Keyra berjalan cepat ke arah tempat tidur, meninggalkan mawar dan pot yang berserakan di lantai, lalu membanting tubuhnya ke atas ranjang yang empuk dengan bersungut-sungut.
Kepala Keyra terasa mendidih saat mengingat kembali bagaimana foto-foto Miguel yang tampak akrab memeluk wanita lain padahal baru beberapa menit lalu mengucapkan kata-kata sayang padanya.
"Kenapa dia sangat menyebalkan! Bohong lagi! Bohong terus!!!" teriak Keyra seraya membenamkan wajahnya ke bantal.
"Aku benci! Aku benci Miguel!"
Dia memukul-mukul ranjang untuk melampiaskan kemarahannya, memaki Miguel sepuas yang dia bisa.
Dadanya terasa begitu sesak, rasa kecewa yang begitu dalam membuat Keyra hanya bisa menangis tanpa suara.
Bahkan setelah menangis pun, dadanya masih terasa begitu berat.
"Terserah, aku tidak akan mengharap dia lagi! Main saja sana sama semua wanita, aku tidak peduli!"
Satu tangan Keyra yang menggenggam ponsel dia tekan kuat-kuat seakan d
Keyra terus meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan tanpa sadar ada seseorang yang sudah berdiri di belakangnya."Key."Panggilan dari pria yang kini memakai setelan jas hitam lengkap di balik kemeja putih, membuat Keyra berbalik.Seketika bibirnya cemberut ketika menatap pria itu. Miguel."Kenapa kau ada di sini?! Pergi!"Namun, bukannya pergi karena usiran Keyra, Miguel malah berjalan semakin maju dan duduk di pinggir ranjang, dekat Keyra.Dia menarik napas panjang dan menyugar rambutnya ke belakang, ekspresi campur aduk antara gelisah, panik dan kesedihan tergambar jelas di wajahnya."Aku tidak bisa bekerja dengan tenang setelah membaca pesan darimu itu, Key, makanya aku nekat pergi ke sini alih-alih berangkat ke kantor. Kenapa kau tiba-tiba marah?"Miguel mengulurkan tangan, menyentuh kepala Keyra dan membelai rambutnya yang lembut."Tidak tahu!"Keyra menjawab dengan ketus, menyingkirkan tangan Miguel dari
Keyra merasakan punggungnya yang dibelai lembut oleh Miguel, meski dia merasa nyaman dengan pelukan pria besar ini, tapi kemarahannya belum mereda."Kenapa kau ini selalu menyebalkan, sih?! Kau itu pria yang paling menyebalkan dari semua pria yang aku kenal, tahu!"Dengan bersungut-sungut Keyra mengatakan hal itu, matanya menatap tajam dengan sedikit menyipit pada Miguel yang justru tertawa sampai matanya terpejam."Iya, aku pria paling menyebalkan di matamu. Adakah pria yang lebih menyebalkan bagi kamu dari pada aku?"Dia justru balik bertanya seraya membelai rambut panjang Keyra dan menyisirnya dengan jari.Ini adalah jenis pertengkaran yang aneh, mereka saling berpelukan dengan Keyra masih saja marah-marah dan cemberut.Miguel tak peduli akan hal itu, karena dia terlalu bahagia bisa memeluk Keyra lagi setelah seminggu lebih kehadirannya ditolak oleh wanita ini."Tidak ada! Kau paling menyebalkan! Sangat sangat menyebalkan!" ketus K
