Setelah pulang ke rumah, tampak ada sebuah mobil berhenti di dalam pekarangan. Dapat diketahui bahwa ada yang bertamu.“Tuan Shane datangnya tepat waktu sekali,” ucap Yuna sambil melihat mobil.Brandon menggendong Kenzi menuruni mobil, lalu mengulurkan tangan yang satu lagi untuk memapah Yuna. “Namanya ada perlu.”“Kamu nggak boleh bicara seperti ini. Bisnis itu hubungan timbal balik,” balas Yuna dengan suara ringan.Selama setengah tahun ini, Shane memang sering berhubungan dengan mereka. Dia juga sudah mengalihkan beberapa bisnisnya ke dalam negeri.Pusat bisnis Shane memang masih di luar negeri. Hanya saja, sekarang dia lebih sering menetap di dalam negeri. Awalnya Brandon sempat merasa curiga mengira Shane akan mengalihkan bisnisnya ke dalam negeri. Hanya saja, setelah menyadari tidak ada gerak-gerik sama sekali dan hanya melakukan pesanan besar terhadap studio Yuna, Brandon pun baru merasa lega.Ditambah lagi, setelah kelahiran Kenzi, Kenzi pun suka bermain dengan Arles. Jadi, hub
Brandon yang berwajah datar langsung memaki, “Tidak akan ada kesempatan itu!”Shane dan Yuna pun terdiam.Yuna mengusap perut kecilnya. Seandainya anak di dalam perutnya ini adalah perempuan, sepertinya Brandon akan sangat memanjakannya.Saat Yuna mengandung anak pertama dulu, Brandon pun sangat menginginkan anak perempuan. Ketika dokter memberi tahu anak yang dikandung Yuna adalah anak lelaki, kedua matanya pun terbelalak.Untung saja Kenzi sangat imut dan lincah, perlahan-lahan Brandon pun menunjukkan sikapnya sebagai seorang ayah. Sekarang ketika mendengar kabar kehamilannya, apalagi janinnya adalah anak kembar, Brandon merasa sangat gembira. Dia merasa Tuhan pasti menganugerahkan anak perempuan untuknya.Sekarang, anak di dalam kandungan masih belum lahir di dunia ini. Shane malah ingin menjadikan putrinya sebagai menantu, mana mungkin Brandon tidak marah?“Sudahlah, kalian berdua jangan berdebat hal membosankan seperti ini.” Yuna berdiri untuk melerai. Dia pun mengalihkan topik pe
Shane juga tidak tinggal lama. Setelah dia pergi, Yuna pergi membasuh tubuhnya. Kemudian, dia pergi melihat putra yang sudah tidur terlelap, baru kembali ke kamarnya.Brandon juga baru selesai membasuh tubuhnya. Dia membalut pinggangnya dengan handuk memamerkan lekuk otot yang kekar. Dalam sekilas mata, wajah Yuna pun merona.Mereka berdua tergolong pasangan lama, bahkan sudah memiliki anak. Anak kedua juga sedang di dalam kandungan. Namun, setiap kali Yuna melihat Brandon tanpa berbusana, Yuna tetap akan merasa canggung. Tatapannya spontan beralih ke sisi lain.Melihat wajah tersipu malu Yuna, Brandon pun tersenyum, lalu berjalan ke sisi si wanita dengan perlahan.Menyadari Brandon sedang berjalan ke sisinya, jantung Yuna pun berdegup kencang. Dia membalikkan tubuhnya melihat ke sisi lain, lalu berjalan pergi. Namun, Brandon langsung meraih lengannya dan memasukkannya ke dalam pelukan. “Malu? Emm?” Brandon menunduk menyandarkan dagunya di atas kepala Yuna.Wajah Yuna terasa panas dan
“Sst ….”Yuna spontan hendak mengeluarkan tangannya dan memelototi Brandon dengan lembut. Hanya saja, pada akhirnya dia membiarkan Brandon melakukan apa yang ingin dia lakukan.Jari tangan diemut, lidah mengitari jari tangan itu, rasanya sungguh geli. Yuna juga bukanlah wanita tidak berpengalaman. Tentu saja dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Jadi, dia terpaksa mendorong Brandon dengan satu tangannya. “Jangan buat onar!”Brandon sangatlah penurut. Dia langsung melepaskan jari tangan Yuna, lalu mencondongkan tubuhnya untuk mengecup bibirnya.Selama beberapa hari ini, mereka sibuk dalam mengurus anak, pekerjaan, dan masalah lainnya. Mereka juga sudah lama tidak berhubungan mesra seperti sekarang. Ditambah lagi, Yuna sedang mengandung, mereka pun semakin hati-hati lagi. Malam ini, ciuman yang diberikan Brandon bagai api yang membara. Brandon juga tidak sanggup untuk menahannya lagi.Setelah memiliki pengalaman akan kehamilan pertama, kedua orang semakin tahu batasan. Hari ini Yun
