Beranda / Pernikahan / Istri Ketiga / 53. Menebus Waktu yang Hilang

Share

53. Menebus Waktu yang Hilang

Penulis: ISMI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

***

Keesokan harinya, Kinan dan ayahnya, Tony, menghabiskan hari bersama dengan penuh kehangatan. Meskipun keduanya di masa lalu tidak pernah meluangkan waktu bersama, Tony berusaha keras untuk mengganti semua kesempatan yang telah terlewatkan. Ia ingin memperbaiki yang hilang itu dan ini adalah kesempatan kedua untuk menebus waktu yang berharga di masa lalu. Tony selalu dibayang-bayangi rasa penyesalan luar biasa karena mengabaikan putri semata wayangnya hanya karena di masa lalu ia sangat terpukul dengan kepergian istri pertamanya secara tiba-tiba.

Mereka berdua berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, membeli beberapa barang yang menjadi keinginan Kinan. Ketika mereka berada di toko aksesoris, Tony melihat Kinan memandangi jilbab dengan tatapan penuh kagum. Tanpa ragu, Tony langsung membelikan jilbab kesukaan Kinan, dengan senyum bahagia di wajahnya.

"Terima kasih, Ayah. Aku sangat menyukainya, ini adalah hadiah yang pertama kali Ayah belikan, aku pasti akan men

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Ketiga   54. Semua Tentangmu

    ***Dalam ruang kamar yang hangat, Ludwig dan Kinan duduk di depan koper-koper mereka yang sudah siap untuk perjalanan besok ke Miami. Udara malam memberikan kesan tenang, tapi di dalam hati Ludwig, ada kekhawatiran yang mengganggu.Ludwig menatap kosong ke arah jendela, matanya penuh dengan kegelisahan yang sulit disamarkan. "Aku sedikit takut, Kinan, entah kenapa perasaan itu sesekali selalu ada di hatiku," bisiknya, suaranya rendah.Kinan menyadari ketegangan di wajah suaminya dan dengan lembut mengenggam tangannya. "Takut akan apa, Ludwig? Apakah kamu bermimpi buruk lagi?" tanyanya dengan lembut.Ludwig menghela napas, mencoba menyusun kata-kata dengan hati-hati. "Mimpi buruk itu tak pernah datang lagi, tapi aku takut kalau semua yang kita rasakan sekarang hanya mimpi, dan Allah bisa mencabut semuanya sewaktu-waktu. Takut kalau dunia ini kelam bagiku. Aku hanya takut kembali ke dunia yang kelam itu."Kinan tersenyum lembut, matanya penuh kasih sayang. "Tidak ada yang harus ditakut

  • Istri Ketiga   55. Kamu yang Tercantik

    ***Selama di dalam perjalanan menuju Miami. Ludwig terus saja mengenggam jemari Kinan. Pria itu tahu kalau Kinan sebenarnya agak takut, tapi wanita itu selalu tampak tenang. Kinan di sisinya hanya tersenyum dan selalu mengatakan, dirinya baik-baik saja.Ludwig tersenyum saat melihat Kinan hanya memejamkan matanya saja, ia tahu Kinan mencoba menenangkan dirinya dengan pura-pura tertidur di depannya. Ludwig menatap wajah teduh sang istri dengan perasaan bahagia. Kinan selalu cantik di mata dan hatinya, hanya Kinan yang mampu menggetarkan semua yang ada di dalam dirinya, bahkan di masa lalu ia pernah berpikir kalau Anne adalah segalanya baginya dan ia tak pernah melirik kea rah gadis manapun karena hanya Anne yang selalu ia pikirkan dan tak pernah membayangkan akan hadirnya Kinan dalam hidupnya yang membawanya dalam keajaiban. Kinan membawanya pada kedamaian islam yang mengubah hidupnya yang kelam dan tentu saja ia bersyukur telah melepaskan Anne sepenuhnya di hatinya karena baginya saa

