Debar jantung terasa menyesakkan dada. Wanita itu menatap keperkasaan yang kini dia pegang. “Oh … gede banget!” erangnya takut dalam hati. Melihat wanita itu enggan, Jacob mengeram kesal dan mendorong keperkasaannya ke bibir wanita itu yang terbuka.Naftalie merasa mau muntah saat pria itu terus mendorong keperkasaannya masuk ke dalam mulut Naftalie. Terlalu besar dan terlalu panjang, rasanya tak mungkin bisa masuk semua ke tenggorokan.“Hoek …” Naftalie akhirnya tak kuat dan mendorong suaminya. Pria itu sudah gila memasukkan pentungan ke dalam tenggorokannya. “Aku … nggak muat, Jake” erang Naftalie sambil membersihkan mulutnya dengan punggung tangannya. Wanita itu menatap Jake dengan takut-takut.Tapi di luar dugaan, senyuman kebanggaan muncul di wajah pria itu. “Memang, beda ya sama pria-pria mu yang dulu?” geram pria itu mengejek sambil mengelus rambut Naftalie.Naftalie mau menggeleng untuk mengatakan kalau dia belum pernah melakukan semua ini dengan orang lain tapi, suaminya su
Tatapan Naftalie masih cepat pada keperkasaan suaminya. Rasa pedih dan panas mengalahkan semua gelora yang tadi Naftalie rasakan. Pelan-pelan namun pasti hati Naftalie semakin terasa sakit, karena suaminya masih juga tidak percaya kalau dia masih suci.Memang dia sudah bisa dianggap murahan karena dibeli dengan hutang-hutang papanya, tetapi Naftalie masih suci. Kekasihnya hanyalah Jason, dan pria itu sangat menghormati dirinya. Tak seperti kakaknya yang menganggapnya seperti alat pembuat bayi.“Sakit … “ erang Naftalie sambil menyentuh dirinya sendiri. Wanita itu merasa malu karena kini sekujur tubuhnya polos tanpa ada sehelai benang.“Kamu dah siap kok,” ujar Jacob seakan membela dirinya karena telah memaksa Naftalie untuk menerimanya. Keperkasaannya tadi.“Tapi tetap sakit,” erang Naftalie dengan suara manja. Wanita itu terkesiap ketika mendengar suaranya tadi. Dia sama sekali tak ada maksud untuk bermanja- manja dengan Jacob, tapi nyatanya suara yang keluar dari dirinya terdenga
Pria itu kini tak menahan dirinya. Pria itu mulai mendorong semakin dalam. Naftalie merasa dirinya benar- benar terbelah. “Jacob! Aaah Jacob!” pekik Naftalie menjerit kesakitan. Wanita itu memeluk dan menatap suaminya sambil memohon agar Jacob berhenti. “Argh!” Jacob memegang pinggul Naftalie dan mulai menghentak wanita itu dengan lebih cepat, mengabaikan permohonan istrinya. Seharusnya dia bisa lebih lama, tapi kalau Naftalie terus mencengkram seperti itu, Jacob pasti tak akan kuat. Wanita ini rasanya luar biasa. Jacob belum pernah bersama dengan wanita yang suci. Baru kali ini dia merasakan dirinya dicengkram sekuat ini. Napas Jacob semakin memburu ketika jantungnya memompa dengan cepat. Jeritan dan pekikan sensual yang keluar dari bibir Naftalie membuat Jacob semakin menggila. Wanita ini seksi sekali. Kedua gunung kenyalnya yang pas ditangan berguncang seirama hentakan pria itu. Jacob merasa keperkasaannya terasa mau meledak, dia hampir tak bisa menahannya lagi. “Ohh tahan d
Jacob berlari kencang untuk menemukan adiknya. Semua berita yang dia dengar itu tak mungkin. Ini pasti hanya akal- akalan dari si nenek sihir itu! Napasnya terengah-engah, dadanya terasa sesak karena masih menolak berita yang dia terima. Bunyi sepatunya berdecit ketika sampai di depan pintu kamar rumah sakit. Pria tampan itu segera membuka pintu dan melihat kain putih sudah ditarik menutupi wajah adiknya. “JASON!” panggilnya segera menyeruak puluhan suster dan dokter yang mengerubungi tempat tidurnya. Dia menarik kain yang menutupi wajah adiknya dan mengguncangkan tubuh pria itu. Tapi tentu saja semua sudah terlambat. Adiknya yang berumur 4 tahun lebih muda darinya sudah pergi selamanya.Awalnya, Jacob sangat membenci adiknya itu. Mereka bertemu saat Jacob berumur 13 tahun. Jason yang masih berumur sembilan tahun waktu itu selalu mengikutinya kemana saja. Namun, seiring waktu, kelakuan adiknya yang menyebalkan itu, membuat Jacob melunak dan sangat menyayangi adiknya itu. Dia menjad
