Melihat Susan perlahan mulai menjauh dengan langkah tertatih dan akhirnya tak terlihat lagi, Chermiko melongok dan bertanya, “Dia sudah gila, ya?”“Mungkin,” jawab Brandon. Dia juga tidak bisa mengutarakan apa yang dia rasakan dengan jelas. Dia tidak memiliki dendam atau kebencian terhadap Susan, tetapi juga bukan berarti hubungan mereka baik-baik saja. Brandon hanya menganggap dia sebagai wanita biasa yang patut dikasihani.Keluarganya Rainie jatuh sampai seperti ini juga bukan sepenuhnya salah Susan seorang. Memang dia sudah melakukan banyak kesalahan, tetapi tidak serta merta dia saja yang bersalah. Selain berusaha untuk menenangkannya sementara waktu, tidak ada lagi yang bisa Brandon lakukan untuknya.“Kalau Rainie tahu mamanya jadi seperti ini, gimana perasaannya, ya?” tanya Chermiko.“Seharusnya dia nggak akan merasakan apa-apa,” jawab Brandon seraya berbalik ke mobilnya. Dia tidak hanya sekali melihat sikap Rainie terhadap ibunya yang begitu dingin. Hubungan mereka berdua tidak
Mereka tetap tidak mengindahkan perintah ratu mereka, dan malah menaruh nampan tersebut di atas meja kecil yang ada di samping.“Yang Mulia harus makan, atau nanti badan Yang Mulia jadi lemah,” ujarnya dengan suara yang lemah lembut, sungguh berbeda dengan wujud fisiknya yang tinggi besar.Sang Ratu mengernyit. Matanya masih tertuju ke pemandangan di balik jendela kamarnya. “Aku bilang nggak mau makan ya nggak mau makan. Apa kamu sudah berani melawan perintahku?”Pengawalnya mendekati sang Ratu dan berdiri di depan jendela. Badanya yang besar itu menutupi hampir seluruh cahaya yang masuk dari luar. Kamar tersebut tidak diterangi oleh lampu dan hanya ada cahaya bulan yang merembes ke dalam. Dengan dia berdiri di depan jendela, hampir tak ada sumber cahaya lagi yang bisa masuk.Sang Ratu pun kesal dan mendongak, “Mau apa kamu?”“Yang Mulia tahu aku nggak mungkin melawan perintah, tapi aku akan terus di sini sampai Yang Mulia mau makan,” ujarnya dengan keras kepala. Dia pun terus berdiri
Nasihat Juan benar-benar mengena di hati sang Ratu. Tidak ada yang tahu setiap malam Ratu mengalami kesulitan tidur. Bahkan tak jarang dia mengerjakan pekerjaannya malam-malam, bukan karena rajin, tetapi karena tidak bisa memejamkan matanya. Perasaan mengantuk tetapi tidak bisa tidur ini memberikan penderitaan yang luar biasa bagi Ratu.Tidak hanya insomnia saja, tetapi sering kali Ratu juga paranoid seseorang akan mengkhianatinya dan merebut kekuasaannya. Rasa tidak aman itu memperparah kondisinya yang sejak awal memang sudah kurang baik. Namun yang paling menyakitkan, dia tidak bisa bercerita kepada siapa pun tentang penderitaannya dan dipaksa untuk menanggung semua itu sendirian.Melihat sang Ratu berhenti sesaat, Ricky menggerakkan alis matanya, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Beberapa saat kemudian, sang Ratu mendongak ke aranya dan bertanya, “Ricky, apa kamu takut mati?”“.…”“Sudahlah, percuma aku tanya kamu. Kamu pasti bakal bilang nggak takut!” ujar Ratu menggerutu, berpi
