Miguel berpikir bahwa dia telah menyelesaikan urusan bersama Luna dengan sangat baik tanpa melibatkan Keyra dan membuat wanita yang begitu dicintainya itu khawatir.
Namun, Miguel menemukan kenyataan yang begitu mencengangkan saat dini hari pulang ke rumah, setelah menyelesaikan urusannya bersama Dyo terkait dengan dugaan Dean sebagai pelaku teror terhadap Keyra.
Istrinya, wanita yang begitu dia cintai dan tak rela untuk terluka sedikit pun baik hati atau fisiknya, ternyata tak ada di rumah.
Miguel terlalu menganggap remeh Luna dan tak memprediksi bahwa ini adalah serangakaian tindakan licik yang telah disusun dengan sangat rapi oleh wanita tersebut.
Saat mengetahui Keyra tak ada di rumah, awalnya Miguel tak begitu panik, dia berpikir mungkin Keyra pergi ke suatu tempat dan lupa untuk mengabari dirinya.
Setelah mandi dan membersihkan diri, dia mengecek ponselnya, melihat apakah ada pesan dari Keyra yang mungkin terlewat olehnya.
Namun, kotak
Setelah membaca pesan dari Miguel bahwa pria itu akan datang ke hotel tempat Keyra menginap, Keyra berjalan mondar-mandir dengan gelisah sambil menggigiti ujung kuku jempolnya."El pasti akan ke sini sebentar lagi, apa yang harus aku katakan padanya tentang pil kontrasepsi itu? Luna pasti sudah berbicara yang tidak-tidak."Keyra mengacak pelan rambutnya, terlalu takut dengan kemarahan Miguel serta menghadapi kekecewaan di matanya.Bagaimana pun juga sejak melakukan pernikahan kontrak, mereka sudah banyak bercinta dengan begitu panas dan bergairah.Miguel juga sangat mengharapkan hadirnya anak dari hubungan mereka ini, Keyra takut melihat kekecewaan yang mungkin akan dia hadapi saat bertemu dengan Miguel nanti.Keyra duduk di sofa hotel yang empuk, bahkan empuknya sofa tetap tak bisa menghilangkan kecemasan di wajahnya."Tapi kenapa saat mengirimi aku pesan, dia tidak terlihat marah? Ah, ini pasti hanya taktiknya agar aku mau bertemu dengan d
"Kenapa datang-datang langsung main cium saja, sih?!"Keyra yang menemukan kembali kewarasannya, mulai mendorong dada kokoh Miguel menjauh dengan bibir cemberut.Pria itu tetap berdiri pada tempatnya, tersenyum dengan sangat tampan. Raut kebahagiaan terpancar jelas di wajahnya.Keyra sejujurnya juga merasa terkejut dengan tindakan tak terduga Miguel ini, bukannya marah-marah dan memuntahkan kata-kata kasar disertai penghinaan seperti dugaannya, Miguel malah tampak begitu rindu saat melihat dirinya."Itu karena kau sangat manis, Istriku. Jadi jangan salahkan aku yang selalu ingin menciummu," jawab Miguel seraya menyentuh dagu Keyra dan menatapnya dengan penuh pesona dan pemujaan.Keyra yang pipinya memanas karena perlakuan manis dan suami, buru-buru memalingkan wajah karena tak ingin ekspresinya yang malu-malu ini dilihat oleh Miguel."Sebelumnya aku adalah pria yang penuh amarah, tapi keberadaanmu selalu menyejukkanku, Sayang," bisik Mig
