Fred keluar dari kamar Yuna dengan suasana hati yang kacau. Sambil marah-marah, dia pun meluncur ke kamar sang Ratu. Namun saat sudah hampir sampai, dia berubah pikiran dan membalikkan badan. Dia sudah mengutus anak buahnya untuk mengawasi Ross, tetapi dia masih tidak tenang. Dia pikir akan lebih baik tahan dulu sampai Ross pergi, atau dia yang dalam masalah kalau sampai ketahuan telah mengurung sang Ratu di sini.Jujur saja, Fred akan menang jika dia menghadapi Ross secara langsung, tetapi itu hanya akan membuat lebih banyak masalah yang tidak perlu. Maka itu Fred langsung pergi menghampiri Ross. Fred mula-mula berkomunikasi dengan anak buah yang dia tugaskan untuk memantau Ross. Dari situ dia mengetahui dari tadi Ross terus berada di dalam sepanjang waktu.Fred mengetuk pintu, tetapi dia sedikit panik ketika tidak mendapat jawaban. Itu membuatnya teringat dengan apa yang terjadi pada Yuna barusan.“Yang Mulia Pangeran Ross, ini Fred. Ada yang mau saya bicarakan.”Namun masih juga tid
“Sebenarnya, saya ada kabar tentang sang Ratu.”Satu kalimat itu cukup untuk membuat Ross tersentak dan langsung duduk tegak. Lantas, dengan raut wajah serius dia menatap Fred dan bertanya padanya, “Kamu menerima kabar tentang mamaku?”“Ya. Yang Mulia sempat datang ke sini, dan sebelum beliau pergi, beliau pernah bilang tempat yang mau dia tuju. Tapi ….”“Kamu tahu di mana dia? Fred, kamu benar-benar berani, ya. Tadi kamu bilang nggak tahu, dan sekarang kamu bilang kamu tahu?”“Maafkan saya, Pangeran, tapi saya terpaksa. Yang Mulia sendiri yang meminta saya untuk jangan bilang ke orang lain.”“Jadi maksudmu, mamaku menyuruh kamu untuk jangan kasih tahu aku di mana dia berada?”Seketika mendengar itu, Ross terlihat lebih rileks dan bersandar ke belakang. Namun dia tetap memperhatikan gelagat Fred dengan saksama seakan sedang menimbang-nimbang apakah Fred lagi-lagi membohonginya atau tidak.“Ya,” jawab Fred. “Sebelum pergi, beliau bilang nggak mau ada siapa pun yang tahu. Dan sejak belia
“Saya tahu Pangeran pasti marah besar sama saya, tapi sekarang yang paling penting adalah keselamatan Yang Mulia. Kita harus mencari tahu keberadaan beliau secepatnya. Apabila Yang Mulia sudah kembali dengan selamat, saya rela dihukum seperti apa pun. Saya mengakui ini kelalaian saya.”“Oke, coba kasih tahu aku gimana caranya kita cari mamaku?” tanya Ross dengan tenang dan tatapan dingin.“Menurut saya cara terbaik adalah dengan melakukan pencarian menyeluruh di sekitar kota ini.”“Jadi kamu mau aku meminta bantuan dari pemerintah setempat?”“Tentu saja nggak! Masalah ini nggak boleh sampai diketahui sama pihak pemerintah sini. Justru makin sedikit orang yang tahu, makin bagus.”“Fred, kamu anggap tempat ini apa? Apa kamu pikir ini negara kita sendiri? Kamu pikir negara ini akan membiarkan kamu melakukan apa pun yang kamu mau?” tanya Ross sembari memukul meja dengan keras.Fred terkejut, tetapi dia tetap memberanikan diri melanjutkan, “Pangeran Ross, saya tahu ini agak memaksa, tapi co
