Share

Part 95

Author: Nay Azzikra
last update Last Updated: 2023-04-23 07:59:09

Part 95

“Terima kasih ya, selama ini sudah membantuku di sini,” kata Iyan.

“Apa ini semua karena Nindi, Mas? Aku sudah berusaha membuat Nindi mengerti lho, Mas. AKu sudah menjauhkan dia juga dari kamu. Selama ini, Nindi sudah tidak mengganggu kalian lagi bukan? Kenapa harus pindah?” tanya Maharani seolah tidak rela dengan keputusan Iyan.

“Tidak, Mbak Maharani. Bukan karena itu. Tidak mungkin aku akan selamanya di sini. Menumpang pada Mbak Rani. Itu yang aku pikirkan, Mba,” jawab Iyan.

“Aku tidak pernah merasa kalau Mas Iyan menumpang.”

“Tapi aku tetap saja tidak enak.”

Maharani diam. Ingin rasanya mengatakan kalau ia tidak sanggup berjauhan dengan Iyan. Tapi lidah begitu kelu. Hati merutuki lelaki yang ada di hadapannya karena tidak peka dengan apa yang dia rasakan saat ini.

“Aku butuh teman. Aku butuh seseorang yang bisa kujadikan tempat berkeluh kesah. Aku merasa nyaman saat Mas Iyan berdagang di depan tokoku karena ada teman di sini.” Kalimat itulah yang dipilih Maharani untuk memb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Murni Aty
kasihan maharani, mencintai dua orang laki2 tp selalu cinta bertepuk sebelah tangan..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 96

    Part 96Han sudah bersiap untuk pulang. Ia sedang mengemasi barang di kamar hotelnya saat ponselnya berdering dan itu panggilan itu berasal dari nomer ayah Aira. Senyum mengembang di bibirnya dan langsung menekan tombol telepon warna hijau.Senyum itu semakin lebar tatkala mendengar Iyan yang mengambil ruko yang dia tawarkan.“Tetapi benar kan, Pak Han, kalau aku akan membayar itu setelah menempati?” tanya Iyan memastikan.“Iya, benar sekali, Pak Iyan,” jawab Han. “Jadi mulai kapan akan menempati tempat saya?” tanyanya lagi.“Lusa boleh?” tanya Iyan.“Boleh sekali.”Telepon ditutup dan Han melonjak girang. “Kalian harus masuk perangkap dulu. Dan akhirnya tidak punya pilihan lain selain memberikan Aira padaku. Aku juga tidak boleh agresif agar Aira tidak takut dan tidak lapor yang macam-macam,” ucapnya. “Baru kali ini aku benar-benar seperti berjuang untuk mendapatkan seseorang dengan sepenuh hati. Semoga Aira akan menjadi jodoh yang abadi buatku,” katanya lagi. Ia urung pulang karena

    Last Updated : 2023-04-24
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 97

    Part 97Han mulai melancarkan aksi dengan mengirimi banyak barang pada orang tua Iyan di rumah. Tanpa ia pergi kesana pun, hal yang mudah baginya untuk melakukan itu. Nusri tentu sangat bahagia dengan apa yang diterimanya. Ia semakin yakin jika Han menaruh hati pada Eka.Sementara sejak perdebatannya dengan Nusri juga Hanifo pada waktu itu, Eka jadi jarang ke rumah.“Gak papa, Pak kalaupun Eka gak kesini, nanti juga dia akan luluh kalau Mas Han sudah mengirimi kita banyak makanan,” kata Nusri pada suaminya.“Iya, kita tunggu saja kapan Eka akan terbuka pintu hatinya. Ini tidak akan terjadi kalau Han tidak suka Eka. Masa iya ada orang yang rela mengeluarkan uang banyak seperti ini kalau dia tidak ada maksud,” jawab Hanif.Nusri sendiri sudah pamer dengan para tetangga kalau Eka dan Iyan, masing-masing sedang didekati oleh lelaki dan pria kaya. Ia juga selalu membagi-bagikan makanan yang dikirim oleh Han pada warga sekitar.Nusri selalu memberitahu Iyan apa yang terjadi, termasuk kalau

