Bahkan sedikit mirip dengan Zaki."Nia, berikan pada, Opanya," Dion pun menunjuk ke arah Chandra.Chandra pun tersenyum karena kini sudah memiliki seorang cucu."Bagaimana kalau berikan pada, Oma Kiara," celetuk Nia.Kiara yang dari tadi hanya diam pun seketika terkejut mendengar ucapan Nia."Ibu Nia, saya masih ting-ting. Saya masih mahasiswa, saya masih kecil, saya dipanggil, Kak Kia

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 477

    Beberapa bulan kemudian...Niko dan Ranti menyambut bahagia saat kelahiran putra mereka yang diberi nama 'Fatih Niko Adiguna'Sesuai dengan keinginan Niko, mereka hanya memiliki satu orang anak saja.Niko tidak ingin serakah, dia sudah merasa cukup dengan kehadiran seorang anak laki-laki untuk menjadi pewarisnya.Terlebih lagi tidak ingin melihat Ranti harus berada dalam sebuah keadaan yang menegangkan.Dia tak mau mengambil resiko.Meskipun keadaan rahim Ranti masih memungkinkan untuk mengandung lagi.Dia sangat mencintai istrinya dalam keadaan apapun.Menurutnya memiliki anak adalah sebuah hadiah.Tapi memiliki Ranti adalah anugerah.Jadi, dia sudah sangat bahagia dengan satu putra saja.Selebihnya dia menganggap anak Barra juga anaknya.Apa lagi Barra memiliki 3 orang anak, membuat Niko merasa anaknya sudah memiliki Kakak walaupun hanya sepupu saja."Wajahnya lebih mirip, Mama," kata Ranti.Dia pun melihat wajah Mama mertuanya dan lagi-lagi melihat wajah putranya.Putra kecil yang

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 476

    "Dokter Niko, lihat ini," Adam menunjuk layar monitor.Saat itu Niko pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh Dokter Adam.Tapi Niko yang sedang tidak baik-baik saja tidak mengerti."Ada apa?" tanya Niko.Bodoh?Ya, Niko akan sangat bodoh jika sudah menyangkut tentang Ranti.Begitu juga dengan saat ini.Bahkan dia sendiri tidak dapat berpikir jernih, padahal Dokter Adam sudah menunjukkan dengan jelas.Namun, Niko masih bertanya.Dia butuh jawaban, sekaligus penjelasan yang pasti.Jangan memintanya untuk menyimpulkan sendiri, dia tidak bisa.Otaknya sedang sulit untuk bisa berpikir jernih."Tidak ada masalah dengan rahim istri anda, janinnya juga sudah berada di dalam rahim," terang Dokter Adam.Niko pun terkejut mendengarnya dia pun segera mendekat dan melihat dengan jelas."Ini keajaiban, Dokter Niko. Lihat ini," Dokter Adam pun kembali memperlihatkan bagian lainya, rasanya pemeriksaan sebelumnya dan saat ini jauh lebih baik."Apakah ini mungkin?" tanya Niko yang belum percaya."Iya, i

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 475

    "Aku pun akan mati, jika kamu mati," tambah Niko lagi.Ranti terdiam mendengar ucapan suaminya itu."Tapi aku akan tetap mempertahankan anak ku," kata Ranti dengan penuh keyakinan.Siapa pun ibu tak akan tega membunuh anaknya, begitu juga dengan Ranti."Vina, panggil, Dokter Winda!" pinta Niko.Untuk kaki ini dia tak bisa lagi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.Dia tidak memiliki keberanian untuk mengetahui keadaan Ranti saat ini.Dia butuh bantuan dokter lain untuk bisa membantunya, sedangkan Dokter Winda adalah dokter senior yang sudah banyak menangani pasien dan Niko sudah tak tahu dengan kehebatannya.Meskipun perasannya begitu was-was akan keadaan Ranti saat ini.Tapi jelas terlihat bahwa Ranti akan dengan kerasnya pendiriannya yang tak akan menggugurkan kandungannya."Selamat siang, anda memanggil saya, Dok?" Dokter Winda pun telah tiba seperti yang di sampaikan oleh Vina untuk segera menemui Niko.Niko pun mulai tersadar dari pikirannya yang kacau, sambil melihat wajah

