Home / Romansa / Istri Kesayangan Bos Arogan / Jangan Sampai Alister Tahu

Share

Jangan Sampai Alister Tahu

Author: Young Lady
last update Last Updated: 2024-07-08 21:07:23

“Kebetulan kamu ada di sini, bisa kita bicara sebentar?” tutur Amara yang hanya melirik Naomi sekilas sebelum melangkah melewati wanita itu.

“Aku—oke.”

Tadinya Naomi hendak menolak karena ia harus segera pergi. Akan tetapi, sebelum ada izin dari Alister dirinya tidak akan diizinkan pergi ke mana pun. Akhirnya, ia memutuskan berbalik dan mengikuti langkah Amara yang kini sudah masuk ke kamarnya.

Ketika Naomi menyusul masuk, Amara sedang memperhatikan isi kamar tersebut. Seolah baru pertama kali memasuki kamar ini. Atau mungkin, terakhir kali Amara datang, tatanan tempat ini tidak seperti yang sekarang. Tidak mungkin juga Amara belum pernah datang kemari.

Setelah puas menelisik sekitarnya, Amara melangkah ke arah meja rias Naomi dan meletakkan tas mahalnya di atas meja. Kemudian, wanita itu duduk di bangku yang tersedia di depan meja rias. Sedangkan Naomi masih berdiri di depan pintu.

“Kenapa masih berdiri di sana? Bukannya kamu baru keluar dari rumah sakit? Alister akan marah besa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Kamu Lupa Pulang?

    Naomi yang sedang menutup pintu berjingkat kaget mendengar suara Attar. Ia sudah berusaha tidak mengeluarkan suara sama sekali. Tahu begini, ia tidak akan masuk ke kamar adiknya lagi. “Kakak mau berangkat kerja. Kebetulan hari ini masuk shift malam.”Naomi tidak menemukan alasan lain yang lebih masuk akal dari ini. Meski alasan ini pasti menimbulkan banyak pertanyaan di benak Attar. Apalagi sekarang sudah nyaris tengah malam dan dirinya tidak pernah keluar rumah selarut ini sebelumnya. “Shift malam? Sejak kapan? Memangnya restoran itu buka 24 jam sekarang?” Attar mengubah posisi dari berbaring menjadi duduk. “Bukan di sana. Kakak bekerja di tempat lain juga.” Naomi kembali menambah kebohongannya. Ini baru awal. Entah bagaimana ke depannya. Naomi tidak bisa memprediksi akan sebanyak apa kebohongan yang dirinya lakukan di depan adiknya. Kebohongan yang membuatnya merasa bersalah setiap detiknya. Namun, tidak ada pilihan lain. “Kakak bekerja double demi pengobatanku?” Raut bersalah b

    Last Updated : 2024-07-09
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Menjadi Istri yang Baik

    “Aku tahu kamu sudah bangun. Jangan pura-pura tidur.” Alister kembali berbisik di samping telinga Naomi seraya mengeratkan rengkuhannya. Naomi berdeham pelan. “Aku tidak pura-pura tidur kok. Tadi Tuan tanya apa?”Amara memintanya tidak mengatakan kedatangan wanita itu kemarin. Naomi pun tak berniat menceritakan kedatangan Amara sama sekali. Bukan karena ancaman yang wanita itu berikan padanya. Namun, menurutnya itu memang tidak penting. “Pura-pura tidak dengar, hm? Amara mengancammu?” tebak Alister tepat sasaran. Untuk kesekian kalinya, tebakan Alister sangat tepat sasaran. Lelaki itu mungkin mengetahui kedatangan Amara dari anak buahnya. Namun, tentang ancaman itu. Tidak ada yang tahu selain dirinya. Karena mereka berbicara di kamar dengan pintu tertutup rapat. “Mengancam apa? Tidak—huek!” Naomi langsung melepaskan diri dari rengkuhan Alister dan berlari ke toilet. Seperti biasa, morning sicknessnya kembali datang. Namun, sekarang waktunya sangat pas. Anaknya seolah ingin menyel

    Last Updated : 2024-07-10
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Kamu Menyukainya?