    Last Updated : 2023-04-25
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 98

    Part 98Iyan jadi penasaran apa yang akan dibahas oleh Maharani. Jujur saja ia memang ingin tahu tentang asal-usul Han. Karena kebaikan pria itu terhadap keluarganya di luar nalar. Kini Maharani lah yang sepertinya akan membuka tabir teka-tekinya itu. Namun sayangnya, ia terlalu angkuh dan terlalu percaya diri kalau Maharani hanya kangen dan ingin bersamanya saja.Iyan segera menelpon. Beruntung Maharani sosok yang tidak suka dendam. Meskipun sudah dicueki berulang kali, ia tetap saja mau mengangkat telepon dari Iyan.“Maaf aku memang sibuk. Ini baru sempat pegang hp,” kata Iyan berbohong. “Sekarang sudah mending. Kamu kesini atau aku yang kesana?” tanya Iyan lagi.“Aku yang kesana saja. Aku juga tidak mau kalau orang berpikir aku ini masih ingin menahan kamu berada didekatku,” jawab Maharani. “Niatku hanya satu, membahas Han,” katanya lagi.“Iya, maafkan aku yang terlalu sibuk. Datanglah saja kalau memang bisa datang kesini,” kata Iyan.Karena terdorong rasa penasaran, Maharani seger

    Last Updated : 2023-04-25
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 99

    Part 99Hari itu, Aini mengambil rapor hasil belajar Aira. Setelah sampai pondok, orang tuanya sudah menunggu di sana bersama calon suaminya.Setelah menyimpan barang milik Aira itu, Aini menemui kedua orang tuanya juga calon suaminya.“Kamu sudah siap pulang kan?” tanya ibu Aini.Aini diam saja karena sebenarnya ia masih ingin berada di tempat itu.“Jangan mencari alasan lagi, Aini, kamu harus pulang sekarang. Aji sudah menunggu kamu lama dan dia juga bingung mempersiapkan pernikahan kalian sendirian,” sahut ayah Aini.“Tapi bolehkan aku menunggu tiga minggu lagi? Ada seorang anak yang menjadi anak asuhku di sini dan dia sedang pulang. Aku tidak mau kalau sampai dia datang dan aku tidak ada,” jawab Aini.“Kamu selalu banyak alasan, Aini. Setelah ini, kamu mau cari alasan apa lagi?” tanya ibu Aini kesal.“Setelah ini aku pasti akan pulang, Bu. Karena dia itu anak piatu. Aku kasihan, selama di sini selalu bergantung padaku. Ini saja aku habis ambilkan dia rapor,” jawab Aini.“Tidak bis

    Last Updated : 2023-04-25
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 100

    Part 100Sampai sore hari, teman-teman Aira yang satu kamar merasa heran karena Aira tidak kunjung pulang. Mereka lalu melaporkan kepada Rahma. Rahma langsung mengatakan itu pada pengurus. Berbagai macam spekulasi muncul diantara mereka. Namun, semuanya merujuk pada satu orang, Han.Salah seorang pengurus langsung menemui guru yang rumahnya dekat dengan pondok.“Tadi kepala sekolah cerita ada anak pondok yang dijemput kawan ayahnya. Bu Kepala awalnya tidak memberikan izin, tetapi pas anak pondoknya ditanya apa itu teman ayahnya, dia bilang iya. Bu Kepala belum percaya waktu itu, mencoba menghubungi pondok, tetapi tidak aktif nomornya. Setelah itu ya terpaksa mengizinkan karena dia bilang kalau ayahnya anak itu sedang ada di rumah sakit. Dia katanya juga bilang, anaknya mondok di sana juga, tapi sedang pulang.” Penjelasan guru itu membuat pengurus yang datang bingung.“Orangnya seperti apa katanya, Bu?” tanya pengurus.“Sebentar saya tanya Ibu Kepala ya?” kata guru tersebut lalu menelp

