Rainie terlihat bicara apa adanya, dan mengejutkannya Fred pun tidak marah. Dia hanya mengangguk sebagai tanggapan dan meminta Rainie untuk keluar bersamanya.“Soal obat menghilang itu nggak perlu terburu-buru. Aku tahu itu pasti butuh waktu yang lumayan lama, aku cuma mau kamu kerja yang serius saja,” katanya seraya menaruh satu tangannya di atas bahu Rainie. Lalu seraya menekan tangannya, dia berkata dengan suara lirih, “Sekarang aku punya satu tugas penting untuk kamu. Kalau kamu bisa menyelesaikan tugas ini, aku bisa kasih kamu kebebasan untuk melakukan eksperimen apa pun yang kamu mau di lab ini!”“Maksud Pak Fred … hipnotis?”“Betul. Yang ini lebih penting, aku mau selesai secepat mungkin! Kalau malam ini apa bisa selesai?”“.…”Rainie tidak bisa memberi kepastian. Untuk menghipnotis Shane saja, Rainie harus mengerahkan usaha yang tidak sedikit. Dan hipnotisnya terhadap Shane bisa berhasil karena Rainie tahu kepribadian Shane seperti apa. Namun untuk melakukan hipnotis kepada ora
“Pak Fred, bukannya mau banyak tanya, tapi aku harus tahu jelas untuk bisa tahu di mana letak masalahnya. Badan cewek dan cowok itu berbeda. Usia juga punya pengaruh yang besar. Kalau sudah tua, wajar kalau detak jantungnya melambat. Walaupun dari luar kelihatannya sehat, tapi di dalam badannya sudah ada bibit penyakit. Nggak menutup kemungkinan terkena serangan jantung. Tapi kalau nggak ada penyakit kronis dan tiba-tiba sakit, mungkin ….”“Nggak mungkin serangan jantung! Dia masih muda,” ujar Fred menyela sebelum Rainie selesai menjelaskan.“Masih muda juga bisa saja tiba-tiba kena serangan jantung. Cewek dan cowok juga beda, terus ada juga faktor kesehatan fisik dan lain-lain ….”“Nggak ada hubungannya sama itu semua. Dia bukan cowok, umurnya juga nggak tua, nggak ada penyakit kronis atau patogen lainnya. Selama ini dia juga sehat-sehat saja,” kata Fred. Hampir saja dia bilang kalau orang itu adalah Yuna. “Apa ada kemungkinan dia ini cuma pura-pura mati untuk mengelabui aku? Apa ada
“Oke, kalau begitu aku kasih kamu waktu satu jam. Beresan semua pekerjaan kamu, habis itu mandi dan ganti baju, terus datang ke kantorku. Kamu kukasih tugas baru.”Rainie terkejut dan tidak begitu mengerti apa masudnya, tetapi dia tetap menjawab, “Oke.” ***Tak lama waktu berselang, Rainie sudah datang ke kantornya Fred dengan gaun panjang yang dibawakan oleh anak buahnya Fred. Bagian belakang yang memang didesain terbuka memperlihatkan tubuh Rainie yang menggoda. Namun di sisi lain pakaian seperti itu membuat Rainie merasa tidak nyaman. Dia biasanya tidak suka memakai pakaian yang terbuka, tetapi kali ini terpaksa karena ini adalah perintah langsung dari Fred.Rainie merasa seperti menjadi pekerja sosial yang diminta untuk menjamu klien. Pengalaman ini benar-benar membuat Rainie merasa tidak nyaman. Yang bisa dia tawarkan kepada orang lain adalah kecerdasan dan bakatnya. Tak pernah sekali pun dia berpikir untuk menawarkan tubuhnya kepada orang lain.“Bagus juga! Oke, coba kamu jelask
