Hampir saja Niana melayangkan sendok makan yang tengah ia gunakan pada wajah tampan sang suami yang sedang tersenyum mesum ke arahnya. Masih jelas dalam ingatan bagaimana cara pria itu memakannya.
"Jangan pura-pura galak seperti itu jika pada saat melakukannya kamu ikut menikmati juga," ujar Prince membuat wajah Niana memerah saat itu juga."Sudahlah, topik seperti itu tidak akan ada habisnya jika tetap dilanjutkan," putus Niana membuat Prince terkekeh geli melihat istrinya yang masih salah tingkah. Padahal, tidak ada orang lain di sekitarnya.Selesai makan siang yang diselingi canda tawa keduanya, kini mereka beralih untuk bersiap pulang. Ayunda sendiri khawatir ketika anak dan menantunya yang tak kunjung pulang, padahal seingatnya berkunjung ke dokter kandungan tidak selama itu. Namun ketika mengetahui keduanya sedang berada di taman bunga, membuatnya bisa menghela napas lega.Sesampainya di mansion, Prince sedikit bersusah payah untuk menggendNiana maupun Prince benar-benar menikmati perjalanan mereka. Bahkan, keduanya baru saja selesai melakukan ritual percintaan di kursi yang sebelumnya Prince tandai. Awalnya Niana menolak karena takut akan dilihat oleh orang lain. Meskipun pesawat ini adalah pesawat pribadi milik sang suami, namun suaminya juga membawa banyak anak buah dan antek-antek lainnya. Namun pada akhirnya, Niana mau-mau juga setelah berhasil diyakinkan oleh sang suami.Tujuan mereka saat ini adalah Cappadocia, Turki. Tempat itu adalah tempat yang sangat diinginkan oleh Niana. Waktu penerbangan sendiri membutuhkan sekitar 15 jam lebih untuk sampai di Kayseri Erkilet Airport, dan selama itu pula akan keduanya isi dengan hal-hal yang menyenangkan."Aku tidak bisa membayangkan berapa banyak uang yang kamu keluarkan untuk membeli pesawat jet semewah dan sebesar ini," ujar Niana yang sedang berkeliling di temani sang suami tercinta."Begitulah, aku harus mengorbankan banyak uang untuk bisa
Selesai beristirahat di Kayseri, saat ini rombongan yang Prince bawa tengah melakukan perjalanan menuju Göreme. Saat ini anak buah Prince sendiri sudah mulai berpencar dan hanya beberapa yang mengikuti Prince dan Niana ke manapun keduanya pergi. Sesampainya di tempat tujuan, Niana dan Prince mulai memasuki hotel yang keduanya pesan dari jauh hari. Cappadocia Cave Suites, hotel bernuansa abad pertengahan itu sangat memanjakan mata memandang dengan segala keindahan dan keunikan. Ini adalah kali pertama Prince maupun Niana menginap di tempat seperti Gua yang megah."Wow, aku seperti orang-orang jaman dahulu namun paling kaya," ujar Niana yang mulai menduduki sofa panjang yang ada pada kamar hotelnya. "Kamu suka?" tanya Prince seraya menempatkan diri di samping sang istri. Lengannya secara reflek merangkul bahu Niana."Tentu saja, tempatnya sesuai dengan apa yang aku ekspektasikan," jawab Niana dengan senyum yang merekah indah. Prince pun sangat sul
Tak terasa, babymoon mereka sudah usai dan hanya tersisa satu hari masa cuti Prince untuk istirahat setelah melakukan perjalanan panjang. Saat ini keduanya masih berada di perjalanan untuk sampai di mansion yang sangat mereka rindukan. Ayunda sendiri selama ditinggalkan oleh anak serta menantunya memilih untuk menghabiskan waktu dengan pergi ke manapun yang ia mau. Me time bahasa gaulnya. Saat mendengar kabar jika anak serta menantu akan segera sampai, hal itu membuat Ayunda sangat semangat untuk memasak beberapa menu makanan yang pasti Niana rindukan. Terlebih lagi wanita itu sering mengeluh padanya tentang makanan yang kurang cocok di lidah meskipun enak. Tepat ketika Ayunda selesai memasak, terdengar suara mesin mobil yang menandakan jika orang-orang yang ia tunggu telah tiba. Dengan penuh semangat Ayunda segera menyambutnya di pintu utama, dan hal yang pertama kali ia lihat adalah Niana yang langsung menyerbu dirinya untuk dipeluk. "Aku sa