    Last Updated : 2023-04-25
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 101

    Part 101 “Berarti ayah Aira tidak sakit, berarti kemungkinannya ....” Ustadzah tidak melanjutkan ucapannya. “Ya Allah, makanya itu Ustadzah, aku pun berpikiran yang macam-macam,” kata Rahma yang wajahnya sudah panik. “Sabar! Semua ada jalan keluarnya,” kata Ustadzah sambil mengirimkan info di grup yang dijawab langsung oleh Gus. Gus: Ustadzah sampaikan dulu apa yang terjadi seperti kesepakatan kita tadi malam. Tanyakan juga keadaannya apa beneran sakit apa tidak. Nanti setelah saya mengajar saya akan kesana. Ustadzah memberikan tugas pada para santri. Ia lalu melangkah dengan hati yang berdebar-debar. Sejenak berhenti di balik pintu penghubung aula dengan lingkungan pondok putri. “Bismillah ya Allah,” ucapnya. Iyan melihat ustadzah yang datang dan tersenyum padanya. Perasaannya tidak enak karena tidak ada Aira. Namun seketika merutuki diri karena sadar itu adalah jam sekolah. “Assalamualaikum ayahnya Aira,” sapa ustadzah. “Waalaikumsalam, Ustadzah,” jawab Iyan. “Sudah lama men

    Last Updated : 2023-04-25
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 102

    Part 102Flashback!Han pulang dengan hati berbunga-bunga setelah berhasil membantu Iyan. Menjebak mereka ke dalam perangkap agar bisa lebih mudah dalam mendapatkan Aira. Ia melihat pesan yang ada di ponsel banyak sekali.Sely: Om, kangen, kapan pulang? Pengen ....Sely: Om, aku kesepian.Sely: Om, kalau aku cari selingan boleh?Han meradang. Ia belum ingin melepaskan Sely karena masih butuh dengan tubuh wanita itu.Han: Aku sedang pulang dari luar kota. Tunggu aku di rumah. Aku punya sesuatu yang sangat spesial buat kamu.Sely langsung membalas pesannya.Sely: Ok, aku tunggu. Mau disambut pakai lingerie warna apa?Han: Yang paling sensasional pokoknya.Meski membalas demikian, hasratnya pada Sely telah mengurang. Apalagi gadis yang sudah tidak perawan itu sebentar lagi berusia delapan belas tahun, sama sekali tidak masuk dalam kriterianya.Han beralih pada pesan lain.Dania: Kemana saja?Dania: Sakit kah?Dania: Balas pesannya biar aku lega.Dania: Sakit beneran ya?Dania: Aku mau bi

    Last Updated : 2023-04-26
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 103

    Part 103 “Jawablah. Agar aku tidak hidup dalam rasa penasaran,” kata Cika. “Aku tidak tahu apa yang terjadi. Saat itu aku masih kecil. Setiap hari aku hidup dengan pengasuh dan malam itu, Mama pulang dari rumah sakit dengan membawa kamu yang baru lahir. Aku anggap, kamu anak Mama. Karena dulu juga Mama merawat kamu. Tetapi kata Papa, Mama kena baby blues setelah melahirkan kamu, jadi hatinya sangat benci sama kamu. Maaf kalau aku ikut menyakiti kamu dulu. Aku tidak tahu kalau arti seorang adik itu begitu besar. Sejak dekat dan sering main ke rumah temanku, aku jadi sadar kalau aku sudah salah sama kamu,” jawab Kevin. “Andai ada yang jujur aku ini siapa, pasti aku akan segera pergi,” kata Cika sambil menunduk sedih. “Kamu ingin pergi dari rumah ini?” tanya Kevin. Cika mengangguk. “Aku merasa kalian bukan keluargaku. Aku merasa sangat asing di rumah ini sejak dulu. Aku hidup sendiri dengan Mbak Siti. Mbak Siti yang setiap hari bersamaku dan kini, setelah Mbak Siti pergi, aku benar-b