“Aku bukan lagi memikirkan lelaki lain. Aku lagi bahas masalah serius!” Yuna mengerutkan keningnya, lalu berkata, “Apa kamu nggak merasa ada yang aneh dengan Shane hari ini? Dia bahkan nggak ungkit masalah Lead Time sama sekali. Tadi kita bisa membahas masalah pesanan dan bisnis juga karena diungkit oleh kita, apalagi hari ini Arles nggak ke rumah.”“Bukankah dia bilang lagi ada tugas sekolah?” balas Brandon dengan langsung.“Apa kamu lupa Arles itu sekolah dengan sistem satu guru satu murid. Mana mungkin dia akan ketinggalan pelajaran? Coba kamu pikirkan lagi, apa Shane pernah datang tanpa membawa Arles? Arles suka sekali main sama Kenzi.”Setelah mendengar ucapan Yuna, Brandon mulai merasa aneh.Brandon mengangguk. Arles memang memperlakukan Kenzi dengan sangat baik. Semua makanan lezat dan mainan yang seru pasti akan diberikan kepada Kenzi. “Selama dua tahun ini, bisnis Grup Sumadi tergolong bagus. Shane adalah seorang pebisnis andal. Kali ini, dia tidak mengungkit masalah Lead Tim
Sebenarnya Yuna hanya takut hasil racikannya akan digunakan pada tempat yang salah dan mendatangkan akibat yang tidak terduga.“Kamu tidak usah takut!” Brandon menggenggam tangan Yuna. Dia sedang memberi Yuna kehangatan dan dukungan. “Kalau kamu merasa proyek kali ini bermasalah dan kamu tidak ingin melanjutkannya, kamu tidak perlu melanjutkannya! Tidak ada yang akan memaksamu!”Sekarang Brandon memiliki kekuasaan yang cukup tinggi di dalam Grup Setiawan. Cakupan bisnisnya juga lebih luas daripada sebelumnya. Saat ini, bisnis Grup Setiawan bukan hanya di bidang properti, fesyen, dan dunia hiburan saja, mereka juga telah masuk ke dalam industri pengobatan.Ditambah lagi pandangan Brandon lebih jauh daripada yang lain. Sekarang boleh dikatakan bahwa Grup Setiawan telah berada di posisi atas. Jadi, tidak mungkin ada yang berani memaksa wanitanya untuk melakukan hal yang tidak ingin dia lakukan.Telapak tangan di atas tangan Yuna terasa hangat dan bertenaga. Tangannya digenggam Brandon den
Keesokan harinya. Brandon membasuh tubuhnya, lalu turun ke lantai bawah untuk menyantap sarapan. Setelah itu, dia pergi melihat putranya, lalu kembali ke kamarnya. Tampak Yuna masih tertidur dengan pulas.Setelah dipanggil berkali-kali, Yuna pun hanya melebarkan matanya saja. Dia mengiakan, lalu membalikkan tubuhnya melanjutkan tidurnya.Melihat Yuna yang begitu capek, Brandon merasa agak menyesal. Tidak seharusnya dia terlalu “menyiksa” Yuna semalam, alhasil dia malah kecapekan?Brandon menyelimuti Yuna, lalu berkata, “Bukankah malam ini kamu ada seminar? Kalau kamu kecapekan, kamu tidak usah hadirin seminar itu lagi.”Awalnya Brandon mengira Yuna sedang tidur dengan pulasnya, siapa sangka Yuna malah bergumam, “Nggak, malam ini ada seminar untuk membahas masalah obat tradisional. Aku harus hadir.”Tak disangka, pikiran Yuna sangatlah jernih.Brandon pun tersenyum. “Kalau begitu, aku akan suruh orang untuk antar kamu ke sana?”“Nggak usah, aku bisa naik taksi sendiri. Di sana ada bany