"Kau suka aku menjadi pria yang nakal atau tidak?" bisik Miguel sambil membalas ciuman Keyra, memberi sang istri ciuman yang lebih basah dan panas."Kalau sama aku, kau boleh menjadi pria yang nakal," jawab Keyra tanpa malu-malu, sesuatu dalam dirinya sudah terdorong begitu jauh, dia ingin melampiaskan hasrat yang sudah terpendam lama sampai habis pagi ini.Miguel tertawa mendengar jawaban dari sang istri, di mata Keyra, pria itu terlihat sangat tampan."Mau mencoba hal baru, Sayang?"Miguel berbisik di sebelah telinga Keyra seraya mencium daun telinga istri tercintanya tersebut, bisikan sang suami membuat Keyra menggeliat sedikit."Apa itu?"Keyra bertanya dengan wajah memerah, dia mengalungkan tangan di leher Miguel dengan ekspresi manja, membuat pria itu begitu gemas dan tak sabar untuk segera melahapnya.Bersama Keyra selalu menyegarkan, dia ben
"El."Keyra memanggil suaminya yang sedang duduk bersila di atas ranjang dengan menghadap laptop yang menyala, terlihat sibuk dengan pekerjaan yang tadi pagi dia tinggalkan."Hmmm, ya?"Miguel menolehkan kepalanya pada sang istri yang tengah duduk di sampingnya dengan tatapan bertanya saat melihat sang istri yang awalnya sedang asyik memakan cake, kini terlihat serius dengan dahi mengernyit."Ada apa?"Miguel menyentuh bawah dagu Keyra dan membuat istrinya sedikit mendongak untuk menghadap wajahnya.Keyra ragu-ragu sejenak sebelum kemudian memutuskan untuk mengungkapkan isi hatinya."Aku ... sejak tadi sebenarnya ingin bertanya sesuatu padamu."Pagi tadi setelah mereka bertengkar karena kesalahpahaman yang disebabkan Luna dengan menyebar kabar hoax tentang Miguel, mereka bercinta sampai kelelahan dan Keyra tertidur pulas.Bangun-bangun hari sudah menjelang sore dan Miguel tampak sibuk dengan pekerjaannya dengan sesekali
Mereka saling bertatapan selama beberapa detik, sudut mata Keyra sedikit bergetar saat melihat tatapan Miguel yang begitu dalam, ada eskpresi geli di sana.Dia dengan santai menunjuk ke arah kedua lengan Keyra yang menggelayut manja di lengan atas Miguel, spontan, wanita itu pun langsung memberengut dan melepaskan pegangannya."Iih!"Namun, Miguel lebih sigap. Sebelum istrinya bergeser menjauh dari tubuhnya, Miguel menangkap punggung Keyra dan membuat wanita itu tetap menempel padanya.Buah dada Keyra yang besar tanpa terlindung bra di balik kaus big size yang dia gunakan, terasa hangat sekaligus empuk di lengan Miguel."Jangan pergi," bisik pria itu seraya menekan sedikit lebih keras punggung Keyra dengan telapak tangannya, membuat tubuh bagian depan Keyra semakin menempel pada lengannya.Keyra yang gemas sekaligus kesal dengan tingkah Miguel tersebut, memukul pelan lenga
"Ada apa, Istriku? Kau tiba-tiba terlihat sedih."Miguel bertanya dengan heran atas sikap Keyra yang tiba-tiba terdiam saat dia menyebutkan perceraian, sedangkan Keyra, menelan ludah sambil menatap Miguel dengan muram sebelum memutuskan untuk mengatakan apa yang sedang ada dalam pikirannya."Tidak ada. Aku hanya ... hanya merasa sedikit terganggu dengan kata-kata perceraian."Miguel segera menyentuh pipi Keyra sebagai bentuk penghiburan, dia terlihat menyesal karena tak peka bahwa kata-kata itu menyinggung perasaan wanitanya.Wanita yang begitu dia cintai.Bagaimana pun juga, Miguel tak pernah berharap Keyra mempunyai perasaan apa pun padanya, dia bisa merasakan tubuh Keyra saja, hatinya sudah bahagia bukan main.Miguel tak pernah berani berharap lebih.Baginya, seperti ini sudah cukup. Memastikan Keyra aman, bahagia dan nyaman adalah prioritas terbesar Miguel.Dia tak pernah berani perasaannya yang sudah mengakar kuat ini bers
