"Ingatlah, Cia! Aku adalah pemegang kekuasaan mutlak atas hidupmu selama 1 tahun ke depan. Paham?"Alicia menatap Nathan dengan jengah. Dia menghela napas panjang.Kemudian, Nathan kembali berkata, "Hanya 1 tahun. Setelah itu, kau dan aku tidak memiliki urusan lagi."***Tuk! Tuk! Tuk!Suara sepatu wanita terdengar dari arah tangga. Seorang wanita sedang menuruni tangga bersama Nathan. Ya, dia adalah Alicia. Dia tidak pergi bekerja sebagaimana biasanya.Oh, apakah Nathan akan membiarkan Alicia tetap bekerja di department store miliknya?"Tidak bisakah kau berjalan tanpa suara?"Nathan yang kesal mencoba menutup telinganya. Namun, Alicia justru memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang Nathan."Bukankah aku sudah katakan untuk sarapan di kamar saja? Kau tahu jika sekujur tubuhku sakit, bukan?"Ketika mereka tiba di anak tangga paling bawah, Alicia menatap Nathan sejenak.'Dia begitu menyebalkan,' keluh Alicia di dalam benaknya."Kau pikir, aku peduli?!"Usai memberikan tanggapan, Nat
Nathan membersihkan mulut dengan napkin yang sejak tadi berada di pangkuannya. Dia melirik Alicia.'Sebenarnya, apa yang direncanakan oleh Nathan? Untuk apa dia mengundang para wartawan? Ah, lebih baik aku kembali saja ke mansionnya,' pikir Alicia, dia menyusun rencana sambil tersenyum tipis. "Lucky, apakah kau membawanya?"Lucky mengangguk dan segera mengeluarkan sebuah kotak merah dari dalam sakunya. Dia memberikannya kepada sang majikan.'Apa? Membawa apa?' Alicia semakin penasaran. Dia terlonjak kaget ketika melihat benda mewah yang dikeluarkan dari dalam kotak merah tesebut."Cincin?!"Thomas sama terkejutnya seperti Alicia dan mungkin semua orang di ruang makan juga merasakan perasaan yang sama."Ya, seperti yang Papa lihat. Ini adalah cincin berlian. Lucky mencari yang sesuai dengan ukuran jari Alicia."Usai menjawab pertanyaan sang papa, Nathan lantas berdiri di samping kursi Alicia. "Ulurkan tangan kananmu!"Alicia tahu maksud Nathan. Pria itu akan menyematkan cincin terseb
Semua kamera mengarah kepada wanita cantik dengan warna mata coklat seperti rambutnya yang panjang tergerai. Wanita dengan alis tebal dan lesung pipi menambah kesan cantik pada dirinya. Dia adalah Alicia Wood. Seorang wanita berdarah Indonesia-Inggris yang duduk tenang di sisi kiri Nathan. Oh, siapa yang tahu isi hati dan pikiran wanita itu?Nathan memperlihatkan senyumnya kepada semua orang demi nama baiknya dan nama baik keluarga Czarford. Dia berseru di telinga Alicia, "Tersenyumlah, Cia!""Tuan Muda, apakah Anda baru saja tersenyum?" Lucky berbisik di telinga sang tuan.Nathan segera menjauhkan dirinya dari Alicia. Dia membalas ucapan Lucky, "Jika kau tahu, maka diamlah! Dan, berpura-pura saja tidak melihatnya!"Nathan tidak tahu bahwa kedua orang tuanya sedang memantau jalannya acara konferensi pers pagi ini dari lantai dua. "Thomas, apakah kau melihatnya?"Ainsley berdiri di samping Thomas melihat acara konferensi pers Nathan berlangsung. Keduanya berdiri di balkon ruang tidur
'Ingin rasanya aku memaki wartawan yang melemparkan pertanyaan!' maki Nathan di dalam hati. Dia menatap wartawan wanita sambil tersenyum tipis.Lain halnya dengan Alicia. Wanita itu memiliki pandangan berbeda tentang perikahannya dengan Nathan.'Hatiku sakit ketika mendengar pertanyaan wartawan tadi. Namun kenyataannya, aku dan Nathan memang hanyalah menikah kontrak. Jadi, aku tidak akan tersinggung dengan pertanyaan wartawan tersebut,' keluh Alicia. Meskipun hatinya teriris, dia tetap melemparkan senyum ke arah kamera. "Perkenalan saya dan Alicia memang sangat singkat. Namun ...."Nathan tidak tahu lagi ingin menjelaskan apa. Dia benar-benar tidak sempat membaca data diri Alicia."Tuan Muda, apakah Anda tidak ingat dengan apa yang sudah saya ceritakan tentang Nona Alicia? Katakan kepada mereka bahwa Anda dan Nona saling jatuh cinta pada pandangan pertama!"Lucky berbisik di daun telinga Nathan. Seketika itu juga, Nathan menjauhkan tubuhnya dari sang asisten. Dia melotot. "Dasar asi