Yuna pergi ke sebuah toko busana gaya tradisional terbesar di Jalan Merak 789. Dekorasi di dalam toko sangatlah kuno. Dapat tercium aroma vanila di dalam ruangan. Tamu di dalam tidaklah banyak. Pramuniaga di toko juga tidaklah banyak. Jadi, Yuna bebas memilih busana sendiri.Yuna berputar-putar di rak terusan. Semua terusan yang digantung di sana adalah busana pas bodi. Jika Yuna mengenakan terusan itu, perut buncitnya pun akan menonjol. Jadi, pakaian-pakaian ini tidaklah cocok dengannya.Kemudian, Yuna jalan-jalan ke rak lainnya. Seorang pramuniaga pun datang untuk melayaninya. “Ibu ingin memilih … terusan, ya?”Si pramuniaga sempat tertegun sejenak ketika menyadari cara berpakaian Yuna.Semua orang yang datang ke toko adalah kalangan atas. Kualitas kain busana di toko ini juga tingkat atas dengan harga yang sangat tinggi.Berhubung sedang tren gaya kuno pada belakangan ini, banyak yang mengikuti tren merasa diri mereka lebih tinggi daripada yang lain. Jadi, mereka sangat meremehkan o
Saat Rainie bilang begitu, ekspresi yang terlihat di wajah Fred langsung berubah menjadi serius.“Ikut aku!” katanya.Rainie terus berjalan mengikuti Fred, mereka masih berada di lantai yang sama, tetapi mereka masuk ke sebuah ruangan lain. Selagi Rainie menutup kembali pintu ruangan itu, Fred duduk dan bertanya padanya, “Obat yang tadi kamu bilang itu maksudnya obat yang bisa bikin badan jadi nggak kelihatan?”“Iya! Tadi aku baru dapat kabar, kemungkinan dalam dua hari ini aku bisa dapat resepnya. Bukanya aku nggak mau kerja di lab, tapi aku takut kelewatan informasi penting.”“HP-mu ada di sini,” kata Fred. “Kalau ada apa-apa, aku bakal kasih tahu kamu segera.”“Tapi …,” Rainie berhenti sejenak dan melanjutkan dengan nada bicara yang pelan, “Cuma aku yang bisa mengendalikan pikirannya. Dia cuma mendengar perintahku. Aku takut kalau bukan aku, nanti bakal berpengaruh ke hipnotisnya. Bisa saja dia jadi sadar dan aku gagal dapat resepnya.”“Rainie, kamu sudah berani mengancamku, ya?”Se
“….”Berbagai macam protes dapat mereka dengar di sana. Rianie juga mengernyit tidak menyangka dia akan dipanggil secara tiba-tiba begini. Namun, Fred mengangkat kedua tangannya meminta mereka semua untuk tetap tenang, lalu dia berbicara, “Karena eksperimen ini sangat rumit dan mudah terjadi kesalahan, jadi mulai sekarang kalian semua harus bersiap-siap yang baik. Alasan lainnya … aku pernah bilang aku paling nggak suka dikhianati, dan orang yang bermulut ember. Jadi untuk menjamin keberhasilan eksperimen ini, tolong kerja sama dari kalian semua. Tapi jangan khawatir, soal kebutuhan dasar seperti makan dan minum pasti sudah kusiapkan. Tapi dengan syarat, semua perangkat komunikasi akan kusita sebentar!”Begitu Fred selesai berbicara, langsung ada orang yang maju dan menyerahkan semua barang bawaannya. Ponsel Rainie juga tentunya disita. Sebenarnya, sebelum ini pun, semua yang masuk ke lab tidak diperkenankan untuk membawa perangkat komunikasi apa pun, jadi kebanyakan yang disita kali i
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred
Ross terlihat santai santai meyeruput kopinya di ruang tamu, tetapi Shane tidak demikian. Dia terus mengubah tayangan di TV karena tidak bisa diam untuk menikmati suatu tayangan dengan tenang dari awal sampai habis.“Hey, nggak usah panik begitulah, santai saja!” kata Ross.“Aku juga maunya begitu, bisa duduk santai sambil ngopi kayak kamu. Tapi masalahnya aku nggak bisa.”“Ah, kondisi kita sekarang memang agak rumit, tapi jangan sampai gara-gara ini suasana hati kamu adi rusak,” kata Ross sembari menawarkan kudapan ke Shane. “Paling nggak untuk sekarang kita nggak sepenuhnya pasif. Iya, ‘kan?”Dengan kondisi di saat itu, Shane tidak ada nafsu untuk menyantap kudapan yang Ross tawarkan padanya. Dia hanya menatap wajah Ross dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi kemudian dia menariknya kembali.“Tadi kamu mau ngomong sesuatu?” tanya Ross.Terbukti, dari tadi Ross memang memperhatikan Shane. Meski TV menyala, Ross tidak fokus ke sana dan malah terus menatap Shane yang beberapa kali sudah