Tidak ada orang di lab karena terjadi perubahan rencana. Para peneliti tidak mendapatkan izin dari atasan untuk bisa bebas keluar masuk lab, kecuali Rainie. Harus dikatakan, akting Rainie di depan Ratu tadi sangat berguna. Ratu jadi memberi kesempatan padanya dan memberikan beberapa hak khusus seperti bisa bebas keluar masuk lab sendiri dan melakukan eksperimen apa pun yang dia mau.Sampai di tahap tertentu, bisa dibilang tujuan yang Rainie miliki sama dengan Ratu, atau mungkin lebih tepatnya apa yang Rainie ingin lakukan sejalan dengan apa yang visi sang Ratu. Rainie juga tidak membutuhkan bantuan apa-apa. Dia bisa mencari sendiri apa yang dia butuhkan. Untungnya perlengkapan di sana cukup komplit meski ukuran labnya tidak terlalu besar. Entah sudah berapa lama Fred mempersiapkan lab ini, intinya apa pun bahan yang Rainie butuhkan sudah tersedia di sini.Rainie sangat fokus dengan pekerjaannya sampai dia lupa dengan sekitarnya. Dia tidak sadar kalau ada orang lain yang masuk. Kegembir
“Aku? Aku nggak punya atasan!” kata Rainie tertawa sembari menggeleng. “Aku berbeda dengan kalian, aku cuma bekerja sama. Dari awal semua orang yang di sini cuma partner kerja sama.”Di tangannya kini sudah ada teknologi yang mungkin bisa dibilang paling canggih di muka bumi, mana mau Rainie menjadi anak buah orang lain, bahkan sang Ratu sekalipun! Kalau penelitian obat ini sukses, maka tidak ada lagi yang perlu Rainie takutkan. Dengan siapa dia ingin bekerja sama, itu semua bisa terjadi sesuai kemauannya.“Banyak gaya kamu!” kata Ricky dengan nada yang sangat tidak bersahabat. Rainie sama seali tidak merasakan perubahan emosi Ricky, atau mungkin lebih tepat dia memang tidak peduli dari awal.“Mau banyak gaya atau nggak itu tergantung seberapa jauh kemampuanmu,” kata Rainie. Dia memiringkan kepalanya melihat perubahan warna dari cairan yang ada di dalam tabung. “Sudah, jangan ganggu aku lagi. Kalau kamu lagi senggang, mending kamu ngobrol saja sama Yuna. Toh kalian juga sudah kenal sat
Rainie langsung sakit kepala melihat pesan yang tak ada habisnya itu dan mengurungkan niatnya. Dia tidak men-scroll chat sampai atas dan hanya membaca beberapa pesan terbaru saja, yaitu kemarin, yang isinya kurang lebih mengatakan kalau Susan merindukannya dan mengapa Rainie tak pulang-pulang. Rumah dan keluarganya sudah tidak ada, tetapi asal Rainie bisa pulang, dia akan terus menunggu. Kira-kira seperti itulah isi pesannya.Melihat itu, Rainie hanya mengerutkan bibir dan menutup pesan. Sesungguhnya dia agak sebal dengan itu, tetapi … ada semacam perasaan yang Rainie sendiri tidak begitu bisa mengungkapkannya dengan jelas. Jujur, sebenarnya Rainie selalu berharap mendapatkan perhatian dari ibunya, berharap dia mengucapkan kata-kata yang ramah dan hangat. Akan tetapi Rainie tidak pernah mendapatkan itu di masa kecilnya.Mau seberapa bahagianya Rainie menceritakan apa saja yang dia alami, ibunya selalu memberikan perhatian penuh kepada Bella. Lama kelamaan, Rainie jadi terbiasa untuk te
“….”Entah mengapa Chermiko merasa Ross masih tidak begitu memahami apa yang terjadi.“Bukan, kalau dari percakapan mereka tadi, seharusnya Fred gagal dan lagi dikurung,” jelas Chermiko. “Dan kayaknya ada perpecahan antara mereka.”“Fred gagal? Jadi mereka sudah memulai eksperimennya. Kalau begitu mamaku ….”“Ratu seharusnya masih aman!” kata Brandon. “Dari percakapan mereka tadi kita tahu, apa pun yang Fred lakukan, dia gagal. Dan yang seharusnya berkuasa sekarang … ya Ratu.”“Mamaku? Tapi bukannya mamaku lagi disembunyikan sama Fred?”“Ratu pasti lebih pintar dari Fred. Bisa saja dia bukannya disembunyikan sama Fred, tapi dia sendiri yang … begitulah.”Jujur saja, aplikasi virus itu terpasang di momen yang pas. Mungkin sekilas pembicaraan tadi tidak ada harganya, tetapi justru kebalikannya, itu memberi tahu mereka satu informasi yang sangat penting. Semua yang terjadi sekarang berada di bawah kendali Ratu, bukan Fred.“Dengan kata lain, ini semua adalah rencana mamaku. Dia sengaja bi