Rainie menari napas panjang dan mengetuk pintu. Tak lama, dia mendengar suara seseorang yang berkata dengan logan kental Yuraria, “Masuk.”Rainie sekali lagi memastikan kalau semuanya baik-baik saja, lantas dia pun masuk ke dalam sambil membawakan minuman yang tersaji di atas nampan.“Pangeran Ross,” sapa Rainie dengan santun seraya membungkuk. Pengalaman kuliah di luar negeri membuatnya cukup fasih dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Yuraria.Ross mengenakan pakaian rumah dan sedang sibuk membaca berkas di mejanya. Dan di sisi sebelahnya terdapat berbagai macam kudapan, serta gelas yang terisi setenga oleh wine. Sepertinya, apa yang Rainie bawakan untuknya sudah tidak diperlukan lagi.“Ada apa?” tanya Ross seraya memperhatikan sosok Rainie, tetapi dia hanya melihat sekilas saja seakan penampilan Rainie tidak mempan untuk menarik perhatiannya.“Pangeran Ross, saya pelayan yang bekerja di kedutaan ini. Pak Fred menugaskan saya untuk membawakan minuman.”“Oh, Fred?”“Iya, Pak F
“Oh ya? Kenapa kamu yakin begitu aku belum pernah coba?”Rainie pun berjalan mendekat dan menaruh minuman yang ada di nampannya ke atas meja. Minuman itu dikemas di dalam pot berbahan tanah liat yang memiliki desain kuno, tidak seperti minuman modern yang dikemas di dalam botol beling.“Karena ini alkohol khas negara saya. Pangeran pasti belum pernah lihat.”“Aku sudah sering bolak balik ke sini dan sudah coba banyak makanan khas kalian. Kamu yakin aku belum pernah coba?”“Saya yakin pasti belum, karena ini khas daerah kampung halaman saya.”“Oh, begitu ya?”“Minuman ini sudah ada bahkan waktu saya baru lahir. Papa saya menyimpannya di bawah tanah dari baru dikeluarkan sekarang. Aromanya saya jamin pasti harum. Apabila Pangeran nggak keberatan, boleh dicoba sedikit,” kata Rainie seraya menuangkannya.Benar seperti yang Rainie katakan. Begitu tutup dibuka, aroma sedapnya langsung memenuhi satu ruangan. Ross juga menghirupnya dan mengakui kalau itu adalah minuman yang bagus.“Pangeran b
Hanya dengan sekali sesap, mata Ross langsung terlihat seperti bercahaya. Meski tidak memuji secara terang-terangan, bisa dilihat dia sangat menyukainya. Satu sesap demi satu sesap terus dia minum hingga gelasnya kosong.Melihat itu, Rainie jadi yakin risiko yang dia ambil kali ini adalah pilihan yang tepat. Minuman itu jelas bukan minuman ayahnya yang sudah disimpan selama bertahun-tahun. Kalaupun iya, mana mungkin Fahrel rela melepasnya. Minuman itu hanyalah minuman beralkohol biasa yang dibuat oleh peracik lokal. Tentu Fred juga banyak membantu dengan mengeluarkan biaya agar bisa mendapatkan minuman tersebut. Untungnya minuman itu berhasil menarik hati Ross, dan yang lebih penting lagi … juga bisa membuat R20 milik Rainie digunakan kepadanya.“Bagaimana, Pangeran? Apa Pangeran suka?”“Enak juga,” kata Ross seraya mengangguk. “Aku sudah coba banyak minuman yang mengandung alkohol di sini, tapi yang kali ini benar-benar beda. Apa minuman ini ada namanya?”“Tentu ada?”“Apa?”Seraya me
“Aku tentu saja mau menerima, tapi syaratnya kamu harus punya jejak yang bagus, nggak punya riwayat kriminal atau riwayat perilaku buruk.”“Oh, aman! Pangean Ross, malam sudah larut. Bagaimana kalau saya tuangkan minumannya sedikit lagi sebelum Pangeran beristirahat?”“Nggak apa-apa. Sudah kubilang aku nggak mau minum terlalu banyak. Sekarang sudah larut, Fred seharusnya sudah berangkat, ‘kan?”“Iya, sekarang sudah malam, seharusnya Pak Fred sudah selesai bersiap-siap! Pangeran Ross juga sebaiknya istirahat dulu.”“Aku masih belum ngantuk, masih banyak pekerjaan. Kamu sudah boleh keluar!”Ross meraih tumpukan kertas lain di sampingnya untuk meneruskan pekerjaannya. Namun ketika baru saja mengambil tumpukan itu, kepalanya terasa pening dan rasa kantuk berat pun datang, membuatnya merasa tidak sanggup untuk melanjutkan pekerjaan. Dia menggelengkan kepala untuk membuang jauh-jauh rasa kantuk tersebut, tetapi sayangnya itu tidak banyak membantu.“Iya, Pangeran. Maaf mengganggu. Tapi sebena
