Kota paling romantis sedunia, itulah hal pertama yang terlintas di pikiran Leia saat mendengar kota ini, karena image romantis yang sudah melekat pada kota ini sejak dulu kala.
Itulah satu dari beberapa alasan ia memilih kota ini untuk melanjutkan studynya.Tapi ...Dari sekian banyaknya tempat makan mewah yang tersedia di kota ini, kenapa Leuis harus memilih makan di atas kapal seperti ini? Mending di atas kapal pesiar yang sengaja pria itu sewa untuk mereka, alih-alih kapal tour yang siapapun bisa menaikinya.'Bahkan pria seberengsek Felix masih tahu, mana tempat makan termewah di kota ini!' keluhnya dalam hati. Meskipun ia yang harus mengeluarkan uang untuk membiayainya, tambahnya lagi."Kenapa kamu terus memberengut seperti itu?" tanya Alexa saat melihat Leia yang tidak hentinya memberengut sejak mereka menaiki kapal pesiar tour itu."Aku benci berada di atas air," jawab Leia sekenanya.Itu benar, entah kenapa sej"Kenapa lama sekali?" tanya Alexa saat Leia kembali duduk di kursinya."Antri," jawab Leia sekenanya. Ia melirik ke sampingnya, dan mendapati Leuis yang ternyata tidak mengikutinya, entah dimana pria itu sekarang berada. Leia hanya berharap Leuis tidak menceritakan apa yang pria itu lihat tadi pada mereka."Kenapa saputangan Leuis ada padamu?" tanya Leon.'Sial! Kenapa aku tidak mengembalikan sapu tangan ini pada Leuis tadi?!' erang Leia dalam hatinya, ia merutuki dirinya sendiri."Hmm, tadi saat membasuh wajahku, tissue di toilet habis, jadi Leuis meminjamkan sapu tangannya untuk membersihkan wajahku. Untung saja tadi berpapasan dengannya saat Leuis mau ke toilet juga," elaknya.Leia berdoa di dalam hatinya, semoga saja mereka tidak menanyakan hal yang sama pada Leuis, ia takut Leuis akan memberikan jawaban yang berlawanan dengannya. Dan lebih buruk lagi, mengatakan apa yang tadi pria itu lihat.Leia kembali mengerang di dalam hatinya.
"Apa?" tanya Leia dengan galak. Alih-alih menjawab, Leuis malah mendekatkan wajahnya ke Leia dan langsung menciumnya, membuat wanita itu memekik pelan, meski hanya untuk sebentar, karena detik selanjutnya ia menyambut sepenuhnya ciuman dalam Leuis itu. Leuis tidak dapat menahan dirinya lagi untuk merasakan kembali bibir manis Leia, terutama saat Leia membuka bibirnya seolah mengundang Leuis untuk memasukinya, yang sudah pasti Leuis tidak akan menolak undangan terbuka itu. Erangan demi erangan terus keluar dari mulut wanita itu, sementara jemari kedua tangannya kini menelusup masuk ke sela-sela rambut leuis, membenamkan kedua tangan itu ke rambut tebal Leuis. "Berapa banyak pria yang telah mengajarimu hingga bisa mencium selihai ini?" tanya Leuis saat Leia dengan terengah-engah menjauhkan bibirnya untuk menghirup oksigen sedalam-dalamnya. "Berapa pria yang mengajariku?" tanya Leia dengan sorot mata terluka. "Leia ... " Sambil melangkah mundur, Leia menepis tangan Leuis yang ber
"Hai, apa kamu yang bernama Leia?" tanya seorang wanita yang baru kali pertama Leia lihat wajahnya, atau memang selama bekerja di kantor itu ia tidak begitu memperhatikan karyawan lainnya.Ya, kecuali para wanita penggosip, yang merasa karyawan terlama di perusahaan Leuis itu hingga tidak ragu-ragu menunjukkan senioritasnya, dan cenderung menindas karyawan baru seperti halnya Leia.Leia mengangkat kepalanya dari mesin fotocopy untuk menatap penuh wanita itu, "Ya, ada yang mau di fotocopy lagi?" tanyanya. Karena biasanya karyawan yang mendatanginya, kalau bukan untuk menyuruhnya mengerjakan setumpuk dokumen, ya untuk memintanya memfotocopy dokumen lainnya."Kenalkan aku Aletta, aku masuk dua hari lebih awal darimu." Aletta mengulurkan tangannya pada Leia dan Leia langsung menyambut uluran tangannya,"Hai Aletta, senang rasanya mendapati bukan aku satu-satunya anak baru di sini!" serunya sebelum menarik kembali tangannya.Aletta t