Semuanya terdiam. Begitulah faktanya, dan mereka semua sudah tahu, termasuk Ross sendiri. Hanya saja Ross tidak mau menghadapinya saja.“Itu nggak mungkin! Aku nggak percaya!” kata Ross sambil memukul meja. Dia berulang kali menekankan bahwa ibunya tidak bersalah hanya untuk membangun keyakinannya. Dia tidak ingin mengakui bahwa ibunya terlibat dalam semua kasus ini.Walau sebagai politikus sedikit banyak pasti akan berurusan dengan zona abu-abu seperti ini, Ross sangat paham akan seberapa parahnya kasus yang melibatkan lab dan obat serta virus itu. Sewaktu wabah besar melanda Asia Selatan, Yuraria juga ikut terkena dampaknya dan mengakibatkan banyak orang meninggal. Sekalipun bisa diobati, sampai sekarang penderita penyakit itu masih mengalami gejala sisa.Pada saat kejadian itu Ross juga berada di Yuraria. Dia melihat sendiri dengan matanya sendiri banyak orang yang terjangkit dan merasa sangat tak berdaya. Kemudian dia tahu kalau penyakit tersebut ternyata ada kaitannya dengan penel
Chermiko datang dengan penuh tanda tanya dan pergi dengan penuh tanda tanya pula. Dia merasa belum mengatakan atau melakukan apa-apa selama dia bertemu dengan kakeknya tadi, dan langsung disuruh pulang begitu saja. Selama perjalanan, Chermiko berulang kali memikirkan apa yang tadi Juan katakan kepadanya, tetapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Jadi apa maksud Juan sebenarnya?Begitu Chermiko sampai ke rumah, benar saja Brandon dan Shane sudah menunggunya. Mereka langsung datang menyambut dan bertanya, “Gimana? Mereka ngundang kamu ke sana untuk apa?”Bahkan mobil yang mengikuti Chermiko dari belakang juga sudah melakukan persiapan jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun mereka bisa tenang setelah mendapat kabar kalau Chermiko sudah dalam perjalanan pulang. Namun di saaat yang sama mereka pun terheran-heran mengapa hanya Chermiko sendiri yang keluar.“Mereka mengancam kamu? Apa saja yang mereka bilang di sana?” tanya Shane. “Pasti Rainie, ‘kan? Kali ini apa lagi yan
“Kami semua panik setengah mati waktu dengar Kakek dibawa. Untung saja Kakek baik-baik saja!”“Omong kosong! Kalau kamu pani, kenapa baru sekarang kamu datang menolongku?” tanya Juan melotot.“Bukannya nggak mau nolong, tapi tempat ini nggak bisa main datang kapan pun aku mau. Lagi pula aku tahu sifat Kakek. Kalau Kakek sendiri yang mau ke sana, aku bujuk untuk pulang kayak apa juga Kakek nggak bakal mau pulang! Kakek sendiri yang mau datang ke sini untuk menolong Yuna, ‘kan?”Dengan tatapan mata setuju, Juan menatap Chermiko dan berkata padanya, “Iya, sih. Akhir-akhir ini kamu ada banyak kemajuan juga, ya. Kamu sudah bisa menganalisis keadaan dengan baik dan bisa mengerti sifatku seperti apa.”Chermiko terlihat tidak terlalu senang meski mendapat pujian dari kakeknya. Saat ini dia punya masalah yang lebih mendesak untuk dia sampaikan.“Kakek yang minta aku datang ke sini, ya?” tanyanya.“Ya, untung saja mereka kasih aku ketemu orang lain! Kalau Brandon, mereka pasti nggak akan setuju.
