Share

Bab 91 Terlalu Berharap

Penulis: Zia Ivy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-07 23:50:43

Dewa beranjak dari tempat duduknya, Laura yang baru saja keluar dari ruangan ganti kini dia pun menghampiri dan melontarkan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan pendapat pria idamannya.

"Mas Dewa, lihatlah menurut mu bagaimana dengan gaun ini? cocok tudak dengan ku?" Tanya Laura seraya memutar tubuhnya dengan balutan gaun yang sangat seksi.

Pikiran Dewa kalang kabut, dia pun perlahan melepaskan tangan Laura yang memegang erat lengannya. "Laura! aku harus pergi sekarang, Rudi nanti akan mengantar mu pulang," Kata Dewa yang bergegas pergi dari sana dengan langkah tergesa-gesa.

"Mas Dewa! jangan pergi!" Laura marah dan tak terima, tapi Dewa yang seolah menuli dan terus melanjutkan langkahnya dengan perasaan yang sangat kecewa pada Arumi, karena menurutnya sangat ceroboh dalam menjaga dirinya.

Laura melemparkan beberapa benda yang ada di sekitarnya. Ketika melihat Dewa untuk pertama kalinya malah pergi tanpa mengatakan alasan yang jelas untuknya.

"Sial! ini pasti karena ja-l
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 1. Satu Malam Penuh Gairah

    Suara lengguhan terlontar dari bibir merah Arumi, saat ia merasakan sentuhan hangat dari seorang pria, yang terlihat samar di kedua manik mata bening coklatnya.Kedua jemari lentik sang gadis yang baru genap berusia dua puluh satu tahunan itu, spontan menahan dada bidang menjeda aktifitas sang pria yang tidak bisa dia hindari lagi.“Hentikan!” Arumi memohon dengan suara serak parau dan netra berkabut saat kesadaran dirinya perlahan mulai menghilang berharap sang pria mengabulkan permintaannya.Namun nihil bukannya berhenti, pria itu malah semakin menuntaskan hasrat yang menyelimuti dirinya saat ini.Buliran air mata membasahi wajah Arumi. Saat merasakan hal yang sangat berharga dalam dirinya telah hilang di tengah-tengah ketidakberdayaannya. Beberapa kali Arumi berusaha meronta, namun tenaganya tak sebanding dengan sang pria. Hingga membuat pandangannya yang jelas perlahan menjadi buram dan..Suara desahan dan erangan memenuhi kamar hotel dalam suasana pencahayaan temaram saat kedua

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 2. Wanita Pengkhianat

    Tatapan Nanar Arumi tertuju pada Daniel, saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan menusuk hati. Mustahil juga ia menjawab jujur atas apa yang telah terjadi semalam tadi. “Sa-sakit mas, tolong lepaskan aku,” pinta Arumi memekik kesakitan dalam tangisnya. Daniel melepaskan cengkraman tangan sampai Arumi terjatuh dan tersungkur ke bawah lantai. Tapi gadis cantik itu berusaha untuk bangun dan menjelaskan kembali. “Mas, ini tidak seperti yang kamu pikirkan, aku bisa menjelaskan jika aku..” Belum sempat Arumi menuntaskan perkataan dan memohon di bawah kaki calon suami yang sangat ia cintai. Namun alih-alih Daniel mau mendengar dia seolah tidak ingin menggubris. Yang ada dia sangat jijik saat melihat tanda-tanda merah serta penampilan Arumi yang terlihat sangat berantakan. Daniel menatap dan memasang wajah sedih penuh kecewa pada pak Harun, jika dirinya tidak bisa melanjutkan lagi rencana pernikahannya dengan Arumi dengan alasan Arumi yang tidak suci lagi. “Om, Tante kalian lihat se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 3 Pria Menyebalkan

    Satu jam sudah Arumi berjalan tanpa arah tujuan di tengah hujan badai dan kilatan petir mengiringi, alam pun seolah ikut menangisi kesedihannya saat ini. Wanita cantik itu benar-benar sangat bingung ke mana harus dia pergi atau hanya sekedar berkeluh kesah, setelah sang kekasih dan ayah yang selalu ia sayangi tidak percaya dan tidak peduli atas penjelasannya. “Semuanya sudah hancur, aku benci dengan semua ini,” teriak Arumi menatap langit dengan wajah yang mendongak, seluruh tubuhnya basah kuyup. Melihat dari atas ke bawah trotoar jalan sana cukup tinggi membuat Arumi gelap pikiran dan mata. Mengakhiri hidup saat ini adalah jalan tepat menurutnya, kehilangan kesucian, kekasih yang tak percaya dan ayah yang tak peduli lagi membuat ia sudah tak punya alasan lagi untuk menata masa depan. “Mah, maafin Arumi,” Arumi memejam kedua mata seraya melentangkan kedua tangannya, selangkah demi selangkah ia berdiri di atas besi penyangga jalan. Terdengar suara seruan beberapa orang di bawah s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 4 Sebuah Tawaran

