Selesai beristirahat di Kayseri, saat ini rombongan yang Prince bawa tengah melakukan perjalanan menuju Göreme. Saat ini anak buah Prince sendiri sudah mulai berpencar dan hanya beberapa yang mengikuti Prince dan Niana ke manapun keduanya pergi.
Sesampainya di tempat tujuan, Niana dan Prince mulai memasuki hotel yang keduanya pesan dari jauh hari. Cappadocia Cave Suites, hotel bernuansa abad pertengahan itu sangat memanjakan mata memandang dengan segala keindahan dan keunikan. Ini adalah kali pertama Prince maupun Niana menginap di tempat seperti Gua yang megah."Wow, aku seperti orang-orang jaman dahulu namun paling kaya," ujar Niana yang mulai menduduki sofa panjang yang ada pada kamar hotelnya."Kamu suka?" tanya Prince seraya menempatkan diri di samping sang istri. Lengannya secara reflek merangkul bahu Niana."Tentu saja, tempatnya sesuai dengan apa yang aku ekspektasikan," jawab Niana dengan senyum yang merekah indah. Prince pun sangat sulTak terasa, babymoon mereka sudah usai dan hanya tersisa satu hari masa cuti Prince untuk istirahat setelah melakukan perjalanan panjang. Saat ini keduanya masih berada di perjalanan untuk sampai di mansion yang sangat mereka rindukan. Ayunda sendiri selama ditinggalkan oleh anak serta menantunya memilih untuk menghabiskan waktu dengan pergi ke manapun yang ia mau. Me time bahasa gaulnya. Saat mendengar kabar jika anak serta menantu akan segera sampai, hal itu membuat Ayunda sangat semangat untuk memasak beberapa menu makanan yang pasti Niana rindukan. Terlebih lagi wanita itu sering mengeluh padanya tentang makanan yang kurang cocok di lidah meskipun enak. Tepat ketika Ayunda selesai memasak, terdengar suara mesin mobil yang menandakan jika orang-orang yang ia tunggu telah tiba. Dengan penuh semangat Ayunda segera menyambutnya di pintu utama, dan hal yang pertama kali ia lihat adalah Niana yang langsung menyerbu dirinya untuk dipeluk. "Aku sa
Niana, wanita itu terbangun setelah lamanya tertidur akibat lelah menerima gempuran sang suami di malam hari. Melihat prianya terlelap dengan wajah polos tanpa dosa berhasil membuatnya tersenyum gemas. Sungguh, buasnya Prince malam tadi kini sudah tidak terlihat sama sekali. "Padahal selama babymoon kamu tidak pernah absen sehari pun berkunjung pada anakmu. Tidak kusangka saat sampai rumah dan dalam posisi lelah kamu masih menginginkannya. Antara ayah yang baik atau suami yang mesum," ujar Niana seraya memandangi wajah indah suaminya.Merasa perutnya lapar dan perlu diisi, Niana pun segera bangkit untuk membersihkan diri sebelum sarapan. Ia memandangi tubuh polosnya pada cermin kamar mandi. Ralat, selama ini tubuhnya tak pernah polos seperti dulu. Adaaa saja corak yang Prince buat pada tubuhnya. Ketika tengah asyik membersihkan diri di bawah pancuran air shower, Niana tidak menyadari jika Prince sudah bangun dan kini sedang memasuki kamar mandi
"Siapa dia, Sayang?" tanya Prince bingung ketika melihat sang istri yang tampaknya sudah sangat mengenali pria bernama 'Atha' itu. "Bisakah kita duduk dulu? Aku masih tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini," ujar pria bernama Atha itu. Niana mengangguk antusias, wanita itu segera menggiring dua pria dan satu wanita untuk duduk pada tempat yang tersedia. "Kenalkan, ini suamiku yang menyelamatkan hidupku dua tahun lalu, aku juga sedang mengandung sekarang. Dan suamiku, kenalkan pula jika dia adalah dokter Atha, dokter yang menangani aku untuk cuci darah dan segala macam perawatan untuk memperpanjang umurku," ujar Niana membuat Prince paham dengan siapa pria di depannya. Ia pun menjabat tangan pria itu dengan senyum tipis dan kembali berwajah datar setelahnya."Aku sangat terkejut, sungguh. Kamu menghilang seperti di telan bumi dan kini bertemu kembali dalam keadaan yang sangat terlihat bahagia. Aku bersyukur melihatmu lebih baik dari sebel
