Sementara itu di Miguel di kantor tengah berada dalam sebuah dilema dan kegelisahan yang sangat besar setelah dia mendapatkan USB berisi fakta-fakta penyelidikan tentang pelaku teror yang terus mengganggu Keyra selama ini dari Dyo.
Setelah melihat isi file dalam USB tersebut, Miguel benar-benar merasa campur aduk, antara tak percaya, merasa dikhianati dan juga sedikit marah.
"Tidak mungkin. Ini ... ini benar-benar bukti yang akurat. Aku harus bagaimana?"
Dia benar-benar tak menyangka bahwa terduga pelaku teror tersebut adalah orang dekatnya sendiri.
Selama ini Miguel begitu percaya bahkan mengatakan segalanya padanya, tapi siapa yang mengira bahwa dia akan melakukan semua ini.
Miguel ingin menyangkal semuanya, tapi bukti-bukti dari CCTV dan sebagainya yang dikirim Dyo, semuanya hampir akurat.
Sesosok pria tiba-tiba masuk ke ruangan Miguel ketika dia tengah sibuk dengan pikirannya karena USB tersebut.
Orang itu adalah Dean, sosok yang
Pranggg!!!Piring yang dipegang Keyra setelah digunakan memasak makan siang untuk Miguel, mendadak meluncur ke lantai dan jatuh berkeping-keping.Keyra menatap pecahan piring di bawahnya itu dengan terkaget-kaget."Astaga, ada apa ini? Tak biasanya aku berbuat ceroboh," keluhnya, berjongkok untuk mulai memunguti pecahan piring di lantai.Perasaannya yang semula baik, tiba-tiba memburuk, entah kenapa dia merasakan sebuah kejadian yang tak mengenakkan akan terjadi."El, apakah terjadi sesuatu padanya?"Wanita itu seketika ingat dengan Miguel, suaminya. Dia tiba-tiba takut sesuatu yang buruk menimpa Miguel yang kini ada di kantor.Kejadian di butik tempo hari membuat Keyra mudah paranoid dan ketakutan, dia selalu khawatir jika ada kejadian kecil yang tak biasa, meski selama ini tak pernah lagi muncul teror dan kiriman bunga misterius semenjak dia berada di rumah saja dan tak pergi bekerja lagi."Nyonya, kau tak apa-apa? Tolong min
Luna begitu marah saat menyadari bahwa Keyra kini telah benar-benar berubah.Dalam balasan pesan tersebut, Keyra bahkan dengan berani mengatakan bahwa dia sudah tak akan membantu Luna lagi.Wanita yang usianya di bawah Luna satu tahun tersebut juga menyindir Luna dengan mengatakan supaya meminta tolong pada ibunya saja daripada kepada Keyra.Sepertinya Keyra sudah menyadari bahwa selama ini, semua perhatian yang harusnya menjadi miliknya, semuanya telah direbut oleh Luna.Namun, tentu saja Luna tak mau mengakui hal itu, dia justru sangat marah saat mengetahui Keyra mengatakan semuanya dengan begitu terus terang."Sialan! Dia berani mengatakan hal ini padaku?! Keyra sialan! Berani-beraninya orang lemah seperti dia ...!"Luna yang begitu emosi, rasanya ingin melempar saja ponsel yang kini dia pegang.Untungnya dia masih sadar bahwa itu adalah sebuah benda mahal yang saat ini tidak bisa dia dapatkan dengan mudah seperti dulu-dulu.