    Batas kesabaran Arumi sudah habis, saat ia di tuduh dan di pandang rendah oleh pria di depannya. Sampai melepas infus yang menempel di tangan lalu beranjak dari atas brankar dan berjalan dengan langkah terhuyung. Dewa terkejut, apa lagi saat Arumi hampir terjatuh karena masih merasa pusing dan lemas karena demam terkena hujan kemarin. Beruntung Dewangga spontan meraih dan menahan pinggang ramping Arumi, tatapan mereka berdua tak sengaja bertemu dan saling memandang, sampai merasakan nafas hangat satu sama lain tubuh mereka menempel tak menyisakan ruang. Suasana di ruangan itu hening dan sangat canggung. Jantung Arumi berdegup sangat kencang, beberapa kali ia menelan Saliva saat melihat dekat dan lebih jelas lagi wajah pria yang telah mengambil hal berharga dalam dirinya. Mengingat tuduhan dan kata-kata menyakitkan tadi, membuat Arumi segera melepaskan lengan Dewa dan segera menjaga jarak. “Jangan menyentuh ku!” Bentak Arumi. Dewa menyeringai sembari menggelengkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 5 Tidak Ada Pilihan

    Arumi masih duduk termenung, dia terlihat bingung kemana lagi dia harus pergi. Melihat ada telepon di meja samping membuat ia meraih dan mencobanya untuk menelpon ke rumah. Berharap sang ayah hanya marah dan emosi sesaat saja. Namun setelah sambungan telepon terhubung tidak ada jawaban, membuat air mata Arumi kembali menetes. "Sepertinya ayah benar-benar marah pada ku," lirihnya. Setelah beberapa menit Dewa berpikir, dengan berat hati lelaki tampan itu akhirnya mengambil keputusan dan menatap wajah wanita yang sudah merawat dan mendidiknya sampai saat ini. "Nenek, aku setuju dengan mu, aku akan menikahinya." Ungkap Dewa dengan kedua tangan yang terkepal. Senyuman bahagia terpancar di wajah nyonya Rima, saat mendengar jawaban cucu kesayangannya. "Keputusan yang tepat Dewa, selain untuk meredam skandal mu. Nenek juga tidak ingin jika sampai kedua pamanmu menatap posisi mu. Sekarang bicarakan dengannya baik-baik, sisanya biar nenek yang mengatur pernikahan kalian," imbuhnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 6 Drama Di Malam Pertama

    Jantung Arumi berdegup sangat kencang, saat menginjakkan kedua kakinya di gedung pesta pernikahan. Wanita cantik itu terlihat menelan saliva-nya beberapa kali. Saat melihat sosok pria mengenakan Tuxedo hitamnya duduk menunggu dirinya untuk melangsungkan janji suci yang akan mereka langsungkan. Nyonya Rima menyambut hangat kedatangan Arumi, dia memperlakukan gadis itu dengan sangat baik sebagai cucu mantunya. "Arumi kau sangat cantik sekali, kemarilah Dewa sudah menunggu mu," sanjung nyonya Rima mengulurkan tangan. Arumi yang sempat ragu dalam hati. Tanpa banyak berpikir lagi perlahan ia mendekat dan duduk tepat di samping Dewa. Seketika Dewa melirik, penampilan Arumi saat ini memang sangat cantik dan anggun sebagai mempelai pengantin wanita. Tapi karena Arumi bukan wanita yang dia cintai membuat ekspresi wajahnya datar dan dingin. Arumi menghela nafas berat, saat acara pernikahannya di mulai yang hanya di hadiri oleh saudara serta kerabat dekat Dewangga saja. Sumpah dan janji

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 7 Hanya Seorang Istri Diatas Kertas

