Nathan tidak peduli dengan pelototan Alicia. Pria itu dengan acuh membuka pintu mobil, lalu keluar dari sana. Setelah mendengar suara pintu mobil tertutup, Alicia segera bersuara, "Lucky, bisakah kau meminjamkan saya kaca kecil?" Alicia mengulurkan tangannya meminta kaca kecil milik Lucky. Pria gemulai tersebut segera memberikan barang yang diinginkannya. Kemudian, Alicia pun bercermin. "Saya tidak membawa peralatan make up, bisakah kau meminjamkan milikmu, Lucky?" 'Sial! Pantas saja Nathan menghinaku! Rupanya riasan ku kacau. Namun, tidak ada air liur di manapun. Dasar pria aneh! Sepertinya dia harus menggunakan kacamata!' Alicia mengakui jika dirinya sangat berantakan. Dia menghela napas sambil merutuki sikap Nathan. "AnーAnda ... Anda ingin memakai alat make up milik saya?! Apakah saya tidak salah dengar, Nona?!" "Ah, tidak! Kau tidak salah dengar, Lucky. Saya memerlukan alat make up sekarang. Saya ingin touch up agar make up tidak terlihat cakey, berkerak atau pecah. Terlebih
Alicia terkejut. Dia membulatkan mata. Dia tidak menyangka lelaki menyebalkan itu akan menyentuh bibirnya. Melihat tingkah aneh pasangan pengantin baru tersebut, Ainsley segera menengahi mereka. Dia tertawa. "Ha! Ha! Ha!" Nathan berhenti mengancam Alicia, begitu pun dengan wanita muda itu. Ainsley segera melepaskan tangan anaknya dari Alicia, lalu menggenggam erat tangan sang menantu. "Siapa namamu?" Ainsley bertanya dengan sangat ramah. Alicia terkejut mendapatkan perlakuan hangat dari wanita cantik nan anggun di depannya. "AーAlicia Wood ...." Ainsley tersenyum melihat Alicia menjawab dengan gugup. Dia bertanya, "Kau terlihat gugup. Apakah kau baik-baik saja, Alicia?" Ainsley terkekeh melihat Alicia salah tingkah. "Cia. Hanya Cia, Nyonya Ainsley." "Apa?! Kau memanggil saya apa?!" Ainsley memiliki tubuh lebih tinggi daripada Alicia. Dia dengan mudahnya meraih dagu Alicia dan mendongakkan wajah gadis itu. "Kau cantik. Kau bukan asli Inggris, benar?" 'Astaga! Benarkah apa y
Tegas dan berat. Dua kesan itulah yang melekat di benak Alicia begitu dia mendengarkan suara Thomasーsang papa mertua. Nathan menghela napas dengan kasar. Dia tahu bahwa Alicia merasa tidak nyaman. "Saya akan mengenalkannya kepada kalian semua saat makan malam nanti." Nathan tampak enggan menatap wajah Thomas. Namun, tidak dengan Alicia. Gadis itu sepertinya sungguh ingin tahu sosok Thomas yang telah bersikap dingin kepadanya. "Siapa wanita muda bergaun pengantin yang datang bersamamu, Nath?" Zachary dan Philip datang. Mereka melihat Nathan membawa pulang seorang wanita. "Dia adalah Istri saya." Nathan langsung menjawab pertanyaan Zachary tanpa berpikir ini dan itu. Dia pergi membawa Alicia dari sana tanpa memedulikan sorot mata semua anggota keluarga Czarford yang mengarah kepadanya juga kepada Alicia. 'Sepertinya hubungan Nathan dengan keluarganya sedang tidak baik-baik saja.' Alicia menduga-duga di dalam hatinya dengan rasa penasaran yang tinggi. "Ayo, Lucky!" Menyadari Luc
Lucky terkejut karena hingga kini Nathan tidak juga membaca biodata Alicia."Mengapa Anda belum juga membaca biodata Nona Cia, Tuan Muda?"Lucky mendekati tuannya dan memegang bahu kiri Nathan."Singkirkan tanganmu!"'Tuan Besar pasti telah melukai perasaan Tuan Muda lagi,' batin Lucky tidak tega melihat tuannya."Nona Cia adalah anak yang tidak diinginkan di keluarga Wood. Papa tirinya bernama Tuan Freddie Spencer Wood dan sang Mama bernama Nyonya Diana French Wood. Mereka tinggal di London bersama dengan anak bawaan dari Tuan Freddie yaitu Chloe Wood yang notabenenya adalah anak kesayangan mereka."Lucky menjelaskan tentang latar belakang Alicia dengan nada rendah yang menyedihkan. Karena saat Lucky mengetahui asal-usul Alicia, dia lebih banyak terdiam daripada biasanya. Dia terharu juga terpukul dengan perlakuan Freddie dan Diana terhadap Alicia."Lalu, apa pekerjaan Tuan Freddie?""Ups!"Lucky sontak menutup mulut dengan kedua tangan."Maーmaaf, Tuan Muda. Namun, Beliau adalah Papa