Mereka berdua bertatapan dalam hening.Keyra yang tak tahan beradu pandang dengan Miguel, menundukkan wajahnya. Dia benar-benar takut mendapat amukan dari Miguel.Beberapa detik kemudian, Miguel yang sedang memeluk Keyra dari belakang, tertawa terbahak-bahak.Tentu saja hal itu membuat Keyra yang awalnya sudah pasrah dan menerima jika dimarahi sang suami, berbalik jadi mengerutkan kening seraya mendongakkan wajahnya yang cantik.Miguel masih terus tertawa bahkan sampai menyipitkan mata, itu sangat membingungkan sehingga Keyra menurut saja ketika dibimbing suaminya duduk di sofa."Kenapa kau malah terus tertawa? Apakah kata-kataku tadi lucu bagimu, El?"Bukannya menjawab, Miguel malah melayangkan ciuman-ciuman pada pipi sang istri yang duduk di sampingnya tersebut dengan ekspresi gemas."Migueeeel, jawab, dong! Kok malah terus menciumiku, sih??"Keyra benar-benar dibuat kehilangan kesabaran oleh sikap suaminya tersebut, belum la
Akhirnya, Keyra sudah memutuskan untuk mengakui segalanya hari ini.Bahwa dulu dia tak ingin memiliki anak dengan Miguel, karena itu menggunakan pil kontrasepsi tanpa sepengetahuannya.Namun kini, Keyra sudah berhenti minum pil itu dan mengakui kesalahannya.Dia juga akan mengatakan bahwa mulai saat ini, dia tak keberatan mengandung anak dari Miguel."El, aku ...."Keyra dengan wajah gelisah dan takut, hendak memulai pengakuannya.Melihat sang istri yang seperti memikul beban yang teramat berat, Miguel segera meletakkan tangannya di pipi Keyra."Kalau itu tentang apa yang dibilang Luna tadi malam, bahwa kau masih menyimpan rasa pada Jackson, sudah kubilang aku tidak akan bertanya sebelum kau sendiri yang berbicara, Key," ucapnya dengan sungguh-sungguh.Dia bermaksud meredakan kegelisahan yang dirasakan sang istri bahwa kata-kata Luna semal
"Menurutmu, kita enaknya pergi bulan madu ke mana?"Keyra bertanya pada Miguel, suaminya, dengan bergelayut manja di lengan pria tampan tersebut.Kadang hubungan mereka memang selucu ini.Keyra salah paham, pergi, didatangi Miguel lalu mereka bercinta dengan sangat panas seperti tak pernah ada pertengkaran apa pun sebelumnya.Entah kenapa Keyra menikmati hubungan semacam ini.Apakah dirinya diam-diam memiliki sifat psikopat? Sehingga suka hal semacam ini."Maldives? Hawaai?"Miguel yang sedang duduk dengan bersandar di kepala ranjang hotel yang mereka tempati, bertanya dengan lembut.Tawarannya tersebut dijawab gelengan oleh Keyra."Aku tidak suka yang terlalu jauh, bagaimana kalau yang masih sekitar Indonesia saja?"Miguel tentu saja mengangguk.Apa, sih, yang bisa dia tolak dari Keyra?
[Kau rindu aku tidak?]Suatu siang, karena tidak punya pekerjaan, Keyra iseng-iseng mengirim pesan seperti itu pada Miguel.Ini sudah hari ketiga sang suami berada di luar negeri karena harus melakukan perjalanan bisnis, entah kenapa Keyra merasa begitu kesepian tanpa kehadiran Miguel.Pria itu masuk ke dalam kehidupannya dengan begitu natural dan tak disadari oleh Keyra, tahu-tahu sekarang wanita itu selalu merasa ada yang kurang jika tanpa kehadiran Miguel.Keyra saat ini sedang berada di sebuah kafe yang nyaman, minuman yang disediakan di sini sangat cocok dengan lidah Keyra, sehingga hampir tiap hari wanita itu mengunjungi kafe yang letaknya tak jauh dari hotel Keyra menginap.Ketika tengah melamun sambil menopang dagu, melihat lalu lalang orang di jalanan, Keyra melihat layar ponselnya menyala, menandakan bahwa ada pesan yang baru masuk.Wajah Keyra seketika sumringah
