Nathan mengepalkan kedua tangannya. Kemudian, pria arogan itu tersenyum sinis.
"Lucky adalah Asisten saya. Maka saya berhak mengaturnya."
"Kami bisa melakukannya di luar jam kerja."
Alicia tetap tidak bisa berkata lembut kepada Nathan sampai saat ini.
"Hei, Lucky! Kau tidak bekerja selama 24 jam, 'kan?"
"Tenーtentu saja tidak, Nona."
Lucky menjawab pertanyaan Alicia dengan terbata. Dia mengusap peluh yang bercucuran karena mendapatkan tatapan tajam dari Nathan.
"Bersiaplah untuk kehilangan bonus mu di bulan ini, Lucky!"
'Ancaman yang sama di setiap kesempatan. Namun, sepertinya kali ini Tuan Muda bersungguh-sungguh dengan ucapannya,' batin Lucky.
Alicia diam dan tidak akan campur tangan urusan Lucky. Sementara itu, Nathan menyandarkan punggungnya sambil memainkan ponsel. Dia mengurungkan niat untuk membalas perlakuan Alicia.
Alicia mulai sibuk membersihkan wajah. Dia juga menghapus lipstik merah di bibirnya. Wajah polos Alicia mulai terlihat dan tentunya menarik perhatian Nathan.
'Aku ingin melihat wajah asli singa betina ini! Apakah dia secantik Xaquila? Karena selama ini, tidak ada seorang wanita yang bisa menandingi kecantikannya.'
Nathan diam-diam memperhatikan Alicia dari ujung-ujung mata. Dan tentu saja, Lucky mengetahuinya.
"Apakah Anda sudah selesai, Nona Cia?"
Nathan hampir saja menjatuhkan ponselnya ketika mendengar suara Lucky. Dia menatap sang asisten dengan penuh tanda tanya.
"Mau apalagi kau, Lucky?"
Lucky tertawa kecil melihat ekspresi wajah Nathan. Dia menunjuk sebuah bangunan indah yang merupakan salah satu departemen store termewah milik keluarga Czarford di Birmingham, Inggris.
"Hepburn Store?! Ada apa dengan pusat perbelanjaan ini, Lucky?!"
Nathan tidak mengerti dengan jalan pikiran sang asisten.
Alicia penasaran. Dia menoleh ke arah bangunan indah nan megah yang berada di depan pelupuk matanya.
'Astaga! Bukankah ini adalah tempat ku bekerja? Untuk apa Lucky menghentikan mobil di sini?'
Wajah Alicia memucat. Dia berpikir keras bagaimana cara menghindari teman-teman kerjanya di Hepburn Store.
"Astaga, Tuan Muda! Perlukah saya membuka kelas privat untuk Anda? Ya, kelas privat yang mengajarkan Anda bagaimana caranya memperlakukan wanita?"
Lucky membuka lebar-lebar kedua matanya saat menatap Nathan.
"Oh, Lucky, jaga ucapanmu! Kau berlebihan!"
Nathan menyimpan kembali ponselnya sambil berseru dengan ketus. Dia menatap Alicia.
"Apa yang kau tunggu?! Ayo, ikut saya ke dalam sana!"
Nathan menunjuk pusat perbelanjaan yang berdiri kokoh di depannya. Alicia pun menggeleng.
"Tidak. Saya tidak akan ikut dengan Anda."
Nathan mengurungkan niat untuk membuka pintu mobil. Dia menghela napas panjang, lalu tanpa terduga menatap Alicia sinis.
"Astaga! Ada apalagi dengan wanita aneh ini?"
Alicia tidak tinggal diam. Dia membalas tatapan Nathan yang menurutnya sangat menyebalkan.
"Anda menyebut saya sebagai wanita aneh, lalu bagaimana dengan Anda yang menghampiri dan menawarkan saputangan kepada wanita aneh ini, Tuan?"
Alicia bertolak pinggang. Dengan kesabaran yang terbatas, Nathan memejamkan mata sejenak memikirkan jawaban apa yang pantas diberikan untuk Alicia. Namun, suara tawa Lucky berhasil membuat keduanya membelalakkan mata bersamaan.