Di koridor dalam perjalanan kembali ke ruangan kerjanya, Leia dan Aletta berpapasan dengan Leuis yang melangkah mantap ke arah lift. Seperti biasa, pria itu berpura-pura tidak mengenalinya, bahkan berpura-pura tidak melihat dua orang wanita yang jalan berlawanan arah dengannya itu dengan terus melihat jam tangannya, atau ponselnya, atau kemanapun selain dari melihat Leia. Wangi khas yang hanya dimiliki Leuis memenuhi lubang hidung Leia saat pria itu melewatinya. Ia tahu, pria itu pasti akan menjemput sepupu mereka, Aurora. Dan suasana hati Leia kembali memburuk. "Apa nanti malam divisi kita jadi mengadakan perpisahan untuk Mrs. Juilen di Hope Kafe?" tanya Leia pada Aletta, ia sengaja mengencangkan suaranya supaya Leuis dapat mendengarnya. "Ya, tapi tadi kamu bil ... " "Aku ikut. Sudah pasti aku akan ikut dong. Kapan lagi kita makan malam enak secara gratis, ya kan?" potong Leia dengan cepat. I
"Buat Leia sibuk hingga tidak bisa menghadiri pesta perpisahan Mrs. Julien!" perintah Leuis pada sekretarisnya, Deandra. Satu jam sudah Leuis mencoba untuk menghubungi Leia, tapi wanita itu belum juga mengaktifkan ponselnya. Sementara ia khawatir kalau wanita itu pergi ke pesta itu tanpa pendamping."Oui, Monsieur!' balas Deandra."Tapi jangan membuat wanita itu tahu kalau saya yang membuatnya sibuk!" "Oui! J'ai compris.""Leuis!" teriak Aurora sambil melambaikan tangannya ke arah Leuis yang tengah menunggunya di pintu gate kedatangannya. Seperti biasa, wanita itu selalu terlihat modis dan seksi, itu sudah menjadi tuntutan untuknya sebagai salah satu model papan atas dunia. Rambut pirangnya dibiarkan tergerai indah, menutupi sebagian bahunya yang terbuka.Sambil tersenyum lembut, Leuis memasukkan kembali ponselnya ke saku dalam jasnya bertepatan dengan Aurora yang menghambur ke dalam pelukannya,"Miss you!" s
"Mau tahu apa yang ada di dalam pikiranku saat ini?" tanya Leia dengan nada dingin."Apa?""Kamu pria paling berengsek yang pernah aku temui!" Setelah mengatakan itu, Leia menyenggol bahu Leuis yang terdiam dan bergegas meninggalkannya."Kamu mau ke mana?" tanyanya setelah berhasil menahan lengan Leia."Pulang! Memangnya mau ke mana lagi?""Sudah malam ... Kita pulang bareng.""Aku bisa naik taksi!""Jangan konyol ... Kamu tahu sendiri tidak aman untuk wanita pulang malam sendiri di kota ini!"Leia menatap galak Leuis sambil menepis tangannya, lalu menekan dada Leuis dengan jari telunjuknya,"Memangnya apa pedulimu dengan keselamatanku? Kamu kan yang menyuruh mereka memberikan pekerjaan tidak masuk akal itu padaku? Kamu sukses membuat mereka tidak menganggapku ada! Dan sukses membuatku pulang malam! JIka terjadi sesuatu padaku, kamulah yang paling bersalah dalam hal ini!"" keluhnya.I