Keyra berusaha menyingkirkan kesedihan saat memikirkan nasib hubungan mereka dengan membaca lagi semua isi pesan dari Miguel yang membuat dirinya senyum-senyum sendiri itu.Pria ini ... sebenarnya dia mempunyai sisi manis yang tak terbayangkan.Orang yang baru mengenal Miguel, mungkin akan mengira bahwa dia adalah pribadi yang kaku dan dingin.Namun, di balik kekakuan Miguel, anehnya kadang dia bisa bersikap manis dan menggoda."Lama-lama Miguel tidaklah seburuk yang aku kira. Dia bisa lebih manis daripada Milo," ucap Keyra pada dirinya sendiri seraya membayangkan wajah Miguel yang sedang memakai jas hitam yang licin dengan kemeja berwarna senada.Bibir merah mudanya mengulas senyuman, entah sejak kapan perasaannya pada Miguel berubah menjadi seperti ini.Rasanya saat ini juga, Keyra ingin sekali memeluk pria dingin itu, coba kalau mereka dekat, mungkin Keyra akan me
"Jace."Keyra melepas pegangan tangan Jackson dengan sedikit kasar, menatap tegas pada pria dengan wajah oriental itu.Alis Jackson yang ramping nan tegas itu menyatu saat melihat genggamannya dilepas oleh Keyra, sorot ketidak sukaan memenuhi matanya.Namun, Keyra sama sekali tak peduli dengan hal itu, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah membuat Jackson berhenti salah paham dan tak percaya apa pun yang telah Luna ucapkan padanya.Jackson menatap Keyra dengan dahi mengernyit, sebelum pria itu membuka mata untuk protes, Keyra sudah langsung berbicara panjang lebar."Tolong berhenti bermimpi, aku sudah lama tidak mempunyai perasaan apa pun lagi padamu. Lupakan masa lalu kita, itu hanya masa lalu. Aku bukanlah wanita bodoh yang akan terus mengharap cintamu meski kau khianati berulang kali, Jace. Kisah di antara kita sudah selesai," ujar Keyra dengan tegas dan penuh penekanan.Jika ada hal di dunia ini yang paling disesali oleh Keyra, itu ad
Kepala Keyra seperti tersiram air dingin mendengar kabar dari seseorang yang meneleponnya. "Ini... ini tidak mungkin! Miguel, bagaimana bisa...." Keyra berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan panik. Bagaimana bisa semua menjadi serba kebetulan? Ibu mertuanya berencana menggulingkan Miguel dari jabatan sebagai presiden direktur di perusahaan yang dia pegang, dan kini tiba-tiba Miguel menghilang dengan kabar diculik seseorang. "Apakah ini ulah Mama? Tidak, itu tidak mungkin. Tapi, tapi segalanya menjadi mungkin sekarang." Keyra hampir menangis saat dia berusaha menghubungi Miguel tapi ponsel pria itu tidak aktif. Dia tertawa tanpa suara menyadari kebodohannya. Tentu saja ponsel Miguel tidak akan aktif! Dia sedang diculik! [Jangan lapor polisi dan jangan beritahu siapa pun. Ikuti instruksi dariku untuk mengambil kembali Miguel.] Pesan yang dikirim oleh nomor yang tadi menghubungi dirinya membuat Keyra sekalinya ketakutan.