Pada suatu hari di tengah malam, Yuna merasa mulutnya kering dan sakit kepala ketika dia terbangun dari tidurnya. Parfum bernama “First Love” yang sudah sekian lama dia racik akhirnya rampung juga. Setelah memenangkan penghargaan dalam kompetisi yang akan diadakan besok malam, pernikahan dia dengan Logan akan berjalan sesuai rencana. Mereka berdua sudah saling kenal selama lima tahun, terhitung sejak mereka masih kuliah sampai sekarang, dan mereka juga telah berpacaran selama tiga tahun silam. Yuna telah mengorbankan segalanya demi fokus mengembangkan parfum tersebut, hitung-hitung dia juga turut berjasa dalam kemajuan perusahaan Logan. Tampaknya masa depan yang cerah sudah siap menyambut Yuna, jadi malam itu dia memutuskan untuk merayakannya dengan minum-minum. Yuna memijat keningnya dan hendak mengambil segelas air, tapi di saat itu juga dia mendengar sebuah suara aneh yang berasal dari kamar sebelah. Hanya Yuna sendiri yang tinggal di unit apartemen tersebut. Logan memang terkad
Yuna harus mengumpulkan semua semangat yang dia miliki hanya untuk menyapa orang seperti Brandon. “Aku tahu Uniasia juga bakal ikut serta di kompetisi malam ini. Aku punya parfum yang baru saja aku ciptain. Aku harap dengan parfum ini, aku diizinin untuk bergabung sama tim Uniasia,” kata Yuna. “Uniasia sudah punya produk lain untuk ditampilin di kompetisi nanti,” balas Brandon. “Tapi kan barang yang boleh ditampilin di kompetisi nanti nggak cuma satu barang doang. Aku cuma berharap parfum buatanku bisa ikut serta, bukan menggantikan ….” “Atas dasar apa aku harus percaya sama parfum buatan kamu?” tanya Brandon yang langsung mematahkan ucapan Yuna. Yuna segera mengeluarkan setumpuk kertas dari tasnya dan berkata, “Ini resep dan data yang aku pakai untuk bikin parfum ‘First Love’ ini. Semoga ini cukup untuk mewakili ketulusan hatiku. Soal kualitas … tiga tahun yang lalu, Pak Brandon pernah kasih aku tawaran kerja, jadi aku yakin Bapak percaya sama kemampuanku. Jadi, hari ini aku juga
“Kenapa?” tanya Yuna seraya mendongakkan kepalanya. “Mana berkas First Love? Orang lab sudah cari ke mana-mana, tapi nggak ketemu. Kamu nggak tahu, ya, hari ini hari apa? Bukannya nunggu baik-baik di lab, malah keluyuran.” Logan juga menyadari ada goresan kecil di kaki Yuna, dan dia merasa sedikit bersalah karena itu. Akan tetapi, kompetisi yang akan diadakan malam ini jauh lebih penting daripada itu. “Bukannya pertunjukan barang baru dan kompetisinya baru mulai nanti malam? Toh waktunya juga masih panjang, jadi apa salahnya aku beli baju baru buat siap-siap?” Sebelum Logan sempat membalas ucapan Yuna, Valeria yang berada di sampingnya berkata, “Oh, memangnya kamu mau tampil ke atas panggung?” “Kenapa, nggak boleh?” balas Yuna seraya memutar bola matanya menjawab mantan teman baiknya itu. “Bukannya nggak boleh, aku cuma khawatir nanti kamu bakal kesusahan sendiri. Lagian, bukannya dari dulu kamu nggak pernah ikut acara kayak beginian?” tutur Valeria dengan senyum sinisnya yang se
Brandon membaringkan tubuh Yuna di atas sofa, kemudian berbalik untuk mengambil obat salep dan kapas alkohol. Brandon membersihkan area sekitar luka dengan kapas dan mengoleskan obat setelahnya. Sebenarnya luka sekecil itu sudah tidak mengeluarkan darah lagi selama perjalanan kemari, makanya permukaan kulit Yuna terasa adem saat kakinya diolesi oleh obat tersebut. Brandon begitu fokus mengoleskan obat dengan santai. Sekilas hal itu memang terlihat sangat sepele, tapi hal sesederhana itu pun tidak pernah Logan lakukan selama dia hidup bersama dengan Yuna. Maka itulah ada ungkapan yang mengatakan bahwa bukannya pria yang bersikap kasar pada wanita, tapi mereka memang tidak tertarik. Setelah mengoleskan obat itu, Brandon menatap Yuna yang sedang melamun dan bertanya padanya, “Kenapa?” “Nggak apa-apa,” bantah Yuna seraya menggelengkan kepalanya, lalu dia pun menurunkan kakinya dan berkata, “Makasih, ya.” “Kamu istriku, jadi nggak perlu berterima kasih. Tapi ada satu hal yang aku hara