"Nath, perlukah kita mengadakan pesta pernikahan seperti keinginaan Kakek?" Alicia bertanya kepada Nathan ketika keduanya telah pergi dari mansion utama. Keduanya kini berdiri tepat di depan pintu utama mansion Nathan. "Kau pikir, aku mau mengikuti pesta membosankan seperti itu?!" Nathan menatap Lucky yang sudah membukakan pintu untuk dirinya dan Alicia. Dia melangkah lebih dulu, lalu disusul oleh Alicia. "Kalau begitu, kau bisa membatalkannya, kan?!" Alicia menarik lengan jas nathan sehingga membuat pemiliknya merasa tidak senang. "Alicia Wood, kau tahu bahwa aku tidak suka bersentuhan dengan siapapun, bukan?!" Nathan menghempaskan tangan kanan Alicia dari jasnya. Kemudian, dia menatap Lucky yang hanya berdiri membatu. "Hei, asisten bodoh! Cepat bersihkan jas saya!" seru Nathan sambil menatap tajam ke arah Alicia. "Cih! Kau masih tidak berubah juga, Tuan Muda Nathan yang terhormat dan gila kebersihan! Padahal Anda sudah menghabiskan malam pengantin bersama saya! Bagaimana
Nathan mendengus. Tatapan mata tajamnya mengarah kepada Lucky. "Dasar asisten bodoh! Bisa-bisanya kau memberikan Tuanmu saran yang bodoh!" makinya.Meskipun Nathan memaki, dia tetap berjalan menghampiri Alicia. Melihat kelakuan Nathan, tentunya menggelikan bagi Lucky. Dia pun menahan tawa. "Pppfff!""Oh, astaga! Ekspresi macam apa itu, Cia! Berhentilah memasang ekspresi seperti itu! Aku akan memasangkan kalung itu di lehermu!"Alicia memang pandai meluluhkan hati Nathan dan membuat suaminya itu menuruti apapun keinginannya. Dia pun tersenyum penuh kemenangan. "Itulah suara hati seorang Istri, Suamiku. Semua Istri ingin diperlakukan dengan sangat baik oleh Suaminya.""Dasar wanita berisik! cepat berbalik!"Nathan segera memasangkan kalung berlian dengan liontin huruf N yang indah. Kalung ini sengaja dipesan oleh Ainsley. Karena sejujurnya, Nathan tidak peduli pada mahar pernikahannya. "Sudah selesai. Sekarang aku akan pergi bekerja. Ayo, Lucky!"Baru saja Nathan melangkahkan kakinya,
"Uーusir mereka, Tuan Muda?"Antara percaya dan tidak. Namun, si penjaga ingin memastikan jawaban Nathan untuk kali kedua. "Omo! Omo! Omo! Duhaiii, pria hitam manis ini! Apakah kau tidak mendengar? Jika Tuan Muda sudah berkata usir, ya ... usir mereka! Tunggu apa lagi?!"Lucky berkata sambil menggeleng. Dia juga mengayunkan tangan yang bertujuan untuk mengusir si penjaga. "Cepat, pergi sana!""Baーbaik, Tuan Lucky," jawab si penjaga. Dia berlari dari sisi mobil menuju ruang penjaga. "Hei, cepat bukakan gerbang!"Mendengar Lucky berteriak, Nathan sama sekali tidak terganggu. Dia sedang asyik melihat akun sosial media milik Alicia. Lucky menginjak pegal gas lagi. Dan, mobil pun berjalan dengan lambat menuju gerbang yang terbuka dengan perlahan. Lucky melirik kaca spion mobil. Dia melihat sepasang suami istri sedang berbincang serius dengan petugas gerbang tadi. "Tuan Muda, itu mereka!"Nathan mengalihkan sejenak pandangannya dari layar ponsel. "Mereka adalah kedua orang tua Nona Ci
"Akhirnya, kegiatan memilih mobil selesai. Aku tidak tahu, apakah pilihanku benar atau salah. Namun, aku menyukai model kedua mobil itu."Alicia membuka pintu kamarnya di lantai dua. Dia berbaring di atas ranjang yang nyaman. Dia tersenyum. "Oh, di mana ponsel ku?"Alicia membuka pouch kecil yang dibawanya. Kemudian, dia mengeluarkan benda canggih tersebut. "Ah? Mama?"Ada perasaan aneh yang menyelimuti hati Alicia ketika melihat nama Lindsay. Dahinya berkerut. "7 panggilan telepon tidak terjawab? Dan, 5 pesan singkat dari Mama? Ada apa? Apakah Mama sakit?"Untuk menjawab rasa penasaran, Alicia segera membuka pesan dari Lindsay satu persatu. Mama: Cia, terima telepon Mama! Alicia menggeleng. Alicia terduduk di atas ranjang. Kemudian, dia membuka pesan singkat dari Lindsay selanjutnya. Mama: Cia, kau di mana? Mama dan Papa sedang berada di depan mansion keluarga Suamimu. Kini, Alicia benar-benar terkejut. Dia berdiri bersamaan dengan terbukanya pesan singkat ke-3. Mama: Alicia