Share

Bab 222. Merestui...

last update Last Updated: 2025-03-24 08:28:29

“Trauma dan mental healthy Ibu memang belum sembuh sepenuhnya, Nak. Tapi Ibu udah gak ada alasan lagi untuk memisahkan kamu dari Barra. Setelah berkonsultasi dengan Dokter, juga dinasehatin Kakek, Ibu sadar, gak ada gunanya memisahkan kalian karena itu cuma akan membuat Ibu justru kehilangan kepercayaan dan respect dari kamu. Kamu pasti akan kecewa sama Ibu dan pada akhirnya Ibu tidak akan bisa menikmati kebersamaan kita,” Amanda mencoba meyakinkan Olivia.

Meski belum sepenuhnya menyukai Barra, namun dirinya juga tak mau Putrinya hamil tanpa sosok seorang suami.

Apalagi Cucunya. Seperti yang Abraham Rawless katakan, jangan sampai Cucunya nanti lahir dan tumbuh kembang tanpa seorang Ayah.

Namun entah mengapa, rasa kesal dan tersaingi oleh Barra, masih saja ada di hatinya. Bahkan malam ini sengaja meminta tidur bersama Olivia dengan berbagai alasan, sekalian untuk melihat sejauh mana effort Barra dalam membahagiakan Putrinya dengan rela tidak sekamar dulu.

“Benarkah, Bu? Jadi Ibu ud
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
leolita
pak Jefri semangattt,, nanti juga dapat jodoh, kalau belum minta sama author nya, hehe
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 223. Sudah Percaya!

    “Aku akan tanya istriku dulu, dia mau pulang sekarang atau sebentar lagi,” Barra hendak masuk ke dalam rumah. “Um, Pak. Tentang project film kita yang akan mengadaptasi salah satu film terbaik Korea tentang kehidupan pemuda cerdas dari sebuah desa pedalaman. Tim akan melakukan survei ke desa yang akan dijadikan latar film ini. Sebisa mungkin dicari kemiripan dengan latar film yang akan diadaptasi itu,” Jelas Jefri. “Apa semua harus ikut?” Barra menyipitkan mata. “Ya, Pak. Termasuk Anda.” “Aku sepertinya tidak bisa. Istriku sedang hamil muda, tidak mungkin aku tinggal sendirian.” “Tetapi, Director dan Penulis cerita film tersebut, akan datang ke Indonesia dan mau ikut langsung membantu melakukan survei tempat di desa yang akan tim kita datangi.” Barra melipat kedua tangannya di dada, dilema. Kedatangan tamu dari Korea adalah suatu kebanggaan dan prestise tersendiri untuk project filmnya kali ini. Tetapi hatinya tak mau meninggalkan Olivia. “Kita cuma diharapkan datang ke s

    Last Updated : 2025-03-24
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 224.

    “Mas,” panggil Olivia pelan. “Hem?” sahut Barra dengan suara parau, masih dengan mata terpejam. la merasa begitu nyaman tidur dengan memeluk tubuh Olivia setelah semalam kesulitan memejamkan mata. “Nyenyak banget tidurnya,” Olivia terkekeh kecil. “Karena memeluk kamu.” “Alhamdulillah...” ungkap Olivia. Tangannya masih membelai manja rambut suami posesifnya. “Sayang,” panggil Barra. Ia membuka mata, menatap Olivia dengan mengangkat wajahnya ke atas. “Besok pagi Mas harus berangkat ke luar kota bersama Jefri.” “Ke luar kota? Berapa hari Mas?” Olivia sedikit kaget. Ini terdengar mendadak. “Tidak sampai berhari-hari. Mas usahakan balik hari itu walaupun akan tiba di sini pada malam hari,” jelas Barra. “Jangan gitu Mas. Jangan memaksakan pulang hari itu juga sehingga kurang istirahat. Kan masih bisa balik besok harinya...” “Tidak apa-apa. Di sana ada penginapan katanya. Sebelum kembali ke Jakarta, Mas akan beristirahat dulu. Jangan khawatir.” “lya. Tapi kalau memang dirasa gak bi

    Last Updated : 2025-03-25
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 225. Nikah??