"Ha! Ha! Ha!"
"Apanya yang lucu, Lucky?!"
Nathan berteriak memenuhi seisi mobil sehingga Alicia menutup kedua telinganya spontan.
"Maーmaaf, Tuan Muda. Saya kelepasan tawa."
Lucky sontak memukul-mukul mulutnya guna menghentikan tawa. Di saat yang sama, Nathan kembali menatap Alicia.
"Cepat turun atau saya terpaksa menyeret Anda!"
Nathan membuka pintu mobil, lalu keluar dari sana.
'Rupanya nyali Cia sangat besar. Berani sekali dia bermain-main denganku!'
Nathan menggerutu saat tidak melihat Alicia keluar dari mobil. Dia memilih untuk menghampirinya. Dia membuka pintu mobil kembali. Dia geram ketika melihat Alicia hanya diam.
"Mengapa Anda tidak keluar juga?"
Nathan membentak Alicia. Dia menarik tangan Alicia agar mengikutinya.
"Tunggu! Gaun saya ...."
Nathan melepaskan tangannya dan membiarkan Alicia mengangkat sedikit gaun pengantinnya yang kotor.
"Bukankah saya sudah katakan kepada Anda bahwa saya tidak ingin ikut?! Mengapa Anda memaksa saya?"
Alicia berkata dengan sedikit emosi. Nathan kembali menariknya. Alicia berusaha berontak. Namun apa daya, dia tidak memiliki tenaga untuk melepaskan diri dari Nathan.
"Diam dan jangan mempermalukan saya di depan umum atau saya akanー"
"Tuan Muda!"
Sebenarnya Nathan belum selesai berbicara. Dia terpaksa diam dan menoleh ke arah Lucky yang baru saja keluar dari mobil sambil berteriak.
"Hmm?"
Nathan terlihat tidak peduli saat Lucky memanggilnya. Namun, tatapan Lucky justru membuatnya muak.
"Hey, Lucky! Ada apa dengan tatapan mu? Seperti sedang melihat hantu saja!"
"Ya, benar. Saya tercengang melihat Anda tidak alergi bersentuhan dengan Nona Cia."
Lucky memastikan indera penglihatannya tidak salah. Nathan dan Alicia pun mengikuti arah pandang pria melambai itu.
"Astaga!"
Nathan buru-buru melepaskan tangan Alicia. Kemudian, menatap Lucky seolah hendak memakannya.
"Mengapa kau hanya diam, Lucky?! Di mana tisu basah dan hand sanitizer?! Hah?!"
Dengan suara melengking, Nathan bertanya kepada sang asisten seraya menaikkan satu alisnya.
"Saーsaya sudah menyiapkannya, Tuan Muda."
Lucky menyodorkan tisu basah kepada sang tuan. Nathan segera mengambil tisu basah antiseptik dengan kasar, lalu membersihkan tangannya cepat-cepat.
'Dasar Asisten idiot! Bisa-bisanya aku bersentuhan dengan wanita aneh yang tidak diketahui asal-usulnya ini!'
Nathan mengeluh di dalam hati. Dia membuang tisu basah bekas ke tempat sampah yang berada tidak jauh dari tempatnya.
"Berikan saya hand sanitizer sekarang!"
Alicia hanya bisa melongo melihat apa yang dilakukan oleh Nathan.
"Gila! Ini benar-benar gila!"
Alicia menggeleng. Dia meletakkan kedua tangan di depan dada.
"Apa yang gila?!"
Nathan bertanya dengan nada tinggi. Dia geram karena melakukan hal di luar kehendaknya.
"Saya tidak menyangka jika ternyata pria angkuh seperti Anda sangat gila kebersihan! Cihh! Anda menganggap saya seperti kuman, bakteri atau bahkan virus mematikan."
Nathan tidak memedulikan ocehan Alicia. Karena baginya, wanita adalah sama. Biang onar yang selalu membuatnya repot.
"Ayo, Lucky! Seret wanita aneh itu untuk ikut saya ke dalam!"
Nathan berjalan lebih dulu. Lucky dan Alicia tetap tidak beranjak dari tempat mereka.