  • Istri Ketiga   56. Bukan Sekedar Teman Hidup

    ***Kinan duduk tegak di kursi di ruang tunggu klinik, tangannya memegang tasbih di pangkuannya. Dia terus melantunkan doa-doa dalam hatinya, mencari ketenangan dan kekuatan saat menunggu operasi yang akan mengubah hidup Ludwig, pria yang saat ini telah membuatnya jatuh cinta. Meskipun gelisah menghantui pikirannya, Kinan tampak tenang, dia terus tenggelam dalam dzikir, meyakini bahwa doanya akan membawa keberkahan dan kesembuhan bagi Ludwig.Sementara itu, seorang dokter bedah plastik yang merupakan kerabat jauh dari Ludwig mendekatinya dengan langkah-langkah hati-hati. "Ms. Kinan?" panggil dokter itu dengan suara lembut.Kinan mengangkat kepala dari posisi tenggelam dalam dzikirnya dan tersenyum pada dokter tersebut. "Ya, Dokter?"Dokter itu menawarkan tangannya dengan penuh perhatian. "Saya Dokter Richards. Bisakah kita berbicara ke ruang pribadi saya sebentar?"Meskipun agak heran, Kinan mengangguk dan mengikuti dokter itu menuju ruang pribadi. Begitu mereka sampai, Dokter Richard

  • Istri Ketiga   57. Kesempatan Kedua

    ***Di ruang perawatan khusus yang sunyi di klinik bedah plastik, saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Proses penyembuhan Ludwig pasca operasi plastik telah selesai, dan saat ini adalah saat yang ditunggu-tunggu untuk membuka perban yang telah menutupi wajahnya.Dengan hati yang berdebar, Ludwig duduk tegak di tempat tidurnya, menantikan momen yang akan mengubah hidupnya. Kinan berdiri di sampingnya, tangannya memegang erat tangan Ludwig, memberinya dukungan dan kekuatan.Dr. Richards, sang dokter bedah plastik yang telah membantu Ludwig melewati perjalanan penyembuhan yang panjang, berdiri di depan mereka dengan senyum bangga di wajahnya. Dengan hati yang penuh haru, dia bersiap untuk mengungkapkan hasil dari proses penyembuhan ini."Dengan seizin Tuhan yang Maha Kasih," ucap Dr. Richards dengan suara yang penuh arti, "Paman akan membuka perban ini sekarang, dan kita akan melihat hasilnya bersama-sama."Ludwig menelan ludah, merasa detak jantungnya semakin cepat. Dia mengangguk d

  • Istri Ketiga   59. Aku Ingin menjadi Ayah

    ***Anne duduk di kamarnya dengan perasaan gelisah yang memenuhi hatinya. Pikirannya melayang ke masa lalu, terutama saat-saat indah yang pernah dia lewati bersama Ludwig. Kenangan itu terlukis begitu jelas dalam ingatannya, membuatnya merasa seperti waktu berputar kembali.Namun, keributan di rumah menarik perhatiannya. Sebuah kabar beredar bahwa Ludwig, mantan suaminya, akan segera tiba di Jerman bersama istri barunya. Anne merasa dadanya terasa sesak, pertanyaan-pertanyaan kacau mulai memenuhi pikirannya."Dia masih memiliki wajah yang buruk? Apakah wajahnya sudah kembali seperti sediakala sampai dia berani kembali ke sini?" gumam Anne pada dirinya sendiri, merujuk pada bekas luka di wajah Ludwig yang selalu menghantuinya dalam kenangan.Rasa kesal juga menyelinap masuk dalam pikirannya. Dia merasa marah pada dirinya sendiri karena meninggalkan Ludwig di masa lalu dan kembali ke Jerman untuk menikahi pria lain. Semua orang menyalahkannya, menganggapnya sebagai penyebab perpisahan m

