"El."
Keyra memanggil suaminya yang sedang duduk bersila di atas ranjang dengan menghadap laptop yang menyala, terlihat sibuk dengan pekerjaan yang tadi pagi dia tinggalkan.
"Hmmm, ya?"
Miguel menolehkan kepalanya pada sang istri yang tengah duduk di sampingnya dengan tatapan bertanya saat melihat sang istri yang awalnya sedang asyik memakan cake, kini terlihat serius dengan dahi mengernyit.
"Ada apa?"
Miguel menyentuh bawah dagu Keyra dan membuat istrinya sedikit mendongak untuk menghadap wajahnya.
Keyra ragu-ragu sejenak sebelum kemudian memutuskan untuk mengungkapkan isi hatinya.
"Aku ... sejak tadi sebenarnya ingin bertanya sesuatu padamu."
Pagi tadi setelah mereka bertengkar karena kesalahpahaman yang disebabkan Luna dengan menyebar kabar hoax tentang Miguel, mereka bercinta sampai kelelahan dan Keyra tertidur pulas.
Bangun-bangun hari sudah menjelang sore dan Miguel tampak sibuk dengan pekerjaannya dengan sesekali
Mereka saling bertatapan selama beberapa detik, sudut mata Keyra sedikit bergetar saat melihat tatapan Miguel yang begitu dalam, ada eskpresi geli di sana.Dia dengan santai menunjuk ke arah kedua lengan Keyra yang menggelayut manja di lengan atas Miguel, spontan, wanita itu pun langsung memberengut dan melepaskan pegangannya."Iih!"Namun, Miguel lebih sigap. Sebelum istrinya bergeser menjauh dari tubuhnya, Miguel menangkap punggung Keyra dan membuat wanita itu tetap menempel padanya.Buah dada Keyra yang besar tanpa terlindung bra di balik kaus big size yang dia gunakan, terasa hangat sekaligus empuk di lengan Miguel."Jangan pergi," bisik pria itu seraya menekan sedikit lebih keras punggung Keyra dengan telapak tangannya, membuat tubuh bagian depan Keyra semakin menempel pada lengannya.Keyra yang gemas sekaligus kesal dengan tingkah Miguel tersebut, memukul pelan lenga
"Ada apa, Istriku? Kau tiba-tiba terlihat sedih."Miguel bertanya dengan heran atas sikap Keyra yang tiba-tiba terdiam saat dia menyebutkan perceraian, sedangkan Keyra, menelan ludah sambil menatap Miguel dengan muram sebelum memutuskan untuk mengatakan apa yang sedang ada dalam pikirannya."Tidak ada. Aku hanya ... hanya merasa sedikit terganggu dengan kata-kata perceraian."Miguel segera menyentuh pipi Keyra sebagai bentuk penghiburan, dia terlihat menyesal karena tak peka bahwa kata-kata itu menyinggung perasaan wanitanya.Wanita yang begitu dia cintai.Bagaimana pun juga, Miguel tak pernah berharap Keyra mempunyai perasaan apa pun padanya, dia bisa merasakan tubuh Keyra saja, hatinya sudah bahagia bukan main.Miguel tak pernah berani berharap lebih.Baginya, seperti ini sudah cukup. Memastikan Keyra aman, bahagia dan nyaman adalah prioritas terbesar Miguel.Dia tak pernah berani perasaannya yang sudah mengakar kuat ini bers
Setelah pertengkaran yang berujung dengan pergulatan di atas ranjang seharian yang mengakibatkan Keyra merasa pegal pegal di seluruh badan, akhirnya dia dan Miguel berbaikan.Miguel pun sudah diizinkan Keyra untuk kembali pulang ke rumah dan menempati kamar bersama lagi seperti sebelumnya.Nyonya Davne merasa begitu lega dengan perkembangan tak terduga ini sedangkan Keyra juga mulai merasa nyaman dengan kembalinya Miguel ke rumah.Wanita itu merasa sudah tak ada lagi masalah yang dikhawatirkan, dengan jawaban dari Miguel, dia yakin sekali bahwa selama ini Luna salah menilai Miguel.Keyra berjanji mulai sekarang dia akan lebih mempercayai Miguel.Namun, berbeda dengan Keyra yang mulai tenang dan bahagia dengan kedatangan Miguel, pria itu malah merasakan sebaliknya.Dia masih tak bisa tenang dengan foto skandal yang dikirim Luna kepada Keyra dan gatal untuk menyelesaikan masalah tersebut.Pada pertemuan di lobi hotel malam itu, jelas ha
Miguel berdehem satu kali agar terlihat tetap tenang di depan sang istri yang menatap penuh curiga, lalu tersenyum tipis dan menjawab."Ehm, itu ... aku sedikit ada urusan di luar setelah jam kerja ""Urusan apa? Apakah itu hal yang sangat penting sampai harus dilakukan malam minggu?" kejar Keyra, dahinya yang mulus itu berkerut dan bibir merah mudanya cemberut.Dia benar-benar tak habis pikir kenapa saat malam Minggu Miguel malah terlambat pulang bukannya menemani Keyra di rumah.Bukankah hari-hari sebelumnya dia sudah banyak menghabiskan waktu itu bekerja? Apakah malam Minggu pun dia gunakan untuk bekerja juga? Workaholic nya ini sudah sangat keterlaluan!Miguel yang melihat istrinya sedang merajuk malah tertawa terbahak-bahak, dia maju mendekat untuk menghapus jarak di antara mereka.Pria yang penampilannya sudah rapi dengan menggunakan setelan hitam di balik kemeja warna senada yang dia pakai, dengan rambut rapi yang ditata Pomade, menge