    Pintu kamar Naomi terbuka dan muncullah Alister dari sana. Naomi terlonjak dan terdiam selama beberapa saat sebelum kembali menetralkan ekspresinya. [“Naomi, kamu sedang bersama siapa? Sepertinya barusan aku mendengar suara pria.”]Naomi kembali dikejutkan oleh suara Kelvin dari sebrang sana. Kedatangan Alister membuatnya hampir lupa jika sedang bertelepon dengan lelaki itu. Ia berdeham pelan sebelum menyahut. “Emm ... aku bersama Attar. Dia baru pulang dari rumah sakit.”Alister menutup pintu. Kemudian, berjalan mendekati Naomi dengan tatapan penuh makna yang terhunus pada wanita itu. Naomi yang salah tingkah karena tatapan Alister spontan mengalihkan pandangan untuk menutupi kegugupannya [“Oh, ternyata suara Attar. Kupikir kamu sedang bersama orang lain. Attar sudah pulang dari rumah sakit? Boleh aku bicara sebentar dengannya? Sudah lama kami tidak berbincang.”]Naomi merutuk dalam hati. Alasannya malah menjadi bumerang untuk dirinya sendiri. Ia berkata seperti itu agar Kelvin t

    Last Updated : 2024-07-11
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Tidak Ada yang Gratis

    “Kenapa kamu tidak meminta Kelvin-mu yang membuatkannya?” sahut Alister di luar dugaan Naomi. “Ke-kenapa—”“Kamu mengatakan Kelvin-mu itu sangat baik. Dia pasti bersedia mengabulkan permintaanmu,” jawab Alister dengan sorot datar. Lebih parah dari penolakan, Alister malah berkata demikian. Naomi mengerutkan keningnya heran. Tak mengerti mengapa Alister mendadak aneh seperti ini. Mungkin ini karena permintaannya terlalu berat. Dirinya pun terlalu naif. Berharap Alister akan mengabulkan permintaan anehnya. Naomi menarik kedua sudut bibirnya, membentuk senyum kaku. “Maaf, kalau permintaanku terlalu berat. Tuan bisa melanjutkan istirahat lagi. Lupakan yang aku katakan barusan. Besok pagi aku akan meminta Bibi membuatkannya untukku.”Tak ingin merengek meski ada dorongan untuk melakukan itu, Naomi pun kembali berbaring dengan posisi membelakangi Alister. Ia kecewa, namun tidak mungkin juga memaksakan kehendaknya. Dirinya bukan orang penting yang harus dipenuhi keinginannya. Naomi kemba

    Last Updated : 2024-07-13
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Amara dan Pria Asing

    “Ada apa, Kak?” tanya Attar khawatir. Pemuda itu baru menyadari jika Naomi tampak lebih pucat dari terakhir kali mereka bertemu. Naomi hanya menggeleng sembari menutup mulutnya. Wanita itu bergegas bangkit dan berlari ke toilet karena mual yang dirasakannya tak tertahankan. Saat bangun tidur, ia tidak merasa mual atau pusing sama sekali. Dirinya mengira morning sicknessnya tak akan kambuh hari ini. Sebelum berangkat, Naomi juga sudah memakan permen yang katanya dapat mengurangi mual ibu hamil. Namun, sepertinya permen itu tidak berguna. Kalau tahu morning sicknessnya akan kambuh. Ia tidak akan datang di pagi hari seperti ini. Hanya cairan bening yang Naomi muntahkan, seperti biasa. Namun, itu nyaris merampas separuh tenaganya. Ia berpegangan pada dinding toilet. Tak ingin terlihat lemah di depan Attar yang ia tahu sedang memperhatikannya dari pintu toilet. Setelah membaik, Naomi langsung mencuci mulut dan wajahnya. Kemudian, keluar dari toilet dan menyunggingkan senyum kaku. “Maaf

    Last Updated : 2024-07-14
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Apa Alister Tahu?

    “Siapa yang bersamanya? Kenapa mereka sangat mesra?” batin Naomi. Ketika kedua insan yang seolah asyik dengan dunia mereka berdua itu bergerak menjauh, Naomi pun mengikuti. Tentu saja dengan jarak aman agar tidak ketahuan. Ia juga berpura-pura memilih beberapa produk sembari memperhatikan mereka dari kejauhan. Naomi yakin sosok wanita yang sedang bergelayut manja dengan pria itu adalah Amara. Ketika sang wanita menoleh ke samping beberapa kali, ia dapat mengenali wajah itu. Namun, tidak dengan sang pria yang menggunakan masker dan topi. Pria itu bukan Alister. Meski lelaki itu juga kerap menggunakan topi dan masker di keramaian, tetapi ia mengenali postur suaminya. Lagipula, Alister sedang menunggunya di mobil, tak mungkin lelaki itu tiba-tiba berada di sini dan malah bersama Amara. “Apa dia itu saudara Nyonya Amara?” Naomi kembali bergumam dalam hati sembari terus membuntuti Amara dan pria misterius itu. Akan tetapi, jika mereka bersaudara, sepertinya tak mungkin semesra itu. Ke

    Last Updated : 2024-07-15
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Wanita Malam