  • Istri Ketiga   60. Rasa Gelisah

    ***"Ludwig," ucap Kinan perlahan, matanya mencari-cari tatapan suaminya. "Aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang..."Namun, sebelum Kinan bisa melanjutkan, ada dering ponsel yang menggema di kamar, dan Ludwig langsung mengambil ponsel itu di atas meja. Dan di antara kebingungan dan kejutan, Kinan dibiarkan dalam ketidakpastian yang merayap dalam pikirannya, bertanya-tanya apa yang akan terjadi saat Ludwig mengetahui bahwa ia mendapatkan ancaman pesan dari nomor asing.Sedangkan, Ludwig segera mendekatinya, mengambil ponselnya dengan ekspresi khawatir yang terpancar jelas di wajahnya.Setelah berbicara sebentar dengan Rangga, Ludwig meletakkan telepon dengan wajah yang tegang. "Ada masalah besar di perusahaan tambang," ucapnya dengan suara yang tegang.Namun, ketika dia melihat ke arah Kinan, yang duduk tenang di sofa, dia menyadari bahwa istrinya memiliki sesuatu yang ingin dia sampaikan padanya."Apa yang ingin kamu bicarakan, Kinan?" tanya Ludwig, mencoba membaca ekspres

  • Istri Ketiga   61. Wanita Terakhir

    ***Langit senja memancarkan cahaya emas yang lembut saat Ludwig akhirnya kembali ke rumah setelah berurusan dengan urusannya. Namun, ketika dia melihat Kinan duduk di ruang keluarga dengan wajah murung, kekhawatiran langsung menyelimuti pikirannya. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia mendekati istrinya dengan langkah-langkah hati-hati.Tanpa menunggu izin, Ludwig meraih ponsel Kinan dari tangannya, membuat Kinan terkejut dengan gerakan tiba-tiba suaminya. "Apa yang terjadi, Kinan?" tanyanya dengan nada yang penuh kekhawatiran.Dalam ketegangan dan kebingungan, Kinan memandang suaminya dengan matanya yang berbinar-binar. Dia tahu dia harus memperlihatkan apa yang mengganggunya, meskipun itu sangat menyakitkan untuk diungkapkan.Ludwig melihat layar ponsel dengan ekspresi yang serius, dan saat dia melihat apa yang membuat Kinan muram, dia merasa seperti dunia di sekelilingnya runtuh. Sejumlah foto mesra dari masa lalunya bersama Anne memenuhi layar, diikuti dengan pesan-pesan ancaman y

  • Istri Ketiga   62. Mawwadah Bersamamu

    ***Waktu menunjukkan jam dua dini hari, Kinan bangun dalam tidurnya dan ia melihat ke sampingnya, melihat pria yang saat ini telah menjadi suaminya tidur terlelap dengan tenang. Kinan tersenyum menatap teduhnya wajah suaminya itu. Bahkan sampai detik ini, ia tidak menyangka kalau Allah memberinya takdir seperti ini, awalnya ia menikah karena dipaksakan, tapi pada akhirnya saat ia ikhlas dan menerima semua itu, kebahagiaan yang ia pikir mustahil berada dalam genggamannya. Kinan tidak akan melepaskannya, bahkan untuk masa lalu sang suami nanti tidak akan bisa mengalahkannya.Kinan membelai lembut wajah Ludwig, setiap fitur pria itu sempurna. Siapapun akan jatuh hati dengan paras yang rupawan seperti suaminya dan ia mendaratkan ciuman lembut di kening Ludwig.“Aku mencintaimu karena Allah, Ludwig von Schlossberg. Aku telah menjaga segala kehormatanku, menjaga pandanganku dan tak pernah tersentuh oleh pria manapun dan semua itu kujaga untukmu, suami yang telah Allah pilihkan,” bisik Kin

Bab terbaru

  • Istri Ketiga   87. Cahaya Kebahagiaan (TAMAT)