” Kamu ….”Ross yang baru saja terbangun dari tidur lelapnya masih sedikit kebingungan dengan apa yang terjadi. Rainie menatap matanya, sembari berbicara dengan sangat perlahan, dia juga menjentikkan jarinya lagi ke botol minuman dengan irama yang konstan. “Aku Rainie, aku adalah temanmu. Aku tuanmu!”“Temanku … tuanku …?”“Ya, aku ini temanmu, dan juga tuanmu! Apa kamu masih ingat siapa dirimu?”“Aku Ross, pangeran Yuraria.”“Benar, kamu adalah pangeran. Ada apa kamu datang ke negara ini?”“Aku datang ke sini … untuk mencari mamaku, ratu Yuraria!”Rainie terkejut ketika mendengar itu karena dia tidak tahu kalau Ratu juga datang. Selama ini Rainie hanya berkomunikasi dengan Fred saja. Bisa berkomunikasi secara langsung dengan pangeran saja sudah merupakan hal yang luar biasa, tapi Rainie tak menduga kalau ternyata ratu Yuraria juga ada di negara ini?“Untuk apa kamu cari sang Ratu? Apa terjadi sesuatu sama dia?”“Aku nggak tahu. Aku nggak menemukan mamaku dari beberapa hari yang lalu!
Chermiko datang dengan penuh tanda tanya dan pergi dengan penuh tanda tanya pula. Dia merasa belum mengatakan atau melakukan apa-apa selama dia bertemu dengan kakeknya tadi, dan langsung disuruh pulang begitu saja. Selama perjalanan, Chermiko berulang kali memikirkan apa yang tadi Juan katakan kepadanya, tetapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Jadi apa maksud Juan sebenarnya?Begitu Chermiko sampai ke rumah, benar saja Brandon dan Shane sudah menunggunya. Mereka langsung datang menyambut dan bertanya, “Gimana? Mereka ngundang kamu ke sana untuk apa?”Bahkan mobil yang mengikuti Chermiko dari belakang juga sudah melakukan persiapan jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun mereka bisa tenang setelah mendapat kabar kalau Chermiko sudah dalam perjalanan pulang. Namun di saaat yang sama mereka pun terheran-heran mengapa hanya Chermiko sendiri yang keluar.“Mereka mengancam kamu? Apa saja yang mereka bilang di sana?” tanya Shane. “Pasti Rainie, ‘kan? Kali ini apa lagi yan
“Kami semua panik setengah mati waktu dengar Kakek dibawa. Untung saja Kakek baik-baik saja!”“Omong kosong! Kalau kamu pani, kenapa baru sekarang kamu datang menolongku?” tanya Juan melotot.“Bukannya nggak mau nolong, tapi tempat ini nggak bisa main datang kapan pun aku mau. Lagi pula aku tahu sifat Kakek. Kalau Kakek sendiri yang mau ke sana, aku bujuk untuk pulang kayak apa juga Kakek nggak bakal mau pulang! Kakek sendiri yang mau datang ke sini untuk menolong Yuna, ‘kan?”Dengan tatapan mata setuju, Juan menatap Chermiko dan berkata padanya, “Iya, sih. Akhir-akhir ini kamu ada banyak kemajuan juga, ya. Kamu sudah bisa menganalisis keadaan dengan baik dan bisa mengerti sifatku seperti apa.”Chermiko terlihat tidak terlalu senang meski mendapat pujian dari kakeknya. Saat ini dia punya masalah yang lebih mendesak untuk dia sampaikan.“Kakek yang minta aku datang ke sini, ya?” tanyanya.“Ya, untung saja mereka kasih aku ketemu orang lain! Kalau Brandon, mereka pasti nggak akan setuju.
