Sebelum.membaca jangan lupa rate dan subscribe sebanyak - banyaknya. Jangan lupa follow akunku dan ikuti terus ceritaku ya πππ
" Sekarang bereskan semua pakaian mu. Kamu tuh cuma istri kedua dan kata ibu mertua kamu cuma nikah siri dengan suamiku !! Kamu tidak berhak atas harta suami ku. Cepat angkat kaki dari rumah ini, pergi !! " ucap nya dengan lantang dan matanya menatap tajam padaku.
" Tanpa mba suruh pun aku akan pergi dari rumah ini " ucap ku membalas perkataan nya. Aku gak suka di bentak - bentak begini, udah di usir di dorong lagi." Kamu garang aku lebih garang huhh dasar nenek tua " gumam ku dalam hati dan berlalu pergi meninggal kan rumah suami ku tak lupa menggendong Bella putri ku dan mas Yadi putri semata wayang ku yang masih balita.Baru saja pulang dari pemakaman udah dapat makian dari nyonya rumah istri pertama mas Yadi suamiku, Lastri namanya. Gak cuma makian dan hinaan dan aku juga di usir dari rumah itu.Aku gak salah atas meninggal nya suami nya dan juga suami ku. Aku pun baru tahu kalau suami ku meninggal karena kecelakaan, mobil nya ringsek dan meninggal di tempat. Tubuh nya rusak, itu pun mba Lastri di beritahu pihak rumah sakit kalau mas Yadi meninggal. Aku di kasih tahu pembantu mba Lastri kalau mas Yadi meninggal dan masih di rumah sakit. Setelah di mandikan di rumah sakit baru jenazah suamiku di antar ambulance ke rumah mba Lastri istri pertama mas Yadi.Mungkin ini karma untuk mas Yadi karena sering selingkuh dan menyakiti istri - istri nya.**********Tiga tahun sebelum nya......Waktu itu mas Yadi bertamu ke rumah ku. Ada bapak ku disitu sedang berbincang dengan mas Yadi dan aku pun di panggil bapak." Ada apa pak e "" Sini duduk sebelah bapak, bapak mau bicara " ucap bapak ku.Ada apa ya kok aku jadi takut begini. Secara bapak orang nya matre gampang di rayu sama orang, di sogok rokok aja udah senen apalagi kalau di kasih uang tiap bulan makin girang. " Gini nduk, tujuan Yadi kesini mau melamar kamu. Apa kamu mau menikah sama Yadi ? "Hah !! Sontak aku kaget dan bangun dari tempat duduk. Gila masa aku nikah sama om om. Yang benar saja secara umur ku jauh di bawah mas Yadi dia umurnya aja 40 tahun sedangkan umurku masih 20 tahun. Umur dia sama bapak aja gak jauh beda. Pantes nya jadi bapak ku bukan suami ku.Bapak emang kelewatan mau nya enak tinggal ongkang - ongkang kaki di kasih uang sama mas Yadi. Dari dulu bapak emang pemalas. Hutang nya bapak pun sudah menumpuk di mas Yadi. Hutang bapak akan di anggap lunas kalau aku menikah dengan nya.Waktu ibu masih ada ibu yang kerja cari nafkah untuk kami sekeluarga dan bapak cuma makan tidur makan tidur ngerokok dan judi.Sekarang setelah ibu meninggal bapak menikah lagi. Ibu sambung ku yang kerja cari nafkah bapak yang di rumah. Mau sampai kapan bapak begini. Alhamdulillah nya punya ibu sambung sangat baik dan juga sholehah. Kadang suka kasihan sama ibu sambung ku capek tiap hari kerja dan bapak gak pernah mau bantuin ibu cari uang.Punya kakak laki - laki juga sama pemalas nya. Dia sudah punya anak satu, laki - laki. Adik ku dua perempuan semua. Yang satu kelas 3 SMP dan yang bungsu kelas 4 SD." Gimana Sri apa kamu terima lamaran Yadi ? Kalau kamu menikah sama dia hidup mu terjamin, hutang - hutang bapak juga di anggap lunas dan kamu ndak perlu kerja capek - capek tinggal minta sama Yadi " ucap bapak ku lagi.Aku bingung harus jawab apa. Di satu sisi aku gak mau menikah dengan laki - laki yang sudah beristri dan di sisi lain aku juga kasihan sama ibu sambung ku harus kerja siang malam untuk melunasi hutang - hutang bapak sama mas Yadi. Apa yang harus aku katakan. Ya Allah bantu aku ya Allah. Aku bimbang aku dilema." Kasih saya waktu untuk berpikir, seminggu saja pak " ucap ku akhirnya pada mas Yadi.Setelah itu mas Yadi pamit pulang sama bapak dan ibu. Sebelum pergi mas Yadi sempat mengatakan " aku tunggu jawaban mu nanti " Aku cuma menunduk tidak menjawab pertanyaan nya. Setelah mas Yadi pergi aku masuk ke dalam rumah.