    "Tentu saja tuan Dewa, anda tidak perlu khawatir, karena aku juga sebenarnya tidak menginginkan pernikahan ini," Arumi tersenyum getir dengan bibir merahnya yang terlihat gemetar. Dewa menyunggingkan senyum smrik, setelah mendengar perkataan Arumi. Membuat ia bernafas lega, dia mengingatkan Arumi harus sadar diri dan tidak berpikir lebih tentang pernikahan mereka yang sampai kapan pun tidak akan pernah ada rasa cinta. Tanpa banyak bicara lagi Dewa beranjak dari atas tempat duduknya, lalu dia sengaja tidur di sofa karena tidak ingin tidur satu ranjang dengan Arumi. Arumi yang masih duduk termenung tak sengaja dia melihat akun media sosial mantan kekasihnya Daniel yang saat ini pamer kemesraan dengan adik tiri dengan gambar caption sebuah cicin couple. Hal itu membuat Arumi sedikit Heran, karena bagaimana bisa Daniel dan Rania bisa sedekat itu padahal mereka baru putus beberapa hari itu pun karena kesalahan satu malam bersama Dewa. Melihat Arumi yang masih duduk termenung, membu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 8 Berharap Hanya Mimpi

    "Dewa! Ada apa dengan mu? Kenapa terlihat tidak senang, apa ada perkataan nenek yang salah?" satu pertanyaan nyonya Rima memecah keheningan di meja makan yang hanya ada suara sendok dan garpu saling beradu dan berdenting. Dewa tersentak dalam pemikirannya, lalu dia menyanggah karena tidak ingin membuat sang nenek kecewa. "Tidak, apa pun yang nenek perintah itu pasti terbaik untuk Dewa." Mendengar jawaban yang membuat hatinya puas, nyonya Rima tersenyum bahagia lalu melirik ke arah Arumi. Yang sedang makan dengan tatapan mata kosong. "Bagus, Dewa. Nenek sangat bangga karena kamu sekarang sudah mulai berpikir dengan dewasa. Oh iya, Arumi semoga kamu betah dan bahagia tinggal di rumah ini sebagai istri Dewa jika ada hal yang kamu inginkan katakan saja pada para pelayan di sini," Nyonya Rima mengingatkan. Arumi yang masih belum terbiasa dengan lingkungan rumah keluarga Wijaya membuat hati dan pikirannya, seolah tidak ada di sana. Yang ada di dalam hatinya ia berharap ayahnya bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28

Bab terbaru

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 91 Terlalu Berharap

    Dewa beranjak dari tempat duduknya, Laura yang baru saja keluar dari ruangan ganti kini dia pun menghampiri dan melontarkan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan pendapat pria idamannya. "Mas Dewa, lihatlah menurut mu bagaimana dengan gaun ini? cocok tudak dengan ku?" Tanya Laura seraya memutar tubuhnya dengan balutan gaun yang sangat seksi. Pikiran Dewa kalang kabut, dia pun perlahan melepaskan tangan Laura yang memegang erat lengannya. "Laura! aku harus pergi sekarang, Rudi nanti akan mengantar mu pulang," Kata Dewa yang bergegas pergi dari sana dengan langkah tergesa-gesa. "Mas Dewa! jangan pergi!" Laura marah dan tak terima, tapi Dewa yang seolah menuli dan terus melanjutkan langkahnya dengan perasaan yang sangat kecewa pada Arumi, karena menurutnya sangat ceroboh dalam menjaga dirinya. Laura melemparkan beberapa benda yang ada di sekitarnya. Ketika melihat Dewa untuk pertama kalinya malah pergi tanpa mengatakan alasan yang jelas untuknya. "Sial! ini pasti karena ja-l

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 90 Cinta Tapi Gengsi

    "Mas Kamu ngusir aku? aku ini wanita yang sudah memberi segalanya, apa kamu lupa hanya karena gadis cupu itu kamu rela membentak ku!" proses Laura tak terima. Dewa menghela nafas kasar, dia rasanya kehabisan energi untuk menjelaskan tentang keadaan dan situasi saat ini. "Bukan begitu, skandal aku dan Arumi sudah tersebar Jika aku tidak menikahinya, maka status dan image ku sebagai pimpinan akan jelek di mata semua orang, apa lagi oma dia pasti akan marah jika aku tidak bertanggung jawab," Dewa memberikan penjelasan berharap Laura mengerutu keadaannya. Tak ingin Dewa lebih jauh darinya, Laura pun berusaha untuk bersikap manis dan membujuknya agar memprioritaskan dirinya. "Baiklah mas, aku akan memberikan mu waktu setelah Bayi itu lahir kamu harus segera ceraikan dia, besok ada ada pesta perjamuan dan aku akan hadir, tapi aku belum mempunyai gaun yang cocok, bagaimana kalau mas antar aku ya?" Pinta Laura menatap nanar dengan penuh harap. Mengingat Laura pernah menjadi penyelamat