    “Manda, kamu jangan memarahi mereka. Apa yang mereka lakukan pada waktu itu memang udah benar. Kalau bukan karena mereka, mungkin sekarang Barra dan Oliv sudah berpisah karena kamu jadi juga membawa Putri kamu pergi ke Italia!” Tuan Rawless tidak tahan untuk bicara. “Ini masalah pengkhianatan, Pa!” Amanda berwajah dingin, seakan tak terima alasan apapun. “Gak ada yang mengkhianati kamu. Mereka justru ingin kebaikan untuk kamu, untuk semua. Kamu itu udah di jalan yang salah, itu sebabnya mereka terpaksa melakukan cara tadi di belakang kamu!” jelas Tuan Rawless meluruskan. “Mereka berdua adalah orang kepercayaan Manda, tapi tega berbohong. Mereka tidak bisa dimaafkan!” “Bu, jangan salahkan Kak Nia sama Pak Vincent_” Olivia tak tahan untuk membela. “Kamu diam saja, Nak! Jangan ikut campur!” tegas Amanda dingin, mengejutkan Olivia. Ibunya terlihat mengerikan jika marah. Barra merangkul pundak Olivia, menenangkan istrinya. la simak dulu apa yang terjadi saat ini. “Bu, Nia mohon maaf

    Last Updated : 2025-03-25
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 226. Tak Sabar

    Pukul 16.00 wib, “Kak Nia...” Olivia senyum-senyum di depan pintu kamar Nia. “Eh, Liv? Masuk Liv...” Nia langsung menghampiri Olivia, mengajak adiknya itu masuk ke dalam kamarnya. “Kak Nia lagi apa? Dari tadi kok gak ada keluar kamar?” Olivia duduk di kursi rias yang Nia berikan. “Kak Nia nervous, Liv. Astaghfirullah...” Nia memegang dadanya yang sejak tadi berdebar terus. “Nervous kenapa? Karena mau nikah?” Olivia menahan senyum melihat rona wajah Nia yang bersemu merah, tegang, dan gugup. “l-lya... Kenapa tiba-tiba jadi begini ya? Kak Nia dan Bang Vincent mau nikah aja. Padahal jujur nih Liv, kami gak punya hubungan istimewa apapun. Kak Nia kagum sih sama Bang Vincent, dia sayang anak dan rela melakukan apa aja demi Adnan. Tapi gak pernah kebayang bakal nikah juga,” Nia masih belum bisa mempercayai apa yang terjadi. “Memang jodoh gak ada yang tau, Kak. Ternyata jodoh Kak Nia InsyaAllah adalah Pak Vincent yang belum lama bertemu. Sepertinya kalian memang sengaja dipertemukan A

    Last Updated : 2025-03-26
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 227. Saingan kedua??

    Barra yang sedang memeriksa beberapa berkas yang datang, spontan menatap wajah Vincent. Kaki tangan kepercayaan Amanda itu senyum senyum.“Kapan nikahnya? Apa malam ini juga?“ tanya Barra.“Eh, bukan Pak. Rasanya tidak mungkin malam ini juga,” sanggah Vincent.“Kenapa? Kamu berencana membuat pesta pernikahan yang besar?”“Um, saya sih tidak ada keinginan seperti itu. Kalau bisa akad nikah, lalu sah dan syukuran kecil-kecilan saja,” jawab Vincent sesuai keinginannya.“Hem, jadi ingin secepatnya sah?” Barra mengangkat sebelah alisnya, “Sudah tidak sabar merasakan punya istri lagi ya?” sambungnya.“Iya, Pak. Eh, bukan. Maksudnya iya. Anu, bukan begitu_” Vincent gelagapan.“Kamu seperti baru pertama menikah saja. Kalau memang benar, kenapa harus malu-malu. Kecuali Jefri. Dia memang sejak dulu tidak pernah merasakan bagaimana jatuh cinta apalagi punya istri. Dia betah menjadi Iajangan berkarat,” ujar Barra dengan santainya, mengejutkan Jefri. Kenapa jadi membahas tentang kejombloannya? Dia

    Last Updated : 2025-03-27
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 228. Rebutan?