    Alister langsung melepas rangkulan di pinggangnya dan itu membuat Naomi ingin kembali menarik kata-katanya. Ia sadar telah salah bicara dan membangunkan macan tidur. Namun, ketika wanita itu hendak mengatur jarak, Alister malah kembali menariknya. “Tempat ini milikku. Tidak ada bedanya aku ingin pulang ke mana,” jawab Alister masih dengan sorot tajam. “Emm ... aku tahu. Tapi, kalau Tuan berada di sini terus, bagaimana dengan Nyonya Amara? Nyonya Amara juga pasti ingin punya waktu lebih banyak bersama Tuan.” Meski takut mendapat amukan, Naomi tetap melanjutkan pembicaraan ini. Sebelah sudut bibir Alister terangkat membentuk senyum sinis. “Kamu tahu apa tentangnya? Kamu yang hamil, anakku lebih membutuhkan keberadaanku.”Alasan itu membuat hati Naomi menghangat. Sayangnya, ia harus menyadarkan diri jika perhatian Alister hanya tertuju pada anak dalam kandungannya. Bukan dirinya. Inilah salah satu alasan Naomi memberanikan untuk membahas persoalan ini. Ia tidak mau terlena akan perhat

    Last Updated : 2024-07-16
  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Masih Kecewa

    Tangan Naomi nyaris terangkat, namun ia kontan menahannya. Jemarinya mengepal di sisi tubuhnya dan agak gemetar. Kedua netra hazelnya berkaca-kaca Naomi sungguh tak menyangka akan mendapat tuduhan seperti itu dari adiknya sendiri. Tuduhan Attar sangat melukai hatinya. Menusuk dalam dan meninggalkan luka menganga lebar. Sesak dan perih, itu yang dirasakannya sekarang. Namun, Naomi bahkan tak bisa menjelaskan apa pun. Tetapi, apa mungkin dirinya memang pantas mendapat tuduhan demikian? Atau malah lebih parah. Naomi menghela napas pelan, berusaha menetralkan sesak yang kini membelenggu dadanya. Ia tak mau terbawa emosi dan membuat permasalahan semakin runyam. Biar bagaimanapun ini salahnya dan Attar tidak tahu apa-apa. Wajar pemuda itu berpikir macam-macam. “Kenapa kamu bicara begitu?” Naomi bertanya dengan suara yang terdengar parau. “Kamu ... tega menuduh Kakak seperti itu?”Sorot mata Attar masih penuh emosi. Pemuda itu pun mengepalkan kedua tangan di sisi tubuhnya. Ia menoleh pad

    Last Updated : 2024-07-18

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Menerima Takdir

    “Kakak yakin ingin pindah ke sini?” tanya Attar sembari menatap bangunan menjulang di hadapannya. “Iya. Kurasa sekarang sudah waktunya,” jawab Naomi yang spontan turut melirik rumah megah di depannya. Sejak terakhir kali menginjakkan kaki di sini, Naomi belum pernah datang lagi. Baru kali ini dirinya memberanikan diri untuk kembali datang. Setelah berbulan-bulan memilih mengasingkan diri dan berpikir tak akan pernah kembali sampai kapan pun. “Kuharap ini keputusan terbaik. Katakan kalau dia menyakitimu. Aku tidak akan segan-segan memukul wajahnya. Lagi. Atau Kakak bisa melakukan itu sendiri,” balas Attar sembari berkelakar. Naomi berdecak pelan. Niatnya datang kemari bukan untuk mencari masalah. Namun, untuk menyelesaikan salah satu masalah besar yang dihadapinya. Lebih tepatnya berdamai dengan hatinya setelah sekian lama dibuat bingung dengan keputusannya sendiri.Naomi ingat Attar bercerita kalau pemuda itu pernah memukul Alister. Itu terjadi setelah Alister menjelaskan kenapa d

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Mengubur Dendam

    “Ibu tirimu mengatakan ayahmu sakit sejak seminggu lalu. Dia berusaha menghubungimu dan adikmu, tapi tidak bisa,” ucap Alister yang sedang menyetir. Naomi spontan merogoh tasnya dan mengambil ponselnya. Ia mencari nomor telepon ibu tirinya yang sengaja dirinya blokir sejak lama. Ibu tirinya itu pernah menghubunginya di awal-awal ayahnya masuk penjara. Tentunya ingin meminta tolong agar Naomi membantu mengeluarkan sang ayah dari penjara. Oleh karena itu, Naomi memilih memblokir kontak ibu tirinya. Sebab, bagaimana pun caranya, Naomi tak mungkin membantu membebaskan ayahnya. Attar pun melakukan hal yang sama. Bukannya ingin memutuskan hubungan, mereka hanya muak dengan gangguan itu. Mendengar ayahnya sakit membuat kekhawatiran Naomi pada sang ayah mencuat tanpa bisa dicegah. Walaupun ia juga tidak tahu sakit apa yang ayahnya derita. Barusan, Naomi juga sudah menghubungi adiknya mengatakan tentang kondisi ayah mereka. “Kamu tenang dulu. Ayahmu pasti baik-baik saja,” tutur Alister sem