Niana, wanita itu terbangun setelah lamanya tertidur akibat lelah menerima gempuran sang suami di malam hari. Melihat prianya terlelap dengan wajah polos tanpa dosa berhasil membuatnya tersenyum gemas. Sungguh, buasnya Prince malam tadi kini sudah tidak terlihat sama sekali. "Padahal selama babymoon kamu tidak pernah absen sehari pun berkunjung pada anakmu. Tidak kusangka saat sampai rumah dan dalam posisi lelah kamu masih menginginkannya. Antara ayah yang baik atau suami yang mesum," ujar Niana seraya memandangi wajah indah suaminya.Merasa perutnya lapar dan perlu diisi, Niana pun segera bangkit untuk membersihkan diri sebelum sarapan. Ia memandangi tubuh polosnya pada cermin kamar mandi. Ralat, selama ini tubuhnya tak pernah polos seperti dulu. Adaaa saja corak yang Prince buat pada tubuhnya. Ketika tengah asyik membersihkan diri di bawah pancuran air shower, Niana tidak menyadari jika Prince sudah bangun dan kini sedang memasuki kamar mandi
"Siapa dia, Sayang?" tanya Prince bingung ketika melihat sang istri yang tampaknya sudah sangat mengenali pria bernama 'Atha' itu. "Bisakah kita duduk dulu? Aku masih tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini," ujar pria bernama Atha itu. Niana mengangguk antusias, wanita itu segera menggiring dua pria dan satu wanita untuk duduk pada tempat yang tersedia. "Kenalkan, ini suamiku yang menyelamatkan hidupku dua tahun lalu, aku juga sedang mengandung sekarang. Dan suamiku, kenalkan pula jika dia adalah dokter Atha, dokter yang menangani aku untuk cuci darah dan segala macam perawatan untuk memperpanjang umurku," ujar Niana membuat Prince paham dengan siapa pria di depannya. Ia pun menjabat tangan pria itu dengan senyum tipis dan kembali berwajah datar setelahnya."Aku sangat terkejut, sungguh. Kamu menghilang seperti di telan bumi dan kini bertemu kembali dalam keadaan yang sangat terlihat bahagia. Aku bersyukur melihatmu lebih baik dari sebel
Rasa penasaran Prince kini terobati setelah tahu dokter mana yang dipanggil oleh istrinya. Jika tidak salah, namanya Taha? Atah? Atau siapalah ia mendadak lupa dengan siapa nama dokter itu."Hello suamiku, kenapa wajahmu kusut sekali?" tanya Niana dengan wajah sumringah. Tangan wanita itu sendiri sudah diinfus sesuai keinginannya.Hati Prince yang sebelumnya gundah kini berganti bingung melihat Niana berwajah ceria. Sama sekali tidak menunjukkan jika wanita itu tengah sakit atau ada keluhan lain yang membuat dirinya diinfus.Prince duduk di samping istrinya, ia spontan mengulurkan tangan dan memeriksa suhu tubuh sang istri secara manual. Normal."Istrimu tidak sakit, Tuan. Mungkin hanya mengidam dan menginginkan diinfus olehku," ujar dokter Atha yang memang masih berada di hunian mewah milik Prince. Atha sendiri ditemani oleh sang istri. Bahkan tak ketinggalan, ada Ayunda juga Yuna di sana."Benarkah?" tanya Prince tak percaya. Padahal ba