    “Mommy kenapa pulang?” Barra meneliti wajah Syafira dengan intens, memastikan lbunya benar-benar telah sehat. “Kamu Barra! Bukannya meluk Mommy, malah nanya kenapa pulang!” Syafira mendengus kesal, putranya tak ada basa basinya. “Bukan begitu. Mommy sedang dalam pengobatan, kenapa pulang sebelum menyelesaikan pengobatannya? Aku sudah bilang supaya Mommy fokus saja di sana,” Barra tak habis pikir. lbunya pun pulang ke tanah air tanpa mengatakan terlebih dahulu padanya. “Kan Mommy udah bilang, pengobatannya di lanjut di Jakarta aja. Mommy udah minta rekomendasi Dokter spesialis Paru terbaik di sini. Check-up di Berlinnya nanti sekali dalam setahun aja,” tukas Syafira. la berdiri di samping Olivia dengan menggenggam tangan menantunya itu. Rasa bahagianya tak bisa tergambarkan melihat sang Menantu tampak sehat menjalani kehamilan mudanya ini. “Jadi bagaimana perkembangan pengobatan Mommy di sana?” Olivia ikut penasaran dengan kondisi kesehatan Syafira yang sekarang tampak semakin seg

    Last Updated : 2025-03-28
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 229. Tidur Bertiga...

    “Barra, sebaiknya kamu nitipin Oliv ke Mommy aja. Mommy belum pernah menghabiskan waktu berdua sama Oliv setelah kalian nikah,” Syafira tak mau kalah. Ia tak ingin Olivia bersama Amanda. Khawatir besannya itu berniat akan memisahkan Putranya dengan Olivia lagi. “Sudah, sudah, ini kenapa jadi pada berebut mau sama Oliv? Kasihan Oliv jadi bingung gitu,” Tuan Rawless menatap iba pada Cucu kesayangannya yang kebingungan. Terlihat jelas jika Olivia tak ingin memilih antara Ibu kandung dan Ibu mertua yang sama-sama ia cintai. “Syafira nih, Pa. Seharusnya Oliv kan di sini selama Barra pergi. Kenapa jadi mau bawa ke rumah dia,” Amanda menatap dingin pada Syafira. “Lha, aku punya hak juga dong. lya kan, Paman? Sesekali apa salahnya Oliv ikut ke rumah Keluarga Virendra,” Syafira membela diri. Virendra menelan ludah, tak enak hati dengan ketegangan ini. la lirik Barra, Putra semata wayangnya itu juga tampak bingung menghadapi dua wanita bergelar ibu itu. Nia, Vincent, dan Jefri, sama-sa

    Last Updated : 2025-03-28
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 230. Berat Rasanya...

    Olivia melangkah menuju tempat tidur setelah selesai menyikat gigi dan berwudhu sebelum tidur. Barra duduk bersandar di headboard ranjang, menatap layar ponsel sembari menunggu kedatangan istrinya itu untuk tidur bersama. “Sudah?” tanya Barra sumringah saat Olivia telah naik ke atas tempat tidur. la letakkan ponsel di atas nakas, waktunya menghabiskan malam bersama sang istri. “Udah,” angguk Olivia, bersiap untuk tidur. Barra langsung merentangkan sebelah tangannya agar Olivia tidur dengan berbantal pada lengannya tersebut. Olivia dengan manja, meletakkan kepalanya di lengan berotot Barra. Tangannya melingkar di pinggang suaminya dengan wajahnya sesekali dibenamkan ke dalam dada bidang Barra. la menghirup wangi tubuh suaminya, hangat, tenteram dan nyaman. Barra tersenyum sembari membelai manja rambut Olivia. la kecup berkali-kali pucuk kepala istrinya, kebiasaannya setiap malam ketika mereka tidur. “Apa Mas batalkan saja ya keberangkatan besok?” ucap Barra tiba-tiba. O