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Mengunjungi Suami

    Naomi menyadari jika Alister berada di restoran yang dipenuhi hidangan mewah. Apa pun yang lelaki itu inginkan pasti ada di sana. Akan tetapi, tiba-tiba saja dirinya terdorong untuk membuat dan mengantarkan makanan pada lelaki itu. Sekarang Naomi sudah dalam perjalanan menuju ke salah satu restoran Alister, di mana lelaki itu berada. Ia pun datang tanpa mengatakan apa pun pada Alister. Mereka hanya sempat bertukar pesan sebelumnya hingga Naomi mengetahui di mana lelaki itu berada. Naomi pun tidak tahu suaminya itu sudah makan atau belum. Atau mungkin saja sudah berpindah ke restoran lain. Sebab, biasanya pun sering seperti itu. Ia melakukan ini sebagai bentuk terima kasihnya atas tutor bisnis dadakan yang lelaki itu lakukan belakangan ini. “Tuan Alister ada di ruangannya?” tanya Naomi pada salah seorang karyawan Alister yang sedang membuang sampah di luar restoran. “Eh, Nyonya? Tuan ada di ruangannya. Mau saya antar?” tawar sang pelayan dengan senyum ramah. Naomi langsung menggel

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Hadiah Timbal Balik

    Naomi tahu Alister adalah perayu ulung. Lelaki itu berpengalaman melakukan negosiasi dengan puluhan, bahkan ratusan orang selama ini. Jelas saja, Alister memiliki banyak cara untuk membuat orang yang tadinya enggan menjadi setuju. Seperti itu juga yang dirasakan oleh Naomi. Tadinya, wanita itu bersikeras menolak keinginan Alister untuk mengelola restoran baru lelaki itu. Namun, dalam waktu singkat, Alister berhasil mengubah keputusannya. Naomi baru menyadari itu setelah dirinya memutuskan sesuatu yang berbanding terbalik dengan keinginan hatinya. Akhirnya, Naomi benar-benar mengelola restoran tersebut seperti yang lelaki itu inginkan. Setelah di pikir-pikir lagi, tawaran Alister tidak membuatnya rugi sama sekali. Malahan, dirinya bisa mendapat banyak ilmu dan pengalaman baru yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. “Bagian mana lagi yang belum kamu pahami?” tanya Alister membuyarkan lamunan Naomi. Naomi tersentak pelan dan langsung menunjuk satu bagian yang belum dirinya mengerti

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Kamu Tinggal Membuktikannya

    “Kenapa Tuan mengajakku ke sini lagi?” tanya Naomi sembari menatap restoran mewah yang beberapa hari lalu ia kunjungi bersama Alister beberapa hari lalu. Bedanya, sekarang restoran tersebut telah beroperasi. Meskipun grand openingnya baru beberapa hari lalu, restoran ini sudah cukup ramai. Pengunjungnya pun terlihat berkelas dan bukan orang sembarangan. Naomi masih mengamati semuanya dari balik dinding kaca transparan yang mengelilingi restoran ini. Nama besar yang sudah Alister miliki membuat lelaki itu tak perlu terlalu mengeluarkan biaya untuk promosi. Bahkan, sepertinya tanpa promosi pun restoran ini tetap dapat beroperasi dengan baik. Bahkan, lelaki itu juga berhasil membuat restoran yang nyaris bangkrut kembali berjalan sebagaimana mestinya. Alkanna. Itulah nama restoran mewah ini. Alister mengatakan jika nama tersebut diambil dari gabungan namanya, nama putranya, dan Naomi. Alister, Ariana, dan Naomi. Entah itu benar atau tidak. Naomi pun tidak mempercayainya. Bahkan, masih

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Kamu Benar-Benar Menginginkannya?