Belum sempat mencapai puncak, perut Niana lebih dulu berbunyi membuat Prince bergerak lebih cepat. Ia tidak ingin anaknya kelaparan karena hasrat kedua orang tuanya.Sepasang suami istri itu akhirnya mendesah bersama ketika mencapai puncak kenikmatan yang dinanti. Sebagai penutup, Prince mengecup sayang dahi istrinya cukup lama. Barulah setelah itu ia membantu wanitanya turun dari atas meja.Yup, Niana benar-benar meminta posisi bercinta di atas meja pada suaminya. Awalnya Prince hendak menolak, namun setelah Niana memohon dan meyakinkan jika hal itu aman, maka Prince tak lagi bisa menolak. "Astaga, mejamu banjir!" seru Niana heboh ketika melihat cairan percintaan mereka ternyata meleleh mengenai meja mahal Prince. "Biarkan saja. Biarkan dia mengering dan menjadi fosil agar bisa aku abadikan sepanjang masa," balas Prince spontan membuat Niana sedikit kesal. Tak senonoh sekali mengabadikan cairan itu.Niana pun segera menghapus jejak per
Ayunda menghela napas lelah ketika melihat Prince begitu manja pada menantunya. Bahkan saat ini, pakaian kerja yang Prince kenakan sudah tampak kusut akibat terlalu sering bersentuhan dengan istrinya."Mau sampai kapan kamu menempeli Niana? Lihatlah, pakaianmu sudah tidak serapi tadi, dan sekarang sudah hampir jam delapan sedangkan kamu belum juga berangkat. Ingin libur atau bekerja?" tanya Ayunda sedikit tegas. "Bekerja tentu saja," jawab Prince sedikit malas dan segera bangkit dari duduknya. Untuk terakhir kali sebelum pergi, Prince kembali mencium candu bibir Niana di hadapan Ayunda. Wanita yang tak lagi muda itu hanya bisa menerima segala tingkah menyebalkan anaknya.Selepas kepergian sang suami, Niana merasa tubuhnya terasa jauh lebih ringan. Tubuhnya yang jauh lebih kecil dari tubuh sang suami membuatnya sedikit kualahan ketika pria itu terus lengket padanya."Kamu pasti lelah ditempeli beruang besar itu," ujar Ayunda dan beralih duduk di s
Keesokan harinya, seisi mansion dibuat heboh oleh keadaan Niana yang tiba-tiba memburuk. Wanita itu mendadak pingsan di dapur saat menggoreng bawang. Prince yang baru saja bangun dan masih menggunakan boxer lari terbirit-birit menuju dapur ketika Yuna memberitahukan sang istri pingsan. Pria itu hampir membawa Niana menuju rumah sakit tanpa menggunakan pakaian yang pantas.Alhasil, Prince dengan secepat kilat mengenakan kaus serta celana panjang apapun yang ia raih lebih dulu. Setelah itu, barulah Prince pergi membawa sang istri yang sudah tidak sadarkan diri.Mendengar suara keributan, Leon segera turun dari kamarnya dan begitu terkejut ketika melihat sang mommy sudah digandong oleh daddy-nya dalam keadaan tak sadarkan diri. Beruntung saat itu Ayunda datang dan segera membawa sang cucu ke rumah sakit di mana Niana dilarikan. "Nenek, ada apa dengan mommy?" tanya Leon dengan wajah yang hampir menangis. Anak itu paling tidak bisa melihat orang-orang tersayangnya jatuh sakit. Terutama Nia
Waktu terasa berjalan begitu cepat dilalui, rasanya baru kemarin Leon dilahirkan dengan tubuhnya yang begitu mungil. Saat ini, anak tampan itu sudah memasuki sekolah dasar yang Prince pilihkan khusus untuk anak-anak tertentu saja. Seleksi sekolah yang Prince lakukan begitu ketat dan sulit. Bahkan dua tahun sebelum Leon masuk sekolah, Prince sudah sibuk mencari info sekolah terbaik di kotanya. Saat ini, Leon si anak patuh sedang menikmati sarapan bersama daddy dan mommy-nya. Anak itu begitu menikmati makanan yang dibuat oleh sang mommy. Katanya, wanita itu memasak dengan campuran bumbu cinta sehingga menghasilkan cita rasa yang begitu nikmat.Tiba-tiba saja, Leon tersentak kaget ketika mengingat sesuatu. Anak itu bahkan sampai menjatuhkan sendoknya di atas piring sehingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring."Ada apa, Nak?" tanya Niana yang ikut terkejut mendengar dentingan sendok dan piring yang cukup nyaring.Leon menatap takut-takut sang mommy, ia benar-benar lupa akan pekerjaan r