    Last Updated : 2025-03-29

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 303. Lengkap Sudah

    “Udah, Sayang. Oliv jangan terlalu banyak diajak bicara. Lihatlah dia masih pucat sama lemas gitu,” tegur Virendra, ingin menghentikan Syafira yang masih saja mengajak Olivia mengobrol. Virendra begitu iba melihat menantu perempuannya dalam keadaan lelah. Pasti sangat sangat capek dan inginnya tidur tenang untuk merehatkan badan setelah berjuang melahirkan bayi yang ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak keluarga. “Waduh, maafkan Mommy ya Sayang. Kamu jadi terganggu,” Ucap Syafira pada Olivia. “Enggak kok, Mom.” Olivia terkekeh, dirinya malah selalu senang jika ibu mertuanya itu ada. Membuat suasana semakin hidup dan ramai. Syafira mengusap lembut lengan menantunya, kemudian mendekati Amanda yang berdiri di samping box bayi Olivia. Virendra mengambil kesempatan. la dekati Olivia, lalu membelai dan mengecup pucuk kepala menantunya. “Istirahat yang cukup ya, Nak,” ucapnya lembut, tersenyum dengan sorot mata penuh kasih sayang. “Ya, Dad,” Jawab Olivia ikut tersenyum. Di saat

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bba 302. Bahagia...

    Olivia ditempatkan di ruang rawatan President Suite-Royal Hospital dengan segala fasilitas lengkapnya. Aroma harum khas bayi baru lahir, menyebar ke seluruh penjuru ruangan, memberi ketenangan tersendiri. Ibu muda itu berbaring dengan kepala sedikit ditinggikan di atas tempat tidur pasien, tubuhnya nyaman ditutupi selimut halus. Di sampingnya, Barra duduk sambil menggenggam tangannya dengan mesra. Mata pria yang kini telah resmi menjadi seorang ayah itu, tak lepas memandangi wajah lelah Olivia yang tampak sedikit pucat. Cinta dan perhatian tergambar jelas dalam tatapan hangat Barra. la sesekali mengecup tangan Olivia, menunjukkan dukungan dan kasih sayang yang semakin besar saja pada istrinya itu. Rasa bangga terhadap Olivia yang telah melahirkan buah cinta mereka, kian membuncah. Sedang Olivia yang telah melewati proses persalinan, tampak lelah namun sumringah. Mata sayunya tertuju pada bayi yang kini berada dalam dekapan sang kakek. Tampak bayi mungil mereka tertidur lelap d

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 301. Perempuan?

    Dengan hati-hati, Barra membantu Olivia berjalan ke mobil, sambil terus memastikan bahwa istrinya itu merasa nyaman. “Udah yakin gak ada yang tertinggal, Sayang?” tanya Amanda sebelum pintu mobil ditutup. “InsyaAllah yakin, Bu.” “Ok. Jagain Oliv ya Bar. Ibu dan Kakek di belakang ngikutin mobil kalian.” “Ya, Bu.” Barra mengangguk, berdebar-debar karena Olivia menahan sakit sambil menggenggam kuat jemarinya. Amanda menutup pintu mobil Barra dari luar. Mobil pun segera melaju, menuju rumah sakit Royal Hospital. Amanda dan Tuan Rawless dengan mobil mereka sendiri, akan ikut ke rumah sakit untuk menunggui persalinan Olivia. Wajah keduanya cukup tegang, ini waktunya cucu Amanda sekaligus cicit Tuan Rawless akan hadir ke dunia ini. Sebentar lagi. Hujan masih terus mengguyur, menambah dramatis perjalanan mereka ke rumah sakit di dini hari yang dingin dan basah itu. “Aduh Mas, makin sakiiiit...” Olivia menggenggam erat tangan Barra. Kontraksinya terasa semakin kencang daripada sebelumn

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 300. Detik-detik...

