"Sabar, Ana. Ini ujian dalam berumah tangga, semoga akan segera ada jalan keluarnya ya," bujuk Keizaa.
"Aku sudah tidak mau kembali lagi padanya, Zaa. Aku sudah tidak sanggup lagi menghadapi Granny! Dan terlebih lagi aku tidak mau dimadu, biarkan saja aku melepas Elrick untuk Gwen. Lebih baik aku kembali sendiri tapi hatiku tenang, tidak ada seorangpun yang akan menyakitiku. Daripada memiliki suami tapi hatiku tidak tenang, hatiku justru tersakiti, inilah hasilnya ketika aku percaya dengan janji-janji manisnya!" tegas Aliana.
"Bagaimana dengan Leon? Bagaimana dengan anak yang sedang kamu kandung sekarang? Mereka pasti akan butuh Daddynya, Ana."
Aliana terdiam, ia kembali mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Untuk kedua kalinya ia mengandung anak Elrick.
Tapi keh
Aliana dan Keizaa menyusuri jalan yang menyuguhi berbagai macam toko, mulai dari Kafe mewah, Kosmetik, boutique, pedagang kaki lima, hingga departement store, sepanjang kurang lebih satu kilo meter itu, di kawasan Myeongdong.Mereka sengaja kesana malam hari, karena siang hari udara terasa panas dan lembab di akhir musim panas ini. Selain itu, pemandangan lampu warna-warni terlihat begitu indah dan memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Myeongdong lebih hidup saat malam hari.Aliana dan Keizaa tidak memilih restoran mewah untuk makan malam mereka. Jajanan kaki lima lah yang mereka pilih, yang memiliki daya tariknya tersendiri. Berapa kali Aliana dan Keizaa berhenti hanya untuk mencicipi makanan lezat yang tersedia dari pedagang kaki lima di distrik ini."Rasanya masih sama seperti dulu, aku jadi merindukan teman-tem
"Tuan, bangun Tuan!" seru Jack sambil menggoyangkan tubuh Elrick yang tertidur di atas sofa dengan posisi tengkurap."Ada apa, Jack? Saya masih ngantuk!" gerutu Elrick masih terus memejamkan matanya.Elrick baru bisa tidur setelah membuat dirinya sendiri mabuk. Bayangan Aliana tidak pernah lepas darinya, dan itu membuatnya benar-benar tersiksa. Ia sangat merindukan istrinya itu."Saya ada berita baik, Tuan!" seru Jack lagi lalu menggoyangkan kembali badan Elrick yang kembali tertidur."Demi Tuhan, tidak bisakah kau membiarkan saya istirahat, Jack? Apa kau sudah bosan hidup hah?" geram Elrick sambil duduk dan menekan pelipisnya."Saya ... "
"Aku tahu pernikahanmu pasti tidak bahagia kan?" tebaknya."Jangan sok tahu kamu, lepaskan tanganku!""Kalau kamu bahagia dengan pernikahanmu, Ana. Kamu pasti tidak akan pernah melepas cincin kawinmu, atau lupa mengenakannya lagi setelah mandi. Dan tidak akan ada mata panda di kedua mata indahmu itu. Apa kamu menangis setiap malam, Ana?" tanya Davin lembut."Apapun yang terjadi di dalam rumah tanggaku, itu bukan urusanmu, Vin! Berani kamu menahanku lagi, aku akan menyuruh kedua bodyguardku itu untuk menenggelamkanmu ke laut itu!" geram Aliana sambil menepis tangannya sebelum balik badan meninggalkan Davin.Sepertinya Davin mengira Aliana tidak main-main dengan ancamannya, karena pria itu tidak menahan langkahnya lagi.
Setelah melewati perjalanan udara kurang lebih sebelas jam untuk mencapai Seoul dari Paris, Elrick harus menelan kekecewaannya, karena ternyata Aliana tidak berada di Seoul.Elrick harus mengancam pengawal Alson terlebih dahulu, barulah pengawal itu mau mengatakan di mana Aliana berada sekarang. Dan Elrick harus terbang lagi ke Pulau Jeju, untuk mengejar istrinya itu."Ingat, Boss. Jangan memarahi Nona Aliana karena meninggalkan anda. Seorang introvert sangat ... Sangat sensitif!" saran Jack, dalam perjalanan ke Pulau Jeju."Iya, saya tahu!" sungut Elrick."Seharusnya anda ingat apa yang pernah saya jelaskan ke anda mengenai pribadi introvert. Berbeda dengan kita, seorang introvert harus berjuang untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Terkadang mereka menunj
"Leon ikut Daddy yaa. Kita jalan-jalan, Ok?" tanya Elrick dengan suara lembut, dan Leon mengangguk."Gendong Leon dan bawa masuk ke dalam mobil!" perintah Elrick pada suster Cici.Suster Cici meminta persetujuan Aliana lewat tatapan matanya, setelah Aliana mengangguk baru ia mengambil Leon dari gendongan Aliana."Aku akan membawa Leon, sedang kau dengan anak yang sedang kau kandung itu, setelah sampai di tempat aman, baru aku akan melepaskan kefua bodyguardmu dan juga mantan kekasihmu itu!" tegas Elrick sebelum balik badan dan bersiap naik ke mobilnya meninggalkan Aliana."Rick, tunggu Rick!" cegah Aliana sambil menarik tangan Elrick."Apa lagi?" tanya Elrick dengan tidak sabar.