"Anda sudah mendengar titah Tuan saya, 'kan, Nona? Mari, ikuti Tuan Nathan!"
'Oh, pria angkuh itu bernama Nathan!' seru Alicia di dalam hati sambil mengingat nama pria menyebalkan itu.
Lucky mempersilakan Alicia untuk berjalan lebih dulu menyusul Nathan. Setelah berpikir sejenak, Alicia pun akhirnya memutuskan untuk tidak menggubris perkataan Nathan dan asistennya.
"Lucky, tarik dia ke sini!"
"Dear, tunggu apalagi? Puaskan hasrat Anda untuk menghabiskan uang Tuan Muda Nathan!"
Alicia khawatir. Lucky menyadari hal itu. Lucky mendekati Alicia guna menghiburnya.
"Anda tenang saja! Saya berani jamin, Tuan Nathan tidak akan berbuat kasar atau bahkan mempermalukan Anda di depan umum. Karena saya tahu persis seperti apa kelakuannya."
'Sial! Bagaimana sekarang? Apa yang harus kukatakan kepada teman-temanku jika mereka menanyakan pernikahanku yang gagal hari ini?'
Alicia membatin sambil menoleh ke segala arah. Dia bersiap ingin mengambil langkah seribu dan bersembunyi di belahan dunia yang tidak terlihat oleh siapapun.
"Apa yang Anda lakukan?"
Alicia tersentak hingga mundur beberapa langkah ketika sosok Nathan sudah berdiri di hadapannya.
"Hei, wanita! Jangan coba-coba kabur atau saya akan berteriak pencuri dan membawa Anda ke kantor polisi!"
Nathan menatap Alicia dalam-dalam. Entah mengapa, hatinya bergetar hebat.
"Ah, tiーtidak!"
Alicia mencoba menepis dugaan Nathan yang mencurigai dirinya.
"Ayo masuk!"
Nathan melangkah lebih dulu. Alicia menyerah. Dia mengikuti ke manapun Nathan melangkah.
Kini, ketiganya telah berdiri di depan pintu masuk Hepburn Store yang menjual berbagai macam pakaian pengantin beserta pernak-perniknya. Alicia yang terhalang ragu pun menghentikan langkahnya.
"Tuーtunggu!"
Alicia menggigit bibir bawahnya. Nathan yang salah paham segera memalingkan wajah.
'Sial! Bibirnya yang tipis dan imut membuatku bergairah! Apakah bibirnya masih virgin?'
Betapa sensitifnya Nathan ketika melihat bibir merah muda milik Alicia.'Oh, bibir merah mudanya sungguh menantang! Lihat saja, Cia! Kau akan mendesah di bawah kungkunganku! Fu! Fu! Fu!'Sorot mata Nathan menunjukkan nafsu liar yang sulit dikendalikan olehnya. Demi apapun juga, sepertinya dia mulai tertarik dengan Alicia."Apa?"Nathan mencoba menahan emosi demi menjaga citranya di depan umum."Silakan masuk, Tuan!"Penjaga pintu pun tersenyum seraya membukakan pintu. Nathan tidak merespon si penjaga pintu. Dia melangkah memasuki Hepburn Store tanpa memedulikan Alicia dan Lucky."Silakan, Nona!"Si penjaga pintu menundukkan kepala.'Kesempatan bagus! Aku harus melangkah masuk secepatnya atau dia akan mengenaliku.'Alicia mengikuti langkah Nathan tanpa menoleh ke arah si penjaga pintu. Dia bernapas lega saat berhasil memasuki toko tanpa terlihat siapapun."Selamat datang di Hepburn Store!"Seorang pegawai wanita menyambut kedatangan Alicia. Namun, dia tidak berani menatap wajahnya."Pi
