Siang berganti menjadi malam, begitu pun dengan hari-hari yang kian berlalu.Satu minggu ini Niko berubah menjadi seorang pria yang tak banyak bicara, dia selalu saja diam dalam segala keadaan.Begitu pun juga dengan hari ini, tepatnya adalah hari pernikahan dirinya dengan seorang wanita yang sudah dijodohkan dengan Niko.Seharusnya ini bukan Niko, karena pria itu terbiasa tampil dengan gaya yang selalu saja mengundang tawa dan keramaian.Tapi untuk saat ini perasaan kacau benar tak bisa di tutupi, rasa gundah gulana itu kian semakin hebat.Hanya saja saat pernikahan akan segera berlangsung tiba-tiba saja ada hal yang harus terjadi.Karena keluarga dari calon pengantin wanita malah membatalkan pernikahan sepihak, dengan alasan mereka tak mau putri mereka masuk ke dalam keluarga yang tidak pernah hidup rukun.Lestari yang lama berteman dengan Widia takut jika putri semata wayangnya malah menjadi sengsara.Karena takut Niko mewarisi sifat Papanya dan juga Mamanya yang selalu bertengkar,
Rasa kemanusiaan yang sudah tertanam dalam diri seorang Ranti tak dapat dipungkiri, dia malah kasihan pada Widia yang tampak begitu putus asa.Padahal keduanya belum pernah saling mengenal sama sekali.Namun saat melihat wajah Widia yang seperti ini, dia langsung mengingat wajah Tias.Dia memposisikan jika Tias yang di posisi seperti ini, bagaimana jika orang lain pun tak mau menolong Bundanya?Sungguh Ranti tak bisa hanya diam saja, bagaimana pun dia harus bisa bermanfaat bagi orang lain selama dia bisa melakukanya.Sepertinya saat ini, dia tahu dan sadar akan apa yang dia putuskan bukan hal yang mudah.Tapi tetap saja keyakinannya tak goyah, dia tulis menyelamatkan nama baik keluarga Niko.Ranti juga tahu tentang Widia yang mencoba untuk mengakhiri hidupnya, bahkan dia juga mendengar barusan Niko mengatakan takut Mamanya kembali melakukan aksi bunuh diri.Entah ini benar atau tidak, tapi dia harus menyelamatkan Widia.Menyelamatkan dari rasa malu dan juga sedih yang malah membuat wa
Acara pun selesai, semua tamu undangan pun sudah membubarkan diri.Begitu pun juga dengan keluarga inti, mereka pun memilih untuk pulang ke rumah.Hanya yang tersisa adalah sepasang pengantin baru yang kini berada di dalam kamar.Kamar yang di pesan khusus untuk pengantin baru itu pun tampak sangat indah.Karena memang pernikahan tersebut di gelar di sebuah hotel milik Dion.Bunga yang bertaburan kian membuat mata menjadi lebih segar untuk memandangnya.Belum lagi aroma bunga yang menyeruak pada indra penciuman.Sungguh sangat menenangkan hati dan pikiran siapapun yang menempati kamar tersebut.Hanya saja tidak untuk Ranti.Karena dia merasa ada yang tidak dia pikirkan sebelumnya.Menikah artinya menjadi istri, dan menjadi seorang istri artinya dia akan hidup bersama dengan laki-laki yang menikahinya tersebut.Lalu bagaimana dengan dia yang menikah dengan seorang pria yang tak pernah ada perasaan cinta?Begitu pun juga sebaliknya.Apakah itu salah?Tidak.Hanya saja dia tak tahu bagai
"Maksudnya bagaimana?" tanya Ranti."Tidak ada maksud apa-apa, aku hanya berkata. Agar, kamu tidak berpikir bahwa ini hanya pernikahan mainan. Ini tidak main-main," jelas Niko dengan yakin.Lagi-lagi Ranti pun terdiam sambil memikirkan apa yang dikatakan oleh Niko."Apa kau sudah siap?" tanya Niko."Iya," Ranti pun mengangguk.Baginya apa yang dikatakan oleh Niko tidak salah, lagi pula sudah terlanjur menikah.Tak ada salahnya juga untuk mencoba menjalani rumah tangga ini.Meskipun ini terbilang cukup sulit, hanya saja dia berdoa semoga ini tidak rumit.Hingga Niko pun mendekati Ranti, dan membuat wanita itu pun meloncat dari atas ranjang dan berakhir terjatuh di lantai.Niko pun terkejut melihatnya, dia bingung mengapa Ranti meloncat."Dokter Niko, anda mau apa?" tanya Ranti yang masih terduduk di lantai.Percayalah bokongnya sangat sakit sekali, karena membentur lantai.Niko turun dari ranjang dan sedikit berjongkok untuk menolong Ranti.Akan tetapi Ranti malah menggelengkan kepalan
