Home / Romansa / Istri Kesayangan Tuan Arogan / Bab 113 Apakah Istri saya...??

Share

Bab 113 Apakah Istri saya...??

last update Last Updated: 2025-01-23 08:25:50

“Dia kan?” Dokter dan perawat saling bertatapan, mencari jawaban tentang pria yang berjalan menuju ke arah mereka.

Barra berjalan dengan tak melepas tatapannya dari wajah istrinya yang terlihat begitu pucat dan lemah. Dadanya bergemuruh, ia tak suka Olivia dalam kondisi memprihatinkan seperti ini. Kekhawatirannya semakin menjadi, namun berusaha ditutupi dari semua orang.

“Selamat malam Dokter.” Sapa Barra dengan raut wajah dingin tak berekspresi, mencoba tetap bersikap tenang.

“Oh, ma-malam... Anda...?” Dokter masih belum bisa mempercayai penglihatannya terhadap pria tampan yang ia lihat di hadapannya saat ini.

“Um Dok, ini Bos saya yang saya minta perawat untuk meneleponnya tadi.” Olivia cepat-cepat menjelaskan. Perasaannya sudah gelisah, sudah menyiapkan diri untuk disemprot habis-habisan oleh kemarahan suami rahasianya itu.

“Oo... Bos ya? Kalau saya tidak salah, Barra Malik Virendra bukan?” Tanya Dokter sambil tersenyum begitu ramah, sedang perawat di sampingnya masih
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Asmiranti
Horee....seneng bacanya, lanjut kk
goodnovel comment avatar
Nv_26
lanjut kaak thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 114 Ingin Pulang!

    Ia dekati bibirnya pada wajah cantik yang tertidur begitu damai itu, mencium kening istrinya tersebut dalam-dalam. Setidaknya ada rasa lega, Olivia-nya masih baik-baik saja dan ternyata bukan diculik oleh Laksmana Sanjaya. Barra kemudian duduk di kursi. Tepat di samping bed pasien untuk menjaga istrinya itu malam ini. °°°°° Olivia tersentak dari tidurnya. Ia benar-benar sudah tertidur begitu lelap dan lama, sampai-sampai tak tahu pada apapun lagi di sekitarnya. Olivia mendudukkan diri perlahan, ia lirik jam dinding di kamar rawatan tersebut. Sudah menunjukkan pukul lima subuh. “Udah subuh... Ya Allah, jangan sampai kesiangan lagi sholat subuhnya.” Olivia hendak turun dari bed, hati-hati karena tangan kirinya di infus. Belum sempat turun, Olivia akhirnya menyadari juga jika semalam suaminya datang dan meminta pihak rumah sakit untuk memindahkannya ke kamar yang sekarang ia tempati. Setelah dibawa ke kamar ini, dirinya yang takut dan merasa bersalah pada Barra, merasakan k

    Last Updated : 2025-01-23
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 115 Kamar Aku Mana??

    Pukul 16.00 wib. “Pak Barra, turunin please...” Pinta Olivia dalam gendongan Barra saat keduanya telah masuk ke dalam penthouse. Seperti keinginan Olivia, sore ini ia sudah bisa pulang ke rumah. Barra membawa istrinya itu ke sofa panjang di ruang tengah, lalu ikut duduk juga setelah mendudukkan Olivia disana. “Uum... Aku mau ke kamar aja.” Olivia hendak bangkit dari duduknya. Eh? Olivia terperanjat saat Barra dengan sigap menarik tangannya yang baru saja berdiri, sehingga terduduk kembali di sebelah pria itu. Barra tiba-tiba mencondongkan tubuhnya pada Olivia yang sontak tergugup, “Kamu masih berhutang penjelasan terhadap saya, Olivia! Jangan pikir di rumah sakit saya diam, itu artinya kamu bisa bebas tanpa perlu memberi alasan yang bisa saya terima!” “Penjelasan apa...?” Olivia meremas jari jemarinya yang ada di pahanya. “Pergi tanpa izin suami, dan menghilang tanpa kabar sampai malam! Kamu tau? Saya dan Jefri mencari kamu kemana-mana, bahkan saya mendatangi Laksmana

    Last Updated : 2025-01-23
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 116 Malam itu??

