“Pak Edward, maaf! Tapi masalah ini sangat serius. Apa Pak Edward masih ingat masalah Tiara diopname?” tanya asisten dengan buru-buru.“Tahu, memangnya kenapa? Bukannya aku sudah suruh kamu untuk menjenguknya? Kenapa? Dia berulah lagi?” Setelah mendengar ucapan asisten, Edward langsung memiliki firasat kalau Tiara berulah lagi.Memangnya kenapa kalau dia adalah model terkenal? Pemotretan iklan juga sudah berakhir dan upah juga sudah dibayarkan. Jika dia berulah, palingan Edward akan menyuruh tim pengacaranya untuk menuntut Tiara.“Bukan, sekarang Tiara mengatakan dia diopname karena alergi. Pemicu alerginya adalah … adalah ….”Melihat si asisten terbata-bata, Edward yang tergesa-gesa ingin kembali melanjutkan rapat langsung menendangnya. “Cepat ngomong!”“Dia bilang pemicu alerginya adalah parfum kita. Katanya di dalam parfum kita mengandung bahan-bahan terlarang yang dapat membahayakan tubuh.”Akhirnya si asisten telah menyelesaikan omongannya. Selesai berbicara, dia segera mundur beb
Asisten mengiakan, lalu segera menjalankan perintah. Edward tidak berani kembali ke ruang rapat. Dia berdiri di depan pintu berusaha untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu. Kemudian, baru memasuki ruangan berkata kepada semuanya, “Tidak ada lagi yang ingin aku katakan dalam rapat kali ini. Apa semuanya masih ada pertanyaan? Kalau tidak ada, rapat hari ini sampai di sini saja!”Masalah ini sangat mendesak dan tidak bisa ditunda lagi. Mungkin pilihan yang terbaik adalah membubarkan rapat.Ketika ucapan dilontarkan, semua orang seketika merasa kaget. Jelas-jelas mereka sedang mendiskusikan masalah yang sangat penting, kenapa rapat malah dihentikan, lalu dibubarkan?“Ed … uhuk … Edward, masalah tadi masih belum selesai dibahas, kenapa rapat malah dibubarkan? Bagaimana kalau kamu memperkenalkan parfum yang laris manis hingga kehabisan stok itu kepada kita semua?” Daniel tersenyum. “Hari ini aku bawa dua botol untuk diperlihatkan kepada kalian.”Selesai berbicara, Daniel pun meletakkan du
Keringat bahkan sudah menetes dari muka Edward. Dia hanya berdiri di tempat dengan sekujur tubuh gemetar, dia bahkan tidak sanggup untuk berbicara.“Edward, apa yang terjadi? Apa kamu difitnah?” Daniel duluan bersuara berusaha untuk membantu putranya.Setelah mendengar ucapan ini, Edward langsung mengangguk kuat. “Benar, benar, semua ini adalah pemfitnahan! Parfum kita tidak bermasalah. Semalam Tiara memang pernah mengatakan kalau dia diopname, tapi dia tidak mengatakan masalah parfum. Hari ini dia malah berbicara seperti ini di depan reporter, semuanya pasti rencananya, dia ingin mencelakaiku!”“Oh? Kenapa dia ingin mencelakaimu? Apa dia punya dendam sama kamu?” tanya Jayson.Jujur saja, tidak ada dendam di antara Edward dengan Tiara. Edward berpikir sejenak, lalu menjawab, “Mungkin demi uang! Dia ingin memeras kita.”“Kenapa dia tidak menghubungimu dan langsung mengeksposnya? Lagi pula, aku dengar-dengar reporter itu dipanggil olehmu?”Saat melontarkan pertanyaan ini, tatapan Jayson