    Last Updated : 2023-04-26

Latest chapter

  • Istri Lima Belas Ribu   Ending

    Part 11 POV Dania (Ending) Lelah hati tatkala harus menghadapi banyak hal. Akhirnya aku menyerah pada keadaan. Aku tidak akan memaksakan takdir apapun sekarang. Selalu bertemu dengan orang-orang yang membuat hati ini sakit hati, membuatku semakin sadar kalau hanya keluarga Laura saja yang baik padaku. Melihat penghianatan Nindi dan juga sikap Cika yang masih dingin dan membenciku, membuat hati ini sudah memutuskan. Aku akan menghilang dari hidup orang-orang yang mengenalku. Untuk apa mempedulikan Cika yang sangat membenciku? Baginya, Ines adalah ibunya. Setelah Nindi keluar dari rumah, Laura menelpon malam-malam dan menangis. Ia mengatakan kalau pacarnya ternyata selingkuh dan dia seorang diri. Laura menanyakan perkembangan hubunganku dengan Cika, dan aku menjawab apa adanya. “Cika tidak akan pernah bisa menerimaku. Itu kenyataannya,” jawabku sudah pasrah dengan keadaan. “Dania, aku minta maaf, bisakah kamu kembali kesini? Hidup bersamaku dan aku menarik semua ucapanku kemarin,” p

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 10

    Part 10Tiga hari tinggal bersama, dia tetap masih diam. Makananku tetap disiapkan, tetapi menunggu aku keluar untuk makan sendiri. Dia sama sekali tidak seperti dulu yang memanggilku, menyiapkan baju ganti dan segala keperluanku. Akhirnya, pagi ini kuberanikan diri untuk mengajaknya berbicara.“Apa aku akan diusir seperti Nindi?” tanyaku pelan. Dia yang lagi-lagi berkutat dengan laptop--mengangkat wajah.“Pilihlah mana dari milikku yang akan kamu ambil, Cika! Sisanya, bila kamu tidak mau, maka akan kujual. Kamu bisa gunakan untuk keperluan hidupmu. Itu jika kamu mau,” jawabnya tanpa ekspresi ramah.Aku memainkan jari jemariku. Bingung hendak menjawab apa. Ponselnya berdering dan dia langsung mengangkatnya. Aku masih berdiri mendengarkan dia berbicara dengan orang yang kukira ada di luar negeri.Meski sudah lama tidak pernah belajar bahasa asing lagi, tetapi aku tahu apa arti dari ucapan yang disampaikan seseorang dari seberang telepon sana. Speaker ponsel yang dihidupkan membuatku bi

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 9

    Part 9“Mbak Dania, aku minta maaf, Mbak, aku akui memang salah dan aku akan meminta dia untuk keluar dari rumah Mbak Dania asalkan Mbak Dania masih mengizinkan aku untuk tetap di sini. Aku akan menjaga Cika, Mbak, aku janji,” kata Nindi sambil bersimpuh dan memegang kaki dia.“Aku sudah tidak butuh siapapun lagi, Nindi. Aku akan membiarkan orang-orang yang hanya memanfaatkanku dan juga orang-orang yang tidak menyukaiku untuk pergi dari hidupku. Aku tidak akan memaksakan takdir bahagia bersamaku, jadi, kamu tidak perlu bersimpuh meminta, karena aku sudah akan menghapusmu dari daftar orang-orang yang kukenal,” jawab dia santai.Seketika aku memandang wajah cantik itu. Ada sebuah perasaan terluka di sana. Jika dia benar-benar tidak mau lagi mengurusku, maka, siapa yang akan mengurusku lagi? Tiba-tiba saja ketakutan besar menguasai hati.Wajah itu, dia tidak mau melihat padaku. Padahal, aku berharap itu.Nindi masih bersimpuh sambil menangis.“Dimana mobilku, Nindi?” tanya dia datar.“Ee