"Kamu yang membuatku seperti ini, kamu yang jahat!""Apa aku jahat karena menginginkan istri dan anakku kembali? Apa aku jahat karena tidak ingin terpisah dari istri dan anakku?"Dengan kedua tangannya yang mengepal, Aliana terus memukuli dada Elrick, atau berusaha mendorongnya menjauh, yang keduanya terasa sia-sia, karena Elrick tetap saja tidak bergeming."Apa kamu mau hidup dengan wanita yang sudah membencimu? Karena saat ini aku sudah membencimu dengan sepenuh hatiku!”"Tidak masalah, selama kamu selalu berada di dekatku. Kamu dan anak kita Leon, juga anak yang di dalam kandunganmu saat ini, My Luv!" timpal Elrick sambil mengusap lembut perut Aliana, sebelum membopongnya dan memindahkannya ke tempat tidur.Aliana langsung balik badan memunggungi Elrick, dan Elrick duduk di pinggir tempat tidur menghadap ke punggung istrinya yang sedang merajuk itu."Maaf kamu harus mendengar semuanya, tapi tidak ada niat sedikitpun di hatiku untuk menikahi Gwen. Aku berkata seperti itu semata-mata
Elrick bangun dari tidur lelapnya setelah hampir dua malam ia tidak bisa tidur, dan langsung mengerang pelan saat merasakan nyeri di kepalanya. Elrick teringat semalam ia minum terlalu banyak, hingga salah satu bodyguardnya harus memapah Elrick ke kamarnya yang terkunci. Yang untungnya Elrick menyimpan kunci cadangan kamar itu di saku celananya, karena ia sudah bisa menebak kalau Aliana akan mengunci kamar mereka.Setelah mengunci pintu kamarnya lagi, Elrick langsung menghampiri Aliana yang tengah tertidur pulas. Dan ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menyentuh istrinya itu. Awalnya Elrick hanya ingin sekedar memeluk aliana, tapi ternyata gairahnya langsung naik, dan ia tidak dapat menahannya lagi."Ya Tuhan, apa aku bermain kasar semalam?"Ellrick segera duduk, Aliana sudah tidak berada di sana. Wanita itu mungkin sedang bermain dengan Leon, atau mungkin bertambah marah padanya sekarang. Membayangkan Elrick bermain kasar dan membuat Alian
Sesampainya di Amsterdam, Elrick tidak membawa Aliana ke Penthousenya, melainkan ke rumah pribadi Elrick. Meski begitu Aliana tetap bersyukur karena mereka tidak kembali ke rumah Granny.Setelah kejadian di ruang makan tadi, mereka sebisa mungkin saling menghindari satu sama lain, bahkan dari bandara ke rumah Elrick pun mereka menaiki mobil terpisah, Aliana dengan suster Cici, sementara Leon satu mobil dengan Elrick. Membuat Aliana khawatir di sepanjang jalan, Aliana takut Leon dibawa kabur suaminya itu. Dan sesampainya mereka di rumah Elrick, Aliana pun berdoa di dalam hatinya, semoga saja mereka tidur di kamar terpisah juga.Dibanding rumah di sekitarnya, desain rumah Elrick terlihat lebih modern, tidak ada jendela besar khas rumah di Belanda pada umumnya, dan Elrick memakai gordyn bukan untuk menutupi area dalam rumahnya dari luar, tapi lebih untuk hiasan di daun jendelanya. Untuk warna cat dinding dan furniturenya tidak jauh berbeda dengan d
"Kenapa kita ke sini?" tanya Leia saat Leuis menghentikan mobilnya di sebuah hotel bintang lima.Alih-alih menjawab Leuis hanya menyeringai lebar sambil turun dari mobil sportnya, sementara seorang petugas parkir membukakan pintu untuk Leia. Leuis menyerahkan kunci mobilnya pada petugas parkir itu sebelum mengulurkan lengannya pada Leia untuk wanita itu rangkul,"Kamu pasti suka," jawabnya masih dengan seringaian lebarnya."Leuis, aku tidak mau melakukan itu, kita belum menikah!" keluh Leia sambil menghentikan langkahnya lalu memekik pelan saat Leuis menyentil keningnya,"Siapa yang mau mengajakmu check in? Bisa-bisa di suruh menikah sekarang juga kita sama Daddy.""Lalu kenapa ke sini?""Sudah ikut saja, kamu pasti suka ... "Leuis merangkul pinggang Leia saat memasuki hotel itu. Ia pikir kalau Leuis tidak mengajaknya check in, berarti mereka akan makan malam di salah satu restoran mewah yang berada di lantai