Sore harinya, mereka menikmati sunset bersama di tepi pantai. Dengan beralaskan karpet tebal dan luas, mereka bisa dengan leluasa duduk ataupun berbaring di sana.Jordan menggunakan kedua paha sang istri sebagai bantalan, perutnya sendiri saat ini sudah menjadi singgasana sang anak yang sedang menikmati camilannya. Meskipun Arga sudah jauh lebih berat, Jordan tetap bisa bersabar diri menahan bobot anaknya yang cukup membuat perutnya sesak."Turun, Nak. Papi kamu bisa mati jika perutnya terus diduduki seperti itu," ujar Niana yang segera mengangkat tubuh berisi balita itu dan memindahkannya pada permukaan karpet yang lebih aman. Jordan pun akhirnya bisa bernapas dengan lega tanpa menahan sesak ulah anaknya."Padahal aku baik-baik saja selama Arga dalam perutku," cibir Lyly membuat Niana secara spontan menggeplak lengan atas wanita itu. Lyly sontak mengaduh sakit meskipun geplakan yang Niana berikan tidak terlalu sakit dan cenderung main-main."Bedakan bobot saat Arga di dalam kandungan
Puluhan jam mereka habiskan di perjalanan, kini saatnya untuk menikmati pemandangan indah yang disuguhkan oleh pulau milik Prince ini. Semua tertata dengan begitu rapi dan asri, Prince juga membangun sebuah Vila berukuran cukup besar dengan fasilitas yang fantastis untuk keluarganya. Di sana ada sekitar 3 penjaga dan pengurus vila, serta 5 orang yang menjaga pulau karena ukurannya sendiri cukup dijaga oleh 5 orang mereka. Satu pulau itu hanya di huni oleh 8 orang yang tinggal bersama di dalam paviliun khusus. Mereka semua laki-laki sehingga Prince tidak khawatir meninggalkan mereka berdelapan di pulau pribadinya. Seminggu sekali mereka kembali ke daratan untuk mengambil persediaan makanan dan kebutuhan lainnya. Saat ini, orang-orang yang Prince bawa sedang merapikan barang-barang bawaan mereka di kamarnya masing-masing. "Apakah kamu menyukai pulau ini?" tanya Prince pada sang istri yang sedang sibuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam lemari. Niana menghentikan gerakannya, wanita
Hari cuti bersama telah tiba, Prince sepakat untuk mengajak keluarganya berlibur pada salah satu pulau pribadi miliknya di perairan Catania, Italia yang ia beli sekitar 3 bulan yang lalu.Tak hanya mengajak Niana, Ayunda dan Leon, Prince juga membawa keluarga kecil Jordan serta para baby sitter para bayi. Setidaknya, mereka bisa berlibur lebih tenang jika membawa pengasuh para anak mereka.Saat ini rombongan konglomerat itu sudah berada di pesawat pribadi yang akan mengantarkan mereka ke tempat tujuan. Tak ketinggalan, Prince selalu menyediakan dokter karena takut keluarganya tiba-tiba jatuh sakit atau apalah itu yang membutuhkan tenaga medis."Priamu itu terlalu kaya, Niana. Hanya untuk berlibur selama satu minggu saja harus membeli pulau pribadi, menggunakan pesawat pribadi, dan dokter pribadi. Kepalaku tidak akan sanggup menghitung berapa banyak uang yang Prince keluarkan," ujar Lyly pada Niana yang sedang menimang anaknya. Niana mengendikkan bahunya, ia juga tidak tahu mengapa Pr