Miguel yang tak menyadari perubahan ekspresi wajah Keyra, melanjutkan ucapannya tentang mimpi melihat bayi yang beberapa hari ini menghiasi tidurnya."Kalau itu pertanda bahwa kau akan hamil, aku benar-benar bahagia jika itu terjadi," ucap Miguel seraya tersenyum lembut dan menyentuh pipi Keyra dengan penuh kasih sayang."Aku bahkan tak sabar menunggu saat itu tiba. Aku sangat ingin kau hamil dari benihku. Dan besok jika bayinya perempuan, dia pasti akan sangat cantik seperti ibunya, seperti dirimu. Aku ingin anak-anakku mirip kamu, matanya, bibirnya, wajahnya, semuanya mirip kamu," lanjutnya.Keyra semakin sesak napas mendengar ucapan tulus dari Miguel tersebut, dia benar-benar tak mengira jika selama ini Miguel serius saat mengatakan akan merawat bayi yang dia lahiran dari hubungan pernikahan kontrak ini.Namun, tentu saja Keyra menyembunyikan perasaannya yang campur aduk tersebut. Dia memasang senyum ma
Sementara itu di Miguel di kantor tengah berada dalam sebuah dilema dan kegelisahan yang sangat besar setelah dia mendapatkan USB berisi fakta-fakta penyelidikan tentang pelaku teror yang terus mengganggu Keyra selama ini dari Dyo.Setelah melihat isi file dalam USB tersebut, Miguel benar-benar merasa campur aduk, antara tak percaya, merasa dikhianati dan juga sedikit marah."Tidak mungkin. Ini ... ini benar-benar bukti yang akurat. Aku harus bagaimana?"Dia benar-benar tak menyangka bahwa terduga pelaku teror tersebut adalah orang dekatnya sendiri.Selama ini Miguel begitu percaya bahkan mengatakan segalanya padanya, tapi siapa yang mengira bahwa dia akan melakukan semua ini.Miguel ingin menyangkal semuanya, tapi bukti-bukti dari CCTV dan sebagainya yang dikirim Dyo, semuanya hampir akurat.Sesosok pria tiba-tiba masuk ke ruangan Miguel ketika dia tengah sibuk dengan pikirannya karena USB tersebut.Orang itu adalah Dean, sosok yang
Pranggg!!!Piring yang dipegang Keyra setelah digunakan memasak makan siang untuk Miguel, mendadak meluncur ke lantai dan jatuh berkeping-keping.Keyra menatap pecahan piring di bawahnya itu dengan terkaget-kaget."Astaga, ada apa ini? Tak biasanya aku berbuat ceroboh," keluhnya, berjongkok untuk mulai memunguti pecahan piring di lantai.Perasaannya yang semula baik, tiba-tiba memburuk, entah kenapa dia merasakan sebuah kejadian yang tak mengenakkan akan terjadi."El, apakah terjadi sesuatu padanya?"Wanita itu seketika ingat dengan Miguel, suaminya. Dia tiba-tiba takut sesuatu yang buruk menimpa Miguel yang kini ada di kantor.Kejadian di butik tempo hari membuat Keyra mudah paranoid dan ketakutan, dia selalu khawatir jika ada kejadian kecil yang tak biasa, meski selama ini tak pernah lagi muncul teror dan kiriman bunga misterius semenjak dia berada di rumah saja dan tak pergi bekerja lagi."Nyonya, kau tak apa-apa? Tolong min
Luna begitu marah saat menyadari bahwa Keyra kini telah benar-benar berubah.Dalam balasan pesan tersebut, Keyra bahkan dengan berani mengatakan bahwa dia sudah tak akan membantu Luna lagi.Wanita yang usianya di bawah Luna satu tahun tersebut juga menyindir Luna dengan mengatakan supaya meminta tolong pada ibunya saja daripada kepada Keyra.Sepertinya Keyra sudah menyadari bahwa selama ini, semua perhatian yang harusnya menjadi miliknya, semuanya telah direbut oleh Luna.Namun, tentu saja Luna tak mau mengakui hal itu, dia justru sangat marah saat mengetahui Keyra mengatakan semuanya dengan begitu terus terang."Sialan! Dia berani mengatakan hal ini padaku?! Keyra sialan! Berani-beraninya orang lemah seperti dia ...!"Luna yang begitu emosi, rasanya ingin melempar saja ponsel yang kini dia pegang.Untungnya dia masih sadar bahwa itu adalah sebuah benda mahal yang saat ini tidak bisa dia dapatkan dengan mudah seperti dulu-dulu.