BRandon tertawa mendengar itu. Dia menuangkan minuman lagi ke dalam gelas Juan dan berkata, “Bukannya Pak Juan bilang manusia tak kasat mata itu nggak ada.”“Iya, tapi memangnya nggak boleh kalau aku mau lihat siapa orangnya?”“Oh, tentu saja boleh! Kalau nanti sudah ketangkap, pasti aku kasih lihat.”Mereka berdua asyik mengobrol sambil menyantap kudapan cukup lana, hingga mereka mendengar suara anak kecil yang berlari dari belakang.“Eh, itu Papa, bukan?”Suara kekanak-kanakan Kenzi bergetar dengan penuh semangat. Sosoknya yang kecil berlari cepat seperti angin berembus.“Iya bener itu Papa! Papa!” Kenzi berseru seraya berlari ke dalam pelukan ayahnya“Iya, Kenzi. Ini Papa datang.” sahut Brandon. Dia memeluk Kenzi dengan erat dan menghirup wangi susu yang keluar daru tubuh Kenzi.“Hey, anak ingusan! Sudah nggak kenal lagi sama kakek kamu, ya?!”“Kakek! Kakek kok minum lagi!”“Heh, masih kecil sudah ngatur-ngatur orang dewasa ya kamu! Papa kamu mau jemput kamu, masa aku nggak boleh mi
Rainie yang akhirnya mendapat tempat untuk bersinggah pun bisa merasa sedikit lega setidaknya untuk saat ini. Namun sesungguhnya dia tidak sepenuhnya yakin dan percaya diri ketika berhadapan dengan Fred. R20 tak diragukan memang bisa digunakan untuk mengendalikan pikiran orang lain, tetapi yang Rainie katakan tentang tingkat keberhasilan 100% itu adalah sebuah kebohongan. Dia tidak bisa memastikan keberhasilan R20. Walaupun kali ini Rainie berhasil, kali berikutnya bisa saja dia gagal.Waktu tidak banyak dan tugasnya pun sangat berat. Rainie harus mencuri-curi waktu untuk belajar lagi dan merevisi penelitiannya berulang kali. Percobaan yang dia lakukan kepada Edgar saat itu memberikan inspirasi, dan dari fondasi itu Rainie terus meningkatkannya. Selama ini Rainie selalu menganggap otak dan jalan pikiran manusia adalah sesuatu yang sangat rumit dan ajaib, tetapi bukan berarti tidak bisa dikontrol dengan efek dari obat-obatan. Jika obat bisa digunakan untuk membius, dan hipnotis bisa dig
Yuna yakin, mereka pasti baik-baik saja! Brandon sangat perhatian terhadap anak kecil. Sewaktu Kenzi baru lahir, ada sekali Kenzi mengalami gatal-gatal akibat semacam penyakit kulit. Yuna tidak menyadarinya karena bintil yang muncul sangat kecil, tetapi Brandon menyadari itu dan langsung mencari pengobatannya.Dalam kesehariannya Brandon boleh saja terlihat galak, serius, dan terkesan hanya peduli dengan pekerjaannya, tetapi ketika berada di rumah, dia tidak keberatan mengerjakan tugas kecil, dan bahkan lebih telaten daripada Yuna. Bahkan ketika para pelayan di rumah sedang libur, BRandon memasak mau repot-repot memasak sendiri. Yuna merasa sangat bersyukur menikah dengan lelaki yang serba bisa seperti Brandon.Membayangkan anak-anak dan suaminya membuat Yuna tanpa sadar tersenyum. Namun di tengah lamunannya itu, tiba-tiba Yuna teringat dengan situasinya sekarang yang seperti sedang mengenang masa lalunya, sekana hidupnya sebentar lagi akan berakhir. Dia pun langsung menggelengkan kepa