“Demi menjamin kompetisi ini tetap berjalan dengan adil, pengumuman pemenang untuk sementara kami tunda dan baru akan dilanjutkan lagi setelah pemeriksaan selesai.” Tidak hanya Logan, tapi semua orang yang ada di sana ikut heboh ketika mendengar keputusan dari sang juri dan pembawa acara. “Kenapa ditunda? Ini nggak adil buat yang lain!” “Iya! Kalau memang ada tindakan plagiarisme, seharusnya mereka berdua yang didiskualifikasi!” “Cepat kasih tahu siapa dua perusahaan itu!” Semua orang mengeluarkan pendapat mereka, dan para wartawan yang hadir di lokasi juga semakin bersemangat menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Awalnya mereka mengira ini hanya sebuah kompetisi biasa, tapi siapa yang menyangka mereka bisa dapat bahan untuk berita besok. Logan yakin betul perusahaan dia tidak terlibat dengan insiden ini, jadi dia dengan penuh percaya diri maju ke depan dan berkata, “Aku setuju sama apa yang kalian semua bilang. Kalau memang terjadi kecurangan, pihak panitia harus mengumumka
“Saya tahu Pangeran pasti marah besar sama saya, tapi sekarang yang paling penting adalah keselamatan Yang Mulia. Kita harus mencari tahu keberadaan beliau secepatnya. Apabila Yang Mulia sudah kembali dengan selamat, saya rela dihukum seperti apa pun. Saya mengakui ini kelalaian saya.”“Oke, coba kasih tahu aku gimana caranya kita cari mamaku?” tanya Ross dengan tenang dan tatapan dingin.“Menurut saya cara terbaik adalah dengan melakukan pencarian menyeluruh di sekitar kota ini.”“Jadi kamu mau aku meminta bantuan dari pemerintah setempat?”“Tentu saja nggak! Masalah ini nggak boleh sampai diketahui sama pihak pemerintah sini. Justru makin sedikit orang yang tahu, makin bagus.”“Fred, kamu anggap tempat ini apa? Apa kamu pikir ini negara kita sendiri? Kamu pikir negara ini akan membiarkan kamu melakukan apa pun yang kamu mau?” tanya Ross sembari memukul meja dengan keras.Fred terkejut, tetapi dia tetap memberanikan diri melanjutkan, “Pangeran Ross, saya tahu ini agak memaksa, tapi co
“Sebenarnya, saya ada kabar tentang sang Ratu.”Satu kalimat itu cukup untuk membuat Ross tersentak dan langsung duduk tegak. Lantas, dengan raut wajah serius dia menatap Fred dan bertanya padanya, “Kamu menerima kabar tentang mamaku?”“Ya. Yang Mulia sempat datang ke sini, dan sebelum beliau pergi, beliau pernah bilang tempat yang mau dia tuju. Tapi ….”“Kamu tahu di mana dia? Fred, kamu benar-benar berani, ya. Tadi kamu bilang nggak tahu, dan sekarang kamu bilang kamu tahu?”“Maafkan saya, Pangeran, tapi saya terpaksa. Yang Mulia sendiri yang meminta saya untuk jangan bilang ke orang lain.”“Jadi maksudmu, mamaku menyuruh kamu untuk jangan kasih tahu aku di mana dia berada?”Seketika mendengar itu, Ross terlihat lebih rileks dan bersandar ke belakang. Namun dia tetap memperhatikan gelagat Fred dengan saksama seakan sedang menimbang-nimbang apakah Fred lagi-lagi membohonginya atau tidak.“Ya,” jawab Fred. “Sebelum pergi, beliau bilang nggak mau ada siapa pun yang tahu. Dan sejak belia