"Apa Leia belum bangun?" tanya Leuis saat melihat Alexa yang masuk seorang diri ke dalam unitnya."Loh, memang Leia tidak pamit pada kalian sebelum jalan tadi? Lebih dari satu jam yang lalu dia sudah berangkat ke kantor, katanya masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan," jawab Alexa dengan kening berkerut dan memandangi wajah sepupunya itu satu-persatu, hingga kembali lagi ke wajah Leuis,"Leia memang sedang menjalani hukuman dari om Rick, tapi kamu jangan membebaninya dengan pekerjaan seberat itu juga, Leuis. Kamu membuatnya lembur hingga tengah malam, dan sekarang pagi-pagi buta dia sudah berangkat ke kantormu. Leia belum pernah bekerja sekeras itu seumur hidupnya, apa kamu mau dia jatuh sakit?" keluhnya."Aku bahkan ragu dia bisa tidur nyenyak, karena lebih dari satu kali aku mendapatinya gelisah di dalam tidurnya," lanjut Alexa lagi."Aku hanya memberinya pekerjaan lebih kemarin saja, Lexa. Itupun karena aku mau mencegahnya pergi ke pe
"Waah ... Ternyata kamu dekat dengan CEO kita!" seru Aletta saat mereka jalan kaki ke arah kantor, Kali ini Leuis menurunkan Leia tidak jauh dari kantor, tidak seperti sebelumnya."Dia kakakku, sayangnya!" aku Leia dongkol, lalu menatap lekat-lekat temannya itu, "Jangan bilang pada siapapun, Ok!" ia memberi peringatan pada Aletta."Hah? Kakakmu? Tapi wajah kalian beda sekali.""Kakak Angkat ... Daddyku mengadopsinya saat dia berusia lima tahun.""Tunggu, kalau kamu memang adiknya, kenapa kamu bekerja di divisi itu? Seharusnya minimal kamu jadi COO atau jabatan elit lainnya, even kamu hanya adik angkatnya sekalipun.""Ceritanya panjang. Aku akan menceritakan semuanya padamu, tapi nanti. tidak sekarang!" seru Leia dan Aletta mengangguk.Mereka kembali melanjutkan langkah kaki mereka ke arah kantor. "Umm, satu lagi. Kenapa kalian merahasiakan hubungan kalian?" tanya Aletta lagi.Leia mendesah pelan sebelum menjawab, "Aku
Dengan perasaan tidak tenang, Leuis berjalan hilir-mudik di depan pintu kamar daddy Elrick dan mommy Aliana, ia harus menjelaskan semua yang mengganjal di dalam dirinya pada orang tua angkatnya itu. Tidak ada yang perlu ia takutkan lagi saat ini karena Leia kini telah resmi menjadi istrinya. Jadi apapun resiko yang akan ia terima nantinya ia akan menerimanya. Setelah membulatkan tekadnya, Leuis berniat mengetuk pintu kamar orangtuanya itu, tapi tangannya tertahan di udara karena pintu itu telah terbuka terlebih dahulu, "Leuis, ada yang ingin kau bicarakan?" tanya daddy Elrick dengan mommy Aliana yang berada di sisinya dengan lengan daddy Elrick yang merangkul pinggangnya, "Ya, Dad ... Apa aku bisa meminta waktu kalian sebentar?" "Ok, masuklah!" seru daddy Elrick sambil membuka lebar pintu kamarnya. Leuis membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu tapi menutupnya lagi. Setelah sekian lama terdiam di bawah tatapan penuh tanda tanya daddy Elrick dan mommy Aliana ia pun kembal
"Ya Tuhan, sebenarnya kamu dan Leon telah melewati malam pertama kalian atau belum sih? Karena saat pertama untuk wanita pasti akan mengeluarkan darah, dan juga rasa sakit setelah melakukannya. Bahkan aku masih merasa nyeri hingga saat ini," jelas Leia."Benarkah?" Aletta berpaling menatap Leon yang tengah asik berbincang dengan Axel dan Dritan, kenapa ia tidak merasakan itu semua? Kenapa tidak ada darah di atas sprei mereka? Apa sebenarnya mereka tidak pernah melakukannya?"Apa memang seharusnya aku mengeluarkan darah?" tanya Aletta lirih."Well, memang ada beberapa wanita dengan satu dan lain alasan tidak mengeluarkan darah saat selaput darahnya sobek. Tapi semuanya pasti akan merasakan sakit saat melakukannya untuk pertama kalinya. Seluruh badanmu akan terasa remuk, seperti kamu telah bekerja kefas selama satu hari penuh," jawab Leia.Ia memberengut kesal sebelum melanjutkan,"Padahal, Leuis sudah melakukannya dengan sangat lembut. Tapi tetap saja aku merasa sakit juga. Rasanya mi