Sebenarnya Yuna pun cuma berlagak sok kuat saja, dalam hati dia juga merasa khawatir. Dia tidak tahu apa yang akan Fred lakukan padanya. Bisa jadi akhirnya eksperimen R10 benar-benar memasuki tahap terakhirnya. Maka itu berarti mereka sudah mulai melakukan persiapan untuk menanamkan ingatan sang Ratu ke dalam otak Yuna. Akankah itu berarti momen kematian Yuna sudah tiba? Jika benar demikian, apakah sudah tidak ada harapan lagi sedikit pun?Yuna tidak sudi, tetapi dia juga tidak bisa melarikan diri dari situasi ini. Tidak hanya dipenuhi oleh penjaga saja, tempat ini juga dilengkapi berbagai kamera pengawas dan senjata api. Nyaris mustahil Yuna bisa pergi dari sini hanya dengan mengandalkan diri sendiri.Namun siapa sangka, dia ternyata hanya dibawa ke ruang medis untuk menjalani pemeriksaan. Setelah itu dia juga hanya ditinggal sendirian di sana. Yuna tidak mengerti mengapa mereka melakukan ini, apa tujuan mereka? Apakah ini adalah saat relaksasi terakhir sebelum Yuna dieksekusi? Selagi
Sangat disayangkan istrinya Edgar adalah wanita yang begitu baik dan lemah lembut, tetapi adiknya malah seperti ini.“Aku tahu kamu di sini pasti menderita, tapi andaikan saja waktu itu kamu nggak serakah mengincar proyek penelitian vaksin itu, kamu nggak bakal jadi begini ….”“Aku layak mengambil alih proyek itu! Aku layak!” seru Fahre. “Semua prosedur sudah aku jalankan sesuai dengan regulasi yang berlaku, dan proyek itu juga kamu yang kasih ke aku! Apa kamu sudah lupa? Kamu yang kasih! Aku pikir kamu berbaik hati sudah waktunya kamu membantuku, tapi ternyata kamu malah menjebakku! Edgar, di mana hati nuranimu! Beraninya kamu menjebakku!”Fahrel sudah menjulurkan tangannya keluar seakan berniat mencekik leher Edgar, tetapi sayang sekali ada jeruji besi yang menjaga jarak antara mereka berdua sehingga Fahrel tidak akan mungkin bisa menyentuh Edgar. Walau begitu, Fahrel tetap saja terus memberontak. Dari situ bisa terlihat betapa dia membenci Edgar.“Bukan aku yang menjebak kamu. Aku u
Mendengar itu, Fahrel hanya bisa mengedipkan matanya dengan raut wajah kebingungan. Tampaknya dia masih belum begitu mengerti dengan maksud Edgar.“Begini, kalau Rainie ingin bersembunyi, dia bakal bersembunyi di mana?” Edgar mengulangi pertanyaannya.Sebagai seorang ayah, Farel mungkin tahu apa kelemahan Rainie dan mengetahui di mana dia akan bersembunyi ketika membutuhkan perlindungan. Pengawasan di seluruh kota ini sudah Edgar kerahkan maksimal, tetapi dia masih tidak bisa melacak keberadaan Rainie. Tidak mungkin Rainie bisa pergi begitu saja tanpa ketahuan. Kemungkinan dia sedang bersembunyi di suatu tempat yang Edgar tidak terpikirkan. Edgar juga sudah memasang CCTV di rumah Fahrel, tetapi hasilnya pun nihil. Karena itu Edgar mendatangi Fahrel di penjara untuk bertanya secara langsung. Siapa tahu dia bisa mendapatkan informasi yang berguna darinya.“Rainie … kenapa harus bersembunyi? Kalian mau menangkap dia? Dia ….”“Ya, dia sudah melanggar hukum dan harus ditangkap. Kasus ini ba
Karena sudah tidak mendapatkan apa-apa lagi di sini, Edgar membalikkan badannya dan bersiap untuk pergi.“Edgar.”Fahrel sudah tidak lagi memanggil Edgar dengan panggilan kakak, melainkan langsung namanya.“Kamu juga punya anak perempuan, kamu juga seorang ayah. Kalau anakmu melakukan kejahatan, apa yang kamu lakukan? Apa kamu dengan teganya menjual anakmu sendiri? Apa kamu pikir kamu nggak ada tanggung jawab keluarga kita jadi seperti ini? Waktu itu kamu sibuk kerja sampai kakakku mati karena kelelahan dan depresi. Anakmu dititipkan ke aku, aku dan Susan yang membesarkan dia sampai Rainie jadi terabaikan! Sedangkan kamu hidup enak tanpa ada niat untuk membantuku sedikit pun. Apa kamu tahu kalau orang-orang di luar sana pada menertawakan aku. Mereka bilang aku ini ayah palsu. Bertahun-tahun aku merendahkan martabatku supaya kamu senang. Edgar, kalau kamu bilang Rainie kejam. Kamu lebih kejam!”“.…”“Aku nggak peduli mau berapa banyak orang yang dirugikan sama Rainie, toh dia nggak pern