Dalam rapat kali ini, boleh dikatakan bahwa Cecilia tidak bersuara sama sekali. Saking diamnya, orang-orang bahkan hampir melupakan keberadaannya.Begitu namanya dipanggil oleh Jayson, tatapan semua orang juga langsung tertuju pada dirinya.Edward malah tersenyum menyeringai. Bagus! Sekarang masalah ini bukan disebabkan oleh dirinya. Edward sungguh kesal dengan sikap arogan Jayson! Dia kira dia itu siapa? Malah berani menyalahkannya!“Om Jayson, masalah ini memang terlalu mendadak. Aku merasa semuanya seperti sudah direncanakan saja.” Cecilia berpikir sejenak, lalu meneruskan, “Aku juga merasa wanita itu patut untuk dicurigai.”“Betul, wanita itu memang bermasalah. Jelas-jelas dia sengaja ingin mencelakaiku dan juga mencelakai perusahaan!” ucap Edward, “Bisa jadi dia itu utusan perusahaan lain. Oh! Uniasia! Bisa jadi kerjaan Uniasia! Aku akan menyuruh anggotaku untuk segera menyelidiki latar belakangnya!”Setelah mendengar ucapan Edward, amarah di hati Jayson pun mulai berkurang.Edwar
Cecilia mengangguk. “Tentu saja!”Demikian, rapat pun berakhir.Edward pasti tidak menyangka momen terbaik dalam hidupnya akan sirna seperti ini. Edward bukan hanya merasa malu, dia bahkan belum tahu bagaimana nasibnya nanti.“Cecilia, apa maksudmu!”Belum sempat kembali ke ruang kerja, Edward pun langsung menarik lengan Cecilia yang sedang berjalan di koridor."Pak Edward, apa yang sedang kamu lakukan?" Meski lengannya ditarik, Cecilia juga tidak meronta. Dia hanya berkata dengan mengerutkan keningnya, “Kamu sudah menyakitiku.”Edward tidak peduli dengan ucapan Cecilia, langsung melontarkan kekesalannya, “Apa semua ini adalah jebakanmu? Kamu melakukan semua ini untuk menjebakku, ‘kan? Kenapa kamu bersikeras ingin memeriksa parfumku? Atas dasar apa kamu mengatai parfumku bermasalah?!”Suara Edward sangat keras. Ditambah lagi, mereka sedang berada di kantor. Percekcokan kedua orang pun memicu perhatian banyak orang.Hanya saja, berhubung kedudukan mereka cukup tinggi, tidak ada yang ber
Sebenarnya Edward tidak bersedia, tapi tidak dipungkiri Cecilia memang lebih berpengalaman dalam mengatasi masalah kritis.Pintu lift dibuka. Kebetulan Logan sedang menunggu di depan pintu lift. Mereka bertiga saling bertukar pandang. Saat Edward baru saja ingin bersuara, terdengar suara Cecilia. “Ikuti aku!”Cecilia memanggil Logan ke ruangannya. Pintu ruangan memang sudah ditutup, tapi tirai kaca tidak ditutup. Semua orang di luar sana dapat melihat ekspresi serius di wajah Cecilia. Sepertinya ada hubungannya dengan masalah parfum.Edward mondar-mandir di luar sana. Hatinya sungguh kalut. Setelah dipikir-pikir, sepertinya pokok permasalahannya ada di diri wanita itu. Sepertinya si model sudah disuap seseorang, sengaja ingin merusak citra perusahaan mereka.Kali ini, Edward tidak bisa bersabar lagi, langsung berjalan pergi.Cecilia dan Logan memang sedang berbicara di dalam ruangan. Hanya saja, tatapan Cecilia terus tertuju ke luar. Setelah melihat kepergian Edward, raut wajahnya lang
Di rumah sakit. Yuna menenteng keranjang buah dan sekotak bubur hangat untuk menjenguk Stella.Setelah mengundurkan diri, Stella pun membantu Yuna di studio. Sejak saat itu, pola makannya malah jadi tidak teratur. Semalam, Yuna bahkan dikejutkan dengan kabar Stella dibawa ke rumah sakit.Ketika Frans memberi tahu bahwa Stella hanya menderita tukak lambung ringan, Yuna spontan merasa tenang. Pagi-paginya Yuna pergi membeli bubur dan buah-buahan untuknya.“Biasanya kamu sering desak aku untuk makan? Sekarang kamu sendiri malah lupa makan!”Yuna memang terus mengomeli Stella, tapi dia mengomel sambil menuangkan bubur ke dalam mangkuk.“Sekarang lambung kamu masih belum sembuh total, jadi kamu cuma boleh makan yang lebih gampang dicerna saja. Meski kamu pengen makan yang lain, kamu juga terpaksa menahannya.” Yuna duduk di samping ranjang sambil meniup bubur. Kemudian, dia menyadari Stella malah tersenyum dengan sangat lebar. “Kamu malah ketawa lagi!”“Jarang-jarang aku dimarahi sama kamu.