"Maaf kami telat!" seru Leon yang melangkah ke arah keluarganya yang sudah berkumpul untuk makan siang bersama sambil menggandeng Aletta. Mommy Aliana yang melihat kedatangan putranya itu tersenyum lembut menyambutnya, "Wajar, pengantin baru. Kalian pasti enggan kan meninggalkan tempat tidur kalian?" "Ah, Mommy memang pengertian sekali," kekeh Leon sambil mencium pipi kanan dan kiri mommy Aliana sebelum beralih memeluk daddy Elrick. Aletta pun turut serta mencium pipi kanan dan kiri mommy Aliana, lalu memeluk daddy Elrick dan menyapa yang lainnya sebelum duduk di samping Leia. "Nah, karena semua sudah berkumpul, kita bisa mulai makan siangnya, silahkan dinikmati!" seru daddy Elrick. Semua anak, menantu, sepupu dan juga keponakannya mulai menikmati hidangan makan siang di restoran mewah itu, yang sengaja daddy booking khusus untuk acara keluarga mereka saja. "jadi, apa kamu mau menetap di Paris atau memboyong Aletta ke sini, Leon?" tanya mommy Aliana. "Kami belum memutuskan ba
Sebenarnya rasa kantuk masih sangat menguasai Leia, tapi ia memaksakan diri membuka kedua matanya yang masih terasa berat saat merasakan belaian halus punggung tangan seseorang di pipinya, yang ternyata adalah punggung tangan Leuis. Leia tersenyum lembut pada suaminya itu sebelum kembali menutup kedua matanya, dan baru saja akan kembali lagi ke alam mimpinya ketika terdengar suara serak Leuis, "Sudah siang, Sayang. Mau sampai jam berapa kamu tidur?" tanyanya. "Aku lelah sekali, Leuis," desah Leia masih tidak mau membuka kedua matanya yang masih terasa berat, belum lagi rasa pegal di seluruh tubuhnya terutama di area pangkal pahanya. "Apa aku yang membuatmu lelah?" Perlahan kedua mata leia membuka, ia kembali tersenyum pada Leuis, "apa kamu sudah bangun sejak tadi?" tanyanya sebelum menguap lebar. "Ya," jawab Leuis. "Kamu saja yang sudah bangun sejak tadi masih santai di tempat tidur, jadi biarkan aku tidur dulu ya," pinta Leia. "Karena aku terlalu senang ketika perta
'Keluarkan saja, Sayang, jangan ditahan-tahan," bisik Leuis yang berusaha menahan gairahnya sendiri. Ia harus membuat Leia sampai puncaknya lebih dulu untuk melancarkan dirinya saat akan menembus milik wanita itu nantinya. Dan tidak lama kemudian Leia meneriakkan namanya saat wanita itu telah mencapai puncaknya, Leuis pun menangkup wajah Leia, "Tahan sebentar, Sayang. Aku akan masuk sekarang ... " Seketika itu juga Leia yang telah kembali menjejak bumi menjadi panik, tubuhnya seketika menegang, "A ... Aku takut!" ia mulai mendorong Leuis meski tanpa hasil. "Apa yang kamu takutkan?" tanya Leuis, gairahnya sudah berada di ujung tanduk, tapi Leia malah terus berusaha mendorongnya. "Aku takut tidak muat," jawab Leia sambil terus mendorong Leuis. "Sstt Leia, tatap mataku!" "Apa kamu percaya padaku?" tanya Leuis saat mata mereka telah terkunci. "Iya, tapi ... " "Awalnya memang akan terasa sakit, tapi rasa sakitnya tidak akan sesakit jarimu teriris pisau, Sayang." "Aku