Fred keluar dari kamar Yuna dengan suasana hati yang kacau. Sambil marah-marah, dia pun meluncur ke kamar sang Ratu. Namun saat sudah hampir sampai, dia berubah pikiran dan membalikkan badan. Dia sudah mengutus anak buahnya untuk mengawasi Ross, tetapi dia masih tidak tenang. Dia pikir akan lebih baik tahan dulu sampai Ross pergi, atau dia yang dalam masalah kalau sampai ketahuan telah mengurung sang Ratu di sini.Jujur saja, Fred akan menang jika dia menghadapi Ross secara langsung, tetapi itu hanya akan membuat lebih banyak masalah yang tidak perlu. Maka itu Fred langsung pergi menghampiri Ross. Fred mula-mula berkomunikasi dengan anak buah yang dia tugaskan untuk memantau Ross. Dari situ dia mengetahui dari tadi Ross terus berada di dalam sepanjang waktu.Fred mengetuk pintu, tetapi dia sedikit panik ketika tidak mendapat jawaban. Itu membuatnya teringat dengan apa yang terjadi pada Yuna barusan.“Yang Mulia Pangeran Ross, ini Fred. Ada yang mau saya bicarakan.”Namun masih juga tid
“Aku nggak peduli. Pokoknya apa pun caranya. Dia nggak boleh sampai mati. Terserah kamu mau pakai cara apa, aku mau dia bisa hidup lagi. Kalau gagal, kalian semua yang ikut mati!”Fred tidak sedang bercanda atau mengancam. Dia benar-benar akan membunuh mereka semua jika Yuna mati. Mereka sudah tidak ada gunanya lagi jika Yuna tiada. Sejak awal mereka memang ditugaskan untuk memastikan kesehatan sang Ratu dan Yuna, menjamin agar tubuh kedua orang ini terus berada di kondisi prima.Fred ingin yang terbaik. Karena hanya dengan kondisi terbaik yang bisa melahirkan hasil yang paling baik, dan juga menghasilkan referensi yang paling baik pula. Kesuksesan sudah di depan mata, tetapi sekarang dokter malah mengatakan Yuna akan mati sebentar lagi? Fred tentu saja tidak bisa menerimanya. Yuna yang kemarin masih baik-baik saja dan terus berada di bawah pengawasan yang sangat ketat kenapa bisa tiba-tiba sekarat?“Kemarin apa yang dia makan?” tanya Fred kepada orang yang berjaga.“Dia nggak ada maka
Namun, apa pun yang terjadi tidak ada balasan dari Yuna. Bahkan ketika Fred mendorongnya dengan tongkat pun dia tetap tidak bergerak. Fred sengaja menusuk permukaan kulit Yuna dengan ujung tongkatnya yang runcing. Itu akan memberikan rasa sakit tetapi tidak sampai melukainya. Fred sengaja melakukan itu untuk melihat apakah Yuna masih akan terus berpura-pura atau tidak. Namun Yuna masih tidak bergerak dan membuat Fred panik bukan main.“Yuna! Yuna?!”Merasa ini bukan lagi pura-pura tetapi benar-benar pingsan, Fred langsung memanggil dokter.“Cepat periksa, gimana kondisinya? Apa dia sudah mati?” kata Fred dengan panik seraya menunjuk Yuna yang tengah berbaring di kasurnya.Fred bukannya taut Yuna mati. Dia ingin Yuna mati, tapi tidak sekarang karena Yuna masih memiliki banyak kegunaan yang bisa dia manfaatkan. Dengan kata lain, meski tubuh Yuna tidak bisa dipakai lagi, setidaknya Fred bisa memastikan apakah R10 benar-benar berhasil atau tidak. Kalaupun gagal, minimal ada pengalaman yang
“Bukan itu maksudku. Aku pasti bakal membuktikan kalau aku bisa!” kata Rainie. Dia tidak hanya berjanji kepada Fred, tetapi juga menetapkan target untuk dirinya sendiri kalau dia pasti bisa melakukan apa yang Fred minta agar dia diterima.Fred, yang sudah habis kesabarannya untuk mendengarkan janji manis Rianie, langsung pergi begitu saja meninggalkannya. Dia ingin melihat ada perubahan apa saja yang terjadi dengan Yuna dan sang Ratu secara data dan memastikan apakah semuanya masih berjalan dengan lancar. Selama Ross masih ada di sini, Fred tidak akan bisa dengan leluasa melaksanakan langkah terakhir R10. Mau tidak mau dia harus menunggu sampai Ross pergi.Yang jadi masalah adalah Fred tidak tahu kapan pangerannya itu pergi. Katanya perjalanan ini akan memakan waktu sekitar tiga hari. Sekarang sudah satu setengah hari berlalu, tetapi dia masih tidak terlihat bersiap-siap untuk pergi. Lebih parahnya lagi, selama Ross ada di sini, dia tidak pernah beranjak keluar. Padahal Fred sudah men