“Nggak ada urusannya sama kita.” Yuna berdiri untuk pergi menutup pintu kamar. Kemudian, dia kembali menyuapi Stella.Dunia orang dewasa sangatlah kacau. Berhubung reporter itu bukan datang untuk mencari mereka, mereka juga tidak perlu melibatkan diri sendiri ke dalam kekacauan itu.Setelah Stella menyantap bubur yang disuap Yuna, dia istirahat sejenak, lalu makan buah-buahan. Samar-samar terdengar suara langkah kaki dari luar sana, sepertinya para reporter sudah pergi. Kali ini, rumah sakit baru terasa tenang.“Beberapa hari ini kamu istirahat dengan baik, ya. Pekerjaan di studio juga lagi nggak banyak. Kamu nggak usah mikirin masalah kerjaan. Setelah kamu sembuh nanti, kamu pun nggak bakal punya waktu untuk istirahat lagi,” pesan Yuna.“Bukannya kamu baru menerima sebuah proyek seri parfum bertema? Apa sempat?” Stella juga mengetahui masalah parfum bertema Lisa itu. Dia pun merasa bersemangat ingin ikut serta untuk mempersiapkannya.Bagaimanapun juga, proyek ini adalah proyek pertama
Karena semuanya terjadi begitu mendada, tidak ada orang yang tahu apa yang terjadi sebenarnya. Setelah Fred mengatur semuanya sesuai dengan rencananya, dia pergi ke kamar di mana sang Ratu berada. Dia mengutus orang kepercayaannya untuk berjaga, menjamin supaya kondisi kesehatan Ratu tetap prima. Namun dua hari terakhir tiba-tiba kondisinya memburuk.Awalnya Fred bahkan curiga sang Ratu bersekongkol dengan Yuna karena mereka berdua sama-sama jatuh sakit. Namun setelah dipikirkan lagi, mereka tidak punya alasan yang cukup meyakinkan untuk itu. Terlebih lagi mereka berdua juga sudah tidak berada di tempat yang sama. Tidak mungkin mereka bisa berkomunikasi dalam bentuk apa pun.Begitu masuk, Fred melihat Ratu yang terbaring lemas di atas ranjang. Dia menghampiri sang Ratu, membungkukkan badannya dan berkata dengan santun. “Yang Mulia? Yang Mulia?”Kelopak mata Ratu terlihat ada sedikit pergerakan, tetapi dia tidak membuka matanya entah karena memang tidak kuat, atau karena dia tidak ingin
Rainie duduk di pojokan seorang diri, berpikir mengapa Fred melakukan ini, dan mengapa dia mengumumkannya secara mendadak. Fred sendiri tahu ini terlalu mendadak, tetapi mau bagaimana lagi. Tubuh sang Ratu terus melemah dan sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi.Sejak awal Fred sudah tahu kalau kondisi kesehatan sang Ratu kurang baik, makanya dia mau menyelesaikan eksperimennya secepat mungkin, dan mencari tubuh pengganti yang sehat secara fisik. Tetapi dia malah menemui masalah yang berkepanjangan sampai detik ini. Sementara itu kesehatan sang Ratu terus memburuk. Meski sudah diobati oleh sekelompok dokter terpercaya pun, yang namanya penuaan memang tidak bisa dicegah. Organ-organ tubuhnya kian melemah. Proses penuaan yang dialami oleh sang Ratu membuat Fred ketakutan. Sekarang dia masih cukup sehat, tetapi sebentar lagi dia juga akan memasuki usia tua dan tubuhnya juga pasti perlahan akan ikut melemah.Semua orang sama di hadapan hidup dan mati. Tidak ada seorang pun yang bisa me
Saat Rainie bilang begitu, ekspresi yang terlihat di wajah Fred langsung berubah menjadi serius.“Ikut aku!” katanya.Rainie terus berjalan mengikuti Fred, mereka masih berada di lantai yang sama, tetapi mereka masuk ke sebuah ruangan lain. Selagi Rainie menutup kembali pintu ruangan itu, Fred duduk dan bertanya padanya, “Obat yang tadi kamu bilang itu maksudnya obat yang bisa bikin badan jadi nggak kelihatan?”“Iya! Tadi aku baru dapat kabar, kemungkinan dalam dua hari ini aku bisa dapat resepnya. Bukanya aku nggak mau kerja di lab, tapi aku takut kelewatan informasi penting.”“HP-mu ada di sini,” kata Fred. “Kalau ada apa-apa, aku bakal kasih tahu kamu segera.”“Tapi …,” Rainie berhenti sejenak dan melanjutkan dengan nada bicara yang pelan, “Cuma aku yang bisa mengendalikan pikirannya. Dia cuma mendengar perintahku. Aku takut kalau bukan aku, nanti bakal berpengaruh ke hipnotisnya. Bisa saja dia jadi sadar dan aku gagal dapat resepnya.”“Rainie, kamu sudah berani mengancamku, ya?”Se
