Home / Pernikahan / Istri Kembar CEO Posesif / Orang Licik Harus Dikelabui

Share

Orang Licik Harus Dikelabui

Author: Kaiwen77
last update Last Updated: 2024-01-19 10:22:03

Malam yang begitu terang dengan disinari bulan purnama. Suara bising penuh tawa dan keceriaan itu menghuni pedesaan Bandung. Semua itu jelas karena makan bersama yang Erland buat.

"Nah, ini tidak pedas."

Erland meletakkan piring berisi daging dan seafood yang telah dipotong di hadapan Aruna. Bibirnya mengulas senyum, lantas menggeser tubuh saat Erland ingin duduk di sisinya.

"Bagaimana? Enak tidak?"

Kepala Aruna mengangguk. "Enak."

Jemari Erland merambat dan berakhir di pinggangnya. Mata Aruna melirik apa yang suaminya ini lakukan.

"Nanti ada yang lihat," protesnya pelan.

"Tidak ada. Lagi pula hanya begini saja, tidak ada cium atau bikin anak kan," bisik Erland.

Aruna mendadak malu dan melirik waspada pada warga. "Menjauhlah. Kumpul sana dengan para pria."

Erland menatap wajahnya yang sedikit bersemu. Meski malam hari, tapi dia bisa melihat cukup jelas. Rasanya Erland tak mampu menahan diri untuk tidak mencium bibir Aruna yang bergerak karena mengunyah.

"Aku di sini menjaga istri, me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kembar CEO Posesif   Itu Menyalahi Aturan

    Daffa melongo sejenak, mendengar ucapan dari Erland. Namun, pria tersebut mulai memaklumi. Erland yang licik tentunya bisa melakukan apa saja demi mendapatkan Aruna."Bagaimana bisa Anda mengelabui Yuda begitu mudah, Tuan? Yuda tentunya tahu kalau itu tepung."Erland menyeringai. Sembari berjalan beriringan dengan Daffa, mata dia menatap sang sekretaris yang tak mampu memecahkan rencana penipuan dari Erland."Bukankah kamu sangat tidak tahan dengan aroma lembab dan jamur itu?""Benar Tuan."Lantas, Daffa memikirkan Yuda yang berbulan-bulan dikurung di sana. Hanya mendapat secuil mentari dari cela langit-langit rumah. Yuda pasti muak berada di sana.Mata Erland menjadi serius. "Jika kamu mendapat tepung di tempat itu, apa kamu akan tahu dengan hanya mencium aromanya?"Daffa mulai mengerti, Erland menghela napas melihat reaksi sang sekretaris. Yuda baru tahu saat lidah merasakan bubuk itu adalah tepung, bukan obat terlarang."Jadi, Anda berniat menceraikan nyonya dengan Yuda?"Erland te

    Last Updated : 2024-01-20
  • Istri Kembar CEO Posesif   Bikin Mall Pun Boleh

    Erland yang semula berniat menaiki tubuh Aruna. Berakhir dengan helaan napas panjang dan hanya bisa berdiam di posisi terlentang. Bahkan Erland menutupi dahi dengan tangan."Kamu sungguh ingin?" tanya Aruna pelan."Masih perlu ditanyakan?"Mata Aruna merangkak ke bawah. Lantas bibir tersenyum karena menyaksikan sesuatu yang sedikit bangkit di bawah sana. Aruna menyentuh dada suaminya dengan gerakan meraba.Segera Erland turunkan tangan yang menutupi sebagian wajah. Mata melirik ke arah Aruna dengan tertegun."Sayang. Tidak boleh seperti ini."Aruna mendekat dan berbisik di telinga Erland, "boleh kok. Aku kan istrimu, apalagi kamar ini sepertinya cukup untuk meredam suara kita."Begitu mendengar ucapannya. Erland terburu menuruni ranjang, mata Aruna mengawasi suaminya yang mengunci pintu dengan pelan. Kemudian baru mendekati dirinya.Aruna tersenyum dengan tangan sudah mengundang suami. Erland terkekeh melihat dirinya yang juga mau disentuh. "Kamu lagi hamil, mau di atas atau bawah?"

