Share

10. Malam Pertama

Langkah lelaki itu mantap, tidak ada keraguan yang tampak. Sekalipun dia tengah memasuki sebuah kamar wanita yang baru pertama kali ditemuinya, tapi dia bersikap biasa saja.

Tentu saja, dia sudah terbiasa, batin Airin dengan sinis.

Sakha berhenti di tengah kamar, memandang lurus ke arah ranjang di mana Airin berada. Mereka sama-sama tidak bisa melihat wajah satu sama lain dengan jelas karena kelambu transparan yang terpasang di sekeliling ranjang bertiang empat itu.

Airin juga memilih untuk bungkam. Bahkan bergerak saja dia tidak. Sakha mungkin tengah berpikir bahwa dia telah menikahi seorang patung alih-alih manusia. Airin lalu terkekeh tanpa sadar.

Suara tawa wanita itu menarik perhatian Sakha. “Kenapa?” tanyanya.

Airin yang mendengar suara berat bernada rendah itu pun tersadar dari tawanya, dia langsung mengatupkan bibirnya rapat kembali, ekspresinya kemudian berubah dingin.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
aisneslo
hahahahahahahahahahahahaha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status