Setelah pertengkaran yang berujung dengan pergulatan di atas ranjang seharian yang mengakibatkan Keyra merasa pegal pegal di seluruh badan, akhirnya dia dan Miguel berbaikan.Miguel pun sudah diizinkan Keyra untuk kembali pulang ke rumah dan menempati kamar bersama lagi seperti sebelumnya.Nyonya Davne merasa begitu lega dengan perkembangan tak terduga ini sedangkan Keyra juga mulai merasa nyaman dengan kembalinya Miguel ke rumah.Wanita itu merasa sudah tak ada lagi masalah yang dikhawatirkan, dengan jawaban dari Miguel, dia yakin sekali bahwa selama ini Luna salah menilai Miguel.Keyra berjanji mulai sekarang dia akan lebih mempercayai Miguel.Namun, berbeda dengan Keyra yang mulai tenang dan bahagia dengan kedatangan Miguel, pria itu malah merasakan sebaliknya.Dia masih tak bisa tenang dengan foto skandal yang dikirim Luna kepada Keyra dan gatal untuk menyelesaikan masalah tersebut.Pada pertemuan di lobi hotel malam itu, jelas ha
Miguel berdehem satu kali agar terlihat tetap tenang di depan sang istri yang menatap penuh curiga, lalu tersenyum tipis dan menjawab."Ehm, itu ... aku sedikit ada urusan di luar setelah jam kerja ""Urusan apa? Apakah itu hal yang sangat penting sampai harus dilakukan malam minggu?" kejar Keyra, dahinya yang mulus itu berkerut dan bibir merah mudanya cemberut.Dia benar-benar tak habis pikir kenapa saat malam Minggu Miguel malah terlambat pulang bukannya menemani Keyra di rumah.Bukankah hari-hari sebelumnya dia sudah banyak menghabiskan waktu itu bekerja? Apakah malam Minggu pun dia gunakan untuk bekerja juga? Workaholic nya ini sudah sangat keterlaluan!Miguel yang melihat istrinya sedang merajuk malah tertawa terbahak-bahak, dia maju mendekat untuk menghapus jarak di antara mereka.Pria yang penampilannya sudah rapi dengan menggunakan setelan hitam di balik kemeja warna senada yang dia pakai, dengan rambut rapi yang ditata Pomade, menge
Kepala Keyra seperti tersiram air dingin mendengar kabar dari seseorang yang meneleponnya. "Ini... ini tidak mungkin! Miguel, bagaimana bisa...." Keyra berjalan mondar-mandir di kamarnya dengan panik. Bagaimana bisa semua menjadi serba kebetulan? Ibu mertuanya berencana menggulingkan Miguel dari jabatan sebagai presiden direktur di perusahaan yang dia pegang, dan kini tiba-tiba Miguel menghilang dengan kabar diculik seseorang. "Apakah ini ulah Mama? Tidak, itu tidak mungkin. Tapi, tapi segalanya menjadi mungkin sekarang." Keyra hampir menangis saat dia berusaha menghubungi Miguel tapi ponsel pria itu tidak aktif. Dia tertawa tanpa suara menyadari kebodohannya. Tentu saja ponsel Miguel tidak akan aktif! Dia sedang diculik! [Jangan lapor polisi dan jangan beritahu siapa pun. Ikuti instruksi dariku untuk mengambil kembali Miguel.] Pesan yang dikirim oleh nomor yang tadi menghubungi dirinya membuat Keyra sekalinya ketakutan.