    Last Updated : 2024-01-21
  • Istri Kembar CEO Posesif   Mengenalkan Aruna Pada Publik

    Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh. Dengan Aruna yang kerap merebahkan tubuhnya di mobil, menjadikan Erland sebagai bantal. Akhirnya mereka telah tiba di Jakarta.Tepatnya kediaman milik Erland. Aruna dibuat terpukau oleh ruang tamu di bagian sudutnya. Vas berisi bunga masih ada di sana, bahkan raknya pun terlihat berwarna dan masih baru."Bagaimana bisa bunganya masih ada?" tanyanya dengan takjub.Erland meraih pinggangnya dan tersenyum. "Suamimu menggantinya setiap minggu, bukankah aku harus dapat hadiah?""Apa yang kamu inginkan?" tanya Aruna ikut tersenyum."Bikin anak lebih sering," bisik Erland membuat Aruna malu-malu.Bicara hal yang sedikit tabu di dalam rumah ini, Aruna merasa ada kecanggungan. Apalagi sudah lama tidak tinggal di sini.Aruna melihat Sonya yang berjalan mendekat, tapi bersama puluhan pembantu yang tidak bisa Aruna kenali wajahnya. Hal itu membuat Aruna segera menatap suaminya."Selamat datang, Nyonya Aruna," sebut Sonya yang diikuti semua pembantu.

    Last Updated : 2024-01-22
  • Istri Kembar CEO Posesif   Tak Bisa Lepas Dari Bayang Irene

    Selama berada di dalam mobil. Erland menatap gedung-gedung perusahaan lain yang terlewati. Dia terdiam dengan banyak pemikiran.Baru kali tersebut, dia merasa tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Padahal biasanya Erland mampu melakukannya tanpa peduli dengan risiko."Aku juga tidak ingin hancur dan membuat Aruna sengsara," gumam Erland sembari menarik napas.Daffa melirik dari spion. Mendapati sang atasan yang terlihat bimbang."Ayah mertua menolak ide Anda, Tuan?" Daffa mulai memberanikan diri bertanya.Tatapan Erland tertuju pada Daffa. "Ya, dia menolak."Padahal pria itu tahu, Erland adalah orang yang tak peduli pendapat orang lain. Tapi, kali ini malah berdiskusi dahulu dengan Faisal, selaku ayah kandung dari Aruna juga Irene.Erland menyeringai. "Mungkin jalan satu-satunya, hanya dengan menyingkirkan penghalangnya maka masalah selesai kan."Mendengar ucapan Erland, Daffa tertegun. "Tuan, tidak akan melakukan hal itu kan?""Entahlah."Mata Erland memandang keluar lagi, kali

    Last Updated : 2024-01-23
  • Istri Kembar CEO Posesif   Dapat Teror

    Wajah Aruna langsung bersemu karena malu begitu mendengar ucapan suaminya. Mata Aruna melirik sana-sini, rupanya mereka sudah fokus dengan makanan."Bagaimana kalau ada yang dengar?" bisiknya."Tidak ada Sayang."Lantas, Erland menuntun Aruna untuk duduk di kursi yang telah ditata. "Kamu juga harus makan.""Iya."Erland memperhatikan Aruna dengan serius. Sang istri yang pilih-pilih makanan, tidak seperti biasanya. Semakin dilihat, akhirnya Erland bertanya."Sayang, apa ada yang ingin kamu makan?"Pandangan Aruna terangkat. Ini adalah makanan yang biasa dirinya konsumsi. Tapi, Aruna sedikit tidak bisa mencernanya."Aku hanya mual dengan beberapa lauk ini, aku tidak ingin makanan yang lain," bisiknya.Erland memperhatikan lauk yang Aruna pisahkan. Semuanya adalah jenis sayuran dan telur. Tersisa hanya daging dan tempe saja."Mulai sekarang katakan apa saja yang bisa kamu makan ya, yang bikin mual juga dicatat."Aruna langsung tersenyum. "Baiklah."Tanpa mereka berdua sadari, ada mata ya