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 474

    "Hamil?" Niko terdiam saat menyaksikan sendiri ada janin di rahim istrinya.Dia pun mengingat kembali saat itu Ranti menggodanya dan hal itu pun terjadi sebelum dia berpikir untuk membuat sel telurnya tidak bekerja.Bahkan saat itu tidak hanya satu kaki, namun berkali-kali.Lantas bagaimana ini?"Kamu ngomong apa tadi?" tanya Ranti yang mendengar ucapan Niko.Niko pun kini melihat Ranti dengan pikirannya yang kacau."Niko, aku hamil?" tanya Ranti memastikan, "berarti testpack yang aku gunakan tadi tidak keliru," tambah Ranti.Ranti terus saja tersenyum bahagia membayangkan sebentar lagi anak menjadi seorang ibu.Dia langsung saja memeluk Niko dengan penuh kebahagiaan.Tak tahu harus bagaimana untuk meluapkannya tapi Ranti benar-benar tidak akan pernah bisa melupakan saat ini."Tuh, kan, nggak perlu adopsi anak. Buktinya sekarang aku hamil, artinya kita akan jadi orang tua," Ranti semakin mempererat pelukannya.Begitu larut dalam kebahagiaan yang tak bisa teralihkan sama sekali.Kemud

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 473

    Beberapa hari kemudian.....Ranti menatap alat uji kehamilan di tangannya dengan malas.Entah sudah berapa kali dia menggunakannya demi mengetahui apakah ada janin yang tumbuh di rahimnya atau tidak.Mungkin saja ini sudah testpack yang ke 50.Dan hasilnya masih saja garis satu, sungguh membuatnya merasa sedih.Dia pun akhirnya segera menuju ranjang, hari ini dia sangat malas melakukan hal apapun.Sedangkan Niko sedang berada di rumah sakit.Dan seharusnya Ranti selalu mengantar makan siang untuk suaminya itu, sekaligus akan makan bersama-sama.Tapi dia pun malah tertidur pulas dan lupa untuk mengantarkan makanan siang untuk Niko.Hingga ponselnya pun berdering, tidurnya pun terusik dan dengan rasa malas menjawab panggilan itu."Halo," Ranti tak melihat terlebih dahulu nama siapa yang ada di layar ponselnya.Dia langsung saja menjawabnya."Sayang, kamu sudah di mana?" tanya Niko.Ranti pun baru tersadar jika yang menghubungi dirinya adalah Niko.Kemudian dia melihat jam dinding, dia p

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 472

    Keesokan harinya."Kamu nggak ke kantor?" Ranti melihat Niko tampak santai di atas ranjang sambil memeluk dirinya.Ini tidak biasanya terjadi, karena kebiasaan Niko jika pagi begini pergi bekerja."Aku mau di rumah aja sama kamu," jawab Niko."Kenapa begitu?""Libur untuk satu hari rasanya tidak salah," kata Niko lagi.Ranti pun mengangguk mengerti.Mungkin Niko juga kelelahan dan butuh waktu untuk beristirahat.Mengingat selama ini Niko selalu saja disibukkan dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya."Ranti, bagaikan kalau kita mengadopsi anak."Deg!Jantung Ranti rasanya keluar dari dadanya.Dia begitu shock mendengar pertanyaan Niko barusan.Tunggu dulu.Itu pertanyaan atau pernyataan?Ranti tak pernah berpikir jika Niko akan berkata demikian.Apakah Niko sudah sangat ingin memiliki anak sehingga dia mengatakan demikian."Tapi aku juga bisa hamil, kenapa harus mengadopsi anak?" tanya Ranti yang bingung.Niko pun menutup matanya dia pun segera bangkit dari atas ranjangnya berjalan

DMCA.com Protection Status