"Eitss ... Mau ke mana buru-buru sekali?" tanya Axel mencegah Leia dan Leuis yang sedang menuju lift yang akan membawa mereka ke kamar mereka. "Tentu saja melakukan malam pertama kami!" jawab Leia tanpa malu-malu lagi, tapi segera menggigit lidahnya saat melihat siapa yang berada di belakang Axel, tante Keizaa dan om Alson yang tengah mengapit putri mereka, Alexa, sementara Alarik yang beberapa bulan lebih tua dari Leia melangkah di belakang mereka, "Astaga, tamu masih banyak, kenapa tidak bersabar dulu?" keluh tante Keizaa, kulit putih bersihnya yang tanpa noda itu menurun pada putri satu-satunya, Alexa. "Biarlah, Snow ... Melarangnya sama dengan melarang Eomma, tidak akan bisa," kekeh om Alson. Ini bukan kali pertama omnya itu menyamakan Leia dengan oma Sonya. Tidak ada satupun anak oma Sonya yang mengambil sifat bar-barnya, sifatnya itu malah menurun pada cucunya, Leia. Sementara sifat dingin dan cuek opa Alex menurun pada cucunya juga, Alarik. Pria itu seperti memiliki d
Leia dan Aletta terlihat sangat menawan dengan gaun pengantin yang dirancang oleh desainer ternama secara khusus untuk mereka berdua, yang nampak berkilau layaknya taburan permata di seluruh gaun berwarna putih itu. Sementara kedua pria yang kini telah resmi menjadi suami mereka berdiri di samping mereka dengan gaya posesif, seolah melindungi wanita mereka yang terlihat begitu cantik dari siapapun yang ingin merebutnya. Dan sang desainer yang turut serta menghadiri hari yang sangat istimewa itu nampak berkaca-kaca. Siapa yang tidak akan bangga jika hasil rancangannya dipakai oleh cucu dan cucu menantu keluarga Adipramana. Bahkan desainer lainnya merasa iri dengan keberuntungannya itu. Karena pernikahan itu akan ditayangkan secara live di berbagai stasiun televisi lokal, dan headline berita kini dipenuhi dengan pernikahan pewaris keluarga ternama itu. Adik dan kakak menikah secara bersamaan? Siapa yang tidak akan tertarik dengan berita semacam itu? Dan terutama Leon sang casa
Leia baru saja selesai mengeringkan rambutnya ketika belnya berbunyi. Ia melirik tablet yang terpasang di dinding yang menampilkan wajah Leuis di depan pintu unitnya, Leia pun menekan tombol untuk bicara, "Masuk saja, Leuis. Passwordnya masih sama dengan yang sebelumnya!" serunya. Sejurus kemudian pintu unitnya terbuka, sambil tersenyum lembut Leuis mendekatinya dan memeluknya dari belakang, "Aku merindukanmu ... " ucapannya sama lembutnya dengan tatapan matanya yang terpantul di cermin rias Leia, hingga kedua mata mereka saling mengunci, "Baru juga semalam kita ketemu." "Sejam berpisah denganmu pun aku sudah merindukanmu, Sayang." Leia membalik badannya hingga ia bisa menatap wajah Leuis, lalu melingkarkan lengannya di leher calon suaminya itu, "Kenapa kamu sekarang jadi sering ngegombal begitu sih?" tanyanya. "Ummm, mungkin karena sekarang aku telah merasakan kelegaan yang luar biasa, karena pada akhirnya aku dapat mengungkapkan semua perasaanku padamu, perasaan yang telah
"Wah, aku tidak menyangka kau bisa bersikap seromantis itu, Leuis!" seru Leon sambil menepuk pundak Leuis.Leon menarik Leia lebih merapat padanya, "Demi wanita yang sangat aku cintai ini, sudah pasti aku akan melakukan apapun meski diluar kebiasaanku.""Kalian akan tinggal di mana setelah menikah nanti?" tanya Aletta.Alih-alih menjawab Aletta, Leuis malah balik bertanya pada Leia,"Kamu mau tinggal di mana, Sayang?" "Aku akan tinggal dimanapun kamu akan tinggal, Leuis ... " jawab Leia sambil tersenyum menggoda."Jangan tersenyum seperti itu, kalau kamu tidak mau aku melahapmu di sini," bisik Leuis yang langsung mendapatkan sikutan Leia ke pinggangnya."Kenapa kau tiba-tiba bisa berubah sedrastis itu, Leuis? Awalnya kau mati-matian menolak menikahi Leia, bahkan tidak segan-segan membandingkan adikku itu dengan mantan wanitamu," cecar Leon memutuskan kongtak mata Leia dan Leuis.Sambil mendesah pelan, Leia ber