Keyra dalam mood yang begitu buruk pagi ini.Itu semua karena Miguel yang mengatakan bahwa dia harus menunda kepulangan entah sampai kapan, sementara Keyra begitu bosan berada di rumah."Kenapa ditunda, sih? Padahal dia tahu kalau aku kesepian," rutuk Keyra dalam hati sambil bersungut-sungut ketika membaca pesan permintaan maaf dari Miguel."Aaaah, aku sangat bosan. Apa nanti aku jalan-jalan saja ke mall untuk mencari udara segar?"Keyra akhirnya memutuskan setelah sarapan dan hal lainnya, wanita itu akan pergi keluar untuk mencari udara segar.Dia kini baru menyadari bahwa ternyata tak punya banyak teman, Keyra tiba-tiba ingat teman SMA nya dulu yang tinggal satu asrama, namanya Erika.Dari semua penghuni asrama, meskipun perkenalan mereka hanya sebentar tapi Erika lumayan akrab dengannya."Apa aku bertanya saja kabarnya dan mengajak bertemu, ya? Apakah dia masih ingat aku? Jangan-jangan dia sudah lupa," gumam Keyra kepada dirinya se
[El, tadi aku diminta mama menemani Rafe belajar buku-buku bisnis dan....]Keyra segera menghapus lagi ketikan di ponsel dan tak jadi mengirimkannya kepada Miguel, berpikir ulang tentang kata-kata ibu mertuanya tadi ketika dia berada di ruang keluarga bersama Rafe dan mertuanya."Jangan memberi tahu Miguel tentang hal ini, Key. Kau tidak ingin kalau terjadi pertikaian di keluarga ini kalau Miguel salah paham, 'kan?"Seakan tahu bahwa Keyra pasti akan lapor kepada suaminya, Nyonya Davne sudah melarang wanita itu melakukannya."Besok saja kalau Miguel pulang, aku akan bercerita secara langsung agar tidak ada kesalahpahaman."Akhirnya Keyra memutuskan seperti itu setelah berpikir bahwa mungkin jika dia mengatakannya lewat chat, akan ada kesalahpahaman seperti yang dikhawatirkan ibu mertuanya.Malam itu, setelah Keyra menemani Rafe belajar ilmu bisnis dari buku-buku yang dibawa adik iparnya tersebut, Keyra bersiap tidur dan mengurungkan niat men
"Mama bilang, kenapa selalu aku yang selamat?"Ucapan lirih yang keluar dari mulut Miguel, membuat Keyra seketika terdiam.Dulu, dulu saat pertama kali mendengar cerita Miguel bahwa calon suaminya meninggal dunia karena mengendarai mobil yang biasa Miguel pakai bekerja, sejujurnya sempat terlintas dalam diri Keyra pertanyaan seperti itu.Kenapa Miguel yang selamat? Kenapa justru Milo yang meninggal padahal itu mobil Miguel?Keyra merasa sedikit tertohok, apalagi ketika melihat ekspresi kesakitan dan tertekan di wajah Miguel yang tampan.Kini Keyra sadar kenapa Miguel begitu suram, jarang tersenyum dan seperti tak tertarik sama sekali dengan kehidupan.Itu karena apa yang dia alami sudah terlalu berat, di balik ke profesionalnnya saat bekerja, yang dijuluki presiden direktur paling jenius karena di usia muda sudah bisa membawa perusahaan besar yang dia pegang menuju kesukse
"Dulu sikap mama tidak seperti ini," ujar Miguel membuka cerita.Ini adalah sebuah kenangan pahit yang tak pernah dia buka kepada siapa pun. Miguel terus menyimpannya sendiri dan berharap suatu hari sikap dingin yang kadang-kadang muncul dari mamanya itu suatu saat menghilang.Namun, sepertinya itu hanyalah sebuah harapan kosong.Apalagi setelah kematian Milo yang menggunakan mobil milik Miguel, tatapan menuduh sering kali Miguel rasakan dari sorot mata ibu kandungnya."El ...."Keyra merasa menyesal saat melihat wajah sendu suaminya, dia menyesal karena telah membuka luka yang sepertinya sudah hampir sembuh.Dia juga menyesal kenapa sekarang mereka berjauhan sehingga tak bisa memeluk suaminya tersebut untuk memberi kekuatan."Kalau kau tak bisa mengatakannya, tidak apa-apa, El," ucap Keyra buru-buru, tapi Miguel menggeleng.Dia tersenyum samar dan menggeleng lagi."Tidak apa-apa, aku memang mau berbagi padamu agar kau t