    Last Updated : 2024-01-24
  • Istri Kembar CEO Posesif   Memberi Tahu Yuda Kabar Anaknya

    Melihat Erland yang terlihat marah dengan tangan menyobek kertas itu. Aruna mulai mencurigai sesuatu. Kemudian berjalan mendekati suaminya yang terburu mengulas senyum padanya.Aruna semakin yakin, ada yang suaminya sembunyikan."Erland," sebut Aruna."Iya Sayang."Mata Aruna yang tertuju pada tangan menyimpan sobekan kertas. Membuat Erland langsung meraih pinggang Aruna."Bukankah kamu ingin mengantar aku kerja, Sayang? Aku ingin segera berangkat.""Apa yang pria tadi lempar?""Hanya batu," sahut Erland."Ada kertasnya tadi, aku lihat jelas."Tangan Erland yang berisi kertas membuka pintu mobil langsung dicegah oleh Aruna. Erland terburu meraih tangannya."Sayang, jika kamu seperti ini aku akan terlambat," ujar Erland terdengar terburu."Perlihatkan padaku pesan yang pria itu lempar.""Tidak ada, hanya kertas kosong.""Mustahil, cepat berikan padaku," pinta Aruna dengan keras kepala.Erland meraih kedua tangannya. Aruna bisa rasakan sobekan kertas yang menyapa permukaan kulitnya. Nam

    Last Updated : 2024-01-25
  • Istri Kembar CEO Posesif   Aku Butuh Suap

    Mata Aruna sedikit menatap Mitha dengan tertegun. Bahkan tangan Aruna sekarang mendadak dingin. Namun, Aruna berusaha mengendalikan rasa gugup serta takutnya ini.Dari mana wanita ini tahu? Itulah yang Aruna pikirkan. Namun, bibirnya menyeringai membuat Mitha yang semula merasa di atas angin. Mulai menatap heran ke arah Aruna."Apa yang mau kamu beri tahu? Anakku?"Aruna melipat tangan di dada. "Katakan pada Erland selaku ayahnya, untuk apa kamu libatkan Yuda."Mitha menertawakan keberanian Aruna mengklaim anak yang dikandung milik Erland. "Usia kandunganmu sangat tidak sesuai, Aruna. Kamu mau berpura sampai kapan?"Aruna menyeringai. "Aku hanya diculik, tidak dihamili. Kenapa kamu begitu yakin kalau ini bukan anak Erland?"Mata Mitha menatap Aruna yang tak gentar sama sekali dengan kesal. "Aku pastikan dunia akan tahu, kalau kamu menipu Erland. Lihat bagaimana Erland akan melindungi kamu, saat keluarga besarnya menyerangmu, Irene palsu."Mendengar ancaman itu, Aruna tak merasa takut.

    Last Updated : 2024-01-26
  • Istri Kembar CEO Posesif   Mari Saling Menjaga Aruna

    Melihat jemari Erland yang berada di atas bibir. Aruna segera menolehkan kepalanya sana-sini. Erland pikir, Aruna bakal menolak karena kesibukan karyawan cafe. Tapi, mata Erland sempat terbelalak kaget karena bibir dikecup oleh Aruna."Sudah disuap," ujar Aruna kembali duduk.Jemari Erland menyentuh permukaan bibir sendiri, lantas tersenyum lebih lebar. Mendadak menciptakan rasa malu dalam diri Aruna. Bukan malu karena berbuat salah, tapi ada getaran yang mengatakan cinta di hatinya."Kamu ke sini untuk menjemput aku kan? Sebentar lagi cafe tutup," singgung Aruna berusaha mencari topik lain."Memang. Tapi, aku ingin berkencan dulu sebelum pulang."Mendengar rencana suaminya. Aruna langsung menatap lembayung sore yang sebentar lagi akan membanggakan diri atas keindahan di langit. "Aku sedang hamil, kamu lupa?""Aku tidak amnesia, Sayang." Jemari Aruna kembali dimainkan, terutama jari manisnya."Ya terus kenapa mengajak pergi saat mau maghrib, bahkan malam hari?"Dahi Aruna sampai men