Chermio sudah berada di ruang tamu kedutaan dan melihat sekelilingnya. Dia curiga apakah tempat ini menyimpan suatu konspirasi, karena di antara yang lain, hanya dia sendiri yang mendapatan undangan secara tiba-tiba.Mereka bertiga kaget saat mendapat undangan tersebut. Tidak ada yang menyangka ternyata undangan itu ditujukan kepada Chermiko, dan tidak ada yang tahu apa maksud dari undangannya. Apalagi Chermiko juga yang paling asing dengan kedutaan dibanding Shane atau Brandon. Setelah melalui proses perundingan yang cukup laa, akhirnya mereka bertiga mencapai kesepakatan bersama, Chermiko harus pergi!Jika tidak pergi, bagaimana mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan undangan ini juga dibuat secara resmi, jadi seharusnya tidak akan ada keanehan yang terjadi, atau surat ini tidak akan sampai ke tangan mereka. Maka itu Chermiko datang sesuai dengan waktu dan tempat undangan. Saat masuk dia juga diperiksa karena untuk masuk ke kedutaan tidak diizinkan membawa barang-barang ya
Saat Ross berniat untuk berlari keluar lagi, seketika Ricky datang membuka pintu dari luar.“Pangeran Ross.”“Ah! Kamu yang kasih perintah ke mereka untuk nggak kasih aku keluar dari kamar ini?”“Pangeran Ross jangan salah paham. Aku nggak punya wewenang untuk itu. Ini semua perintah langsung dari Yang Mulia.”“Aku nggak percaya! Mamaku saja sekarang lagi pingsan. Mana mungkin dia kasih perintah ke kamu untuk menahanku di sini. Kamu pikir aku nggak tahu kamu cuma menggunakan perintah untuk berbuat semena-mena di sini?! Kamu nggak ada bedanya sama Fred!”Seketika mendengar itu, terlihat ada sebersit ekspresi kesal di mata Ricky. Dia pun lalu berkata, “Pangeran Ross tolong jangan samakan aku dengan si pengkhianat itu.”Nada bicara Ricky dipenuhi dengan perasaan tidak puas. Bagi Ricky, Fred adalah pengkhianat yang bahkan namanya tidak layak untuk disebut. Ratu memberikan kepercayaan yang begitu besar kepadanya, menyerahkan tugas yang sangat penting, tetapi dengan keserakahanya, dia dengan
“Andaikan kamu nggak selamat. Menurut kamu apa yang bakal terjadi?” tanya Juan.“.…”Sebelum Ratu membuka mulut, Juan melanjutkan, “Apa dunia bakal kiamat? Nggak, nggak bakal! Nggak bakal terjadi apa-apa! Begitu kita mati, kita sudah nggak bisa apa-apa lagi, baik itu rakyatmu, anakmu, atau apa pun itu, semuanya sudah bukan urusan kita lagi! Kamu sudah nggak lagi mengatur dunia ini. Kamu bahkan sudah nggak perlu pusing lagi sama pemakamanmu.”“.…”“Hidup manusia paling cuma bertahan beberapa puluh tahun saja, apa menurut kamu itu kurang? Sebenarnya itu sudah lebih dari cukup selama setiap harinya kita jalani dengan penuh sukacita! Banyak banget orang yang hidupnya sampai di umur kita, jadi kenapa kamu malah mempersulit diri sendiri? Jadi saranku, kamu nggak perlu terlalu pusing terlalu banyak mikir, cukup jalani hari-hari dengan senang hati, itu lebih penting dari apa pun. Untuk apa kamu harus pusing sama urusan negara ataupun perdamaian dunia. Kamu serahkan saja ke generasi berikutnya!