Keyra menunggu dengan gelisah kedatangan sopir yang tadi dia minta untuk mengantar makan siang yang ia buat untuk suaminya di kantor.Untunglah, beberapa saat kemudian sopir itu pulang, Keyra dengan tak sabar segera mendatangi pria berumur tiga puluh tahunan tersebut dan menanyakan keadaan Miguel."Tuan besar baik-baik saja, Nyonya. Beliau mengirim salam untuk Nyonya dan hadiah bunga mawar merah ini."Sopir itu mengulurkan setangkai bunga mawar merah segar kepada Keyra dan mengatakan bahwa Miguel memerintahkan dirinya untuk membeli itu dulu sebelum pulang, lalu dikasihkan pada Keyra sebagai tanda terima kasih Miguel padanya.Keyra menerima bunga itu sambil tersenyum lebar.Tak sia-sia usahanya belajar memasak, hati Keyra begitu bahagia mendapat mawar merah dari Miguel.Miguel meski kadang dingin dan wajahnya datar tanpa ekspresi sehingga orang-orang mengira jika dia adalah
Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada melihat orang yang kau sayangi, bersama dengan perempuan yang beberapa waktu lalu bilang akan merebutnya darimu.Saat melihat foto itu, hal yang pertama dirasakan oleh Keyra adalah kosong.Hatinya seperti hilang dari tempatnya berada.Setelah itu, darah seperti tertarik ke atas kepala dan berkumpul di sana, membuat Keyra merasa sedikit gemetar.Lalu yang terakhir adalah hancur, ya, dia seperti kehilangan segala harapan yang sudah sangat sedikit sekali.Sejak mendengar Luna mengatakan akan merebut Miguel, Keyra sudah sedikit kehilangan harapan.Ini sudah terjadi berkali-kali dalam hidupnya, di mana Luna, mengambil apa yang menjadi miliknya.Sejak kecil, Keyra selalu dipaksa mengalah dan menerima apa pun perbuatan Luna.Awalnya Luna mungkin hanya akan merebut boneka kesayangannya, lalu merebut perhatian ibunya, semakin besar, hal yang direbut Luna semakin banyak, dan itu pasti orang-orang
[Sepertinya kau sangat takut, ya, rahasiamu itu aku bongkar di depan Miguel?]Pertanyaan dari Luna menyulut kembali amarah di dalam hati Keyra yang merasa benar-benar dipermainkan oleh Luna.Dia tak menyangka, sepupu yang telah dia berikan tempat tinggal, uang dan segalanya malah akan terus menusuknya seperti ini.[Jadi selama kita tinggal bersama, kau telah menggeledah barang pribadiku?! Benar-benar lancang! Apakah kau tak tahu arti privasi?]Penyesalan yang sangat dalam kini dirasakan oleh Keyra. Dia benar-benar tak menyangka bahwa Luna akan menggunakan rahasia yang Keyra simpan untuk menghancurkan dirinya.Jika saja dia bisa memutar waktu, maka Keyra akan memilih untuk tak pernah menampung Luna di rumahnya. Dia benar-benar manusia yang tak tahu balas budi![Aku tak sengaja melihatnya, salahmu sendiri menaruhnya di sembarang tempat. Lihat saja nanti, suamimu akan sangat marah saat pulang. Selamat bertengkar, aku siap menjadi penghibur suam
Bukannya menjawab sapaan ramah dari Luna tersebut, Miguel malah menatap wanita di depannya itu dengan kening berkerut tanda terganggu."Aku datang ke sini karena kau bilang akan memberi tahu rahasia yang disembunyikan Keyra dariku, jadi cepat katakan apa itu, aku sibuk," tegas Miguel dengan tak sabar, membuat senyum di bibir Luna segera memudar.Namun, Luna dengan segera menyembunyikan kekecewaan di hatinya dengan tersenyum manis dan menatap Miguel dengan rileks."Ya ampun, Miguel. Kenapa kau begitu kaku? Bersenang-senang sedikit lah denganku. Bagaimana dengan kafe yang kupilih ini? Apakah cocok dengan seleramu?" tanyanya tanpa tahu malu."Tidak usah basa-basi, sudah kubilang kalau aku sibuk," tegas Miguel, tanpa qbasa-basi.Miguel bahkan tak menyentuh sama sekali minuman yang dipesankan Luna, dia benar-benar memberi kesan yang jelas pada gadis itu bahwa tak ingin membicarakan apa pun kecuali rahasia Keyra yang ingin dia dengar."Hmmm,