    Last Updated : 2024-01-27

Latest chapter

  • Istri Kembar CEO Posesif   Justru Larangan Itu Adalah Perhatian

    Tubuh Erland langsung membeku di tengah anak tangga saat mendengar ucapan dari Fira. Jantung Erland juga berdetak sangat kencang, mata saling pandangan dengan sang putri."Siapa yang beri tahu Fira hal konyol itu?"Fira diam sejenak, membaca ekspresi wajah Erland yang kali ini nampak marah. Perlahan pandangan Fira turun dan hanya berani menatap pundak Erland. "Semua orang membicarakannya pelan-pelan di sekitar Fira. Tapi, Fira mengerti maksud mereka."Erland menghela napas. "Itu hanya omong kosong Sayang. Kenapa Fira percaya? Fira kan anak papa."Tangan Fira meremas pundak Erland. "Papa jangan berusaha berbohong, aku sudah tahu semuanya kok.""Tapi, Papa janji ya. Jangan bilang kalau Fira tahu pada mama. Nanti mama bakal sedih."Erland memilih mengangguk. Ternyata dia tidak bisa menyembunyikan fakta dari anak sekecil Fira. Anak ini mengerti apa yang orang lain katakan, namun malah diam dan memendam semuanya sendiri."Tapi Fira tahu kan, kalau papa sayangnya beneran sama Fira. Mengang

  • Istri Kembar CEO Posesif   Fira Tahu, Papa Fira Adalah Orang Lain

    Aruna mengawasi Erland yang membersihkan sisa kotoran yang menempel pada putranya. Kemudian mengganti popok. "Kabar Mitha gimana, Mas? Kamu sudah dengar belum," singgungnya.Kabarnya Mitha juga melahirkan di hari yang sama. Namun, Aruna ingin tahu lahirnya anak kembar seperti apa."Kata Daffa sudah lahir, anak laki-laki semua.""Lahir normal?" tanyanya.Kepala Erland menggeleng. "Caesar katanya."Mendengar hal itu, Aruna langsung meringis sembari menyentuh perutnya. Erland yang melihatnya, menggenggam tangan Aruna."Mikirin apa sih? Kamu kan lahirannya normal.""Ya tapi ngeri gitu, Mas," sahutnya.Erland memandangnya lama. "Jarang yang bisa lahir normal saat mengandung kembar. Zaman sekarang lebih merekomendasikan caesar."Memikirkannya, Aruna langsung menjawab, "kalau begitu aku tidak mau punya anak kembar."Erland ingin mengusap kepalanya. Namun, langsung Aruna genggam lengan suaminya. Erland sempat menunjukkan raut terheran, setelah mengingat tangan ini yang digunakan membersihkan

  • Istri Kembar CEO Posesif   Kenapa Fira Tidak Mirip Papa?

    Aruna tersenyum mendengar ucapan suaminya. "Benar, Fira pasti senang."Erland ikut tersenyum. "Iya Sayang."Aruna memandang Erland yang begitu betah memandang sang putra. Bibirnya tanpa sadar terus saja tersenyum karena pada akhirnya bisa melahirkan anak dari suami yang dirinya cintai.Bahkan ketika malamnya tiba. Aruna yang sibuk tidur, Erland tetap terjaga dan menjaga sang putra yang sangat lelap tidur di ranjang kecil. Bibir Erland tak pernah berhenti tersenyum, karena melihat fotokopi diri sendiri pada wajah sang putra."Tuan."Erland menoleh dan mendapati Sonya yang membawa tas, bersiap untuk pulang."Oh kamu sudah mau pulang," singgung Erland."Iya Tuan. Saya akan kembali pagi nanti."Erland berpikir sejenak, kemudian menyahut, "besok kamu di rumah saja, istirahat. Terima kasih karena sudah membantu menjaga Aruna."Meski Sonya sempat terkejut karena Erland baru saja mengucap terima kasih. Namun, Sonya langsung tersenyum dan mengangguk."Kembali kasih, Tuan."Erland kembali meman