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 89 Karena Aku Yang Pantas

    Daniel dan Rania saling menatap, mereka tidak menyangka jika Arumi yang mereka kenal dulu, selalu patuh dan mengalah, kini seolah telah berubah. "Owh, sekarang kamu sudah berani meneriaki aku," Daniel meraih dan menyangkup kasar dagu lancip Arumi, sampai membuat Arumi sesak untuk bernafas. Bi Tini dan pak Harun tercengang, saat melihat Daniel yang begitu berani pada Arumi. Pria paruh baya itu berusaha berteriak tapi apalah daya bibirnya sulit untuk berkata. Sampai membuatnya terjatuh ke bawah lantai. Membuat semua orang di sana sangat panik, terutama Arumi. "Ayah!" Arumi menginjak keras kaki Daniel sampai membuat pria itu terhenyak dan kesakitan. "Ck, sial! kurang ajar kamu Arumi!" Hardik Daniel. Arumi dan bi Tini segera membantu ayahnya untuk berdiri dan bersandar kembali di atas tempat tidur. "Mas Daniel! kamu keterluan, membuatku hampir saja tidak bisa bernafas," Maki Arumi. Rania sangat tidak suka saat Arumi membentak Daniel yang sebentar lagi akan menjadi suamin

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 88 Playing Victim

    Sesampainya di rumah sang ayah, Arumi di sambut hangat oleh asisten rumahnya dengan sangat antusias. "Nona muda akhirnya nona ke sini juga," ujar Bi Tini terlihat senang saat membuka pintu. Arumi memancarkan senyum tipis, lalu dia bertanya tentang kondisi sang ayah, seraya mengedarkan pandanganya di semua ruangan. Tanpa membuang waktu lagi wanita paruh baya itu pun segera membukakan pintu lalu mempersilahkan putri dari majikannya untuk masuk. "Nona Arumi, ayo masuk. Ini rumah Nona sendiri jangan sungkan dan tuan sudah menunggu anda di dalam," ajak bi Tini yang memegang erat tangan Arumi agar segera masuk ke dalam. Arumi yang sudah tak sabar ingin memastikan kondisi sang ayah, kini ia pun berjalan menaiki tangga menuju lantai atas. Namun baru saja Arumi sampai lantai atas, terlihat ibu tirinya yang baru keluar kamar menatap tajam penuh ke kebencian padanya. "Arumi! untuk apa kamu ke sini?" tanya Marisa dengan nada meninggi sembari mengikat rambutnya. Membuat Arumi terkejut s

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 87 Terbakar Api Cemburu

    Setelah mengambil beberapa potret Arumi dan Adrian, Laura tanpa sungkan mengirimkannya pada Dewa. Dia begitu puas apa lagi saat mengambil fose Adrian yang menahan Arumi yang hampir jatuh. "Heh, Arumi rasakan kamu kamu pikir Dewa akan menyukai mu, jangan mimpi," Geram Laura lalu kembali masuk ke dalam mobil. Melihat sang majikan yang terlihat begitu senang, Rini sangat penasaran dengan apa yang sudah di lakukan oleh Laura. Dia pun tak pernah absen untuk mencari tahu. "Nona Laura, seperti anda sangat senang sekali?" Dengan penuh kesombongan Laura memperlihatkan beberapa hasil foto Arumi dan Adrian. Membuat kedua mata Rini membeliak saat mendengar hal yang menurutnya sangat menarik. "Bagus sekali nona Laura, aku yakin tuan Dewa pasti langsung membenci wanita ja-lang itu," kata Rini yang sengaja memprovokasi. "Tentu saja aku juga yakin, tinggal menunggu waktunya saja," Laura menyeringai penuh kesombongan. Dia berharap pernikahan kontrak mereka berdua cepat berakhir sebelum batas w