Miguel berpikir bahwa dia telah menyelesaikan urusan bersama Luna dengan sangat baik tanpa melibatkan Keyra dan membuat wanita yang begitu dicintainya itu khawatir.Namun, Miguel menemukan kenyataan yang begitu mencengangkan saat dini hari pulang ke rumah, setelah menyelesaikan urusannya bersama Dyo terkait dengan dugaan Dean sebagai pelaku teror terhadap Keyra.Istrinya, wanita yang begitu dia cintai dan tak rela untuk terluka sedikit pun baik hati atau fisiknya, ternyata tak ada di rumah.Miguel terlalu menganggap remeh Luna dan tak memprediksi bahwa ini adalah serangakaian tindakan licik yang telah disusun dengan sangat rapi oleh wanita tersebut.Saat mengetahui Keyra tak ada di rumah, awalnya Miguel tak begitu panik, dia berpikir mungkin Keyra pergi ke suatu tempat dan lupa untuk mengabari dirinya.Setelah mandi dan membersihkan diri, dia mengecek ponselnya, melihat apakah ada pesan dari Keyra yang mungkin terlewat olehnya.Namun, kotak
Setelah membaca pesan dari Miguel bahwa pria itu akan datang ke hotel tempat Keyra menginap, Keyra berjalan mondar-mandir dengan gelisah sambil menggigiti ujung kuku jempolnya."El pasti akan ke sini sebentar lagi, apa yang harus aku katakan padanya tentang pil kontrasepsi itu? Luna pasti sudah berbicara yang tidak-tidak."Keyra mengacak pelan rambutnya, terlalu takut dengan kemarahan Miguel serta menghadapi kekecewaan di matanya.Bagaimana pun juga sejak melakukan pernikahan kontrak, mereka sudah banyak bercinta dengan begitu panas dan bergairah.Miguel juga sangat mengharapkan hadirnya anak dari hubungan mereka ini, Keyra takut melihat kekecewaan yang mungkin akan dia hadapi saat bertemu dengan Miguel nanti.Keyra duduk di sofa hotel yang empuk, bahkan empuknya sofa tetap tak bisa menghilangkan kecemasan di wajahnya."Tapi kenapa saat mengirimi aku pesan, dia tidak terlihat marah? Ah, ini pasti hanya taktiknya agar aku mau bertemu dengan d
Kepala Keyra seperti tersiram air dingin mendengar kabar dari seseorang yang meneleponnya. "Ini... ini tidak mungkin! Miguel, bagaimana bisa...." Keyra berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan panik. Bagaimana bisa semua menjadi serba kebetulan? Ibu mertuanya berencana menggulingkan Miguel dari jabatan sebagai presiden direktur di perusahaan yang dia pegang, dan kini tiba-tiba Miguel menghilang dengan kabar diculik seseorang. "Apakah ini ulah Mama? Tidak, itu tidak mungkin. Tapi, tapi segalanya menjadi mungkin sekarang." Keyra hampir menangis saat dia berusaha menghubungi Miguel tapi ponsel pria itu tidak aktif. Dia tertawa tanpa suara menyadari kebodohannya. Tentu saja ponsel Miguel tidak akan aktif! Dia sedang diculik! [Jangan lapor polisi dan jangan beritahu siapa pun. Ikuti instruksi dariku untuk mengambil kembali Miguel.] Pesan yang dikirim oleh nomor yang tadi menghubungi dirinya membuat Keyra sekalinya ketakutan.