  • Istri Kembar CEO Posesif   Farras Raffasya, Nama Putra Kita

    Beberapa bulan telah berlalu. Kandungan Aruna sudah mencapai sembilan bulan dan sejak kemarin mulas, menunjukkan tanda melahirkan.Erland langsung membawa Aruna ke rumah sakit. Namun, sampai paginya lagi, Aruna tak kunjung pembukaan. Erland yang melihat Aruna kerap mengadu kesakitan karena kontraksi, membuat Erland bicara pada Sonya."Menurutmu, bukankah ini karmaku? Makanya Aruna kesulitan melahirkan begini," singgung Erland."Tuan, tidak boleh bicara seperti itu. Semua wanita yang melahirkan berbeda-beda, ada yang cepat ada juga yang lumayan lama," sahut Sonya."Sewaktu melahirkan nona Fira, Nyonya seperti ini juga."Erland yang semula memandang ke arah Aruna sedang tidur, langsung menoleh pada Sonya saat mendengar perkataan itu. Erland yang tidak memiliki ingatan soal itu langsung bertanya."Benarkah?"Sonya mengangguk. "Benar sekali Tuan. Makanya Nyonya sekarang nampak biasa saja, meski terkadang mengeluh sakit. Karena sebelumnya juga seperti ini."Erland langsung meraih tangan Ar

  • Istri Kembar CEO Posesif   Kalau Punya Adik, Tidak Disayang

    Erland mengerutkan dahi. "Anak kembar?""Iya."Mendadak Erland tersenyum. "Gimana mau anak kembar, kamu sudah hamil begini. Harus lahir dulu Sayang, baru bikin anak kembar lagi."Mendengarnya, Aruna jadi membuka matanya lebih lebar dan memandang ke arah Erland. Suaminya masih tersenyum, kemudian mengusap wajahnya."Memangnya siap melahirkan lagi? Yang lagi di kandung saja belum lahir," ujar Erland.Aruna langsung menggeleng. "Iya, harus lahirin dulu yang lagi dikandung."Erland mengangguk dan mengusap kepalanya. "Nah iya, habis lahiran. Kita baru pikirkan lagi ya soal anak kembar."Aruna memainkan kancing baju suaminya. "Tapi kata ayahku, katanya anak kembar merepotkan."Erland menumpu kepala dengan tangan. Mata memandangnya sangat lekat, sampai Aruna membalas."Kenapa merepotkan? Kan anak sendiri. Aku malah senang banyak anak, rumah akan ramai dan aku juga bakal bantu merawat anak-anak.""Kalau disuruh jaga anak, paling nanti kamu tidur," ujarnya."Tidak akan, aku jamin."Aruna kemba

  • Istri Kembar CEO Posesif   Mau Hamil Kembar

    Erland benar-benar membawa Aruna ke rumah sakit pada siang harinya. Tentunya untuk memeriksakan kandungan sang istri. Tepat seperti yang dokter katakan, usia kandungannya memasuki 6 minggu. Aruna dan Erland diminta oleh dokter untuk jangan berhubungan dulu, sebelum melewati trimester pertama.Aruna yang memang sudah pernah hamil, tahu masalah larangan itu. Bahkan Erland pun terlihat mengerti, jadi tidak berkomentar apa pun."Jadi, apakah istri dan anakku ini ingin makan sesuatu?"Begitu keluar dari ruangan dokter kandungan, Erland menawarkan. Tangan saling bergandengan dengan Aruna. Erland sampai melirik karena menantikan jawaban dari istri."Aku mau waffle," ujarnya."Hm, biasanya beli di mana?""Aku tidak tahu. Tapi, harusnya ada cafe atau resto yang jual kan."Erland mengangguk. "Nanti aku cari infonya di ponsel ya."Mereka berdua tetap berjalan bersama dan memutuskan untuk menjemput Fira di sekolah. Kebetulan putrinya pasti sudah pulang. Sepanjang mengemudi, Aruna bergelayut man