    “Kamu pasti menerobos masuk tanpa izin!” tuduh Raga dengan sorot sinis. Dari semua sepupu Alister, hanya Raga yang berani menantang dan mengganggu Alister secara terang-terangan. Sedangkan sisanya tidak ada yang berani mendebat lelaki itu sama sekali. Bahkan, mereka cenderung menjauhi Alister jika tidak ada keperluan mendesak. Mereka akan berubah menjadi penjilat ulung jika membutuhkan bantuan Alister. Meskipun walau sudah berusaha keras, terkadang Alister mengabaikan permintaan mereka. Hanya Raga yang tak pernah melakukan itu karena merasa bisa mengatasi masalahnya sendiri. Sejak kecil mereka seolah bermusuhan dan bersaing untuk menjadi yang terbaik. Mungkin, lebih tepatnya hanya Raga yang melakukan itu. Sedangkan Alister tidak peduli dengan siapa pun, kecuali yang dianggapnya penting. Dan bersaing dengan Raga bukan salah satunya. “Jangan berisik! Istri dan anakku sedang tidur! Apa yang kamu inginkan? Pergi! Kami tidak menerima tamu!” Alister kembali melontarkan pengusiran pada R

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Big Secret

    Naomi mengenal sapu tangan itu. Sapu tangan itu memang miliknya. Lebih tepatnya peninggalan ibunya yang telah hilang beberapa tahun lalu. Ia sempat menangis saat mengetahui sapu tangan itu hilang. Sebab, baginya sapu tangan tersebut adalah benda keberuntungannya. Sapu tangan itu membuat Naomi merasa dekat dengan ibunya yang telah tiada. Ia selalu membawa sapu tangan iru ke mana pun dirinya pergi. Oleh karena itu, ketika sapu tangannya hilang entah ke mana, Naomi sangat merasa bersalah dan sedih. Naomi tidak pernah mengira jika sapu tangan itu berada di tangan Alister. Lebih tidak percaya lagi lelaki itu masih menyimpannya sampai sekarang. Padahal benda itu sudah terlihat lusuh. Orang sekelas Alister pasti menganggapnya seperti sampah. “Kamu tidak sengaja menumpahkan kopi di kemejaku dan kamu memberikan sapu tangan itu untuk membersihkannya. Kamu ingat? Kalau di pikir-pikir lagi, perbuatanmu waktu itu sangat tidak sopan,” ucap Alister sembari terkekeh. “Kamu ingin mengembalikannya

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Karena Aku Menyukaimu

    Hawa dingin yang menerpa punggungnya membuat Naomi menggeliat pelan dan akhirnya terbangun. Seketika saja ia mengingat apa yang terjadi beberapa jam lalu. Wajahnya langsung bersemu. Namun, ranjang di sampingnya malah kosong. “Tidurlah, sekarang masih malam,” ucap Alister yang berdiri di sudut ruangan. Naomi spontan mengalihkan pandangan. Wanita itu mengira dirinya ditinggalkan di sini. Dalam cahaya remang-remang, ia dapat melihat siluet Alister di sudut kamar yang sedang menggendong Arkana. Mereka masih berada di kamar hotel Alister tadi. Naomi tidak tahu sejak kapan Arkana berada di sini. Ia tidak enak pada Attar jika adiknya yang membawa Arkana kemari. Ia telah mengganggu waktu istirahat pemuda itu dengan meminta dia menemani Arkana. Apalagi dirinya berjanji hanya pergi sebentar. Naomi tidak menyesal telah memaksakan jauh-jauh datang. Meskipun awalnya dibuat salah paham, setidaknya sekarang dirinya sudah lebih lega. Jika tidak begini, ia tidak akan tahu apa-apa. Walaupun masih b

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Tak Pernah Tidur Bersama

    Seharusnya, Naomi merasa baik-baik saja. Namun, entah ke mana matanya tiba-tiba memburam dan memanas. Kedua tangan yang berada di samping tubuhnya pun gemetar. Ia tidak tahu apa yang terjadi, namun otaknya seolah ingin menyimpulkan sendiri. Amara menatap Naomi dengan senyum miring, kemudian berjalan melewati wanita itu. Dengan sengaja Amara menyenggol Naomi hingga wanita itu nyaris terhuyung. Senyum miring Amara kian mengembang setelah melewati Naomi. Cukup lama Naomi membeku di tempat. Alister pun tampak terkejut melihat kedatangannya. Setelah tersadar dari lamunannya, Naomi lantas berbalik bersiap melangkah pergi dari sana. Namun, Alister bergerak lebih cepat dan menahannya. “Kenapa kamu ada di sini?” tanya Alister pada Naomi. Naomi berdecih sinis. “Bukannya Tuan yang menyuruhku datang?” Bisa-bisanya Alister bertanya seperti itu seolah tidak tahu apa-apa. Padahal sudah jelas-jelas lelaki itu sendiri yang memintanya datang. Ternyata, ia diminta datang hanya untuk menyaksikan Ali

DMCA.com Protection Status