****Satu minggu sudah berlalu. Bapak menanyakan soal lamaran mas Yadi. Akhirnya tanpa memikirkan lagi aku mengangguk dan mengiyakan. Aku menerima lamaran mas Yadi.****Keesokan pagi nya. Aku bangun jam 5 pagi untuk melaksanakan sholat shubuh. Selesai sholat shubuh aku langsung ke dapur melakukan pekerjaan rumah seperti biasa mencuci piring, mencuci baju, memasak dan lain sebagai nya, kebetulan hari ini hari minggu aku gak kerja.Semua udah beres tinggal mandi dan ganti pakaian. Kata bapak, mas Yadi akan kesini untuk acara lamaran. Itu pun di hadiri keluarga ku dan keluarga mas Yadi saja, terkecuali mba Lastri tidak hadir karena memang dia tidak di beritahu.Acara lamaran selesai. Dan tanggal pernikahan kami sudah di tetapkan. Bulan depan kami akan menikah. ****Satu bulan telah berlalu. Dua hari lagi aku akan menikah dengan mas Yadi. Entah kenapa aku jadi pendiam akhir - akhir ini, mungkin karena aku gugup kali ya. Mudah - mudah an tidak terjadi apa - apa. Aku takut istri nya datang dan mengamuk di acara pernikahan kami. Alhamdulillah acara pernikahan ku lancar tidak ada gangguan apapun. Ada bapak dan ibu sambung ku, kakak ku dan kedua adik ku. Keluarga mas Yadi hadir termasuk ibu mertua dan adik nya. Ayah nya mas Yadi sudah meninggal waktu mas Yadi umur 10 tahun.Acara selesai dan aku di ajak mas Yadi ke rumah baru nya untuk di boyong kesana. Kecuali keluarga ku tetap di rumah peninggalan ibu kandung ku.Rumah nya gak terlalu besar gak seperti rumah yang di tinggali istri pertama dan ketiga anak nya. Aku melihat - lihat sambil tersenyum, mudah - mudah an aku betah tinggal disini. ****Enam bulan setelah menikah aku di nyatakan positif hamil. Begitu gembira nya mas Yadi saat tahu aku hamil. Aku malah sedih kenapa aku bisa hamil, aku belum siap. Padahal aku gak mau hamil secepat ini apalagi dengan laki - laki yang tidak pernah aku cintai.***Lambat laun akhirnya aku menerima kehadiran suami ku. Walaupun hati ku masih menolak nya. Apalah daya aku mengandung anak nya. Kalau dia lagi di rumah entah kenapa aku merasa tak betah tinggal di rumah, kalau mas Yadi sedang libur kerja. Tapi kalau lagi di rumah istri pertama nya aku merasa senang. Ya ini memang mas Yadi yang mengatur tiga hari di sini tiga hari di rumah istri pertama nya.Hari berganti hari bulan berganti bulan akhirnya waktu yang di nantikan datang juga. Sembilan bulan aku mengandung sebentar lagi aku melahirkan. @@@@@@@Sebelum membaca klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya. Jangan lupa follow akunku dan ikuti terus ceritaku ya πππEntah aku pun tak tahu kenapa sampai sekarang mba Lastri belum tahu tentang pernikahan kami. Apa dia tidak menaruh curiga pada suami nya ?? Aneh, Hmmm. Kayak nya dia sudah tahu deh cuman dia pura - pura tidak tahu. Atau mungkin dia sudah menyiap kan strategi untuk membalas perbuatan suami nya atau mungkin kepada ku. Mustahil kalau tidak ada yang memberi tahu nya atau mustahil kalau dia tidak tahu.Yang aku tahu memang rumah tangga nya tidak harmonis. Makanya mas Yadi lebih betah tinggal disini. Katanya setiap hari selalu bertengkar, padahal itu masalah sepele dan selalu di besar - besar kan. Entah apa yang di ributkan dan aku pun tak tahu.Mungkin mba Lastri masih marah dan bawaan nya emosi terus dan ingin marah - marah saja setiap hari. Apalagi semenjak menikah dengan ku penampilan nya berbeda lebih rapi,