"Aku hamil? Hamil dari mana?" tanya Ranti.Ranti pun menatap Niko dengan tatapan berapi-api, menurutnya pertanyaan Niko begitu menyakitkan.Dari ucapan Niko bisa disimpulkan bahwa pria itu menganggap jika dirinya adalah wanita murahan.Sedangkan Ranti merasa selama ini selalu saja menjaga diri, apa lagi Barra begitu keras dalam menjaga dirinya.Termasuk dalam hal berpacaran sekalipun."Aku bertanya kepada mu, karena banyak kejadian di luar sana. Pacaran dengan gaya bebas. Kemudian, hamil dan tidak mau bertanggung jawab," jelas Niko.Sampai disini amarah Ranti benar-benar pada puncaknya, karena apa yang dikatakan oleh Niko sama dengan merendahkan dirinya sebagai seorang wanita."Kamu pikir aku ini wanita murahan? Aku udah nolong kamu, tapi justru kamu menuduhku yang bukan-bukan. Kamu memang lelaki tidak tahu terima kasih!" Pekik Ranti.Kemarahan benar-benar membara, sungguh ucapan Niko menyinggung dirinya.Berbicara dengan asal tanpa mencari tahu terlebih dahulu."Aku hanya berkata, ba
"Anak, Bunda. Kamu, pulang dengan suami mu?" tanya Tias.Tias yang sedang berada di teras rumah pun tersenyum saat melihat putrinya yang kembali ke rumah.Seperti yang dia ketahui bahwa anaknya itu sudah menikah, sehingga tidak salah dirinya bertanya tentang suami dari anaknya tersebut.Apa lagi Tias tidak melihat Niko, hanya Ranti saja seorang diri yang pulang ke rumah."Ranti, sendiri. Mau istirahat juga, Ranti masuk angin, Bun. Pusing banget kepala, Ranti," Ranti pun memegang kepalanya yang terasa pusing, sebab kemarin kelelahan serta terlambat makan.Di tambah lagi semalam dia tidak tidur, hanya tertidur di saat matahari terbit.Jadi wajar saja jika dia kelelahan.Bahkan bukan hanya sekedar lelah badan, dia juga sedang lelah perasaan. Karena, ucapan Niko yang begitu kejam.Menuduhnya tanpa jelas alasannya, hingga membuatnya menyesal setelah mengambil keputusan untuk menikah dengan pria itu.Pria yang menurutnya tak tahu terima kasih, bersyukur sekali wanita yang mengambil keputusa
"Ben, aku mau mengundurkan diri."Pagi ini Ranti langsung saja menemui Beni, dia adalah seorang perawat yang sebelumnya memilihnya menjadi asisten Niko.Setelah kejadian kemarin, hari ini dia pun memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai asisten Niko.Ranti benar-benar tak ingin bertemu apa lagi terlibat pekerjaan dengan Niko.Hingga keputusan tepat adalah keluar dari pekerjaannya.Dia bisa mencari tempat kerja lainya setelah ini, asalkan tidak bersama dengan Niko.Beni yang mendengar sedikit terkejut, dan dia juga tak tahu jika Ranti adalah istri sah Niko.Karena saat pernikahan Niko kemarin hari dia tak bisa datang, sebab Ibunya sedang sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit."Mengundurkan diri? Kenapa? Kamu itu bukannya mau cari pengalaman?" tanya Beni yang penasaran."Nggak, aku mau cari kerja di tempat lain aja," jawab Ranti dengan yakin."Kenapa?""Aku tidak ingin bertemu dan terlibat dalam hal apapun dengan, dia," membayangkan wajah Niko saja Ranti tidak ingin, apa lagi bert
"Dokter Niko, ada pasien gawat darurat," kata Beni yang masuk untuk memanggil Niko.Niko yang ingin berbicara kembali dengan Ranti setelah Gina pergi pun terpaksa harus mengurungkan niatnya.Sedangkan Ranti hanya diam saja sambil melipat kedua tangannya di dada, dia seperti tak ingin terlibat dalam urusan Niko."Iya, saya akan ke sana," kata Niko.Kemudian Beni pun segera pergi."Ranti, urusan pekerjaan harus dilakukan dengan baik. Bukankah kamu sudah tahu seperti apa tugas kita sebagai tenaga kesehatan yang harus profesional dalam keadaan apapun?" tanya Niko, sekaligus mengingatkan Ranti.Ranti tahu dengan hal tersebut, tapi apakah dia bisa bekerja dengan Niko?Itulah yang membuatnya kesal.Coba saja dia bekerja dengan orang lain, mungkin keadaannya akan lebih baik dari ini."Baik, pekerjaan adalah pekerjaan, kamu juga jangan membahas masalah kita di sini, kamu tetap seperti sebelum pernikahan kita terjadi!" tegas Ranti."Iya," Niko pun mengangguk, "cepat, ikut aku!" Niko pun mencoba