Pernyataan itu membuat Yuna terkesiap. Dia sangat tidak menyangka Fred malah melindungi Rainie. Dari yang Yuna pikirkan selama ini , semestinya Fred tidak peduli dengan Rainie karena pada awalnya pun Fred sudah membuang Rainie di lab yang lama. Jika tidak begitu, untuk apa Rainie harus bersusah payah datang ke sini dan membuktikan dirinya kepada Fred.“Kamu pasti berpikir aku bakal membuang dia tanpa berat hati, ‘kan? Sayangnya kamu salah. Dia itu cukup pintar dan setia. Bagiku dia masih sangat berguna, jadi untuk apa kubuang? Masalah kamu mau menurut atau nggak, itu bukan kamu yang menentukan. Jangan terlalu lugu jadi orang! Bawa si tua bangka ini pergi, taruh dia di tempat terpisah!”Dari ucapannya itu, sudah jelas Fred tidak ada niat untuk membebaskan Juan.“Kamu sama saja dengan mencari masalah kalau nggak membebaskan guruku,” kata Yuna bermaksud mengingatkan bahwa akibatnya akan serius jika Fred masih tidak mau membebaskan Juan.“Masa iya? Tapi aku paling nggak takut sama yang nam
“Apa maksudmu?” tanya Fred.“Ingat, sebesar apa pun otoritas yang kedutaan punya, pada akhirnya mereka tetap harus tunduk sama hukum negara setempat. Hilangnya aku mungkin nggak begitu dipedulikan sama negara, tapi beda cerita dengan guruku. Guruku ini sangat dihormati banyak orang dan sudah banyak pejabat tinggi negara yang pernah dia tolong. Cuma menghilang satu atau dua hari saja mungkin belum ada yang sadar, tapi lama-lama pasti ada orang yang melapor ke polisi. Tinggal kita lihat saja bakal sebesar apa kehebohannya. Apa nanti kamu masih bisa menjalankan eksperimen kamu dengan tenang?”Kalimat terakhir memberikan dampak yang sangat serius terhadap Fred. Eksperimen itulah yang sangat dia pedulikan di antara banyak hal lainnya.“Kamu pikir aku takut sama pemerintah kalian yang nggak bisa kerja itu?”“Ha, kalau nggak takut, kenapa kamu harus sembunyi-sembunyi begini? Lagi pula mereka bukan pejabat yang nggak bisa kerja. Kalau kamu masih nggak mau membebaskan guruku, tunggu saja. Nanti
“Oh, jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar intinya cuma itu,” ujar Yuna sembari bersandar ke belakang dan kedua tangan bersila di depan adanya. “Bukannya kamu selalu bilang kamu yang paling hebat? Kenapa cuma catatan eksperimen saja kamu nggak bisa?”“Nggak usah congkak, itu juga bukan hasil jerih payahmu sendiri saja, tapi seluruh ilmuwan yang ada di lab kita dulu,” ucap Rainie menepis. “Waktu itu kamu yang bawa pergi catatannya dan database lab juga sudah rusak. Daripada kamu mati tanpa mewariskan apa-apa, mending kasih aku saja, biar aku yang memanfaatkannya!”Rainie sangat menginginkan catatan itu, tetapi di tahu catatan itu masih dipegang oleh Yuna, dan Yuna jelas tidak akan semudah itu memberikannya kepada orang lain, apalagi Rainie. Catatan eksperimen itu akan sangat berguna sebagai fondasi bagi eksperimen lain di masa depan. Rainie mana rela membiarkan Yuna menyimpan itu untuk dirinya sendiri saja. Sekarang mau tidak mau Rainie mengancamnya dengan membawa-bawa nama Brandon