    Olivia menghela napas dalam-dalam saat memasuki kamar Barra yang luas dan megah. Matanya dengan cepat menangkap perubahan suasana kamar tersebut. Kini, kamar itu tampak rapi, bersih, dan tertata indah dengan hiasan yang mewah dan menawan seperti biasanya. Teringat kamar ini ketika terakhir kali ia lihat, saat tempat tidur masih berantakan dan benda-benda berserakan dimana-mana, saksi bisu pergumulan panas mereka di malam yang tak terlupakan itu. Olivia berjalan perlahan, langkah kakinya berat seolah menahan beban penyesalan yang mendera hati. Ia merasa sejuta emosi berkecamuk didalam dirinya. Malam itu sesuatu yang sangat ia jaga, hilang sudah, terenggut karena kelalaiannya sendiri. Di kamar ini. “Kenapa hanya berdiri, Olivia?” Tanya Barra. Olivia seketika menoleh ke belakang, pada suaminya yang baru saja masuk ke dalam kamar. Barra mendekatinya. Tanpa merasa sungkan, langsung merangkul pundaknya dan dibawa untuk duduk ditepi ranjang. Ia tak mau istrinya berdiri terlalu lama.

    Last Updated : 2025-01-24
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 117 Mustahil!

    “Kamu lupa kita melakukannya berapa kali Olivia?” Tanya Barra semakin senang membuat Olivia malu, “Tujuh kali sampai subuh!! Kamu benar-ben1ar gragas Olivia... Untung saya punya tenaga yang ekstra meladeni kamu!” Barra tersenyum puas, begitu senang melihat Olivia yang terperanjat dengan wajah menahan malu. “Tu-Tujuh kali??” Olivia menggeleng cepat, tak masuk akal bagi dirinya yang merupakan seorang gadis perawan, mampu melakukan hal seperti itu berkali-kali, “Bohong! Gak mungkin. Anda jangan mengarang cerita!” Olivia tak terima. “Kenapa saya harus berbohong? Kamu dalam pengaruh obat, itu sesuatu yang wajar. Saya sampai tidak diperbolehkan kemanapun oleh kamu. Kita melakukannya di ruang shower yang ada di kamar kamu. Di ranjang kamar kamu, lanjut di ruang tamu, ruang tengah, terakhir di kamar ini. Kamu nakal sekali malam itu, untung saya gak sampai kewalahan menghadapi kebrutalan hasrat kamu.” Barra tertawa, senang melihat wajah Olivia yang semakin memerah. Seakan harga dirinya terin

    Last Updated : 2025-01-24
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 118 Panggilan Mesra...

    “Olivia ayo kita makan!” Ucap Barra setelah membuka pintu kamar. “Oli-via...” Mata Barra sontak terkesima melihat Olivia yang langsung berdiri dari duduknya di kursi rias. Istrinya itu tampak sangat berbeda dengan pakaiannya yang minim, seksi, juga terlihat lebih muda dari usia seharusnya. Rambut panjang Olivia di gerai bebas, rambut yang begitu Barra puja-puja dan tak rela jika di potong pendek. Bahu mulus hingga tangan putih lembut Olivia terekspos nyata, tanpa ada kain yang menutupi. Kerah baju yang rendah, sedikit menonjolkan dada atas Olivia yang begitu menggoda karena sedikit menyembul dari balik kain tersebut. Pahanya membuat Barra sampai kesulitan menelan saliva, otak mesumnya membayangkan betapa legitnya apa yang ada diatas paha mulus itu, dibalik rok mininya. Belum lagi betis Olivia yang indah dan putih bersih, tanpa ada sedikit pun noda hitam bagai paku-pakuan yang mengganggu pandangan mata tajamnya disana. Gila, Barra benar-benar tak rela jika ada sedikit saja luka

    Last Updated : 2025-01-24
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 119 Berpura-pura!