“Kamu …”Saat Ratu melototi, Juan kelihatan seperti sedang menikmatinya. Sejak kapan, seorang Ratu malah disuruh untuk menggaruk kaki pria lain. Si tua bangka ini ternyata pandai juga memanfaatkan orang lain.“Bukan aku yang menawarkan diri untuk menyembuhkan kamu, tapi kamu yang minta, lho. Kalau mau disembuhkan, kamu harus nurut sama aku,” kata Juan seraya tertawa kecil. “Aku sudah pernah bilang, penyakit kamu ini termasuk penyakit jantung. Di usia kita ini, hal yang paling sudah untuk kita lakukan adalah merelakan. Selama kamu masih nggak bisa merelakan, mau sampai kiamat juga kamu nggak akan sembuh. Tapi kalau kamu bisa merelakan apa yang selama ini membebani pikiran kamu, penyakit kamu bakal hilang!”Lalu sembari menunjuk jarinya ke posisi jantungnya sendiri, dia melanjutkan, “Hati manusia itu kalau sudah tersumbat, apa pun nggak akan bisa lewat.”Tadinya Ratu membuang muka karena marah, tetap setelah mendengar kata-kata Juan, tanpa sadar dia kembali menoleh kepadanya. Sang Ratu m
Sang Ratu langsung terdiam tak lagi berbicara, tetapi kelihatan cukup jelas dia tidak terima. Meskipun Yuraria juga memiliki konsep edukasi yang cukup terbuka, Ratu sudah terlalu lama terbiasa untuk menguasai satu negara dan segala yang ada di dalamnya. Ratu sudah terbiasa untuk memegang kendali dalam situasi apa pun termasuk anaknya sendiri. Seluruh penduduk Yuraria menuruti perintahnya, tetapi anaknya sendiri yang justru malah berani melawannya. Itulah yang membuat sang Ratu tidak senang. Karena dorongan emosi sesaat yang cukup kuat itulah yang membuat dia pingsan.Juan bisa mengetahui semua itu hanya dengan melihat sekilas saja, tetapi apa pun yang Juan katakan, sang Ratu tidak mau mendengarnya. Jadi Juan juga tidak mau buang waktu untuk terus membujuknya. Dia hanya bilang, “Kamu merasa diri kamu benar, makanya kamu teruskan perbuatanmu itu. Aku nggak akan berusaha untuk membujuk kamu atau ikut campur. Tapi aku cuma mau menegaskan sesuatu. Teruskan saja apa yang kamu mau, aku juga t
“Ricky, kamu keluarlah dulu,” kata Ratu.Ricky menatap sang Ratu, kemudian beralih ke Juan, lalu mengangguk dan undur diri. Setelah Ricky pergi, Ratu menatap Juan dan bertanya dengan suara lirihnya, “Aku masih punya waktu berapa lama lagi?”“Waktu apa?” tanya Juan balik.“Nggak usah pura-pura bodoh. Aku dengar kalian dokter tradisional bisa tahu berapa lama sisa hidup pasien cuma dengan meraba nadi. Apa aku sebentar lagi akan mati?” kata Ratu dengan jidat mengerut. Selama ini dia merasa tubuhnya sudah tidak akan bertahan lagi, tetapi dia masih tetap paksakan untuk bertahan. Dia tidak pernah tahu masih berapa lama waktu yang dia punya sampai suatu hari dia akan tumbang. Karena alasan itu dia tidak sabar untuk mencoba eksperimen R10 meski tahu itu masih belum sempurna.Hanya saja karena ketamakan Fred membuat eksperimen ini berubah haluan. Sang Ratu justru malah dijadikan bahan eksperimen. Kalau Ratu dijadikan bahan percobaan eksperimen, berarti dia pasti akan mati.“Ngomong apaan kamu.
Ricky tidak tahu sama sekali apa yang sedang Juan lakukan. Dia hanya melihat Juan memukul dan mencubit telapak tangan Ratu, kemudian Ratu yang sedang terbaring lemas tiba-tiba terbatuk keras. Suara batuknya sangat kencang sampai separuh dari tubuhnya terbangun, membuat semua orang yang ada di sana panik khawatir terjadi apa-apa padanya. Namun setelah Ratu terbatuk beberapa kali, dia tiba-tiba memiringkan badannya dan memuntahkan dahak yang cukup banyak, lalu kembali berbaring. Dia masih terlihat sangat lesu, napasnya berat, dan matanya terpejam cukup lama.Melihat kondisi seperti itu, Ricky langsung menyingkirkan para dokter yang menghalangi dan memanggil, “Yang Mulia!”Ratu perlahan membuka matanya dan menatap Ricky. Dia juga mengangguk untuk mengisyaratkan kalau dia mengerti. Setelah itu, Ratu menatap Juan dan mengatakan sesuatu meski tidak ada suara yang keluar. Namun dari gerakan bibirnya itu bisa terbaca kalau Ratu mengucapkan terima kasih kepadanya.Lantas Juan melepaskan tangann