Share

Bab 1878

Brandon menghubungi asistennya untuk membelikan beberapa makanan segar, serta barang kebutuhan sehari-hari dan memintanya untuk ditaruh di depan pintu saja. Setelah memberikan tugas kepada asistennya, Brandon hanya bisa menunggu barangnya datang yang mungkin butuh waktu, tetapi Kenzi pasti sudah kelaparan.

Dengan kedua tangan berkacak di pinggang, Brandon menatap makanan yang ada di dapur dengan perasaan kalut. Seperti apa kata pepatah, bahkan koki paling jago sekalipun tidak bisa berbuat banyak tanpa ada nasi yang bisa diolah. Brandon bukan koki, dan nasi pun tidak ada. Dia benar-benar berada di situasi yang sulit.

“Biar aku saja,” kata Chermiko yang tiba-tiba muncul di depan dapur. Mendengar itu, Brandon mengangkat alisnya tinggi dengan tatapan tidak percaya.

“Kamu bisa??”

“Jangan meremehkan aku!”

Chermiko sungguh heran. Kakeknya meremehkan kepandaian medisnya, dan Brandon meremehkan kemampuan memasaknya. Padahal dia sudah menjadi pusat perhatian banyak orang selama bertahun-tahun, t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status