"Mas, perasaan aku. Kok, tidak enak ya!" kata Resti, saat dia duduk di depan cermin sedang menyisir rambutnya. Tangan perempuan itu yang sedang memegang sisir, dia biarkan menggantung diudara saat dia melihat dan memperhatikan suaminya lewat pantulan kaca.Richard tidak merespon sama sekali apa yang dia ucapkan tadi. Dia melihat suaminya tengah sibuk dengan poselnya, duduk bersila di atas kasurnya."Mas, kamu dengar tidak sih""Apa, sayang""Aku kepikiran, Arka loh. Mas" sahutnya sembari memegang dadanya yang terasa berdebar-debar dan menyesakkan dadanya.Pandangan Richard beralih memperhatikan Resti. Sejujurnya dia pun sama seperti apa yang dirasakan oleh istrinya, tapi sebisa mungkin dia menutupinya. Toh anak buahnya selama ini selalu memantau setiap pergerakan yang ada di dalam rumah mantan istri keduanya.Richard beranjak berdiri menghampiri Resti kemudian memeluknya dari belakang, dia singkirkan beberapa anak rambutnya disekitar leher sang istri kemudian mengecupnya sekilas. Dia
"Kamu bisa datang ke Villa Pesona Asri. Ingat, kalau kamu mau anak tidak berguna ini, kamu harus datang sendiri" ucap laki-laki di sebrang sana yang menghubungi Resti."Apa maksudmu? kamu menculik anakku?""Tidak usah banyak bertanya, besok sore kamu harus menjemput si anak malang ini" Sambungan tiba-tiba diputus begitu saja. Kening Resti berkerut saat mengenali suara laki-laki tadi yang menghubunginya. Persetan dengan keadaan, tekadnya sudah bulat. Dia ingin menjemput Arka, dia merindukan dan mengkhawatirkan anak laki-lakinya.Tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang, tangan kekar yang selalu menjadi pelindungnya saat ini. Tangan kokoh ini yang akan selalu menjaganya dan anak-anaknya. Richard menyibakkan sedikit anak rambut istrinya, kemudian dia kecupi pipi dan leher perempuan itu hingga menciptakan gelenyar-gelenyar yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Dia memejamkan matanya sejenak guna menikmati sentuhan kasih sayang yang diberikan oleh suaminya untuk dirinya."Mas, s
Ivan berlari secepat kilat, saat dia baru saja memasuki loby kantor cabang yang berada di pulau Bali. Dia baru saja mendapatkan tanda GPS pada chip istri dari bos nya itu, yang berada dalam jarak yang cukup jauh dari lokasi huniannya."Apa kamu juga mendapat sinyal dari istriku?" tanya Richard tanpa menunggu asistennya menjelaskan."Ya" jawab Ivan terengah-engah, kerena dia berlarian di dalam koridor kantor nya saat akan memberikan informasi untuk Richard "cukup jauh, Bos" lanjutnya kembali."Kerahkan semua anak buahku, cepat siapkan kendaraan untukku" tanpa menunggu jawaban dari Ivan, dia langsung berlari ke atap gedung.Ivan mengikuti langkah kaki panjang milik bos nya saat dia berjalan. Sembari terus berkomunikasi dalam ponselnya, dia menghubungi seseorang dan mengerahkan seluruh anak buahnya untuk berkumpul diberbagai titik lokasi yang telah dia kirimkan sebelumnya. Ivan menjalankan semua perintah Richard.Suara bising mesin helikopter menggema, pertanda kendaraan itu telah siap