Audrey bertambah bingung ketika mendengar respon Nathan barusan."Apa maksud Anda, Tuan?""Ayo pergi saja!"Alicia tidak ingin berlama-lama di toko Hepburn Store. Namun, Nathan terlihat enggan pergi dari sana."Jangan terburu-buru, Cutie Pie! Aku sudah meminta Lucky untuk mengatur semuanya. Pernikahan kita tidak akan terlambat. Kau tenang saja!"Nathan menarik tangan Alicia. Dia tidak akan pergi sebelum hatinya terpuaskan."Halo, Tuan Muda Nathan!"Datang seseorang dari arah belakang Nathan. Ya, dia adalah Simon Fredly Mignolet yang tidak lain merupakan manajer Hepburn Store. Pria botak tersebut mengusap peluh di dahi padahal semua orang tahu bahwa Hepburn Store memiliki suhu ruangan yang baik."Hah?! Aーapakah pria itu adalah Tuan Muda Nathan?!""Apakah telingaku tidak salah dengar?!""Jaーjadi, tunangan Cia adalah Tuan Muda Nathan?!""Audrey, apakah dia adalah Tuan Muda Nathan Czarford yang terkaya tujuh turunan?!""Jika benar dia, maka kau akan mendapatkan masalah besar, Audrey!"Buk
Lucky mendengar samar-samar perkataan sang tuan. Kesempatan emas tersebut digunakan Lucky untuk menyodorkan surat kontrak pernikahan kepada Alicia melalui tablet Android-nya. Nathan menjauhkan diri dari Alicia dan membiarkan wanita cantik itu terkejut. Lantas, Alicia duduk tegak sambil menatap benda canggih yang disodorkan Lucky kepadanya. "Ini … apa?" "Dear, lebih baik Anda lekas tanda tangani saja, oke?" Lucky segera berkata demikian ketika suara Alicia terdengar tidak yakin. "Anda tahu, Sweety? Kepala saya sangat pening jika memikirkan kelakuan kalian. Uff! Jadi, tolong ringankan sakit kepala saya ini, oke, Sweety?" Maka, tangan Alicia pun mengambil tablet dari Lucky dan pandangannya masih sinis ke arah Nathan. Kemudian, tanpa berpikir panjang dan tanpa membaca satu demi satu poin yang tertera di sana, Alicia pun menandatanganinya. Meski tak begitu mengetahui apa yang tertera di layar Android yang tadi dikatakan sebagai surat kontrak pernikahan, Alicia masih bersedia menandat
Nathan tidak peduli dengan pelototan Alicia. Pria itu dengan acuh membuka pintu mobil, lalu keluar dari sana. Setelah mendengar suara pintu mobil tertutup, Alicia segera bersuara, "Lucky, bisakah kau meminjamkan saya kaca kecil?" Alicia mengulurkan tangannya meminta kaca kecil milik Lucky. Pria gemulai tersebut segera memberikan barang yang diinginkannya. Kemudian, Alicia pun bercermin. "Saya tidak membawa peralatan make up, bisakah kau meminjamkan milikmu, Lucky?" 'Sial! Pantas saja Nathan menghinaku! Rupanya riasan ku kacau. Namun, tidak ada air liur di manapun. Dasar pria aneh! Sepertinya dia harus menggunakan kacamata!' Alicia mengakui jika dirinya sangat berantakan. Dia menghela napas sambil merutuki sikap Nathan. "AnーAnda ... Anda ingin memakai alat make up milik saya?! Apakah saya tidak salah dengar, Nona?!" "Ah, tidak! Kau tidak salah dengar, Lucky. Saya memerlukan alat make up sekarang. Saya ingin touch up agar make up tidak terlihat cakey, berkerak atau pecah. Terlebih
Alicia terkejut. Dia membulatkan mata. Dia tidak menyangka lelaki menyebalkan itu akan menyentuh bibirnya. Melihat tingkah aneh pasangan pengantin baru tersebut, Ainsley segera menengahi mereka. Dia tertawa. "Ha! Ha! Ha!" Nathan berhenti mengancam Alicia, begitu pun dengan wanita muda itu. Ainsley segera melepaskan tangan anaknya dari Alicia, lalu menggenggam erat tangan sang menantu. "Siapa namamu?" Ainsley bertanya dengan sangat ramah. Alicia terkejut mendapatkan perlakuan hangat dari wanita cantik nan anggun di depannya. "AーAlicia Wood ...." Ainsley tersenyum melihat Alicia menjawab dengan gugup. Dia bertanya, "Kau terlihat gugup. Apakah kau baik-baik saja, Alicia?" Ainsley terkekeh melihat Alicia salah tingkah. "Cia. Hanya Cia, Nyonya Ainsley." "Apa?! Kau memanggil saya apa?!" Ainsley memiliki tubuh lebih tinggi daripada Alicia. Dia dengan mudahnya meraih dagu Alicia dan mendongakkan wajah gadis itu. "Kau cantik. Kau bukan asli Inggris, benar?" 'Astaga! Benarkah apa y