    ***Lima bulan berlalu...Kinan sedang memangku bayi mungil di depan rumahnya. Rumah yang beberapa bulan ini ia tempati bersama suaminya, Arthur. Dan tentu saja Tony, ayahnya menemaninya. Ia merasa bahagia karena ayahnya Tony saat ini selalu ada bersamanya dan selalu membantunya mengurus sang buah hati.“Ayah,” ucap Kinan lembut, ia tidak melihat Tony setelah sholat subuh. “Apa Ayah ketiduran, ya?” gumammya.Kinan berjalan pelan menuju kamar ayahnya, pintu sedikit terbuka. Ia melihat Tony sedang dalam posisi sujud. Ia mengernyitkan kening dan tersenyum, melihat betapa khusyuk ayahnya dalam sholat. Tony memang dikenal sebagai sosok yang sangat taat beribadah beberapa bulan terakhir ini, dan Tony mengatakan selalu menemukan ketenangan dalam setiap doanya.Kinan memutuskan untuk duduk di dekat pintu, menunggu ayahnya selesai sholat. Ia membuka ponselnya, mengecek beberapa pesan, lalu memandang kembali ke arah Tony. Setengah jam berlalu, namun posisi Tony tidak berubah sedikit pun."Ayah,

  • Istri Ketiga   86. Merindukanmu Setiap Waktu

    ***Waktu cepat berlalu dan sudah empat bulan usia kehamilan Kinan saat ini, dan kebahagiaan yang ia rasakan semakin bertambah saat dokter menyatakan bahwa ia sudah bisa bepergian dengan pesawat udara. Pagi itu, Kinan dengan semangat memberitahukannya pada adik iparnya, Vincent agar membantunya untuk membeli tiket pesawat ke Madinah esok hari, pria itu sangat senang dan ia langsung memesan dua tiket untuk kakak iparnya dan juga Tony. Lalu, Kinan juga mengabarkan berita baik ini kepada ayahnya, Tony."Ayah, dokter bilang aku sudah bisa bepergian dengan pesawat!" seru Kinan penuh antusias saat memasuki kamar ayahnya.Tony yang sedang sibuk membaca laporan kerja dari salah satu karyawannya di gerai mengangkat kepalanya dan tersenyum melihat putrinya yang berseri-seri. "Benarkah, sayang? Itu berita yang luar biasa, Nak!" jawabnya sambil berdiri dan memeluk Kinan."Aku ingin menyusul Ludwig ke Madinah, Ayah. Aku ingin memberinya kejutan. Dia tidak akan tahu bahwa aku akan datang, aku suda

  • Istri Ketiga   85. Mencintaimu karena Allah

    ***Ludwig dan Kinan duduk berdampingan di sofa, wajah mereka berseri-seri memandangi layar ponsel yang menampilkan wajah Patricia yang kelelahan namun bahagia. Di pelukannya, tampak seorang bayi perempuan yang mungil dan menggemaskan, masih dengan selimut rumah sakit membungkus tubuh kecilnya. Patricia tersenyum lebar, jelas bangga dan penuh kasih sayang terhadap putrinya yang baru lahir."Patricia, dia sangat cantik!" seru Kinan dengan suara penuh haru. "Selamat, kamu sudah menjadi ibu dua anak sekarang."Patricia tertawa lembut. "Terima kasih, Kinan. Aku merasa seperti hidupku baru saja dimulai. Lihatlah betapa mungilnya dia. Apalagi aku selalu mengharapkan menggendong bayi perempuan."Ludwig menatap bayi itu dengan mata berbinar. "Dia benar-benar anugerah, Patricia. Selamat sekali lagi. Kami sangat bahagia untukmu."Patricia mengangguk dengan wajah penuh kebahagiaan. "Terima kasih, Ludwig. Kami tidak sabar untuk kalian bertemu dengannya langsung."“Dan kami ada berita bagus untukm