Chermio sudah berada di ruang tamu kedutaan dan melihat sekelilingnya. Dia curiga apakah tempat ini menyimpan suatu konspirasi, karena di antara yang lain, hanya dia sendiri yang mendapatan undangan secara tiba-tiba.Mereka bertiga kaget saat mendapat undangan tersebut. Tidak ada yang menyangka ternyata undangan itu ditujukan kepada Chermiko, dan tidak ada yang tahu apa maksud dari undangannya. Apalagi Chermiko juga yang paling asing dengan kedutaan dibanding Shane atau Brandon. Setelah melalui proses perundingan yang cukup laa, akhirnya mereka bertiga mencapai kesepakatan bersama, Chermiko harus pergi!Jika tidak pergi, bagaimana mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan undangan ini juga dibuat secara resmi, jadi seharusnya tidak akan ada keanehan yang terjadi, atau surat ini tidak akan sampai ke tangan mereka. Maka itu Chermiko datang sesuai dengan waktu dan tempat undangan. Saat masuk dia juga diperiksa karena untuk masuk ke kedutaan tidak diizinkan membawa barang-barang ya
Saat Ross berniat untuk berlari keluar lagi, seketika Ricky datang membuka pintu dari luar.“Pangeran Ross.”“Ah! Kamu yang kasih perintah ke mereka untuk nggak kasih aku keluar dari kamar ini?”“Pangeran Ross jangan salah paham. Aku nggak punya wewenang untuk itu. Ini semua perintah langsung dari Yang Mulia.”“Aku nggak percaya! Mamaku saja sekarang lagi pingsan. Mana mungkin dia kasih perintah ke kamu untuk menahanku di sini. Kamu pikir aku nggak tahu kamu cuma menggunakan perintah untuk berbuat semena-mena di sini?! Kamu nggak ada bedanya sama Fred!”Seketika mendengar itu, terlihat ada sebersit ekspresi kesal di mata Ricky. Dia pun lalu berkata, “Pangeran Ross tolong jangan samakan aku dengan si pengkhianat itu.”Nada bicara Ricky dipenuhi dengan perasaan tidak puas. Bagi Ricky, Fred adalah pengkhianat yang bahkan namanya tidak layak untuk disebut. Ratu memberikan kepercayaan yang begitu besar kepadanya, menyerahkan tugas yang sangat penting, tetapi dengan keserakahanya, dia dengan
“Andaikan kamu nggak selamat. Menurut kamu apa yang bakal terjadi?” tanya Juan.“.…”Sebelum Ratu membuka mulut, Juan melanjutkan, “Apa dunia bakal kiamat? Nggak, nggak bakal! Nggak bakal terjadi apa-apa! Begitu kita mati, kita sudah nggak bisa apa-apa lagi, baik itu rakyatmu, anakmu, atau apa pun itu, semuanya sudah bukan urusan kita lagi! Kamu sudah nggak lagi mengatur dunia ini. Kamu bahkan sudah nggak perlu pusing lagi sama pemakamanmu.”“.…”“Hidup manusia paling cuma bertahan beberapa puluh tahun saja, apa menurut kamu itu kurang? Sebenarnya itu sudah lebih dari cukup selama setiap harinya kita jalani dengan penuh sukacita! Banyak banget orang yang hidupnya sampai di umur kita, jadi kenapa kamu malah mempersulit diri sendiri? Jadi saranku, kamu nggak perlu terlalu pusing terlalu banyak mikir, cukup jalani hari-hari dengan senang hati, itu lebih penting dari apa pun. Untuk apa kamu harus pusing sama urusan negara ataupun perdamaian dunia. Kamu serahkan saja ke generasi berikutnya!