    _Dua bulan kemudian_ Pukul 01.00 wib. Suara gemericik hujan di luar jendela kediaman Rawless, semakin membuat malam terasa pekat. Di dalam kamar yang temarm oleh lampu tidur, Barra dan Olivia masih berbaring di bawah selimut tebal yang membalut tubuh keduanya. AC yang sejak awal diatur dengan suhu rendah, menambah kesejukan ruang kamar yang luas itu, serasi dengan dinginnya malam yang diselimuti hujan. Olivia dengan perutnya yang besar menonjol, tidur miring ke kiri membelakangi Barra dengan kepala bertumpu pada lengan suaminya sebagai bantal empuk. Sedang Barra memeluknya dari belakang, seperti salah satu kebiasaan mereka saat tidur. “Uugh...” Olivia mulai menggeliat. Rasa tak nyaman di perut yang dirasakannya sebelum tidur tadi, kembali lagi, malah semakin intens. Perutnya seperti mengencang, seakan menjadi sebuah tanda bahwa kontraksi sesungguhnya telah dimulai. “Nak, kok gerak-gerak terus ya? Apa udah mau lahir?” lirihnya dengan mengusap-usap perut. Dengan wajah meringis

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 299. SAH

    Tampak penghulu datang, langsung disambut ramah oleh Tuan Rawless, Virendra dan Haris. Setelah berbasa basi, semuanya akhirnya duduk di tempat masing-masing. Penghulu, Barra dan Tuan Rawless sebagai saksi nikah. Yang terpenting, Jefri dan Haris duduk berhadap-hadapan untuk mengucapkan ijab qobul sebentar lagi. Sementara keluarga besar sudah menempati kursi mereka masing-masing, ikut tak sabar menyaksikan acara sakral ini. Tak berselang lama, Syafira dan Ayuma masuk ke dalam ballroom hotel. Suara riuh hadirin di dalam ruangan megah itu, sontak menarik perhatian Jefri. Ada ungkapan takjub dengan melafazkan kalimat MasyaAllah, terdengar dari suara-suara mereka yang melihat ke arah pintu masuk. Degup Degup Jantung Jefri berdegup sekencang mungkin. la menelan saliva, matanya tak berkedip. Clarissa masuk digandeng Syafira dan Ayuma, itu gadis yang sebentar lagi akan ia halalkan. Tak sampai hitungan jam lagi. ‘Ya Allah!’ ‘Indahnya cıptaanMu...’ Batin Jefri, terpesona melihat calon

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 298. Hari Bahagia

    Tiga minggu berlalu... Ballroom hotel bintang lima tempat Jefri dan Clarissa akan melangsungkan akad nikah sekaligus resepsi pernikahan, telah bertransformasi menjadi sebuah mahakarya keindahan, seperti sebuah istana mewah bak pernikahan putri raja. Di sekeliling ballroom, meja-meja tamu tersusun rapi dan elegan, ditata dengan linens putih bersih dan peralatan makan perak yang berkilau, dihiasi centerpiece yang terdiri dari bunga-bunga segar dan lilin-lilin yang menambahkan nuansa romantis. Di setiap sudutnya, terdapat rangkaian bunga yang mewah berwarna-warni sedemikian rupa, menambah semerbak aroma floral yang menggoda indra. Di bagian depan ballroom, sebuah meja berukuran sedang namun unik, telah disiapkan dengan kursi spesial untuk calon pengantin pria yang akan melangsungkan ijab qobul bersama wali nikah pengantin perempuan, tak lupa kursi khusus penghulu dan dua orang saksi nikah. Atmosfer di aula ini bukan hanya tentang keindahan visual, namun juga perasaan penuh harapan y