    “Anakkuuu...” “Aku mau anakkuuu...” Wanita itu berteriak memekakkan telinga, memanggil-manggil anaknya. “DIAM!!” Bentak pria berotot dengan wajah bengis, “Anakmu sudah mati, perempuan gila!” Umpatnya dari balik pintu, membentak dengan suara menggelegar pada wanita yang dikurung dalam sebuah kamar yang ia jaga. “Anakku masih hidup! Dia sedang pergi ke sekolah. Dia sangat cantik dengan rambut di kepang dua. Dia masih memakai seragam TK-nya yang lucu. Aku yang mengantarkannya tadi pagi...” Wanita itu berlari ke arah pintu, menggedor-gedor pintu tersebut dari dalam agar dibukakan, membuat pria penjaga semakin geram bukan kepalang. “Olivia... Olivia-nya ibu... Kenapa belum pulang juga sayang... Belahan jiwa ibu... Ibu menunggu Olivia disini... Ibu kangen Nak...” Isaknya terdengar pilu, kerinduan seorang ibu. “Aarghh!! Berisiiik!! Ku tangani kau supaya diam!!” Pria itu tak tahan lagi, emosinya naik ke ubun-ubun. Ia ambil kunci, akan membuka pintunya untuk masuk. Ingin membuat

    Last Updated : 2025-01-25
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 120 Seranjang!

    Pukul 21.00 wib...Olivia keluar dari kamar mandi, baru saja bersih-bersih badan, bersiap untuk tidur.Ia memakai baju tidurnya berbahan satin dengan tali halus bergantung di bahu, baju malam yang sudah tersedia khusus untuk dikenakannya saat tidur.Namun Olivia memilih memakai kimononya di bagian luar, tak ingin tampak terlalu terbuka di depan Barra meski kimono tersebut cukup transparan, tak bisa menutupi sepenuhnya lekuk tubuh Olivia.Begitulah akal bulus seorang Barra Malik Virendra, semua pakaian rumahan untuk istrinya ditentukan oleh pria itu sendiri, sesuai keinginannya.Olivia melangkah perlahan sembari tangannya merapatkan kimono bajunya di bagian dada agar tak terbuka, tak ingin dadanya terlihat oleh Barra. Bisa gawat.Tampak Barra telah duduk bersandar di head board ranjang luxury mereka, pria itu tengah memeriksa beberapa laporan perusahaan dari email masuk di laptop yang ia pangku.‘Apa dia masih marah ya?’ Olivia merasa canggung, serba salah, apa yang harus ia lakukan s

    Last Updated : 2025-01-25
  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 121 Mimpi Buruk!

    “Kumpulkan semua handphone kalian! Tidak ada satupun yang boleh membawa alat komunikasi selama berada di pulau itu!” Ujar ketua pada para anggotanya. Semua patuh, segera mengumpulkan ponsel milik mereka kepada sang ketua meski dengan berat hati. Tak terkecuali Vincent. Ia mengeluarkan ponsel miliknya, ikut menyerahkan ponselnya pada sang ketua. “Kita akan segera berangkat malam ini juga ke tempat Amanda Rawless selama ini disembunyikan. Perjalanan tidak mudah dan memakan waktu cukup lama, karena kita akan mendatangi sebuah pulau pribadi milik Tuan Rawless yang sekarang di kuasai Bos Laksmana!” Ujar sang ketua. Vincent dan empat anggota yang akan dibawa, menyimak dengan seksama apa yang disampaikan ketua mereka itu. ‘Kenapa dia tidak menyebutkan nama pulaunya?’ batinnya, penasaran. ‘Setidaknya, sebelum perjalanan ke sana, aku bisa memberitahu Pak Barra dulu apa nama pulau pribadi itu, supaya dia dan orang-orangnya bisa secepatnya menyusul. Hufft.’ Vincent merasa kesal. Na