Dokter Bagus yang menangani operasi, Richard menarik napasnya dengan panjang, dari raut wajahnya sudah nampak jelas jika kondisi, Richard. Kini sedang tidak baik-baik saja."Ada apa, Dokter? apa ada yang serius? tolong selamatkan anak saya, dokter. Saya mohon" tangisan Elsa pecah, saat melihat gurat wajah dokter yang menangani anaknya.Dia menangis meraung dihadapan dokter Bagus, memohon untuk menyelamatkan semua keluarganya. Bahkan, jika bisa. Dia akan memberikan seluruh harta yang dia miliki. Asalkan anak, cucu dan menantunya, kembali dalam keadaan baik-baik saja."Sabar, Bu. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan pasien. Sebelumnya saya jelaskan terlebih dahulu, saat tiba dirumah sakit. Pasien sudah kehilangan banyak darah dan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Luka tembak itu berhasil melukai ginjal dan berbenturan dengan tulang belakang, sehingga menyebabkan peluru pecah dan mengenai paru-parunya, dengan kondisi seperti itu anak anda bisa bertahan sampai tiba diru
Sekembalinya dari ruangan Bunda nya, Arka sama sekali tidak mengeluarkan banyak kata. Anak laki-laki itu hanya bisa diam. Meratapi betapa jahat ayah dan ibu kandungnya, terhadap orang yang telah menyayanginya sepenuh hati. Jika bisa ditukar kembali, anak itu tidak akan pernah mau dilahirkan dari rahim ibu kandungnya. Kenapa bukan dia saja yang terus disiksa? kenapa sampai kejadian itu menyisakkan duka yang mendalam untuk. Bunda dan Papi nya. Saat ini, dia sedang duduk disamping ranjang di mana Richard tengah terbaring lemah dengan banyak selang dimana-mana disekujur tubuh laki-laki itu."Pih, bangun! Maafin aku" tutur Arka, dia merasa terus bersalah melihat keadaan Richard.Tangan kecil itu terus menggengam tangan, Ayah angkat nya. kepala nya dia telungkupkan disisi genggaman tangan Richard. Lelah dengan terus menangis, akhirnya tanpa sadar, Arka tertidur pulas dengan posisi duduk. Seperti ada pergerakan pada kepalanya seseorang membelainya. Akhirnya Arka bangun dari tidurnya. Dia m
Selama tiga bulan menjalani pengobatan, disalah satu rumah sakit dengan dokter pilihan yang terbaik, untuk Resti dalam penyembuhan mental dan psikisnya. Kini Resti belum dinyatakan sehat dan bisa normal kembali. Ada beberapa kemungkinan traumanya akan berlangsung, seperti masih merasakan waswas terhadap lingkungan sekitar dan gelisah jika saat dia terlelap tidur. Namun dengan seiring berjalannya waktu, ada kemungkinan dia bisa hidup dengan normal dan traumanya bisa hilang dengan sendirinya. Richard sering mengajaknya berbicara, untuk membangun kepercayaan dalam diri sang istri. Kadang Resti berbicara, dan merasakan kalau dia bukan lah sosok istri yang pantas untuk bersanding dengan Richard. Yang notabennya adalah seorang pengusaha dan dari keluarga terhormat. Sedangkan dia hanya seorang perempuan biasa, apalagi kejadian yang pernah menimpanya kala itu, dia semakin menjadikan dirinya wanita kotor dan menjijikan."Sayang, aku udah nyiapin semuanya. Besok kita berdua akan berlibur. Ta