Perpustakaan di rumahnya adalah salah satu tempat kesukaan bagi Jacob kecil. Dia sering menghabiskan waktu di situ bersama mamanya. Selena Adalah seorang pemain piano yang handal. Walau bukan dari kalangan mereka, tetapi untuk permainan piano, mamanya Jacob ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan senyuman tipis yang di bibirnya, wanita itu sering memainkan lagu yang indah untuk Jacob. Setelah memainkan beberapa lagu, Selena biasanya membawa Jacob ke sofa lalu membacakan cerita agar Jacob tidur siang.Semua itu, adalah masa-masa yang indah dalam hidup pria itu. Di saat Jacob memiliki keluarga utuh, papa mama yang saling mencintai dan mencintai dirinya. Sayangnya, masa itu adalah masa yang sangat singkat. Hanya empat tahun saja, Jacob merasakan kebahagiaan memiliki keluarga yang lengkap. Tak lama mamanya jatuh sakit, dari dulu wanita itu memang sering sakit-sakitan namun kali ini sakit parah mengambil nyawanya. Sejak itu piano besar di perpustakaan ini tidak pernah berd
Walau tidak mengerti apa yang dimaksud dengan siap-siap, Naftalie ikut keluar dari perpustakaan itu saat Jacob keluar. Namun ketika pria itu mulai melangkah ke kamar mereka, tiba- tiba saja Jacob memutar tubuhnya sehingga mengakibatkan Naftalie menabrak tubuh suaminya. “Kamu ngapain sih?” bentak Jacob sambil menatap Naftalie seakan wanita itu adalah kecoa. “Aku … aku,-” “Hais, aku mau mandi! Ngapain kamu ikut-ikut? Sana sarapan gih!” omel Jacob dengan kesal. Bersentuhan kembali dengan wanita itu membuat tubuhnya merasa panas. Suatu kesalahan besar menciumnya lagi tadi. Bola mata hijau dengan semburat emas itu kembali membesar karena kaget mendengar ucapannya. Pipinya bersemu merah dan bibirnya sedikit terbuka. Cantik, Naftalie sangat cantik, dan semua itu membuat hati Jacob bergetar. Ini salah! “Jangan ikuti aku!” geramnya kasar lalu segera pergi ke kamar sedangkan Naftalie berdiri mematung menatap punggung lebar suaminya menjauh. Wanita itu mendesah dengan bingung. Lagi- lagi
“Su- subur?” gagap Naftalie sambil segera menutup kembali sup yang tadi sudah membuat air liurnya muncul.“Menurut artikel 4.3 tuan dan nyonya harus rutin minum sup kesuburan ini sampai kelahiran bayi setelah melakukan malam pertama,” jawab Ed dengan kening dipenuhi keringat. Wajah bulatnya terlihat takut.Namun kata-kata Ed seketika membuat wajah Naftalie memerah.“Haish, Bagaimana bisa dia tau kalau kami … sudah melakukan malam pertama?” ujar Naftalie dalam hati segera menatap Jacob. Pandangan mereka bertemu dan seketika segera saling buang pandangan. Naftalie sangat malu. Ingatan atas apa yang dia lakukan tadi malam membuat dirinya mau masuk ke dalam tanah saja. Kini, malah satu kasti seperti tahu apa yang terjadi. “Apa ada kamera di kamar mereka?” tanya Naftalie tapi segera menggelengkan kepalanya tanpa sadar. “Ah … nggak mungkin Jacob mau, bisa di sate semua orang kalau ada kamera,” desah Naftalie menjawab sendiri pertanyaan dalam pikirannya. “Sial, kakek tua itu menyusahka
Air mata yang dari tadi Naftalie tahan akhirnya tertumpah karena dia terkejut.Baru saja pria itu kembali merendahkan dan mengingatkan kembali kalau mereka hanya menikah kontrak, tapi kini tiba-tiba saja dia mendekat.Jantung Naftalie berdebar kencang saat dia menoleh untuk menatap Jacob. Tatapan mereka bertemu, dan tiba- tiba ada bunyi clik yang menyadarkan Naftalie.“Sabuk pengaman.” Naftalie seakan mencair setelah pria itu menjauh dan mulai menjalankan mobil dalam diam.Napasnya terasa sesak. Pria itu tentu saja hanya memasang sabuk pengaman.“Emang dia mau ngapain lagi?” erang Naftalie dalam hati dengan kesal dan merasa kecewa.Pria itu diam saja dan tak berkata apa-apa lagi. Wajahnya kembali keras dan segera Naftalie merasa asing dan kesepian.“Kenapa dia menangis?” tanya Jacob dalam hati. “Aku hanya mau pasang sabuk pengamannya? Apa dia tak suka pakai sabuk pengaman?” Jacob bertanya dalam hati.Walau berusaha tak mempedulikan air mata yang menetes di pipi Naftalie, nyatanya beg