Usai mengucapkan kata terakhir tadi, Lucky mendadak saja menghentikan mulutnya sebelum dia semakin memburaikan kalimat lain. Rupanya, Lucky paham kalimatnya keliru.Lihat saja, wajah Nathan merah padam melebihi tomat busuk! Kini, amarahnya sudah tidak bisa dibendung lebih lama. Semuanya sudah keterlaluan di mata dia, termasuk Lucky."Kau berani mengatakan pakaian seperti itu disukai pria, hah?! Jadi kau ingin Istri sayaーorang yang menyandang nama sayaーditatap setiap pria dengan pikiran kotor?! Kau yakin ingin Istri saya ini terlihat seperti jalang murahan yang sembarangan menjajakan tubuh menggunakan pakaian semacam ini?! Lucky, kau ingin begitu?"Teriakan dari Nathan kepada Lucky seakan sebuah muntahan peluru dari senapan otomatis, menghambur telak ke Lucky.Tak hanya Lucky saja yang mendapatkan keberuntungan hujan peluru dari mulut tajam Nathan, melainkan juga para pelayan."Dan kalian! Kalian adalah pelayan di mansion ini. Apakah kalian lupa, siapa yang membayar kalian selama ini,
Saat kepala Alicia terasa pusing akibat ciuman paksa dan menuntut dari Nathan bahkan tengkuknya dicengkeram mengakibatkan dia tak memiliki daya untuk memberontak, mendadak saja lelaki kejam itu menghentikan lumatan pada bibirnya. Alicia limbung saat ciuman paksa dihentikan. Napasnya mulai terengah-engah dengan dada naik-turun membuat mata Nathan semakin nyalang menyaksikan gundukan indah istrinya bergerak-gerak seolah menantangnya. "Kau ingin berdandan ala wanita jalang, huh?" Suara Nathan terdengar rendah hingga Alicia tak yakin, apakah itu merupakan sebuah geraman? "Maka, akan aku beritahu bagaimana jalang harus diperlakukan!" Usai menyerukan kalimat terakhirnya, Nathan menyeret tangan Alicia sebelum dia membanting tubuh sang istri di ranjang besar mereka. Tubuh Alicia terguncang saat dihempaskan di ranjang. Dia semakin ketakutan. Ini tidak ada di perjanjian, iya 'kan? Ketika Alicia bergidik takut, kesempatan itu digunakan Nathan untuk membuka laci di dekatnya dan mengambil be
Betapa terkejutnya Alicia ketika dia mengetahui dirinya diperlakukan bagai hewan ternak yang hendak dibawa ke penjagalan, diikat begini, sungguh membuat emosi Alicia memuncak. Namun, perlakuan kejam Nathan tidak hanya sebatas mengikat Alicia pada tangan, mulut dan matanya, tetapi juga tangan serta mulut lelaki. Dan kini, Nathan kian seenaknya menjelajahi tubuh polos Alicia. Baru saja Alicia masih merasa syok akibat bagian atas tubuhnya diperlakukan seenaknya oleh lumatan dan remasan Nathan, kini dia sudah harus menerima kejutan berikutnya di bagian area sensitif. "Mppffhh!" Kaki Alicia mana mungkin tidak menendang-nendang di udara. "Hm, baiklah. Sepertinya kau memang lebih suka kakimu dibebat, Cia. Aku dengan kerendahan hati dari kebaikanku ini akan mengabulkannya." Setelah ucapan Nathan mengalun di telinga Alicia, lantas tidak terjadi apa-apa. Seolah Nathan menghilang begitu saja meninggalkannya. Sayang sekali, Alicia terlalu dini untuk merasa lega. Karena tak lama berselang, d
Sayang sekali, tidak terjadi apa yang diharapkan oleh Nathan. Lelaki itu tidak mendapatkan semburan cairan istimewa dari Alicia. Keningnya berkerut tak puas.Kenapa? Kenapa dia tak bisa menyebabkan istrinya puas? Bukankah biasanya wanita yang dia tiduri akan begitu? Mereka akan berteriak bahagia ketika bagian inti mereka dijamah lidah dan tangannya.Tapi, istrinya sendiri? Kenapa tidak berhasil pada Alicia? Apakah Nathan telah gagal? Bukankah ini sungguh membuat frustrasi? Kesal dengan itu, maka Nathan pun menyusupkan satu jarinya ke liang perawan Alicia. Dilihatnya sang istri terlonjak dengan bokong terangkat tinggi-tinggi. Ada sedikit kepuasan yang Nathan rasakan. Meskipun begitu, dia tetap yakin bahwa Alicia sudah pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya!Nathan merasa jarinya dijepit ketat di dalam sana. Apakah Alicia sungguh masih perawan? Tentunya, semua harus dibuktikan terlebih dahulu!Setelah puas, Nathan menarik jari itu dan dilihatnya ada lumuran cairan bening di sana.