Keyra dalam mood yang begitu buruk pagi ini.Itu semua karena Miguel yang mengatakan bahwa dia harus menunda kepulangan entah sampai kapan, sementara Keyra begitu bosan berada di rumah."Kenapa ditunda, sih? Padahal dia tahu kalau aku kesepian," rutuk Keyra dalam hati sambil bersungut-sungut ketika membaca pesan permintaan maaf dari Miguel."Aaaah, aku sangat bosan. Apa nanti aku jalan-jalan saja ke mall untuk mencari udara segar?"Keyra akhirnya memutuskan setelah sarapan dan hal lainnya, wanita itu akan pergi keluar untuk mencari udara segar.Dia kini baru menyadari bahwa ternyata tak punya banyak teman, Keyra tiba-tiba ingat teman SMA nya dulu yang tinggal satu asrama, namanya Erika.Dari semua penghuni asrama, meskipun perkenalan mereka hanya sebentar tapi Erika lumayan akrab dengannya."Apa aku bertanya saja kabarnya dan mengajak bertemu, ya? Apakah dia masih ingat aku? Jangan-jangan dia sudah lupa," gumam Keyra kepada dirinya se
[El, tadi aku diminta mama menemani Rafe belajar buku-buku bisnis dan....]Keyra segera menghapus lagi ketikan di ponsel dan tak jadi mengirimkannya kepada Miguel, berpikir ulang tentang kata-kata ibu mertuanya tadi ketika dia berada di ruang keluarga bersama Rafe dan mertuanya."Jangan memberi tahu Miguel tentang hal ini, Key. Kau tidak ingin kalau terjadi pertikaian di keluarga ini kalau Miguel salah paham, 'kan?"Seakan tahu bahwa Keyra pasti akan lapor kepada suaminya, Nyonya Davne sudah melarang wanita itu melakukannya."Besok saja kalau Miguel pulang, aku akan bercerita secara langsung agar tidak ada kesalahpahaman."Akhirnya Keyra memutuskan seperti itu setelah berpikir bahwa mungkin jika dia mengatakannya lewat chat, akan ada kesalahpahaman seperti yang dikhawatirkan ibu mertuanya.Malam itu, setelah Keyra menemani Rafe belajar ilmu bisnis dari buku-buku yang dibawa adik iparnya tersebut, Keyra bersiap tidur dan mengurungkan niat men
"Mama bilang, kenapa selalu aku yang selamat?"Ucapan lirih yang keluar dari mulut Miguel, membuat Keyra seketika terdiam.Dulu, dulu saat pertama kali mendengar cerita Miguel bahwa calon suaminya meninggal dunia karena mengendarai mobil yang biasa Miguel pakai bekerja, sejujurnya sempat terlintas dalam diri Keyra pertanyaan seperti itu.Kenapa Miguel yang selamat? Kenapa justru Milo yang meninggal padahal itu mobil Miguel?Keyra merasa sedikit tertohok, apalagi ketika melihat ekspresi kesakitan dan tertekan di wajah Miguel yang tampan.Kini Keyra sadar kenapa Miguel begitu suram, jarang tersenyum dan seperti tak tertarik sama sekali dengan kehidupan.Itu karena apa yang dia alami sudah terlalu berat, di balik ke profesionalnnya saat bekerja, yang dijuluki presiden direktur paling jenius karena di usia muda sudah bisa membawa perusahaan besar yang dia pegang menuju kesukse
"Dulu sikap mama tidak seperti ini," ujar Miguel membuka cerita.Ini adalah sebuah kenangan pahit yang tak pernah dia buka kepada siapa pun. Miguel terus menyimpannya sendiri dan berharap suatu hari sikap dingin yang kadang-kadang muncul dari mamanya itu suatu saat menghilang.Namun, sepertinya itu hanyalah sebuah harapan kosong.Apalagi setelah kematian Milo yang menggunakan mobil milik Miguel, tatapan menuduh sering kali Miguel rasakan dari sorot mata ibu kandungnya."El ...."Keyra merasa menyesal saat melihat wajah sendu suaminya, dia menyesal karena telah membuka luka yang sepertinya sudah hampir sembuh.Dia juga menyesal kenapa sekarang mereka berjauhan sehingga tak bisa memeluk suaminya tersebut untuk memberi kekuatan."Kalau kau tak bisa mengatakannya, tidak apa-apa, El," ucap Keyra buru-buru, tapi Miguel menggeleng.Dia tersenyum samar dan menggeleng lagi."Tidak apa-apa, aku memang mau berbagi padamu agar kau t