  • Istri Ketiga   84. Kejutan Terindah

    ***Ludwig berdiri di depan cermin besar, merapikan dasi hitamnya. Dia melirik jam di pergelangan tangannya, memastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Malam ini adalah malam istimewa yang telah ia rencanakan dengan seksama. Ia telah menyewa sebuah restoran mahal dan mewah secara privat hanya untuk makan malam romantis bersama sang istri, Kinan. Semuanya telah disiapkan, dari makanan terbaik hingga dekorasi yang indah, semua dirancang untuk membuat Kinan merasa sangat istimewa. Apalagi Kinan yang memintanya dan sang istri akhir-akhir berubah jadi istri yang manja dan mudah cemburuan, perubahan itu membuatnya terkejut, tapi ia sangat menyukainya karena Kinan semakin menggemaskan di matanya.Pintu kamar terbuka, dan Kinan muncul dengan gamis indah berwarna merah yang anggun. Mata Ludwig berbinar melihat kecantikan istrinya. "Sayangku, kamu terlihat menakjubkan," katanya dengan penuh kagum.Kinan tersenyum malu-malu. "Terima kasih, sayang. Suamiku juga terlihat sangat tampan. Apakah ka

  • Istri Ketiga   83. Jauh Lebih Sempurna

    ***“Sayang, bagaimana sekarang? Kamu sudah tidak pusing lagi?” tanya Ludwig.Kinan menggelengkan kepalanya dan tersenyum, ia menatap suaminya dengan tatapan tak terbaca.Ludwig mengernyitkan keningnya karena merasa ada yang tidak biasa dari diri Kinan, “Ada apa, sayang? Mau bicara sesuatu?” tanyanya.Kinan langsung memeluk suaminya dan hal itu tentu saja membuat Ludwig terkejut karena dari kemarin istrinya itu sangat manja, terlebih lagi Kinan bisa marah saat ia lupa memberi kabar karena kemarin sangat sibuk mengurus segala hal di keluarga Schlossberg.“Sayang, kalau ada salah aku minta maaf. Lebih baik kamu marah saja sama aku daripada mendiamkanku seperti ini. Aku nggak bisa kalau kamu mendiamkanku,” ucap Ludwig.Kinan melepaskan pelukannya dan tersenyum menatap suaminya, “Mana bisa aku marah sama suamiku, kalau sebal ya paling dikit,” balasnya.“Ada apa?” tanya Ludwig.“Bagaimana urusan kamu dengan Leo? Terus ke depannya, semua yang dimiliki keluarga Schlossberg bena-benar kamu le

  • Istri Ketiga   82. Belum Terlambat

    ***Leonardo duduk sendirian di dalam sel tahanan, tatapan kosongnya terpaku pada dinding dingin yang menyelimutinya. Wajahnya pucat dan lesu, air mata tak terbendung meluncur turun membasahi pipinya. Hati dan pikirannya dipenuhi oleh kesedihan yang tak terperi."Dulu, segala sesuatunya begitu indah," gumam Leonardo dalam diam, suaranya serak oleh rintihan tangisnya yang terdengar. "Keluarga, cinta, kebahagiaan. Semuanya hancur oleh rasa iri dan kebencianku."Ingatan akan masa lalu datang menghantamnya seperti gelombang yang ganas. Dia mengingat senyum kedua orang tua dan juga saudara-saudaranya, kehangatan keluarga yang pernah dirasakannya. Namun, kebencian dan niat jahatnya terhadap Ludwig telah mengubah segalanya."Dosaku terlalu besar," bisik Leonardo dengan suara tercekik oleh air mata. "Aku telah merusak segalanya dengan tangan sendiri. Bagaimana aku bisa begitu buta dan bodoh? Dia kakakku, tapi aku ingin menghancurkannya karena aku terlalu iri dan cemburu padanya."Vincent, adi