"Maksudmu pernikahan kontrak?" tanya Aletta sambil menyipitkan kedua matanya."Tepat seperti itu, meski kita menikah kamu tetap bebas melakukan apapun yang kamu mau, berteman dengan pria manapun yang kamu mau, begitu juga denganku. Satu tahun ... Bagaimana kalau hanya satu tahun saja?""Ok, aku juga mau mengajukan syarat!" seru Aletta."Katakan saja apa sayaratmu itu. Selama bukan memintaku untuk tetap setia pada pernikahan palsu ini aku akan mengabulkannya.""Tidak ada sentuhan fisik, aku mau tidur di kamar terpisah, dan aku bisa menginap di panti kapanpun aku mau dengan atau tanpa izinmu!""Cih, seperti aku mau menyentuh Kurcaci sepertimu saja! Dan kau tidak bisa bermalam di tempat lain setelah anak kita lahir, Kurcaci! aku tidak akan membiarkanmu membawa anakku ke tempat seperti itu. Kalau kamu mau pergilah tapi jangan bawa anakku!" tegas Leon sambil tersenyum malas."Setidaknya kamu membebaskanku sebelum anak ini lahir! Lagip
"Kau akan menikahinya, Leon!" potong daddy Elrick sambil mendelik tajam padanya."Dad ... ""Aletta hamil atau tidak kau tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu itu!!" 'Astaga ... Ini namanya senjata makan tuan ... ' erang Leon dalam hatinya.Leon mendelik ke arah Aletta yang tengah mengangkat dagunya dengan gaya menantang. Terlanjur dipermalukan dan juga daddy Elrick telah bertitah untuk menikahkan mereka, mau tidak mau Leon harus menyyetujuinya. Karena kalaupun ia menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada mommy dan daddynya itu, semua akan percuma. Mereka akan tetap menikahkannya dengan Aletta, karena Aletta wanita yang polos, dan mommy Aliana telah menegaskan kalau sampai Leon mengganggu gadis yang masih polos, mommy aliana akan menikahkannya dengan wanita itu.Jadi sudah kepalang tanggung, akhirnya Leon terus melanjutkan sandiwaranya, setidaknya ia cukup merasa puas dengan mengendalikan Aletta. Selama kurcacinya itu
"kenapa Aletta bisa jatuh? Jangan-jangan kamu mau berbuat yang tidak-tidak dengannya ya?" cecar Leia saat dokter yang menangani Aletta tadi telah keluar dari ruang rawat itu.Untungnya secara keseluruhan tidak ada yang mengkhawatirkan, sekarang mereka hanya tinggal menunggu Aletta siuman saja."Dia lari begitu saja, dan terpeleset di anak tangga," jelas Leon.Pria itu menarik kursi dan duduk di samping hospital bed Aletta, ia menatap sendu wanita itu, "Aku hanya menggodanya saja ... ""Pantas saja Aletta langsung kabur, dia sangat membencimu, Leon! Dan kamu malah menggodanya? Silahkan goda wanita lain tapi jangan sahabatku itu!" geram Leia yang baru merasa tenang saat Leuis merangkul dan mengusap lembut pundaknya."Aku hanya becanda, Leia ... Aku juga tidak tertarik dengan kurcaci ini!" sungut Leon.Dengan langkah kesal Leia menghampiri Leon dan menarik lengannya untuk memaksanya berdiri,"Kalau begitu kenapa k
Leia dan yang lainnya telah kembali ke Paris dan mulai beraktifitas lagi seperti biasanya. Meski kini tinggal di Apartment yang berbeda, Leuis selalu mengunjungi Leia setiap pagi hanya untuk membuatkannya omelette kesukaan kekasihnya itu, yang telah mulai masuk kuliah lagi. Setelahnya Leuis akan mengantar Leia ke kampusnya terlebih dulu sebelum ke kantor, itupun kalau Leia ada kelas pagi, kalau tidak, Leia akan ikut dulu ke kantor dan baru akan ke kampus satu jam sebelum kelasnya dimulai. Dan lagi-lagi Leus bersikeras mengantarnya. Seperti hari ini, satu jam lagi kelasnya akan dimulai, Leia mendekati meja Aletta yang sejak kepulangannya dari Venice lebih sering termenung tanpa sebab itu, "Melamun lagi ... Apa sih yang selalu kamu lamunkan itu?" tanyanya. "Oh, tidak ada apa-apa. Hanya memikirkan panti saja, kamu sudah mau ke kampus?" "Ya, Leuis sudah menungguku di parkiran. Aku berangkat sekarang ya, kalau Leo