“Pak Fred jangan khawatir, aku percaya benda apa pun di dunia ini bisa dibuat selama kita bisa membayangkannya. Kalau Pak Liman bilang dia menemukan partikel obat itu, berarti memang benar-benar ada.”“Kamu sudah tahu cara buatnya?”Fred cukup terhibur menyaksikan ekspresi wajah Rainie yang seperti sedang sibuk membuat perhitungannya sendiri. Dia suka orang yang penuh ambisi dan punya rencana yang matang. Orang seperti itulah yang memang layak untuk digunakan.“Ya. Pak Fred cukup percayakan saja padaku! Dan tolong kasih aku waktu sedikit saja. Biar aku buktikan kalau aku lebih hebat dari Yuna!”“Yuna?”Seharian ini Fred tidak sempat mengunjungi Yuna. Bukan karena lupa, tetapi karena Ross sedang ada di sini memantau setiap pergerakannya. Ross selalu memanggil Fred setiap kali ada perlu sekecil apa pun itu. Sebentar dia meminta Fred untuk melakukan negosiasi, tak lama lagi meminta dia untuk membuat janji dengan pejabat lain, lalu meminta dia untuk menghadiri pertemuan. Pokoknya ada saja
Fred bekerja dengan sangat efisien. Tak butuh waktu lama dia sudah memberikan semua informasi terkait Ross kepada Rainie. Rainie sangat kaget sewaktu membacanya. Dia tidak menyangka orang yang ingin Fred hipnotis itu ternyata adalah pangerannya sendiri.Meski sudah lebih memahami karakter sang pangeran ini, Rainie masih tidak mengerti kenapa Fred ingin menghipnotis Ross. Bukankah akan lebih baik menghipnotis sang Ratu saja sekalian? Semua orang sudah tahu yang sekarang memimpin Yuraria adalah sang Ratu, dan dia sudah menduduki takhtanya selama puluhan tahun.Sang Ratu memiliki tiga anak dan cucu. Tidak ada yang tahu kepada siapa dia akan memercayakan takhtanya. Apa yang ingin Fred capai dengan mengendalikan Ross? Apakah Fred ingin mengendalikannya? Jika demikian, akankah yang menduduki takhta berikutnya sudah pasti adalah Ross?Rainie masih tidak menemukan jawabannya dan tidak berani bertanya. Dia hanya membaca semua lembaran yang dia punya berharap dengan melakukan ini akan membuat Fr
“Nggak seperti keracunan. Tapi yang pasti nadinya ada yang aneh menandakan ada sesuatu yang nggak beres di badannya. Obat apa pun yang dibuat di lab itu aneh-aneh dan membahayakan manusia. Aku juga nggak bisa bilang pasti. Satu-satunya yang perlu kita syukuri adalah untuk sementara ini nyawa Shane masih baik-baik saja.”Meski terdengar pahit, Chermiko sebagai dokter tetap harus berbicara apa adanya.“Itu sudah cukup,” kata Shane. “Selama aku nggak akan mati dalam waktu dekat, nggak jadi masalah.”“Apa maksudmu. Kamu nggak akan mati bukan berarti ke depannya kamu bakal tetap sehat-sehat saja. Banyak racun yang sifatnya itu kronis dan baru akan bertambah parah di kemudian hari. Apalagi kita nggak tahu apa yang obat apa yang dikembangkan di lab itu.”Chermiko sangat marah mendengarnya karena dia sendiri pernah merasakan betapa menyiksanya itu. Maanya dia tidak senang ketika melihat Shane menganggap enteng. Shane sungguh tidak tahu betapa parah rasa sakitnya ketika racun itu mulai bekerja.