Edgar berpikir, kalau Fahrel saja seperti itu, apalagi Susan. Susan menyayangi Rainie jauh lebih dalam daripada Fahrel, khususnya setelah mengetahui Rainie “hidup kembali”, dia jadi makin memanjakan Rainie. Apa pun yang Rainie minta pasti akan Susan wujudkan, baik itu benar atau salah secara moral. Karena itu tidak ada gunanya bertanya kepada Susan, lagi pula sekarang pun Susan pasti sedang marah kepada Edgar.“Papa nggak mau ketemu sama Tante? Nggak apa-apa, aku bisa tanya dia. Paling-paling aku cuma dimarahi saja, nggak masalah!” kata Bella.“Bukan itu yang Papa takut. Papa sudah tahu apa jawaban yang bakal dia kasih, jadi nggak ada gunanya juga tanya ke dia. Kamu sudah banyak banget bantu Papa akhir-akhir ini. Terima kasih, ya, Bella.”“Aku cuma menyampaikan pesan Papa doang. Nggak seberapa.”Belakangan ini Bella sudah berusaha sebisa dia untuk menyampaikan pesan dari ayahnya kepada Brandon dan yang lain. Meski hanya diminta untuk menyampaikan ucapan yang sederhana pun, Bella sudah
“Andaikan kamu nggak selamat. Menurut kamu apa yang bakal terjadi?” tanya Juan.“.…”Sebelum Ratu membuka mulut, Juan melanjutkan, “Apa dunia bakal kiamat? Nggak, nggak bakal! Nggak bakal terjadi apa-apa! Begitu kita mati, kita sudah nggak bisa apa-apa lagi, baik itu rakyatmu, anakmu, atau apa pun itu, semuanya sudah bukan urusan kita lagi! Kamu sudah nggak lagi mengatur dunia ini. Kamu bahkan sudah nggak perlu pusing lagi sama pemakamanmu.”“.…”“Hidup manusia paling cuma bertahan beberapa puluh tahun saja, apa menurut kamu itu kurang? Sebenarnya itu sudah lebih dari cukup selama setiap harinya kita jalani dengan penuh sukacita! Banyak banget orang yang hidupnya sampai di umur kita, jadi kenapa kamu malah mempersulit diri sendiri? Jadi saranku, kamu nggak perlu terlalu pusing terlalu banyak mikir, cukup jalani hari-hari dengan senang hati, itu lebih penting dari apa pun. Untuk apa kamu harus pusing sama urusan negara ataupun perdamaian dunia. Kamu serahkan saja ke generasi berikutnya!
“Kamu …”Saat Ratu melototi, Juan kelihatan seperti sedang menikmatinya. Sejak kapan, seorang Ratu malah disuruh untuk menggaruk kaki pria lain. Si tua bangka ini ternyata pandai juga memanfaatkan orang lain.“Bukan aku yang menawarkan diri untuk menyembuhkan kamu, tapi kamu yang minta, lho. Kalau mau disembuhkan, kamu harus nurut sama aku,” kata Juan seraya tertawa kecil. “Aku sudah pernah bilang, penyakit kamu ini termasuk penyakit jantung. Di usia kita ini, hal yang paling sudah untuk kita lakukan adalah merelakan. Selama kamu masih nggak bisa merelakan, mau sampai kiamat juga kamu nggak akan sembuh. Tapi kalau kamu bisa merelakan apa yang selama ini membebani pikiran kamu, penyakit kamu bakal hilang!”Lalu sembari menunjuk jarinya ke posisi jantungnya sendiri, dia melanjutkan, “Hati manusia itu kalau sudah tersumbat, apa pun nggak akan bisa lewat.”Tadinya Ratu membuang muka karena marah, tetap setelah mendengar kata-kata Juan, tanpa sadar dia kembali menoleh kepadanya. Sang Ratu m