“Kamu …”Saat Ratu melototi, Juan kelihatan seperti sedang menikmatinya. Sejak kapan, seorang Ratu malah disuruh untuk menggaruk kaki pria lain. Si tua bangka ini ternyata pandai juga memanfaatkan orang lain.“Bukan aku yang menawarkan diri untuk menyembuhkan kamu, tapi kamu yang minta, lho. Kalau mau disembuhkan, kamu harus nurut sama aku,” kata Juan seraya tertawa kecil. “Aku sudah pernah bilang, penyakit kamu ini termasuk penyakit jantung. Di usia kita ini, hal yang paling sudah untuk kita lakukan adalah merelakan. Selama kamu masih nggak bisa merelakan, mau sampai kiamat juga kamu nggak akan sembuh. Tapi kalau kamu bisa merelakan apa yang selama ini membebani pikiran kamu, penyakit kamu bakal hilang!”Lalu sembari menunjuk jarinya ke posisi jantungnya sendiri, dia melanjutkan, “Hati manusia itu kalau sudah tersumbat, apa pun nggak akan bisa lewat.”Tadinya Ratu membuang muka karena marah, tetap setelah mendengar kata-kata Juan, tanpa sadar dia kembali menoleh kepadanya. Sang Ratu m
Sang Ratu langsung terdiam tak lagi berbicara, tetapi kelihatan cukup jelas dia tidak terima. Meskipun Yuraria juga memiliki konsep edukasi yang cukup terbuka, Ratu sudah terlalu lama terbiasa untuk menguasai satu negara dan segala yang ada di dalamnya. Ratu sudah terbiasa untuk memegang kendali dalam situasi apa pun termasuk anaknya sendiri. Seluruh penduduk Yuraria menuruti perintahnya, tetapi anaknya sendiri yang justru malah berani melawannya. Itulah yang membuat sang Ratu tidak senang. Karena dorongan emosi sesaat yang cukup kuat itulah yang membuat dia pingsan.Juan bisa mengetahui semua itu hanya dengan melihat sekilas saja, tetapi apa pun yang Juan katakan, sang Ratu tidak mau mendengarnya. Jadi Juan juga tidak mau buang waktu untuk terus membujuknya. Dia hanya bilang, “Kamu merasa diri kamu benar, makanya kamu teruskan perbuatanmu itu. Aku nggak akan berusaha untuk membujuk kamu atau ikut campur. Tapi aku cuma mau menegaskan sesuatu. Teruskan saja apa yang kamu mau, aku juga t
“Ricky, kamu keluarlah dulu,” kata Ratu.Ricky menatap sang Ratu, kemudian beralih ke Juan, lalu mengangguk dan undur diri. Setelah Ricky pergi, Ratu menatap Juan dan bertanya dengan suara lirihnya, “Aku masih punya waktu berapa lama lagi?”“Waktu apa?” tanya Juan balik.“Nggak usah pura-pura bodoh. Aku dengar kalian dokter tradisional bisa tahu berapa lama sisa hidup pasien cuma dengan meraba nadi. Apa aku sebentar lagi akan mati?” kata Ratu dengan jidat mengerut. Selama ini dia merasa tubuhnya sudah tidak akan bertahan lagi, tetapi dia masih tetap paksakan untuk bertahan. Dia tidak pernah tahu masih berapa lama waktu yang dia punya sampai suatu hari dia akan tumbang. Karena alasan itu dia tidak sabar untuk mencoba eksperimen R10 meski tahu itu masih belum sempurna.Hanya saja karena ketamakan Fred membuat eksperimen ini berubah haluan. Sang Ratu justru malah dijadikan bahan eksperimen. Kalau Ratu dijadikan bahan percobaan eksperimen, berarti dia pasti akan mati.“Ngomong apaan kamu.
Ricky tidak tahu sama sekali apa yang sedang Juan lakukan. Dia hanya melihat Juan memukul dan mencubit telapak tangan Ratu, kemudian Ratu yang sedang terbaring lemas tiba-tiba terbatuk keras. Suara batuknya sangat kencang sampai separuh dari tubuhnya terbangun, membuat semua orang yang ada di sana panik khawatir terjadi apa-apa padanya. Namun setelah Ratu terbatuk beberapa kali, dia tiba-tiba memiringkan badannya dan memuntahkan dahak yang cukup banyak, lalu kembali berbaring. Dia masih terlihat sangat lesu, napasnya berat, dan matanya terpejam cukup lama.Melihat kondisi seperti itu, Ricky langsung menyingkirkan para dokter yang menghalangi dan memanggil, “Yang Mulia!”Ratu perlahan membuka matanya dan menatap Ricky. Dia juga mengangguk untuk mengisyaratkan kalau dia mengerti. Setelah itu, Ratu menatap Juan dan mengatakan sesuatu meski tidak ada suara yang keluar. Namun dari gerakan bibirnya itu bisa terbaca kalau Ratu mengucapkan terima kasih kepadanya.Lantas Juan melepaskan tangann