“….”Berbagai macam protes dapat mereka dengar di sana. Rianie juga mengernyit tidak menyangka dia akan dipanggil secara tiba-tiba begini. Namun, Fred mengangkat kedua tangannya meminta mereka semua untuk tetap tenang, lalu dia berbicara, “Karena eksperimen ini sangat rumit dan mudah terjadi kesalahan, jadi mulai sekarang kalian semua harus bersiap-siap yang baik. Alasan lainnya … aku pernah bilang aku paling nggak suka dikhianati, dan orang yang bermulut ember. Jadi untuk menjamin keberhasilan eksperimen ini, tolong kerja sama dari kalian semua. Tapi jangan khawatir, soal kebutuhan dasar seperti makan dan minum pasti sudah kusiapkan. Tapi dengan syarat, semua perangkat komunikasi akan kusita sebentar!”Begitu Fred selesai berbicara, langsung ada orang yang maju dan menyerahkan semua barang bawaannya. Ponsel Rainie juga tentunya disita. Sebenarnya, sebelum ini pun, semua yang masuk ke lab tidak diperkenankan untuk membawa perangkat komunikasi apa pun, jadi kebanyakan yang disita kali i
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred
Ross terlihat santai santai meyeruput kopinya di ruang tamu, tetapi Shane tidak demikian. Dia terus mengubah tayangan di TV karena tidak bisa diam untuk menikmati suatu tayangan dengan tenang dari awal sampai habis.“Hey, nggak usah panik begitulah, santai saja!” kata Ross.“Aku juga maunya begitu, bisa duduk santai sambil ngopi kayak kamu. Tapi masalahnya aku nggak bisa.”“Ah, kondisi kita sekarang memang agak rumit, tapi jangan sampai gara-gara ini suasana hati kamu adi rusak,” kata Ross sembari menawarkan kudapan ke Shane. “Paling nggak untuk sekarang kita nggak sepenuhnya pasif. Iya, ‘kan?”Dengan kondisi di saat itu, Shane tidak ada nafsu untuk menyantap kudapan yang Ross tawarkan padanya. Dia hanya menatap wajah Ross dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi kemudian dia menariknya kembali.“Tadi kamu mau ngomong sesuatu?” tanya Ross.Terbukti, dari tadi Ross memang memperhatikan Shane. Meski TV menyala, Ross tidak fokus ke sana dan malah terus menatap Shane yang beberapa kali sudah
Pernyataan itu membuat Yuna terkesiap. Dia sangat tidak menyangka Fred malah melindungi Rainie. Dari yang Yuna pikirkan selama ini , semestinya Fred tidak peduli dengan Rainie karena pada awalnya pun Fred sudah membuang Rainie di lab yang lama. Jika tidak begitu, untuk apa Rainie harus bersusah payah datang ke sini dan membuktikan dirinya kepada Fred.“Kamu pasti berpikir aku bakal membuang dia tanpa berat hati, ‘kan? Sayangnya kamu salah. Dia itu cukup pintar dan setia. Bagiku dia masih sangat berguna, jadi untuk apa kubuang? Masalah kamu mau menurut atau nggak, itu bukan kamu yang menentukan. Jangan terlalu lugu jadi orang! Bawa si tua bangka ini pergi, taruh dia di tempat terpisah!”Dari ucapannya itu, sudah jelas Fred tidak ada niat untuk membebaskan Juan.“Kamu sama saja dengan mencari masalah kalau nggak membebaskan guruku,” kata Yuna bermaksud mengingatkan bahwa akibatnya akan serius jika Fred masih tidak mau membebaskan Juan.“Masa iya? Tapi aku paling nggak takut sama yang nam