Sang Ratu langsung terdiam tak lagi berbicara, tetapi kelihatan cukup jelas dia tidak terima. Meskipun Yuraria juga memiliki konsep edukasi yang cukup terbuka, Ratu sudah terlalu lama terbiasa untuk menguasai satu negara dan segala yang ada di dalamnya. Ratu sudah terbiasa untuk memegang kendali dalam situasi apa pun termasuk anaknya sendiri. Seluruh penduduk Yuraria menuruti perintahnya, tetapi anaknya sendiri yang justru malah berani melawannya. Itulah yang membuat sang Ratu tidak senang. Karena dorongan emosi sesaat yang cukup kuat itulah yang membuat dia pingsan.Juan bisa mengetahui semua itu hanya dengan melihat sekilas saja, tetapi apa pun yang Juan katakan, sang Ratu tidak mau mendengarnya. Jadi Juan juga tidak mau buang waktu untuk terus membujuknya. Dia hanya bilang, “Kamu merasa diri kamu benar, makanya kamu teruskan perbuatanmu itu. Aku nggak akan berusaha untuk membujuk kamu atau ikut campur. Tapi aku cuma mau menegaskan sesuatu. Teruskan saja apa yang kamu mau, aku juga t
“Ricky, kamu keluarlah dulu,” kata Ratu.Ricky menatap sang Ratu, kemudian beralih ke Juan, lalu mengangguk dan undur diri. Setelah Ricky pergi, Ratu menatap Juan dan bertanya dengan suara lirihnya, “Aku masih punya waktu berapa lama lagi?”“Waktu apa?” tanya Juan balik.“Nggak usah pura-pura bodoh. Aku dengar kalian dokter tradisional bisa tahu berapa lama sisa hidup pasien cuma dengan meraba nadi. Apa aku sebentar lagi akan mati?” kata Ratu dengan jidat mengerut. Selama ini dia merasa tubuhnya sudah tidak akan bertahan lagi, tetapi dia masih tetap paksakan untuk bertahan. Dia tidak pernah tahu masih berapa lama waktu yang dia punya sampai suatu hari dia akan tumbang. Karena alasan itu dia tidak sabar untuk mencoba eksperimen R10 meski tahu itu masih belum sempurna.Hanya saja karena ketamakan Fred membuat eksperimen ini berubah haluan. Sang Ratu justru malah dijadikan bahan eksperimen. Kalau Ratu dijadikan bahan percobaan eksperimen, berarti dia pasti akan mati.“Ngomong apaan kamu.
Ricky tidak tahu sama sekali apa yang sedang Juan lakukan. Dia hanya melihat Juan memukul dan mencubit telapak tangan Ratu, kemudian Ratu yang sedang terbaring lemas tiba-tiba terbatuk keras. Suara batuknya sangat kencang sampai separuh dari tubuhnya terbangun, membuat semua orang yang ada di sana panik khawatir terjadi apa-apa padanya. Namun setelah Ratu terbatuk beberapa kali, dia tiba-tiba memiringkan badannya dan memuntahkan dahak yang cukup banyak, lalu kembali berbaring. Dia masih terlihat sangat lesu, napasnya berat, dan matanya terpejam cukup lama.Melihat kondisi seperti itu, Ricky langsung menyingkirkan para dokter yang menghalangi dan memanggil, “Yang Mulia!”Ratu perlahan membuka matanya dan menatap Ricky. Dia juga mengangguk untuk mengisyaratkan kalau dia mengerti. Setelah itu, Ratu menatap Juan dan mengatakan sesuatu meski tidak ada suara yang keluar. Namun dari gerakan bibirnya itu bisa terbaca kalau Ratu mengucapkan terima kasih kepadanya.Lantas Juan melepaskan tangann
“Yang Mulia!”Ricky bergegas membopong Ratu dan memerintahkan anak buahnya untuk membawa Ross pergi. Mulanya Ross bersikeras tidak mau pergi, tetapi ketika melihat rona wajah ibunya mulai tidak beres, amarahnya seketika mereda dan tidak berani berkata apa-apa lagi.Setelah Ross dibawa pergi, sang Ratu masih kesulitan bernapas. Kondisinya cukup parah sampai dia tidak bisa bicara sepatah kata pun dan rona wajahnya masih tak kunjung membaik juga. Ricky segera membawa sang Ratu kembali ke kamar dan memanggil dokter untuk melakukan pemeriksaan.Setelah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, dokter menggelengkan kepala dan berkata, “Tekanan darah Yang Mulia sekarang sangat tinggi, detak jantungnya juga terlalu cepat. Ini harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan tekanan darahnya.”“Kalau begitu cepat lakukan!”“Tapi kondisi badan Yang Mulia terlalu lemah. Dikhawatirkan ….” Si dokter di saat itu ragu apakah harus mengatakannya atau tidak, tetapi siapa pun yang mendengar mengerti maks