Rasa penasaran Prince kini terobati setelah tahu dokter mana yang dipanggil oleh istrinya. Jika tidak salah, namanya Taha? Atah? Atau siapalah ia mendadak lupa dengan siapa nama dokter itu."Hello suamiku, kenapa wajahmu kusut sekali?" tanya Niana dengan wajah sumringah. Tangan wanita itu sendiri sudah diinfus sesuai keinginannya.Hati Prince yang sebelumnya gundah kini berganti bingung melihat Niana berwajah ceria. Sama sekali tidak menunjukkan jika wanita itu tengah sakit atau ada keluhan lain yang membuat dirinya diinfus.Prince duduk di samping istrinya, ia spontan mengulurkan tangan dan memeriksa suhu tubuh sang istri secara manual. Normal."Istrimu tidak sakit, Tuan. Mungkin hanya mengidam dan menginginkan diinfus olehku," ujar dokter Atha yang memang masih berada di hunian mewah milik Prince. Atha sendiri ditemani oleh sang istri. Bahkan tak ketinggalan, ada Ayunda juga Yuna di sana."Benarkah?" tanya Prince tak percaya. Padahal ba
Belum sempat mencapai puncak, perut Niana lebih dulu berbunyi membuat Prince bergerak lebih cepat. Ia tidak ingin anaknya kelaparan karena hasrat kedua orang tuanya.Sepasang suami istri itu akhirnya mendesah bersama ketika mencapai puncak kenikmatan yang dinanti. Sebagai penutup, Prince mengecup sayang dahi istrinya cukup lama. Barulah setelah itu ia membantu wanitanya turun dari atas meja.Yup, Niana benar-benar meminta posisi bercinta di atas meja pada suaminya. Awalnya Prince hendak menolak, namun setelah Niana memohon dan meyakinkan jika hal itu aman, maka Prince tak lagi bisa menolak. "Astaga, mejamu banjir!" seru Niana heboh ketika melihat cairan percintaan mereka ternyata meleleh mengenai meja mahal Prince. "Biarkan saja. Biarkan dia mengering dan menjadi fosil agar bisa aku abadikan sepanjang masa," balas Prince spontan membuat Niana sedikit kesal. Tak senonoh sekali mengabadikan cairan itu.Niana pun segera menghapus jejak per
Ayunda menghela napas lelah ketika melihat Prince begitu manja pada menantunya. Bahkan saat ini, pakaian kerja yang Prince kenakan sudah tampak kusut akibat terlalu sering bersentuhan dengan istrinya."Mau sampai kapan kamu menempeli Niana? Lihatlah, pakaianmu sudah tidak serapi tadi, dan sekarang sudah hampir jam delapan sedangkan kamu belum juga berangkat. Ingin libur atau bekerja?" tanya Ayunda sedikit tegas. "Bekerja tentu saja," jawab Prince sedikit malas dan segera bangkit dari duduknya. Untuk terakhir kali sebelum pergi, Prince kembali mencium candu bibir Niana di hadapan Ayunda. Wanita yang tak lagi muda itu hanya bisa menerima segala tingkah menyebalkan anaknya.Selepas kepergian sang suami, Niana merasa tubuhnya terasa jauh lebih ringan. Tubuhnya yang jauh lebih kecil dari tubuh sang suami membuatnya sedikit kualahan ketika pria itu terus lengket padanya."Kamu pasti lelah ditempeli beruang besar itu," ujar Ayunda dan beralih duduk di s
"Sayang, apakah telingamu gatal?" tanya Niana setelah sambungan teleponnya terhubung dengan baik dengan sang suami. Ia sangat berharap jika prianya mengatakan 'iya'."Gatal karena apa? Sedari tadi telingaku baik-baik saja," ujar Prince dari seberang sana.Ayunda dan Lyly yang bisa mendengar suara pria itu pun menahan tawanya mati-matian. Melihat asumsi Niana yang terpatahkan membuat dua wanita itu tak tahan ingin meledek.Niana yang kesal sekaligus malu pun segera memutus sambungan telepon itu. Wajahnya sudah terlihat sangat masam membuat Lyly dan Ayunda semakin terhibur melihatnya."Benar'kan apa kata kami? Tetanggamu itu hanya kebetulan saja," ujar Lyly bangga seraya mencolek dagu Niana menggoda. Saat itu pula sang empu sedikit melengos dengan wajah masamnya."Yayaya, mungkin saat ini aku sedang tidak beruntung sehingga tidak bisa membuktikannya pada kalian," ujar Niana yang masih kukuh jika hal itu memang bisa terjadi."Baikla
Siang harinya, Niana memaksakan diri untuk bisa datang ke kantor sang suami untuk mengantarkan makan siang. Padahal, Prince sudah memberi peringatan berkali-kali agar ia saja yang datang ke mansion, tidak perlu sebaliknya. Namun dengan alasan mengidam, Niana tentu saja bisa menginjakkan kaki di mana suaminya berada.Melihat sang majikan yang mulai kesulitan dalam berjalan, membuat Yuna sangat geli dan ingin menempatkan tubuh gemoy Niana duduk di kursi roda saja. Namun sayangnya, wanita itu menolak dengan keras dan memilih berjalan kaki sendiri. Olahraga katanya. Bahkan hanya berdiri di dalam lift saja wanita itu sudah tampak terengah.Wajah kesal Niana karena merasa lelah kini digantikan oleh wajah sumringah yang begitu manis. Lelahnya hilang begitu saja ketika mendapat sambutan hangat dari suami tercintanya."Lama sekali," gerutu Prince dan segera berlari ke arah istrinya yang berjalan begitu lambat. Tubuh besarnya segera meraup tubuh berisi Niana ke dala