  • Istri Kembar CEO Posesif   Positif Hamil

    Aruna menemui putrinya yang ada di rumah Faisal. Mungkin selama seminggu ini, akan tetap di sana sampai Aruna dan Erland pulang ke rumah. "Fira sedang tidur siang," ujar Faisal memberi tahunya.Aruna mengangguk. "Begitu ya sudah.""Kamu tidak akan pergi lagi kan?""Mungkin sore akan ke sana lagi dan malamnya ke sini untuk menemani Fira tidur, Yah."Faisal menghela napas. "Sewaktu masih hidup, saling bermusuhan. Giliran sudah mati, malah begitu betah di sana."Aruna memandang ayahnya. "Jangan bicara begitu, Yah. Bagaimana pun Erland kan anaknya, kalau bukan Erland siapa yang mengurusi."Mendengar ucapannya, Faisal langsung mengangguk. "Iya, iya. Ayah hanya kesal dengan Erland dan ayahnya yang sering bertengkar itu."Aruna duduk di sofa dan menarik napas. "Bagaimana pun, anak tetaplah anak. Ditinggal ayahnya tentu saja sedih.""Kamu juga begitu memangnya?"Dahi Aruna langsung mengerut. "Ayah mau menyusul? Semua keluarga ingin Ayah panjang umur kok."Faisal langsung tersenyum, kemudian

  • Istri Kembar CEO Posesif   Tidak Ingin Kamu Jatuh Sendirian

    Aruna berkeliling di rumah ayah mertuanya. Tempat Erland dahulu dibesarkan. Kemudian dirinya bertemu dengan ibu tiri dari suaminya. Aruna ingin menghindar, namun tangannya dicekal."Kamu merasa bangga ya, bisa keluar masuk rumah ini."Aruna memandang lekat. "Bangga?""Kenapa harus berbangga diri, aku menantu di rumah ini," lanjutnya.Ibu tiri Erland menyeringai. "Kamu hanya menantu yang tidak diakui.""Aku juga tidak ingin diakui oleh Anda."Kemudian Aruna menarik paksa tangannya dari ibu mertuanya. Hendak wanita ini main tangan, namun mendadak terhenti setelah ada langkah terdengar di belakang tubuhnya. Aruna langsung berbalik dan menemukan Erland berjalan mendekat dengan mata melotot tajam. Fira berlari di belakang suaminya sembari tertawa senang. Namun saat melihat ibu tiri Erland, Fira mendadak bersembunyi di belakangnya."Ayo aku antar ke kamar untuk istirahat," ujar Erland langsung menggiring Aruna dan Fira.Wanita itu mengepalkan tangan dengan wajah menunjukkan raut emosi. Nam

  • Istri Kembar CEO Posesif   Titip Erland, Ya Aruna

    Aruna yang sedang memakaikan seragam sekolah pada putrinya, sesekali melirik jam. Karena suaminya tak kunjung pulang juga. Fira pun sampai bertanya karena melihat dirinya yang tak fokus."Mama menunggu papa ya?"Bibirnya langsung tersenyum. "Iya, Sayang. Mama nungguin papa, katanya pulang untuk ganti baju."Tepat saat itu, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah membuat mata Fira berbinar. Kemudian berlari darinya yang hendak memakaikan dasi. Aruna sendiri tersenyum dan mengikuti putrinya keluar.Namun, baru juga Aruna selesai menuruni anak tangga. Fira kembali berlari ke arahnya dengan raut ceria."Kata Papa hari ini tidak sekolah.""Eh? Kan bukan hari libur, mama juga tidak mendapat info apa pun dari sekolah." Aruna jelas bingung.Kemudian, Erland berjalan mendekat dan menyahut, "papa minta bertemu."Aruna memandang suaminya semakin tidak mengerti. "Dan kamu menyetujuinya?"Erland berjalan semakin dekat dan berhadapan dengannya. Kemudian meraih tangannya, karena Erland sangat

DMCA.com Protection Status