Resti dan Richard benar-benar menghabiskan waktunya hanya berdua. Laki-laki itu memperlakukan istrinya dengan sangat special, membangunkan rasa kepercayaan dalam diri perempuan itu.Selama berlibur di kota Batu Malang. Keduanya kerap kali mengunjungi beberapa tempat wisata dan menikmati berbagai macam kuliner. Tanpa terasa sudah selama empat hari ini mereka berada di kota tersebut. Resti juga sudah menunjukkan beberapa peningkatan, perempuan itu jadi lebih sedikit terbuka dan reaksi yang ditunjukkan jika di ajak berbicara cenderung lebih antusian. Dia juga dapat mengontrol emosinya sedikit demi sedikit, jika berada dikeramaian. Walaupun terkadang masih sering diam dan melamun, namun dia juga sudah sering banyak tersenyum. Tentu saja semua berkat kesabaran sang suami dalam mengurusnya.Walaupun masih meminum obat jika menjelang tidur, namun kali ini tidak sesering sebelum-sebelumnya. Kini dia pun sudah mulai terbiasa kembali dengan sentuhan-sentuhan yang diciptakan oleh suaminya, namu
"Bundaaa!!" Teriak Rachel, saat melihat. Bunda dan Papi nya pulang dari luar kota."Dek! Enggak usah lari-lari. Nanti jatuh" titah Arka, saat melihat adik nya berlari menghampiri kedua orang tuanya."Jangan lari, sayang" Richard menangkap Rachel, saat akan terjatuh karena tersandung."Apa ku bilang" omel Arka manatap Rachel dengan wajah jengkelnya."Bialin" Rachel melingkarkan kedua lengannya ke leher papi nya, lalu menjulurkan lidahnya ke arah Arka seperti meledeknya.Richard gemas saat melihat kelakuan Rachel, dia menghujami dengan kecupan ke seluruh wajah anak perempuannya. Hingga membuat anaknya tertawa geli.Arka sama sekali tidak meladeni ejekan dan kelakuan adik nya, dia lalu menghampiri, Bunda nya. Kemudian mengecup singkat pipi, Resti."Apa kabar sayang?" Sapa Resti tersenyum ke arah Arka, lalu memeluk anak laki-lakinya."Baik, Bunda" jawab Arka tersenyum.Resti mengacak-acak rambut milik Arka, kemudian mengambil alih Rachel dari dalam gendongan suaminya."Kalau jalan itu jan
Namaku Richard David Richardo anak tunggal dari keturunan Richardo, terlahir dari keluarga konglomerat tak menjadikan aku anak yang manja. Hasil didikan ayahku tegas dan disiplin menjadikan aku sosok laki-laki pekerja keras hingga kesuksesan dapat aku raih kala aku membangun kerajaan bisnis sendiri, tanpa bantuan ataupun nama belakang Richardo.Pendidikan aku pun terbilang cukup cerdas, di mana setiap aku bersekolah selalu mendapatkan beasiswa hingga ke jenjang yang lebih tinggi aku diterima Universitas di Jerman. Kebetulan di sana adalah kota kelahiran ayahku jadi memudahkan aku saat berkuliah di sana. Percintaanku cukup rumit di mana aku mencintai satu orang perempuan bernama Sisilia Maharani sama-sama bersekolah di Indonesia sewaktu SMA hingga ke jenjang yang lebih tinggi kami memutuskan untuk kuliah bersama dan tinggal bersama di luar Negeri. Namun sayangnya kisah asmara kami tak mendapatkan restu dari papa ku hingga aku kembali ke Indonesia setelah studi aku selesai dan memutusk
Maaf semuanya... Di sini kayaknya enggak bisa lanjut, yang punya aplikasi Innovel/Dreame aku lanjut di sana akan ada pov Richard dan Pov Resti. di sana aku buat juga agak sedikit berbeda. Jadi buat yang punya aplikasi nya yuuk ke sana cover nya juga aku ganti....Mau lanjut kisah Melly di aplikasi Wattpad di sana gratis sampai tamat.Spoiler Rindu Sendiri.Pekerjaan pertamanya Melly adalah melakukan perjalanan bersama kedua bos nya. Baru kali ini ia merasa berada di situasi yang membingungkan.Sebenarnya, apa jenis pekerjaan yang ia kerjakan saat ini? Menemui seseorang, yang bahkan ia sendiri pun tidak mengenalnya. Lalu apa tadi kata bosnya? Ia diminta untuk tidak banyak bertanya atau menjelaskan sesuatu hal kepada seseorang yang akan ia temui nanti. Memikirkan itu semua membuat kepalanya terasa sedikit berdenyut. Ditambah lagi, saat ini ia berada dalam satu kendaraan bersama kedua bosnya itu.Saat ini, posisi duduk Melly bersebelahan dengan Ivan. Lelaki yang telah lama ia kagumi sema