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 86 Menggoda Pria Lain

    Kening nyonya Rima berkerut saat Dewa bertanya padanya, lalu dia mengiyakan jika semalam Arumi memang menemuinya dan meminta ijin untuk pulang menjenguk ayahnya lebih dulu, bahkan wanita berusia enam puluh tahunan itu juga yang menyuruh supir pribadi mereka untuk mengantarkan Arumi. Dewa menghela nafas kasar, dia tidak habis pikir kenapa istri kontraknya itu sudah mulai berani berbohong padanya. Padahal selama ini Arumi selalu ijin padanya. "Dewa! jawab oma dengan jujur, apa kamu masih berhubungan dengan mantan kekasih mu sepertinya semalam Arumi terlihat sangat sedih sekali," Oma Rima menatap penuh selidik. Wajah Dewa seketika berubah menjadi muram, hatinya pun menjadi ciut, lidahnya seolah terkunci saat akan menjawab. Melihat ekspresi Dewa yang malah mematung, memperkuat pemikiran Oma Rima sampai membuatnya sedikit kesal dan marah. "Oma sudah menduganya, sudah berapa kali di ingatkan sudah lupakan saja wanita itu dan fokus pada istri mu Dewa, Arumi jauh lebih baik dar

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 85 Sepucuk Surat

    Arumi menelan saliva karena sedikit kaget, saat melihat Dewa yang sudah ada di depannya yang terus membidik dengan tatapan tajamnya. "A-Aku tadi sangat haus tuan, jadi ke dapur minum dulu. Kenapa anda malah bangun?" jawab Arumi terpaksa berbohong karena ia tidak mau berdebat dengan Dewa. Mendengar penjelasan Arumi, entah kenapa Dewa belum percaya sepenuhnya karena tidak biasanya sang istri keluar kamar malam-malam. "Kenapa tidak menyuruh pelayan untuk mengantarkannya," kata Dewa mengingatkan. Arumi sudah menduga, jika Dewa tidak akan mudah percaya. Tapi ia berusaha untuk tetap tenang agar tidak membuat lelaki yang ada di depannya curiga. "Para pelayan sudah tidur, kasian kalau harus di ganggu, lagi pula jalan-jalan ke dapur sebentar tidak papa kan." Arumi berusaha untuk meyakinkan. Dewa terdiam, dia sebenarnya tidak ingin berdebat lagi hanya karena hal sepele. Dengan raut wajah yang datar ia akhirnya menerima alasan Arumi. "Sudah, cepat tidurlah. Besok ada beberapa dokum

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 84 Diam-Diam Mengagumi

    Marisa mengerutkan kening saat melihat asisten rumah tangganya, terlihat sudah menghubungi seseorang yang membuatnya penasaran lalu mencecar beberapa pertanyaan. "Bi, kamu ini nelepon siapa malam-malam seperti ini?" Tanya Marisa sembari menatap tajam dan berkacak pinggang. Bi Tini tersontak kaget, saat melihat majikannya yang tiba-tiba saja ada di belakangnya. "Nyonya, bibi pikir siapa tadi bibi hanya menelpon Hera menghampiri dan mencecar putra bibi saja di kampung," Jawab bi Tini berbohong karena dia tidak ingin majikan wanita yang jahat dan licik itu mengetahui jika dirinya sudah menghubungi putri dari pak Harun. Beruntung tadi Marisa tidak mendengar pembicaraan nya dan Arumi, dengan penuh emosi Marisa pun menyuruhnya untuk segera pergi untuk mengurus pak Harun. Wanita paruh baya itu pun mengangguk patuh. "Baik nyonya, bibi urus tuan dulu." Bi Ratih pergi ke arah kamar pak Harun yang saat ini sedang sakit struk ringan Marisa terlihat asik membawa seorang berondong ke dalam r

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 83 Jangan Suruh Aku Memilih

    Arumi sangat terkejut, saat melihat Dewa yang baru saja masuk ke kamar, wanita cantik itu pun segera menyeka air matanya yang dari tadi terus menetes. ''Arumi, kenapa kamu pulang tidak menunggu ku?'' Tanya Dewa menghampiri, namun dengan cepat Arumi segera menjaga jarak seolah engan untuk di dekati. ''Untuk apa saya menunggu? sedangkan anda sedang bersama dengan kekasih anda tuan?' jawab Arumi seraya tersenyum getir dan melontar balik pertanyaan pada Dewa. Dewa seketika mematung saat Arumi melontar balik pertanyaan padanya, namum tentu saja Dewa tidak suka di bantah. ''Aku tahu marah saat melihat Laura, tapi seharusnya tunggu aku, jangan membuat oma curiga, dan marah pada ku.'' Dewa marah. Arumi menghela nafas jengah saat Dewa seolah menyalahkan dirinya, dengan spontan wanita cantik itu pun memberanikan diri untuk memastikan satu hal. ''Tolong jawab aku tuan Dewa, kenapa anda tidak mengatakan jika anda sudah memiliki seorang pacar?'' Arumi menantikan jawab dengan perasaan pen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status