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 297. Segerakan

    Kini mereka tengah berkumpul di kediaman Virendra sambil mengobrol. Jefri yang sudah disuruh beristirahat oleh sang Mommy, masih tetap bergabung dalam obrolan meski hanya menjadi pendengar. Wajahnya tampak tegang, sedikit gugup. “Jef, kamu kenapa? Dari tadi diem aja, disuruh rehat gak mau.” Syafira terheran melihat raut wajah gugup pemuda yang sudah ia anggap sebagai putra keduanya itu. “Um, Mommy, Daddy,” Jefri mencoba menetralkan sikap, harus tetap tenang. “Tell us. Kamu biasanya kalau mau ngomong sesuatu, gak pake basa basi, Jef. Kenapa sekarang gugup gitu, ada masalah lain?” Virendra cukup penasaran melihat ekspresi tegang Jefri. “Begini. Ada yang mau Jef sampaikan.” Jefri menatap satu persatu wajah Virendra dan Syafira yang menunggu apa yang akan ia sampaikan. “Jangan bikin Mommy penasaran ah, Jef! Cepetan ngomongnya,” Desak Syafira. Sudah tahu dirinya tak bisa dibuat penasaran. Jiwa keponya berontak. Jefri menarik napas dalam-dalam, membuat Syafira semakin penasaran. “Dad

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 296. Di Terima?

    “Dan sekarang, saya semakin yakin kalau saya tidak bisa kehilangan Nona Clarissa. Saya ingin bersamanya, memilikinya sebagai istri saya. Karena tidak mau membuang-buang waktu lagi, begitu tau Nona Clarissa akan meninggalkan Indonesia, saya langsung bergegas menyusul ke Bandara untuk membawanya kembali bersama saya. Tidak akan saya lepaskan lagi dia. Akan saya perjuangkan dia dengan cara mengikatnya ke dalam ikatan yang halal, karena saya sangat mencintainya, lebih dari segalanya. Sudah cukup bagi saya untuk mengenal kepribadiannya, tahu tentang harapan dan mimpinya, dan saya ingin menjadi bagian dari itu semua. Saya tidak hanya mencintai dia, tapi juga menghormati dia sebagai individu. Saya siap berbagi suka dan duka bersamanya, di setiap langkah yang akan kami tempuh bersama.” Jefri berucap dengan sorot mata penuh keseriusan, mengungkapkan seluruh perasaan dan keinginannya. Tanpa sadar, rasa gugup dan khawatir akan ditolak, menghilang begitu saja. Berganti menjadi rasa percaya diri d

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 295. Meminta Restu

    “Begitupun saya, Nona. Sejak kecil, saya selalu berharap ada pasangan suami istri yang mau mengambil saya menjadi anak mereka, tetapi tidak pernah dilirik sama sekali. Mungkin karena saya kurus seperti anak kurang gizi. Dekil dan sering sakit dibanding anak panti lainnya. Tidak ada yang tertarik untuk mengadopsi saya. Tidak ada kelebihan yang saya punya selain otak yang mampu, tapi tidak seimbang dengan fisik saya yang lemah. Setelah bersama Pak Barra, saya berubah menjadi seperti sekarang. Kuat dan bisa beliau andalkan. Kalau tidak bertemu beliau dan Tuhan tidak menggerakkan hatinya untuk memasukkan saya ke dalam keluarga Virendra, mungkin sekarang pun saya juga bukan siapa-siapa. Belum tentu saya bisa bertemu circle orang-orang hebat. Dan belum tentu saya bisa bertemu dengan Nona,” Jefri menatap wajah Clarissa. Mata Gadis itu tengah berkaca-kaca mendengar kisah hidupnya. “Kamu hebat! Kamu pantas dipertemukan dengan orang-orang hebat pula seperti Pak Barra dan keluarga Virendra. Aku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status