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 8

    Part 8POV CikaAku memilih masuk dan duduk di atas hamparan pasir meski terik matahari terasa sangat menyengat di kulit. Benar-benar bingung hendak minta tolong dan mengadu pada siapa, maka kuputuskan untuk menangis seorang diri.“Ya Allah, kirimkan bantuan untukku. Ya Allah, ampuni aku jika aku selama ini nakal dan banyak dosa. Ya Allah, aku janji, jika aku mendapatkan pertolongan untuk masalahku ini, aku akan kembali sholat seperti saat di pondok dulu. Jika ada orang yang menolongku, maka aku akan menjadikannya sahabat,” ucapku sambil menangis.Lama aku berada dalam posisi ini, hingga leher terasa pegal, lalu aku mengangkat kepala. Saat menoleh, ternyata ada seseorang yang duduk di sebelahku dan dia melakukan hal yang sama.Menatapku.Deg.Jantungku berpacu lebih cepat tatkala mendengar orang itu memanggil namaku. Dia sosok yang kurindu, tetapi juga kubenci.“Kenapa kamu berpanas-panasan sendirian di sini?” ucapnya sambil berteriak.Aku diam, enggan menjawab. Teringat olehku Nindi

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 7

    Part 7POV DaniaAku menatap tubuh Nyonya dan Tuan yang terbujur kaku di rumah sakit dengan darah bersimbah di sekujur tubuh mereka–dengan hati yang sangat hancur.Baru sebentar kembali bekerja bersama mereka yang sudah kuanggap seperti keluarga sendiri, tetapi harus merasakan sakitnya kehilangan. Nyonya dan Tuan tewas dalam kecelakaan tunggal. Mobil yang mereka tumpangi menabrak sebuah pohon dan nyawa mereka langsung hilang di tempat itu juga.Tak tahu lagi harus berusaha tegar seperti apa. Karena mereka berdua adalah keluarga yang kumiliki saat ini dan kenapa takdir selalu tidak berpihak padaku?Mayat Nyonya dan Tuan dimakamkan dua hari kemudian setelah berbagai prosesi keagamaan mereka berdua berlangsung. Kini, saat semua pelayat pergi, aku hanya berdua saja dengan anak semata wayang Nyonya yang berusia dua puluh tahun.“Aku akan melanjutkan kuliah di negara sebelah. Kamu jika masih mau di sini, maka harus mencari pekerjaan lain. Karena aku sudah tidak bisa membayarmu. Rumahku aka

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 6

    Part 6POV CIKAAku menatap rumah besar itu, mungkin untuk yang terakhir kalinya. Meski keberadaanku tidak diakui di sini, tetapi nyatanya, belasan tahun diriku hidup di sana.Walaupun tanpa kenangan indah, tetapi aku bisa melakukan apapun di rumah itu. Kini, aku harus melangkah pergi untuk yang terakhir kalinya. Hati benar-benar sadar, jika memang diri ini tiada lagi diharapkan oleh mereka. Kehadiranku di rumah itu hanya untuk mengukir kisah sedih.Hari ini aku pergi dengan naik taksi. Pulangnya, memilih berjalan menyusuri jalanan komplek perumahan elit yang semuanya memiliki pagar yang tinggi. Sengaja memilih berjalan kaki, hanya sekadar ingin menikmati rasa yang sangat menyesakkan dalam dada ini. Rencananya, nanti akan pulang dengan naik bus. Di dekat gerbang perumahan ini ada sebuah halte.Langkah kaki ini berjalan lambat. Aku sadar kini aku sudah benar-benar sendiri, dan sebentar lagi, bisa saja harus tiba-tiba hidup dengan sosok yangtidak kukenal sama sekali. Aku Cika, harus ber