Tegas dan berat. Dua kesan itulah yang melekat di benak Alicia begitu dia mendengarkan suara Thomasーsang papa mertua. Nathan menghela napas dengan kasar. Dia tahu bahwa Alicia merasa tidak nyaman. "Saya akan mengenalkannya kepada kalian semua saat makan malam nanti." Nathan tampak enggan menatap wajah Thomas. Namun, tidak dengan Alicia. Gadis itu sepertinya sungguh ingin tahu sosok Thomas yang telah bersikap dingin kepadanya. "Siapa wanita muda bergaun pengantin yang datang bersamamu, Nath?" Zachary dan Philip datang. Mereka melihat Nathan membawa pulang seorang wanita. "Dia adalah Istri saya." Nathan langsung menjawab pertanyaan Zachary tanpa berpikir ini dan itu. Dia pergi membawa Alicia dari sana tanpa memedulikan sorot mata semua anggota keluarga Czarford yang mengarah kepadanya juga kepada Alicia. 'Sepertinya hubungan Nathan dengan keluarganya sedang tidak baik-baik saja.' Alicia menduga-duga di dalam hatinya dengan rasa penasaran yang tinggi. "Ayo, Lucky!" Menyadari Luc
Lucky terkejut karena hingga kini Nathan tidak juga membaca biodata Alicia."Mengapa Anda belum juga membaca biodata Nona Cia, Tuan Muda?"Lucky mendekati tuannya dan memegang bahu kiri Nathan."Singkirkan tanganmu!"'Tuan Besar pasti telah melukai perasaan Tuan Muda lagi,' batin Lucky tidak tega melihat tuannya."Nona Cia adalah anak yang tidak diinginkan di keluarga Wood. Papa tirinya bernama Tuan Freddie Spencer Wood dan sang Mama bernama Nyonya Diana French Wood. Mereka tinggal di London bersama dengan anak bawaan dari Tuan Freddie yaitu Chloe Wood yang notabenenya adalah anak kesayangan mereka."Lucky menjelaskan tentang latar belakang Alicia dengan nada rendah yang menyedihkan. Karena saat Lucky mengetahui asal-usul Alicia, dia lebih banyak terdiam daripada biasanya. Dia terharu juga terpukul dengan perlakuan Freddie dan Diana terhadap Alicia."Lalu, apa pekerjaan Tuan Freddie?""Ups!"Lucky sontak menutup mulut dengan kedua tangan."Maーmaaf, Tuan Muda. Namun, Beliau adalah Papa
Usai mengucapkan kata terakhir tadi, Lucky mendadak saja menghentikan mulutnya sebelum dia semakin memburaikan kalimat lain. Rupanya, Lucky paham kalimatnya keliru.Lihat saja, wajah Nathan merah padam melebihi tomat busuk! Kini, amarahnya sudah tidak bisa dibendung lebih lama. Semuanya sudah keterlaluan di mata dia, termasuk Lucky."Kau berani mengatakan pakaian seperti itu disukai pria, hah?! Jadi kau ingin Istri sayaーorang yang menyandang nama sayaーditatap setiap pria dengan pikiran kotor?! Kau yakin ingin Istri saya ini terlihat seperti jalang murahan yang sembarangan menjajakan tubuh menggunakan pakaian semacam ini?! Lucky, kau ingin begitu?"Teriakan dari Nathan kepada Lucky seakan sebuah muntahan peluru dari senapan otomatis, menghambur telak ke Lucky.Tak hanya Lucky saja yang mendapatkan keberuntungan hujan peluru dari mulut tajam Nathan, melainkan juga para pelayan."Dan kalian! Kalian adalah pelayan di mansion ini. Apakah kalian lupa, siapa yang membayar kalian selama ini,