Keyra terus meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan tanpa sadar ada seseorang yang sudah berdiri di belakangnya.
"Key."
Panggilan dari pria yang kini memakai setelan jas hitam lengkap di balik kemeja putih, membuat Keyra berbalik.
Seketika bibirnya cemberut ketika menatap pria itu. Miguel.
"Kenapa kau ada di sini?! Pergi!"
Namun, bukannya pergi karena usiran Keyra, Miguel malah berjalan semakin maju dan duduk di pinggir ranjang, dekat Keyra.
Dia menarik napas panjang dan menyugar rambutnya ke belakang, ekspresi campur aduk antara gelisah, panik dan kesedihan tergambar jelas di wajahnya.
"Aku tidak bisa bekerja dengan tenang setelah membaca pesan darimu itu, Key, makanya aku nekat pergi ke sini alih-alih berangkat ke kantor. Kenapa kau tiba-tiba marah?"
Miguel mengulurkan tangan, menyentuh kepala Keyra dan membelai rambutnya yang lembut.
"Tidak tahu!"
Keyra menjawab dengan ketus, menyingkirkan tangan Miguel dari
Keyra merasakan punggungnya yang dibelai lembut oleh Miguel, meski dia merasa nyaman dengan pelukan pria besar ini, tapi kemarahannya belum mereda."Kenapa kau ini selalu menyebalkan, sih?! Kau itu pria yang paling menyebalkan dari semua pria yang aku kenal, tahu!"Dengan bersungut-sungut Keyra mengatakan hal itu, matanya menatap tajam dengan sedikit menyipit pada Miguel yang justru tertawa sampai matanya terpejam."Iya, aku pria paling menyebalkan di matamu. Adakah pria yang lebih menyebalkan bagi kamu dari pada aku?"Dia justru balik bertanya seraya membelai rambut panjang Keyra dan menyisirnya dengan jari.Ini adalah jenis pertengkaran yang aneh, mereka saling berpelukan dengan Keyra masih saja marah-marah dan cemberut.Miguel tak peduli akan hal itu, karena dia terlalu bahagia bisa memeluk Keyra lagi setelah seminggu lebih kehadirannya ditolak oleh wanita ini."Tidak ada! Kau paling menyebalkan! Sangat sangat menyebalkan!" ketus K
"Kau suka aku menjadi pria yang nakal atau tidak?" bisik Miguel sambil membalas ciuman Keyra, memberi sang istri ciuman yang lebih basah dan panas."Kalau sama aku, kau boleh menjadi pria yang nakal," jawab Keyra tanpa malu-malu, sesuatu dalam dirinya sudah terdorong begitu jauh, dia ingin melampiaskan hasrat yang sudah terpendam lama sampai habis pagi ini.Miguel tertawa mendengar jawaban dari sang istri, di mata Keyra, pria itu terlihat sangat tampan."Mau mencoba hal baru, Sayang?"Miguel berbisik di sebelah telinga Keyra seraya mencium daun telinga istri tercintanya tersebut, bisikan sang suami membuat Keyra menggeliat sedikit."Apa itu?"Keyra bertanya dengan wajah memerah, dia mengalungkan tangan di leher Miguel dengan ekspresi manja, membuat pria itu begitu gemas dan tak sabar untuk segera melahapnya.Bersama Keyra selalu menyegarkan, dia ben
"El."Keyra memanggil suaminya yang sedang duduk bersila di atas ranjang dengan menghadap laptop yang menyala, terlihat sibuk dengan pekerjaan yang tadi pagi dia tinggalkan."Hmmm, ya?"Miguel menolehkan kepalanya pada sang istri yang tengah duduk di sampingnya dengan tatapan bertanya saat melihat sang istri yang awalnya sedang asyik memakan cake, kini terlihat serius dengan dahi mengernyit."Ada apa?"Miguel menyentuh bawah dagu Keyra dan membuat istrinya sedikit mendongak untuk menghadap wajahnya.Keyra ragu-ragu sejenak sebelum kemudian memutuskan untuk mengungkapkan isi hatinya."Aku ... sejak tadi sebenarnya ingin bertanya sesuatu padamu."Pagi tadi setelah mereka bertengkar karena kesalahpahaman yang disebabkan Luna dengan menyebar kabar hoax tentang Miguel, mereka bercinta sampai kelelahan dan Keyra tertidur pulas.Bangun-bangun hari sudah menjelang sore dan Miguel tampak sibuk dengan pekerjaannya dengan sesekali
Mereka saling bertatapan selama beberapa detik, sudut mata Keyra sedikit bergetar saat melihat tatapan Miguel yang begitu dalam, ada eskpresi geli di sana.Dia dengan santai menunjuk ke arah kedua lengan Keyra yang menggelayut manja di lengan atas Miguel, spontan, wanita itu pun langsung memberengut dan melepaskan pegangannya."Iih!"Namun, Miguel lebih sigap. Sebelum istrinya bergeser menjauh dari tubuhnya, Miguel menangkap punggung Keyra dan membuat wanita itu tetap menempel padanya.Buah dada Keyra yang besar tanpa terlindung bra di balik kaus big size yang dia gunakan, terasa hangat sekaligus empuk di lengan Miguel."Jangan pergi," bisik pria itu seraya menekan sedikit lebih keras punggung Keyra dengan telapak tangannya, membuat tubuh bagian depan Keyra semakin menempel pada lengannya.Keyra yang gemas sekaligus kesal dengan tingkah Miguel tersebut, memukul pelan lenga