"Sudah makan, El?"Malam hari, sesuai janji Keyra kepada Miguel, wanita itu pun mau menerima panggilan video dari suaminya yang kini melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.Miguel yang kini tampak duduk santai di sofa hotel tempat dia menginap, mengangguk dengan senyum lebar di bibirnya."Sudah dong, Sayang. Tak perlu menghawatirkan aku, aku makan dengan sangat baik di sini, hanya saja ada yang terasa sangat kurang," jawab Miguel yang masih memakai kemeja putih yang ia kenakan saat pertemuan bisnis dengan klien dengan satu kancing terbuka bagian atas.Rambutnya yang biasa tertata rapi kini terlihat cukup acak-acakan, mungkin karena sudah dalam keadaan tidak bekerja jadi penampilannya pun menjadi santai.Namun, penampilannya seperti itu malah membuat Miguel tampak seksi sehingga Keyra tergila-gila hanya dengan memandang wajah suaminya di layar ponsel."Ya? Apa itu? Kau bisa meminta sekretarismu untuk mencari apa yang kau inginkan, El. Pok
"El." Keyra yang terburu-buru menyusul Miguel ke kamar, berjalan pelan mendatangi sang suami yang tampak sibuk membereskan barang-barang untuk perjalanan dinasnya ke luar negeri. "What happen, Dear?" Keyra memeluk lembut lengan Miguel, bertanya dengan sorot penuh kekhawatiran. "Tidak ada, aku hanya sedang terburu-buru berangkat ke luar negeri. Itu saja," jawab Miguel yang masih menolak menatap Keyra. Emosinya masih bergejolak mengingat perkataan ibunya di meja makan tadi, dia tak ingin Keyra melihat dirinya ketika dalam keadaan seperti sekarang. "Kau belum makan apa pun, El. Makanlah dulu sebelum pergi," bujuk Keyra dengan lembut, memberikan tas kerja kepada sang suami yang terus menunduk entah sibuk melakukan apa. "Aku akan makan di perjalanan atau di pesawat." Miguel menjawab singkat, mengalihkan pandang dari Keyra. Keyra tak mau menyerah dan segera membalik tubuh Miguel agar mau menatap dirinya, lalu kembali
"Adik?"Di tengah keheningan ruang makan, Keyra bertanya dengan ekspresi tak percaya.Nyonya Davne, ibu mertuanya mengangguk dengan senyum lebar ketika tatapannya terarah pada Keyra.Berbeda sekali dengan ketika dia memandang Miguel beberapa saat lalu, mata perempuan itu menyipit tak suka."Iya, Sayangku. Ini adik iparmu, Rafael. Panggil dia Rafe mulai dari sekarang, dia putra bungsu mama yang telah hilang sejak bayi," terang mama mertuanya dengan mata berbinar dan memandang Raffi, seorang pria yang selama sebulan ini menjadi sopir pribadi Nyonya Davne, tiba-tiba menjadi adik ipar Keyra.Nyonya Davne menjelaskan dengan penuh semangat bagaimana kisah Rafe, putra bungsu yang terbuang ini.Dulu, tujuh tahun setelah melahirkan bayi kembar Miguel dan Milo, Nyonya Davne melahirkan lagi seorang anak.Namun, oleh rumah sakit diberi tahu bahwa putra yang dia lahirkan telah meninggal dunia.Perempuan itu tak menyangka bahwa ada seseorang
"E,El? Ada apa, Sayang?"Keyra begitu terkejut ketika Miguel tahu-tahu memeluk dirinya yang baru selesai mandi dan berganti baju dari belakang.Miguel tak menjawab apa pun, menyibak rambut panjang istrinya yang sedikit bergelombang dan menciumi lehernya."H-hey! Semalam, kan, kita sudah bercinta sampai beberapa ronde, apakah kau ingin lagi?"Keyra bertanya dengan wajah memerah karena malu saat suaminya itu tak berhenti menciuminya.Mereka sebentar lagi harus turun ke bawah untuk sarapan bersama ibu Miguel, Keyra tak mungkin membiarkan mertuanya menunggu terlalu lama karena harus melayani nafsu Miguel.Miguel sendiri sudah siap berangkat bekerja dengan setelan jas hitam dan kemeja abu-abu gelap di baliknya.Miguel menggeleng, kembali memeluk istrinya dari belakang dengan wajah muram."Aku hanya merindukanmu," bisiknya, menaruh dagunya di atas kepala Keyra dan memejamkan mata.Tadi, karena tak bisa menahan emosi, Miguel be