Keyra dalam mood yang begitu buruk pagi ini.Itu semua karena Miguel yang mengatakan bahwa dia harus menunda kepulangan entah sampai kapan, sementara Keyra begitu bosan berada di rumah."Kenapa ditunda, sih? Padahal dia tahu kalau aku kesepian," rutuk Keyra dalam hati sambil bersungut-sungut ketika membaca pesan permintaan maaf dari Miguel."Aaaah, aku sangat bosan. Apa nanti aku jalan-jalan saja ke mall untuk mencari udara segar?"Keyra akhirnya memutuskan setelah sarapan dan hal lainnya, wanita itu akan pergi keluar untuk mencari udara segar.Dia kini baru menyadari bahwa ternyata tak punya banyak teman, Keyra tiba-tiba ingat teman SMA nya dulu yang tinggal satu asrama, namanya Erika.Dari semua penghuni asrama, meskipun perkenalan mereka hanya sebentar tapi Erika lumayan akrab dengannya."Apa aku bertanya saja kabarnya dan mengajak bertemu, ya? Apakah dia masih ingat aku? Jangan-jangan dia sudah lupa," gumam Keyra kepada dirinya se
[El, tadi aku diminta mama menemani Rafe belajar buku-buku bisnis dan....]Keyra segera menghapus lagi ketikan di ponsel dan tak jadi mengirimkannya kepada Miguel, berpikir ulang tentang kata-kata ibu mertuanya tadi ketika dia berada di ruang keluarga bersama Rafe dan mertuanya."Jangan memberi tahu Miguel tentang hal ini, Key. Kau tidak ingin kalau terjadi pertikaian di keluarga ini kalau Miguel salah paham, 'kan?"Seakan tahu bahwa Keyra pasti akan lapor kepada suaminya, Nyonya Davne sudah melarang wanita itu melakukannya."Besok saja kalau Miguel pulang, aku akan bercerita secara langsung agar tidak ada kesalahpahaman."Akhirnya Keyra memutuskan seperti itu setelah berpikir bahwa mungkin jika dia mengatakannya lewat chat, akan ada kesalahpahaman seperti yang dikhawatirkan ibu mertuanya.Malam itu, setelah Keyra menemani Rafe belajar ilmu bisnis dari buku-buku yang dibawa adik iparnya tersebut, Keyra bersiap tidur dan mengurungkan niat men
"Mama bilang, kenapa selalu aku yang selamat?"Ucapan lirih yang keluar dari mulut Miguel, membuat Keyra seketika terdiam.Dulu, dulu saat pertama kali mendengar cerita Miguel bahwa calon suaminya meninggal dunia karena mengendarai mobil yang biasa Miguel pakai bekerja, sejujurnya sempat terlintas dalam diri Keyra pertanyaan seperti itu.Kenapa Miguel yang selamat? Kenapa justru Milo yang meninggal padahal itu mobil Miguel?Keyra merasa sedikit tertohok, apalagi ketika melihat ekspresi kesakitan dan tertekan di wajah Miguel yang tampan.Kini Keyra sadar kenapa Miguel begitu suram, jarang tersenyum dan seperti tak tertarik sama sekali dengan kehidupan.Itu karena apa yang dia alami sudah terlalu berat, di balik ke profesionalnnya saat bekerja, yang dijuluki presiden direktur paling jenius karena di usia muda sudah bisa membawa perusahaan besar yang dia pegang menuju kesukse
"Dulu sikap mama tidak seperti ini," ujar Miguel membuka cerita.Ini adalah sebuah kenangan pahit yang tak pernah dia buka kepada siapa pun. Miguel terus menyimpannya sendiri dan berharap suatu hari sikap dingin yang kadang-kadang muncul dari mamanya itu suatu saat menghilang.Namun, sepertinya itu hanyalah sebuah harapan kosong.Apalagi setelah kematian Milo yang menggunakan mobil milik Miguel, tatapan menuduh sering kali Miguel rasakan dari sorot mata ibu kandungnya."El ...."Keyra merasa menyesal saat melihat wajah sendu suaminya, dia menyesal karena telah membuka luka yang sepertinya sudah hampir sembuh.Dia juga menyesal kenapa sekarang mereka berjauhan sehingga tak bisa memeluk suaminya tersebut untuk memberi kekuatan."Kalau kau tak bisa mengatakannya, tidak apa-apa, El," ucap Keyra buru-buru, tapi Miguel menggeleng.Dia tersenyum samar dan menggeleng lagi."Tidak apa-apa, aku memang mau berbagi padamu agar kau t