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 5

    Part 5Sebuah ketukan di luar pintu kamar membuat Cika beranjak dari tempat tidurnya. Ia yang sudah setengah mengantuk terpaksa bangun untuk menemui orang yang sudah pasti itu Nindi. Dengan memicingkan mata, Cika menatap perempuan yang masih lajang itu yang sudah siap dengan koper besar.“Mbak Nindi mau pergi?” Seketika mata Cika yang semula setengah mengantuk terbuka sempurna.“Iya,” jawab Nindi singkat dan ragu.Napas Cika mulai narik turun. Antara takut dan kaget.“Mbak Nindi, aku sama siapa di sini?” tanya Cika mulai menampakkan ketakutannya.“Sudah saatnya kamu belajar hidup mandiri , Cika. Tidak mungkin aku akan terus bersama dengan kamu. Ibu kamu saja sudah pergi. Dan keluarga kamu saja sudah tidak memperdulikan keberadaanmu lagi. Masa aku yang bukan siapa-siapa kamu harus bertahan di sini? Aku punya impian untuk menikah, aku punya keluarga yang harus aku rawat. Jadi, aku akan pergi sekarang dan mulai saat ini, kamu hidup di sini sendiri,” jelas Cika.“Mbak Nindi, tidak bisakah

  • Istri Lima Belas Ribu   Dania Part 4

    Part 4 Cika merasa sangat kesepian dengan hidup yang dijalani saat ini. Bingung karena setiap hari yang dilakukan hanyalah makan dan tidur saja. Hendak keluar untuk sekadar mencari kesenangan bersama teman-temannya pun susah dilakukan karena rumah yang ditempatinya saat ini cukup jauh dengan rumah kawan semasa ia sekolah. Bermain ponsel juga membuat kepalanya pusing. Nindi juga lebih banyak menghabiskan waktu di kantor. Jika malam minggu tiba, gadis yang sudah dewasa itu akan keluar bersama dengan sang kekasih dan pulang jika sudah dini hari saat Cika sudah terlelap dalam mimpi. Dua bulan sudah dilalui Cika hidup seorang diri di rumah besar peninggalan Dania. Di suatu pagi, Cika yang baru saja bangun menemui Nindi yang tengah sarapan pagi. Dengan langkah berat dan kepala tertunduk berjalan pelan menghampiri Nindi yang sedang sarapan. “Kenapa?” tanya Nindi saat Cika sudah sampai di hadapannya. “Pembantu yang katanya mau datang itu, apa tidak ada kabarnya?” tanya Cika ragu. Sikap ke

  • Istri Lima Belas Ribu   Dania Part 3

    Part 3Langit mulai gelap. Tidak ada bintang satupun di sana. Aku mulai menoleh ke kanan dan kiri mencari sebuah tumpangan yang bisa membawaku pulang. Entah pulang kemana. Dalam keadaan bimbang, aku membuka ponsel. Ternyata Rindi menelpon banyak ke nomorku. Ia juga berkirim pesan. Aku membukanya, tetapi hanya di bagian akhir yang kubaca.[Kamu kemana saja?][Kenapa belum pulang?][Cika, balas pesanku!][Cika, kamu kemana? Cepat pulang]Aku takut, tetapi tidak mungkin aku mengatakan kalau saat ini sedang di bandara. Akhirnya, aku memilih mencari taksi dengan berjalan keluar bandara. Tidak ada tempat lagi untuk pulang selain rumah Dania dan aku berharap Rindi sedang menungguku di sana. Aku sangat takut.Seketika bernapas lega saat kulihat Rindi tengah menungguku dengan cemas. “Dari mana saja kamu?” tanyanya cemas dengan wajah marah.Kali ini aku tidak akan melawannya. Dia satu-satunya orang yang masih peduli berada di sisiku. Aku diam sambil memainkan ujung kuku.“Cika, kamu dari mana?”

DMCA.com Protection Status