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 303. Lengkap Sudah

    “Udah, Sayang. Oliv jangan terlalu banyak diajak bicara. Lihatlah dia masih pucat sama lemas gitu,” tegur Virendra, ingin menghentikan Syafira yang masih saja mengajak Olivia mengobrol. Virendra begitu iba melihat menantu perempuannya dalam keadaan lelah. Pasti sangat sangat capek dan inginnya tidur tenang untuk merehatkan badan setelah berjuang melahirkan bayi yang ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak keluarga. “Waduh, maafkan Mommy ya Sayang. Kamu jadi terganggu,” Ucap Syafira pada Olivia. “Enggak kok, Mom.” Olivia terkekeh, dirinya malah selalu senang jika ibu mertuanya itu ada. Membuat suasana semakin hidup dan ramai. Syafira mengusap lembut lengan menantunya, kemudian mendekati Amanda yang berdiri di samping box bayi Olivia. Virendra mengambil kesempatan. la dekati Olivia, lalu membelai dan mengecup pucuk kepala menantunya. “Istirahat yang cukup ya, Nak,” ucapnya lembut, tersenyum dengan sorot mata penuh kasih sayang. “Ya, Dad,” Jawab Olivia ikut tersenyum. Di saat

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bba 302. Bahagia...

    Olivia ditempatkan di ruang rawatan President Suite-Royal Hospital dengan segala fasilitas lengkapnya. Aroma harum khas bayi baru lahir, menyebar ke seluruh penjuru ruangan, memberi ketenangan tersendiri. Ibu muda itu berbaring dengan kepala sedikit ditinggikan di atas tempat tidur pasien, tubuhnya nyaman ditutupi selimut halus. Di sampingnya, Barra duduk sambil menggenggam tangannya dengan mesra. Mata pria yang kini telah resmi menjadi seorang ayah itu, tak lepas memandangi wajah lelah Olivia yang tampak sedikit pucat. Cinta dan perhatian tergambar jelas dalam tatapan hangat Barra. la sesekali mengecup tangan Olivia, menunjukkan dukungan dan kasih sayang yang semakin besar saja pada istrinya itu. Rasa bangga terhadap Olivia yang telah melahirkan buah cinta mereka, kian membuncah. Sedang Olivia yang telah melewati proses persalinan, tampak lelah namun sumringah. Mata sayunya tertuju pada bayi yang kini berada dalam dekapan sang kakek. Tampak bayi mungil mereka tertidur lelap d

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 301. Perempuan?

    Dengan hati-hati, Barra membantu Olivia berjalan ke mobil, sambil terus memastikan bahwa istrinya itu merasa nyaman. “Udah yakin gak ada yang tertinggal, Sayang?” tanya Amanda sebelum pintu mobil ditutup. “InsyaAllah yakin, Bu.” “Ok. Jagain Oliv ya Bar. Ibu dan Kakek di belakang ngikutin mobil kalian.” “Ya, Bu.” Barra mengangguk, berdebar-debar karena Olivia menahan sakit sambil menggenggam kuat jemarinya. Amanda menutup pintu mobil Barra dari luar. Mobil pun segera melaju, menuju rumah sakit Royal Hospital. Amanda dan Tuan Rawless dengan mobil mereka sendiri, akan ikut ke rumah sakit untuk menunggui persalinan Olivia. Wajah keduanya cukup tegang, ini waktunya cucu Amanda sekaligus cicit Tuan Rawless akan hadir ke dunia ini. Sebentar lagi. Hujan masih terus mengguyur, menambah dramatis perjalanan mereka ke rumah sakit di dini hari yang dingin dan basah itu. “Aduh Mas, makin sakiiiit...” Olivia menggenggam erat tangan Barra. Kontraksinya terasa semakin kencang daripada sebelumn

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 300. Detik-detik...