"Sudah makan, El?"Malam hari, sesuai janji Keyra kepada Miguel, wanita itu pun mau menerima panggilan video dari suaminya yang kini melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.Miguel yang kini tampak duduk santai di sofa hotel tempat dia menginap, mengangguk dengan senyum lebar di bibirnya."Sudah dong, Sayang. Tak perlu menghawatirkan aku, aku makan dengan sangat baik di sini, hanya saja ada yang terasa sangat kurang," jawab Miguel yang masih memakai kemeja putih yang ia kenakan saat pertemuan bisnis dengan klien dengan satu kancing terbuka bagian atas.Rambutnya yang biasa tertata rapi kini terlihat cukup acak-acakan, mungkin karena sudah dalam keadaan tidak bekerja jadi penampilannya pun menjadi santai.Namun, penampilannya seperti itu malah membuat Miguel tampak seksi sehingga Keyra tergila-gila hanya dengan memandang wajah suaminya di layar ponsel."Ya? Apa itu? Kau bisa meminta sekretarismu untuk mencari apa yang kau inginkan, El. Pok
"El." Keyra yang terburu-buru menyusul Miguel ke kamar, berjalan pelan mendatangi sang suami yang tampak sibuk membereskan barang-barang untuk perjalanan dinasnya ke luar negeri. "What happen, Dear?" Keyra memeluk lembut lengan Miguel, bertanya dengan sorot penuh kekhawatiran. "Tidak ada, aku hanya sedang terburu-buru berangkat ke luar negeri. Itu saja," jawab Miguel yang masih menolak menatap Keyra. Emosinya masih bergejolak mengingat perkataan ibunya di meja makan tadi, dia tak ingin Keyra melihat dirinya ketika dalam keadaan seperti sekarang. "Kau belum makan apa pun, El. Makanlah dulu sebelum pergi," bujuk Keyra dengan lembut, memberikan tas kerja kepada sang suami yang terus menunduk entah sibuk melakukan apa. "Aku akan makan di perjalanan atau di pesawat." Miguel menjawab singkat, mengalihkan pandang dari Keyra. Keyra tak mau menyerah dan segera membalik tubuh Miguel agar mau menatap dirinya, lalu kembali
"Adik?"Di tengah keheningan ruang makan, Keyra bertanya dengan ekspresi tak percaya.Nyonya Davne, ibu mertuanya mengangguk dengan senyum lebar ketika tatapannya terarah pada Keyra.Berbeda sekali dengan ketika dia memandang Miguel beberapa saat lalu, mata perempuan itu menyipit tak suka."Iya, Sayangku. Ini adik iparmu, Rafael. Panggil dia Rafe mulai dari sekarang, dia putra bungsu mama yang telah hilang sejak bayi," terang mama mertuanya dengan mata berbinar dan memandang Raffi, seorang pria yang selama sebulan ini menjadi sopir pribadi Nyonya Davne, tiba-tiba menjadi adik ipar Keyra.Nyonya Davne menjelaskan dengan penuh semangat bagaimana kisah Rafe, putra bungsu yang terbuang ini.Dulu, tujuh tahun setelah melahirkan bayi kembar Miguel dan Milo, Nyonya Davne melahirkan lagi seorang anak.Namun, oleh rumah sakit diberi tahu bahwa putra yang dia lahirkan telah meninggal dunia.Perempuan itu tak menyangka bahwa ada seseorang
"E,El? Ada apa, Sayang?"Keyra begitu terkejut ketika Miguel tahu-tahu memeluk dirinya yang baru selesai mandi dan berganti baju dari belakang.Miguel tak menjawab apa pun, menyibak rambut panjang istrinya yang sedikit bergelombang dan menciumi lehernya."H-hey! Semalam, kan, kita sudah bercinta sampai beberapa ronde, apakah kau ingin lagi?"Keyra bertanya dengan wajah memerah karena malu saat suaminya itu tak berhenti menciuminya.Mereka sebentar lagi harus turun ke bawah untuk sarapan bersama ibu Miguel, Keyra tak mungkin membiarkan mertuanya menunggu terlalu lama karena harus melayani nafsu Miguel.Miguel sendiri sudah siap berangkat bekerja dengan setelan jas hitam dan kemeja abu-abu gelap di baliknya.Miguel menggeleng, kembali memeluk istrinya dari belakang dengan wajah muram."Aku hanya merindukanmu," bisiknya, menaruh dagunya di atas kepala Keyra dan memejamkan mata.Tadi, karena tak bisa menahan emosi, Miguel be