  • Istri Ketiga   81. Penyesalan tak Berujung

    ***“Kau memintaku meminta maaf padanya? Apa kau juga akan pergi meninggalkanku?” tanya Lenardo.“Aku sangat mencintai kalian dan juga menghormati kalian sebagai kakakku dan panutanku. Tapi, jika kau melakukan kejahatan, aku tidak bisa diam saja. Aku membencinya, aku tidak suka kalau kita menyakiti satu sama lainnya,” balas Vincent.Leonardo terdiam sejenak, pria itu masih terus memikirkan kegagalan rencananya. Dia merasa marah pada dirinya sendiri karena telah membiarkan Ludwig menghancurkan segalanya.“Aku tidak peduli, Vincent. Meski akua da ikatan darah dengannya, aku tidak akan membiarkan dia menghancurkanku,” tukas Leonardo."Apa yang kamu lakukan, Leo?" tanya Vincent agak khawatir.Leonardo menatap Vincent dengan sedikit ketegangan. "Aku hanya berusaha untuk melindungi apa yang milikku, Vincent. Kamu tidak akan mengerti. Selama ini, selama belasan tahun aku yang berjuang untuk keluarga ini, aku tidak mau dia mengambilnya dengan mudah!"Vincent menggeleng, ekspresinya penuh den

  • Istri Ketiga   80. Kesempatan Kedua

    ***Anne duduk di kursi dengan tubuh yang gemetar, tangisannya tak kunjung reda. Kendrick, suaminya, berdiri di hadapannya dengan ekspresi kecewa yang sulit untuk disembunyikan."Aku minta maaf, Kendrick," bisik Anne di antara tangisannya. "Aku tidak bermaksud melukaimu. Kejadian ini buka mauku, kamu harus percaya padauk."Kendrick hanya mengangguk, wajahnya tetap keras. "Apakah semua ini benar-benar karena ancaman dari Leonardo?" tanyanya, suaranya terdengar rapuh.Anne terkejut saat suaminya mengetahui semuanya, ia menundukkan kepala, "Ya, Kendrick. Aku tidak punya pilihan. Dia mengancam akan menghancurkan segalanya jika aku tidak melakukan apa yang dia katakan."Kendrick menghela napas panjang, mencoba meredakan kekecewaannya. "Jadi, semua ini karena ancaman dari pria itu?"Anne mengangguk, mencoba menatap mata suaminya, tapi ia tidak mampu. "Aku tahu aku telah membuat kesalahan besar, Kendrick. Aku berharap kau bisa memaafkanku."Kendrick tetap diam, merenungkan semua yang telah t

  • Istri Ketiga   79. Wanita yang Sedang Cemburu

    ***Ludwig menatap Kinan dengan perasaan bersalah, “Sayang, ,maafkan aku… ““Kenapa kamu meminta maaf?” Kinan bertanya balik.Ludwig duduk di tepi tempat tidur, matanya menatap hampa ke luar jendela, mencari kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan penyesalannya. Kinan berdiri di dekatnya, menatap pria itu dengan tatapan lembut.“Masalah tadi,” balas pria itu, namun ia bingung bagaimana untuk memulainya, ia hanya takut membuat istrinya terluka."Ludwig," panggil Kinan, suaranya lembut dan penuh dengan kehangatan.Ludwig menoleh, ekspresinya terlihat tegang. "Aku benar-benar minta maaf, Kinan. Aku tidak sengaja melihat apa yang seharusnya tidak aku lihat. Aku tidak bermaksud..."Kinan segera mengangkat tangannya untuk membuat Ludwig diam. "Tidak perlu banyak bicara, Ludwig," ujarnya dengan lembut. "Aku mengerti bahwa itu adalah situasi yang sulit."Ludwig menarik napas lega, tetapi rasa bersalah masih menghantuinya. "Aku akan selalu menyesalinya. Aku tidak ingin menyakitimu, Anne… aku

DMCA.com Protection Status