    _Dua bulan kemudian_ Pukul 01.00 wib. Suara gemericik hujan di luar jendela kediaman Rawless, semakin membuat malam terasa pekat. Di dalam kamar yang temarm oleh lampu tidur, Barra dan Olivia masih berbaring di bawah selimut tebal yang membalut tubuh keduanya. AC yang sejak awal diatur dengan suhu rendah, menambah kesejukan ruang kamar yang luas itu, serasi dengan dinginnya malam yang diselimuti hujan. Olivia dengan perutnya yang besar menonjol, tidur miring ke kiri membelakangi Barra dengan kepala bertumpu pada lengan suaminya sebagai bantal empuk. Sedang Barra memeluknya dari belakang, seperti salah satu kebiasaan mereka saat tidur. “Uugh...” Olivia mulai menggeliat. Rasa tak nyaman di perut yang dirasakannya sebelum tidur tadi, kembali lagi, malah semakin intens. Perutnya seperti mengencang, seakan menjadi sebuah tanda bahwa kontraksi sesungguhnya telah dimulai. “Nak, kok gerak-gerak terus ya? Apa udah mau lahir?” lirihnya dengan mengusap-usap perut. Dengan wajah meringis

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 299. SAH

    Tampak penghulu datang, langsung disambut ramah oleh Tuan Rawless, Virendra dan Haris. Setelah berbasa basi, semuanya akhirnya duduk di tempat masing-masing. Penghulu, Barra dan Tuan Rawless sebagai saksi nikah. Yang terpenting, Jefri dan Haris duduk berhadap-hadapan untuk mengucapkan ijab qobul sebentar lagi. Sementara keluarga besar sudah menempati kursi mereka masing-masing, ikut tak sabar menyaksikan acara sakral ini. Tak berselang lama, Syafira dan Ayuma masuk ke dalam ballroom hotel. Suara riuh hadirin di dalam ruangan megah itu, sontak menarik perhatian Jefri. Ada ungkapan takjub dengan melafazkan kalimat MasyaAllah, terdengar dari suara-suara mereka yang melihat ke arah pintu masuk. Degup Degup Jantung Jefri berdegup sekencang mungkin. la menelan saliva, matanya tak berkedip. Clarissa masuk digandeng Syafira dan Ayuma, itu gadis yang sebentar lagi akan ia halalkan. Tak sampai hitungan jam lagi. ‘Ya Allah!’ ‘Indahnya cıptaanMu...’ Batin Jefri, terpesona melihat calon

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 298. Hari Bahagia

    Tiga minggu berlalu... Ballroom hotel bintang lima tempat Jefri dan Clarissa akan melangsungkan akad nikah sekaligus resepsi pernikahan, telah bertransformasi menjadi sebuah mahakarya keindahan, seperti sebuah istana mewah bak pernikahan putri raja. Di sekeliling ballroom, meja-meja tamu tersusun rapi dan elegan, ditata dengan linens putih bersih dan peralatan makan perak yang berkilau, dihiasi centerpiece yang terdiri dari bunga-bunga segar dan lilin-lilin yang menambahkan nuansa romantis. Di setiap sudutnya, terdapat rangkaian bunga yang mewah berwarna-warni sedemikian rupa, menambah semerbak aroma floral yang menggoda indra. Di bagian depan ballroom, sebuah meja berukuran sedang namun unik, telah disiapkan dengan kursi spesial untuk calon pengantin pria yang akan melangsungkan ijab qobul bersama wali nikah pengantin perempuan, tak lupa kursi khusus penghulu dan dua orang saksi nikah. Atmosfer di aula ini bukan hanya tentang keindahan visual, namun juga perasaan penuh harapan y