Spoiler part 1 : Rindu SendiriSuara alarm ponsel menggema di dalam kamar milik gadis cantik bermata sipit yang bernama Melly Kemala Deviyanty. Gadis itu merupakan anak satu-satunya dari pasangan Edi Sudrajat dan Ningrum. Edi Sudrajat, sang ayahnya tersebut sudah lama meninggal saat Melly masih bersekolah di bangku SMP. Dan ibunya saat ini hanya penjual pecel gerobakan, di depan ujung jalan utama dekat rumah peninggalan sang ayah.Tangan halus nan putih seperti batu pualam itu terulur, meraba kesana ke sini di atas nakas samping tempat tidurnya. Tangan itu terus mencari keberadaan ponselnya, yang telah mengusik tidurnya pagi ini. Hingga tangannya berhenti, mendapatkan keberadaan ponsel tersebut. Melly pun meraih benda pipih itu, seketika matanya membola. Rasa kantuknya pun sudah menguar entah kemana, saat ia melihat layar ponselnya di mana jam di sana sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi."Mampus… gue telat!!” pekik gadis itu dan langsung terlonjak. Ia segera beranjak bangkit dari temp
Pengalihan perusahan sudah Richard lakukan, kini tanggung jawab sepenuhnya dia berikan kepada anak angkat lelaki satu-satunya yang kini berstatus sebagai suami dari anak kandung nya Rachel. Sebelumnya dia berniat agar kedua anaknya menjadi partner. Baik saat mereka dirumah menjadi pasangan suami istri, maupun saat mereka berada di kantor sebagai president direktur dan wakil nya. Namun Rachel lebih memilih menyerahkan seluruh tanggung jawab perusahaan kepada suaminya. Kabetulan sekali dia enggan untuk belajar kembali saat dia diminta mengelola perusahan. Dia malah lebih memilih dirumah fokus mengurus kedua anak kembarnya tanpa adanya campur tangan dari baby sister. Sesekali Resti dan Elsa membantu jika dirasa Rachel kerepotan.Lengkap sudah kebahagiaan garis keturunan keluarga Richardo.TAMAT*****Cerita outhor.Haiii.... semua....Terima kasih banyak atas dukungan kalian selama ini, untuk aku hanya seoranh penulis yang masih jauh dari kata sempurna. Maaf mungkin dari penulisannya m
Kehadiran si kembar kenandra dan kenandri menjadi pelengkap untuk keluarga besar Richardo, di mana Elsa sebagai nenek buyut sangat bahagia atas kelahiran garis keturunannya.Kesehatannya berangsur-angsur membaik akan tetapi dia masih tetap mendapatkan penanganan khusus oleh dokter keluarganya. Elsa sering merasakan sakit pada tulang-tulang bagian lutut dan panggulnya hingga dia diharuskan untuk tetap memakai kursi roda."Oma mau gendong, boleh?" tanya Elsa antusias pada menantunya yang tak lain adalah Resti.Resti menoleh saat mendengar suara mama mertuanya dari arah belakang, kemudian tersenyum kepadanya."Boleh dong, Nekbuy. Tapi tunggu sebentar ini aku belum selesai memakaikan baju Andra" sambil menirukan suara anak kecil seolah-olah cucunya yang sedang berbicara.Rachel pun tersenyum melihat oma yang begitu antusias saat menyambut kedatangan kedua anaknya beberapa jam yang lalu tiba dirumah. Sudah selama beberapa waktu lalu dia dirawat dirumah sakit pasca melahirkan secara normal.