“Ross, kamu sudah dewasa, tapi kenapa hal sesimpel itu saja kamu masih nggak ngerti? Untuk melakukan hal besar sudah pasti butuh pengorbanan. Bahkan negara kita saja berdiri di atas ribuan mayat dan tulang dari pendahulu kita. Kamu sebagai pangeran kenapa masih mempertanyakan hal yang seharusnya kamu tahu? Pengorbanan yang kecil itu nggak seberapa dibandingkan pencapaian yang lebih besar lagi.”“Berarti kamu juga mengaku kalau kamu diam-diam menyetujui apa yang Fred lakukan?”“Jelas! Tapi aku nggak minta dia melakukan itu. Dia sendiri yang mau, aku cuma mengetahuinya saja.”Sang Ratu tidak merasa kalau dia bersalah. Jika pada saat itu dia menghentikan apa yang Fred lakukan, berarti Fred akan menyadari bahwa dia sudah tidak dipercayai lagi oleh sang Ratu. Dan jika itu terjadi, bagaimana mungkin Fred masih akan melakukan penelitian tentang kehidupan abadi dengan sepenuh hati?Berhubung sang Ratu masih ingin memanfaatkan Fred, maka dia harus memberikan Fred sedikit kebebasan dan keuntung
“Kenapa kamu nggak bilang?! Jadi itu alasan kamu melakukan eksperimen ini?”“Tadinya kupikir hidupku bakal selesai begitu saja. Mungkin aku benar-benar bakal mati sebentar lagi, hidupku nggak lama lagi! Sejujurnya waktu itu aku sudah memilih siapa di antara kalian yang bakal jadi pewaris takhta. Tapi suatu hari tiba-tiba Fred kasih tahu aku kalau dia ketemu cara untuk bisa panjang umur. Dia punya lab khusus untuk meneliti itu,” jelas sang Ratu dengan mata berbinar. Dia masih ingat jelas pada saat itu cuaca sedang kurang baik. Awan gelap yang tebal menutupi langit, membuat suasana hatinya pada hari itu pun terasa muram. Karena cuaca yang kurang nyaman itu juga membuat tubuh sang Ratu terasa berat dan sakit.Kesakitan yang luar biasa itu membuatnya merasa tersiksa, dan karena adanya desakan rasa takut akan kematian, di saat itu Fred seakan datang membawa kabar baik. Pada awalnya sang Ratu juga tidak percaya, tetapi Fred bilang kalau lab yang dia maksud itu punya rekor yang cukup bagus, d
Ross mulanya berpikir ibunya tidak tahu kalau Fred ingin mengendalikan pikirannya dengan bantuan dari hipnotis Rainie. Namun setelah mereka duduk berhadapan seperti ini, akhirnya Ross baru mendapati kalau ibunya ternyata tahu semuanya. Dari luar mungkin sekilas terlihat seolah sang Ratu berhasil didesak oleh Fred, tetapi faktanya, justru sang Ratu sendirilah yang mengendalikan semuanya tanpa sepengetahuan Fred.Andaikan pada saat itu sang Ratu ingin mencegah Fred atau mengubah situasi yang terjadi, dia bisa saja melakukannya dengan mudah. Akan tetapi dia tidak melakukan itu! Sang Ratu tidak menghentikan apa yang Fred lakukan pada Ross, dan juga tidak mencegah Ross untuk pergi. Sang Ratu hanya diam-diam melihat semua itu terjadi di depan matanya dan berpura-pura tidak tahu.Ross bahkan sampai berpikir apabila dia sungguh dikendalikan pikirannya, apa yang akan ibunya lakukan? Akankah dia mencari cara untuk menolongnya, atau justru akan memanfaatkannya juga?Tidak, sang Ratu tidak akan me