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 297. Segerakan

    Kini mereka tengah berkumpul di kediaman Virendra sambil mengobrol. Jefri yang sudah disuruh beristirahat oleh sang Mommy, masih tetap bergabung dalam obrolan meski hanya menjadi pendengar. Wajahnya tampak tegang, sedikit gugup. “Jef, kamu kenapa? Dari tadi diem aja, disuruh rehat gak mau.” Syafira terheran melihat raut wajah gugup pemuda yang sudah ia anggap sebagai putra keduanya itu. “Um, Mommy, Daddy,” Jefri mencoba menetralkan sikap, harus tetap tenang. “Tell us. Kamu biasanya kalau mau ngomong sesuatu, gak pake basa basi, Jef. Kenapa sekarang gugup gitu, ada masalah lain?” Virendra cukup penasaran melihat ekspresi tegang Jefri. “Begini. Ada yang mau Jef sampaikan.” Jefri menatap satu persatu wajah Virendra dan Syafira yang menunggu apa yang akan ia sampaikan. “Jangan bikin Mommy penasaran ah, Jef! Cepetan ngomongnya,” Desak Syafira. Sudah tahu dirinya tak bisa dibuat penasaran. Jiwa keponya berontak. Jefri menarik napas dalam-dalam, membuat Syafira semakin penasaran. “Dad

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 296. Di Terima?

    “Dan sekarang, saya semakin yakin kalau saya tidak bisa kehilangan Nona Clarissa. Saya ingin bersamanya, memilikinya sebagai istri saya. Karena tidak mau membuang-buang waktu lagi, begitu tau Nona Clarissa akan meninggalkan Indonesia, saya langsung bergegas menyusul ke Bandara untuk membawanya kembali bersama saya. Tidak akan saya lepaskan lagi dia. Akan saya perjuangkan dia dengan cara mengikatnya ke dalam ikatan yang halal, karena saya sangat mencintainya, lebih dari segalanya. Sudah cukup bagi saya untuk mengenal kepribadiannya, tahu tentang harapan dan mimpinya, dan saya ingin menjadi bagian dari itu semua. Saya tidak hanya mencintai dia, tapi juga menghormati dia sebagai individu. Saya siap berbagi suka dan duka bersamanya, di setiap langkah yang akan kami tempuh bersama.” Jefri berucap dengan sorot mata penuh keseriusan, mengungkapkan seluruh perasaan dan keinginannya. Tanpa sadar, rasa gugup dan khawatir akan ditolak, menghilang begitu saja. Berganti menjadi rasa percaya diri d

  • Istri Kesayangan Tuan Arogan   Bab 295. Meminta Restu

    “Begitupun saya, Nona. Sejak kecil, saya selalu berharap ada pasangan suami istri yang mau mengambil saya menjadi anak mereka, tetapi tidak pernah dilirik sama sekali. Mungkin karena saya kurus seperti anak kurang gizi. Dekil dan sering sakit dibanding anak panti lainnya. Tidak ada yang tertarik untuk mengadopsi saya. Tidak ada kelebihan yang saya punya selain otak yang mampu, tapi tidak seimbang dengan fisik saya yang lemah. Setelah bersama Pak Barra, saya berubah menjadi seperti sekarang. Kuat dan bisa beliau andalkan. Kalau tidak bertemu beliau dan Tuhan tidak menggerakkan hatinya untuk memasukkan saya ke dalam keluarga Virendra, mungkin sekarang pun saya juga bukan siapa-siapa. Belum tentu saya bisa bertemu circle orang-orang hebat. Dan belum tentu saya bisa bertemu dengan Nona,” Jefri menatap wajah Clarissa. Mata Gadis itu tengah berkaca-kaca mendengar kisah hidupnya. “Kamu hebat! Kamu pantas dipertemukan dengan orang-orang hebat pula seperti Pak Barra dan keluarga Virendra. Aku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status