"Setelah malam ini, kamu harus melupakan apapun perasaanmu itu padaku, ok?'Setelah terdiam beberapa saat, Leia pun menganggukkan kepalanya, di susul dengan gerakan bibir Leuis yang mengulum lembut bibir Leia. Jemari pria itu menelusup masuk ke rambut Leia, menahan kepala Leia untuk tidak bergerak selama mulut mereka saling berpangutan.Sementara jemari Leia mulai membuka satu persatu kancing kemeja Leuis, ia tidak dapat menahan dirinya dari rasa ingin menyentuh pria itu.Dan saat telapak tangannya yang dingin menyentuh dada Leuis, pria itu melepas c1umannya dan menahan tangan Leia,"Jangan ... Kamu tidak tahu betapa tipisnya kendali diriku saat ini," cegah Leuis dengan suara parau."Kalau begitu lepaskan saja, untuk apa kamu menahannya? Aku menginginkannya, Leuis.""Jangan gila kamu, Leia ... Daddy bisa membunuhku!""Selama ini kamu selalu menuruti apa mauku ... Kenapa kamu tidak mau menuruti permintaan terakhirku? Aku tidak aka
Suara tawa kencang dari sekumpulan pemuda yang tengah berdiri di sisi jembatan membuat Leia tersentak kaget, kepalanya masih terasa pusing dan tubuhnya seperti melayang.Melayang?Leia segera membuka kedua matanya, dan mendapati dirinya yang tengah dibopong Leuis, pria itu menatap was-was pada sekumpulan pria itu,"Turunkan aku ... " pintanya dengan suara serak, entah berapa persen kandungan alkohol tadi hingga ia merasa tenggorokannya kering sekali."Dikit lagi kita sampai," ujar Leuis sambil terus melangkah, ia mendesah pelan saat berhasil melewati jembatan tanpa gangguan pria tadi."Aku bisa jalan sendiri, Leuis, turunkan aku!""Kepalamu pasti pusing, kamu akan membuat dirimu sendiri tercebur ke kanal itu."Leuis benar, saat ini kepala Leia terasa mau pecah. Jadi alih-alih kembali meminta turun, Leia malah melesakkan wajahnya ke leher Leuis, menghirup aroma pria itu yang sangat ia sukai."Aku haus ... " renge
Dengan asal Leia memutar botol kosong itu yang kembali mengarah ke Leuis, ia pun menyeringai lebar, Leia ingin mengulang pertanyaan pria itu, ia baru akan bertanya sudah berapa banyak wanita yang Leuis c1um? Tapi yang keluar dari mulutnya hanyalah, "Cium aku ... " Suasana di antara mereka seketika menjadi hening saat menunggu apa yang akan menjadi pilihan Leuis. Dan saat pria itu hendak meraih gelas minumnya, Leia naik ke atas meja itu, ia merangkak mendekati Leuis lalu menarik kerah kemejanya. "Kenapa tidhak maauu? jijik?" tanyanya dengan suara pelo. Kejadiannya begitu cepat hingga tidak ada satupun dari mereka yang dapat mencegahnya. Atau karena mereka terlalu syok hingga hanya dapat melihat kelakuan tidak biasa Leia itu. "Leia turunah! Kamu menjadi tontonan pengunjung lainnya!" seru Leuis sambil memberikan tatapan mengeritiknya pada wanita itu. "Kamu terlalu banyak bicara, ayo
Selesai makan malam, saat para orang tua telah kembali ke hotel mereka, Leia beserta Aletta, kakak dan sepupunya memilih menghabiskan malam terakhir mereka di Venice dengan wisata malam di salah satu kafe yang berada di pinggir kanal, hanya Axel saja yang tidak bisa ikut karena harus segera kembali ke Seoul malam ini juga.Mereka memilih duduk di bagian outdoor sambil menikmati semilir angin malam yang telah mulai terasa dingin.Meski Leuis masih harus mengurus proyek barunya di kota air ini, entah kenapa pria itu menyerahkan sepenuhnya proyek itu pada Guzmân, jadi besok hanya Guzmân sajalah yang tidak kembali ke Paris, dan Aurora. Ya, Aurora tetap tinggal di kota ini bersama dengan daddy Keanu dan mommy Cornelia, untuk melihat Venice International Film Festival yang biasanya diadakan tiap awal bulan September."Apa kita hanya minum-minum saja di sini? Atau kita buat permainan saja biar seru, bagaimana?" saran Leon."Mau main apa?" tanya