"Sudah makan, El?"Malam hari, sesuai janji Keyra kepada Miguel, wanita itu pun mau menerima panggilan video dari suaminya yang kini melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.Miguel yang kini tampak duduk santai di sofa hotel tempat dia menginap, mengangguk dengan senyum lebar di bibirnya."Sudah dong, Sayang. Tak perlu menghawatirkan aku, aku makan dengan sangat baik di sini, hanya saja ada yang terasa sangat kurang," jawab Miguel yang masih memakai kemeja putih yang ia kenakan saat pertemuan bisnis dengan klien dengan satu kancing terbuka bagian atas.Rambutnya yang biasa tertata rapi kini terlihat cukup acak-acakan, mungkin karena sudah dalam keadaan tidak bekerja jadi penampilannya pun menjadi santai.Namun, penampilannya seperti itu malah membuat Miguel tampak seksi sehingga Keyra tergila-gila hanya dengan memandang wajah suaminya di layar ponsel."Ya? Apa itu? Kau bisa meminta sekretarismu untuk mencari apa yang kau inginkan, El. Pok
"El." Keyra yang terburu-buru menyusul Miguel ke kamar, berjalan pelan mendatangi sang suami yang tampak sibuk membereskan barang-barang untuk perjalanan dinasnya ke luar negeri. "What happen, Dear?" Keyra memeluk lembut lengan Miguel, bertanya dengan sorot penuh kekhawatiran. "Tidak ada, aku hanya sedang terburu-buru berangkat ke luar negeri. Itu saja," jawab Miguel yang masih menolak menatap Keyra. Emosinya masih bergejolak mengingat perkataan ibunya di meja makan tadi, dia tak ingin Keyra melihat dirinya ketika dalam keadaan seperti sekarang. "Kau belum makan apa pun, El. Makanlah dulu sebelum pergi," bujuk Keyra dengan lembut, memberikan tas kerja kepada sang suami yang terus menunduk entah sibuk melakukan apa. "Aku akan makan di perjalanan atau di pesawat." Miguel menjawab singkat, mengalihkan pandang dari Keyra. Keyra tak mau menyerah dan segera membalik tubuh Miguel agar mau menatap dirinya, lalu kembali
"Adik?"Di tengah keheningan ruang makan, Keyra bertanya dengan ekspresi tak percaya.Nyonya Davne, ibu mertuanya mengangguk dengan senyum lebar ketika tatapannya terarah pada Keyra.Berbeda sekali dengan ketika dia memandang Miguel beberapa saat lalu, mata perempuan itu menyipit tak suka."Iya, Sayangku. Ini adik iparmu, Rafael. Panggil dia Rafe mulai dari sekarang, dia putra bungsu mama yang telah hilang sejak bayi," terang mama mertuanya dengan mata berbinar dan memandang Raffi, seorang pria yang selama sebulan ini menjadi sopir pribadi Nyonya Davne, tiba-tiba menjadi adik ipar Keyra.Nyonya Davne menjelaskan dengan penuh semangat bagaimana kisah Rafe, putra bungsu yang terbuang ini.Dulu, tujuh tahun setelah melahirkan bayi kembar Miguel dan Milo, Nyonya Davne melahirkan lagi seorang anak.Namun, oleh rumah sakit diberi tahu bahwa putra yang dia lahirkan telah meninggal dunia.Perempuan itu tak menyangka bahwa ada seseorang
"E,El? Ada apa, Sayang?"Keyra begitu terkejut ketika Miguel tahu-tahu memeluk dirinya yang baru selesai mandi dan berganti baju dari belakang.Miguel tak menjawab apa pun, menyibak rambut panjang istrinya yang sedikit bergelombang dan menciumi lehernya."H-hey! Semalam, kan, kita sudah bercinta sampai beberapa ronde, apakah kau ingin lagi?"Keyra bertanya dengan wajah memerah karena malu saat suaminya itu tak berhenti menciuminya.Mereka sebentar lagi harus turun ke bawah untuk sarapan bersama ibu Miguel, Keyra tak mungkin membiarkan mertuanya menunggu terlalu lama karena harus melayani nafsu Miguel.Miguel sendiri sudah siap berangkat bekerja dengan setelan jas hitam dan kemeja abu-abu gelap di baliknya.Miguel menggeleng, kembali memeluk istrinya dari belakang dengan wajah muram."Aku hanya merindukanmu," bisiknya, menaruh dagunya di atas kepala Keyra dan memejamkan mata.Tadi, karena tak bisa menahan emosi, Miguel be