"Ada apa, Istriku? Kau tiba-tiba terlihat sedih."Miguel bertanya dengan heran atas sikap Keyra yang tiba-tiba terdiam saat dia menyebutkan perceraian, sedangkan Keyra, menelan ludah sambil menatap Miguel dengan muram sebelum memutuskan untuk mengatakan apa yang sedang ada dalam pikirannya."Tidak ada. Aku hanya ... hanya merasa sedikit terganggu dengan kata-kata perceraian."Miguel segera menyentuh pipi Keyra sebagai bentuk penghiburan, dia terlihat menyesal karena tak peka bahwa kata-kata itu menyinggung perasaan wanitanya.Wanita yang begitu dia cintai.Bagaimana pun juga, Miguel tak pernah berharap Keyra mempunyai perasaan apa pun padanya, dia bisa merasakan tubuh Keyra saja, hatinya sudah bahagia bukan main.Miguel tak pernah berani berharap lebih.Baginya, seperti ini sudah cukup. Memastikan Keyra aman, bahagia dan nyaman adalah prioritas terbesar Miguel.Dia tak pernah berani perasaannya yang sudah mengakar kuat ini bers
Setelah pertengkaran yang berujung dengan pergulatan di atas ranjang seharian yang mengakibatkan Keyra merasa pegal pegal di seluruh badan, akhirnya dia dan Miguel berbaikan.Miguel pun sudah diizinkan Keyra untuk kembali pulang ke rumah dan menempati kamar bersama lagi seperti sebelumnya.Nyonya Davne merasa begitu lega dengan perkembangan tak terduga ini sedangkan Keyra juga mulai merasa nyaman dengan kembalinya Miguel ke rumah.Wanita itu merasa sudah tak ada lagi masalah yang dikhawatirkan, dengan jawaban dari Miguel, dia yakin sekali bahwa selama ini Luna salah menilai Miguel.Keyra berjanji mulai sekarang dia akan lebih mempercayai Miguel.Namun, berbeda dengan Keyra yang mulai tenang dan bahagia dengan kedatangan Miguel, pria itu malah merasakan sebaliknya.Dia masih tak bisa tenang dengan foto skandal yang dikirim Luna kepada Keyra dan gatal untuk menyelesaikan masalah tersebut.Pada pertemuan di lobi hotel malam itu, jelas ha
Miguel berdehem satu kali agar terlihat tetap tenang di depan sang istri yang menatap penuh curiga, lalu tersenyum tipis dan menjawab."Ehm, itu ... aku sedikit ada urusan di luar setelah jam kerja ""Urusan apa? Apakah itu hal yang sangat penting sampai harus dilakukan malam minggu?" kejar Keyra, dahinya yang mulus itu berkerut dan bibir merah mudanya cemberut.Dia benar-benar tak habis pikir kenapa saat malam Minggu Miguel malah terlambat pulang bukannya menemani Keyra di rumah.Bukankah hari-hari sebelumnya dia sudah banyak menghabiskan waktu itu bekerja? Apakah malam Minggu pun dia gunakan untuk bekerja juga? Workaholic nya ini sudah sangat keterlaluan!Miguel yang melihat istrinya sedang merajuk malah tertawa terbahak-bahak, dia maju mendekat untuk menghapus jarak di antara mereka.Pria yang penampilannya sudah rapi dengan menggunakan setelan hitam di balik kemeja warna senada yang dia pakai, dengan rambut rapi yang ditata Pomade, menge
Miguel yang tak menyadari perubahan ekspresi wajah Keyra, melanjutkan ucapannya tentang mimpi melihat bayi yang beberapa hari ini menghiasi tidurnya."Kalau itu pertanda bahwa kau akan hamil, aku benar-benar bahagia jika itu terjadi," ucap Miguel seraya tersenyum lembut dan menyentuh pipi Keyra dengan penuh kasih sayang."Aku bahkan tak sabar menunggu saat itu tiba. Aku sangat ingin kau hamil dari benihku. Dan besok jika bayinya perempuan, dia pasti akan sangat cantik seperti ibunya, seperti dirimu. Aku ingin anak-anakku mirip kamu, matanya, bibirnya, wajahnya, semuanya mirip kamu," lanjutnya.Keyra semakin sesak napas mendengar ucapan tulus dari Miguel tersebut, dia benar-benar tak mengira jika selama ini Miguel serius saat mengatakan akan merawat bayi yang dia lahiran dari hubungan pernikahan kontrak ini.Namun, tentu saja Keyra menyembunyikan perasaannya yang campur aduk tersebut. Dia memasang senyum ma