Dirumah sakit. Tepatnya, diruangan dokter kandungan seketika menjadi gempar, saat Arka bersorak bahagia karena kini di dalam rahim istrinya terdapat dua janin sekaligus. Pantas saja selama hampir 2 bulan ini tubuhnya terasa sedikit cepat lelah, sering juga merasakan pusing dikepalanya. Belum lagi, jika dipagi hari dia akan selalu memuntahkan segala isi dalam perutnya. Yang sudah terasa seperti diaduk-aduk.Kehamilan simpatik. Justru Arka lah yang merasakannya, sedangkan sang istrinya terlihat baik-baik saja. Bahkan perempuan itu semakin bertambah nafsu makannya, karena dia mengandung dua janin sekaligus.Arka pun tidak mempermasalahkan itu, yang terpenting istrinya sehat dan baik-baik saja. "Abang, astaga" pekik Rachel menatap manik mata suaminya dengan tatapan yang tajam "Aku bukan lumpuh loh, aku masih bisa berjalan" kesal Rachel saat suaminya menggendong dirinya ala bridal style, sesaat mereka keluar dari dalam ruang pemeriksaan kandungan. Kemudian lelaki itu mendudukan tubuh is
Abang, Bunda minta maaf. Karena keinginan, Bunda. kamu jadi menikah dengan adikmu. Tapi bunda bahagia, telah memberikan harta yang paling berharga untuk diberikan kepada anak lelaki satu-satunya yang sangat bunda banggakan dan bunda sayangi" tutur Resti saat berada pada panggilan teleponnya siang ini bersama Arka"Bunda sudah lama sekali mengetahui jika anak perempuan kesayangan, Bunda. Sangat mencintai abangnya, melebihi rasa cinta terhadap kedua orang tuanya. Untuk itu bunda sangat berharap. Tolong jangan sakiti, Achel. Jika abang tidak menginginkan pernikahan itu. Maka, kembalikan anak perempuan bunda kepelukan, Bunda" Sembari menatap wajah Rachel saat terlalap dia mengingat kembali pembicaraannya terhadap sang bunda siang tadi. Untuk itu sebisa mungkin dia akan mulai merubah sikapnya. Dan dia juga telah menyadari, bahwa sesungguhnya dia juga telah mencintai adik perempuannya yang kini telah menjadi istrinya sudah sejak lama. Dan bukan lagi memandangnya sebagai adik melainkan seb
Sesak di dada yang kemudian perlahan naik. Menggerayangi setiap rongga yang teramat sangat nyeri ke ulu hati. Setiap inchi tatapan tajam yang diberikan oleh Arka rasanya seperti menghujam keseluruh tubuh. Meninggalkan luka yang kemudian menganga begitu saja dan membiarkannya tersapu bersama angin malam.Jika pasangan pengantin baru pada umumnya ingin selalu berdekatan dengan sang istri setelah melewati malam indah. Justru lain dengan pasangan ini, di mana sang suami malah membenci sang istri dan meninggalkannya sendiri di dalam kamar dengan luka sayatan di hati atas perkataan suaminya."Bodoh kamu, Arka. Kenapa bisa kebablasan" maki Arka pada dirinya sendiri.Lelaki itu mengendarai mobilnya sendiri, pagi ini dia sengaja tidak masuk ke kantor. Ingin melupakan sedikit penat, yang entah kenapa hati nya tidak bisa dibohongi. Karena pada dasarnya dia tidak bisa membenci istrinya, rasa sayang teramat sangat mendominasi pada dirinya."Aku benci dengan pernikahan ini" umpat dia lagi, sembari
Suasana di dalam diskotik yang di datangi Arka terlihat gelap, dan hanya mengandalkan lampu sorot yang berputar. Di sana juga terdapat dance flour berukurang cukup besar. Dengan beberapa wanita seksi yang sedang meliuk-liukkan tubuhnya, seiring dengan alunan musik yang dimainkan oleh disc jockey menggema di dalam ruangan itu.Arka juga memesan minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi untuk melepaskan penatnya. Tentu saja tidak cukup satu atau dua botol saja, bahkan Arka terlihat sudah setengah sadar. Otaknya hanya memikirkan nasib pernikahan yang diawali berdasarkan keterpaksaan saja. Lelaki itu masih ingin bebas, tanpa terikat oleh pernikahan. "Brengsek!!!"Dia melempar botol kosong yang berada di atas meja, hingga pecahan kacanya berhamburan di lantai. Terlihat beberapa pegawai diskotik datang dan langsung sigap untuk membersihkannya."Kerja yang bagus, nih. Buat lo jajan"Dia memberikan beberapa lembar uang, dalam bentuk pecahan berwarna merah."Terima kasih, Tuan" Tanpa se