Prince pulang dengan membawa buah tangan berupa sebouqet mawar berukuran cukup besar. Sudah satu bulan terakhir ia tidak membawakan bunga untuk istri tercintanya. "Akhirnya kamu ingat kembali untuk membawakan aku bunga," ujar Niana setelah menerima pemberian sang suami. Wanita itu menghirup dalam-dalam aroma mawar yang begitu harum, setelah hamil ia kembali memfavoritkan bunga mawar.Prince memeluk Niana dari belakang ketika wanita itu masih asyik menghirup aroma mawar. Kini ia juga sedang menghirup, menghirup aroma tubuh sang istri.Niana membiarkan apa yang pria itu lakukan, tak jarang ia mendapat serangan mendadak sewaktu Prince pulang bekerja untuk menghilangkan rasa lelah pria itu. Ia senang-senang saja melakukannya.Niana tersentak kaget ketika tubuhnya dibalik secara mendadak oleh Prince sehingga saat ini posisinya berhadapan dengan pria itu. Tanpa basa-basi lagi Prince segera menempelkan bibirnya dengan bibir sang istri. Niana menyambut dengan senang hati, segera ia taruh bou
Tak terasa, usia Leon kini genap 6 bulan, bayi itu semakin pintar dan menggemaskan membuat semua orang berebut ingin bermain dengannya. Ocehan Leon selalu menjadi suara termerdu yang selalu ingin didengar, apalagi gelak tawanya membuat candu semua orang.Prince dan Niana sudah menyiapkan kamar Leon yang masih terhubung dengan kamar keduanya. Mereka sudah melakukan sleep training pada Leon sejak umur 4 bulan. Saat ini, Leon sudah pandai tidur sendiri tanpa menangis ketika bangun di malam hari.Meskipun, awalnya Niana tidak tega melihat anaknya menangis sendiri di malam hari. Wanita itu bahkan sampai ikut menangis dan menunggu sang anak di depan pintu seraya memantaunya melalui kamera yang langsung tersambung pada ponselnya. Prince juga berhasil memberikan pemahaman pada sang istri jika sleep training sangat penting dan bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi Leon maupun mereka berdua.Kini, Niana tengah bersiap mengajak sang anak untuk mengantarkan makan siang milik Prince. Lyly pu
Berhubung dia libur di hari kerja dan cukup dadakan, akhirnya Prince memilih untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang bermunculan pada surel miliknya di mansion. Ruang kerja Prince sendiri sudah tampak ramai oleh Leon serta Niana yang sedang bermain, sesekali pria itu ikut menimpali obrolan ringan Niana dengan anaknya."Daddy, apakah Daddy tidak ingin sapi panggang? Leon sangat ingin sapi panggang, Daddy," ujar Niana dengan suara yang ia buat seperti anak kecil seolah Leon-lah yang sedang membujuk Prince untuk membeli sapi panggang.Prince terkekeh pelan di sela-sela aktivitasnya dalam mengerjakan beberapa pekerjaan karena tingkah sang istri. Ia melepas sejenak kacamata yang ia gunakan dan beralih menatap sang anak."Benarkah, Leon? Bagaimana kamu bisa menikmati sapi panggang sedangkan gigi saja kamu tidak punya?" tanya Prince yang hanya dibalas tatapan bingung oleh anaknya. Bayi itu tidak paham dengan percakapan mommy serta daddy-nya."Tentu saja dengan cara meminum ASI mommy, Dad
Baru beberapa jam memejamkan mata, Niana kembali dibangunkan oleh suara tangisan sang anak yang menggema. Ia pun segera bangkit dan mengenakan pakaian seadanya. Setelah itu, ia berlari secepat kilat menuju sumber suara tanpa peduli pada pangkal paha yang masih terasa sedikit ngilu.Tampak Leon yang tidak mau tenang dalam pelukan neneknya, hal itu membuat Niana merasa bersalah karena telah membuat Ayunda kesulitan. "Ke mari anakku, rindu Mommy ya, Nak?" Niana segera menimang sang anak tanpa berhenti bersuara karena anaknya sudah mengenali suara sang mommy. "Ajak dia bertemu daddy-nya juga, dia merindukan kedua orang tuanya," ujar Ayunda membuat Niana segera bangkit dan segera memasuki kamarnya kembali. Tampak di sana Prince yang perlahan-lahan membuka matanya ketika mendengar suara sang anak."Ada apa dengan Leon, Sayang?" tanya Prince seraya beralih duduk, ia segera menyiapkan bantal untuk menjadi sandaran Niana yang hendak duduk di sebelahnya. "Leon merindukan kita berdua kata Ibu