Sebelum membaca subscribe, tap love, dan follow cerita ku yaa ππSetelah sampai ke ruang tengah mas Yadi langsung menggendong ku dan membawa ku ke mobil. Setelah bi Darmi keluar dari rumah dan tak lupa mengunci pintu, kemudian menyusul kami yang sudah berada di mobil sejak tadi. Aku duduk di jok belakang bersama bi Darmi, mas Yadi yang menyetir. Kebetulan supir nya tidak masuk kerja, anaknya katanya sakit.Setelah sampai di rumah sakit segera aku di bawa para perawat rumah sakit dan aku masuk ke ruang IGD. Selanjut nya di pindah ke ruang persalinan. Dokter segera ambil tindakan, sementara suami ku dan bi Darmi di luar ruangan.Antara hidup dan mati aku bertaruh nyawa. Aku menarik nafas dan menghembuskan Aku hanya bisa berdoa dan menyebut asma mu ya Allah, semoga persalinan ku lancar.Setelah kurang lebih satu jam akhir nya aku melahirkan juga. Anak ku perempuan.EeaakkEeaakkEeaakkSuara anak
Sebelum membaca jangan lupa subscribe, tap love dan follow cerita ku ya ππ"Apaa!! Apa ibu gak salah dengar Yadi? Kamu mau menikahi Sri perempuan miskin itu? Yang bapak nya utang sama kamu dan tidak bisa bayar. Kamu sudah tidak waras Yadi, Sri itu masih bocah umur nya jauh di bawah kamu. Apa tidak ada perempuan lain selain dia hah" bentak Ku pada anak tiri ku Yadi.Ibu tidak habis pikir sama kamu Yadi, apa sih kelebihan dari Sri, tampang nya biasa aja. Udah miskin bapak nya hutang nya banyak., yang ada nyusahin. Bisa - bisa aku tidak kebagian harta warisan dari ayah nya. Semua harta warisan mas Wisnu jatuh ke tangan anak tunggal nya yaitu Yadi."Ini tidak bisa di biarin aku harus samperin rumah perempuan itu" gumam ku dalam hati."Tapi bu aku sudah bicara dengan keluarga nya dan juga Sri. Aku cinta sama dia bu. Masalah hutang pak Imam sudah ikhlaskan. Lagian sebentar lagi kami akan menikah dengan Sri" ucap nya.
Sebelum membaca jangan lupa like dan komen, klik subscribe, tap love dan follow cerita ku ya ππ Ting bunyi notifikasi whatsapp di ponsel. Hmmm siapa ya. Segera aku mengambil ponsel dan membuka nya ada chat dari istri ku Lastri.[Pa jemput mama ya, mama lagi di salon nih. Di salon langganan mama][Ban mobil mama bocor, papa jemput mama bisa kan?][Papa gak bisa ma, papa lagi sibuk di kantor banyak kerjaan][Mobil tinggal aja, nanti ada orang dari bengkel langganan papa datang kesitu][Mama naik taxi aja ya][Ya udah kalau gitu mama naik taxi aja][Oh ya pa, tadi waktu papa lagi mandi. Mama ambil ATM di dompet papa, abis nunggu papa mandi lama. Boleh kan pa?][Mama mau belanja di mall, tapi mama gak ada uang, jadi mama ambil ATM papa]Baru dua hari aku kasih uang 20 juta sudah habis aja, boros amat jadi istri.[Ya udah terserah mama. Papa l
Sebelum membaca jangan lupa like dan komen, klik subscribe, tap love, dan follow aku yaa ππ€π€Setelah lama menunggu akhirnya ada suara orang berjalan mendekati pintu."Ya sebentar, siapa ya" ucap nya di balik pintu.KreekeekkPintunya pun terbuka dan ternyata itu Sri."Wa'alaikum salam. Maaf ibu siapa ya, dan ibu mau cari siapa?. Bapak sama ibu sedang pergi, ada yang bisa saya bantu?. Oh ya silahkan duduk bu" ucapnya mempersilah kan aku masuk dan duduk di kursi jelek itu.Ternyata dia belum tahu siapa aku. Bagus deh kalau gitu. Mumpung bapaknya lagi gak ada, aku labrak tuh perempuan."Duduk di kursi jelek itu, tidak usah makasih. Perkenalkan nama saya bu Rina, ibu tirinya Yadi. Saya datang kesini untuk ngelabrak kamu, jauhi Yadi atau kamu akan tahu akibat nya bila berurusan denganku dan saya tidak sudi punya menantu seperti kamu.Kamu tuh tidak pantas bersanding de
Sebelum membaca jangan lupa like dan komen, klik subscribe, tap love dan follow aku yaa ππ€Setelah sampai depan rumah. Ternyata anak - anak sudah menunggu ku di teras."Assalamu 'alaikum""Wa'alaikum salam pa" seru anak - anakku bebarengan."Kok di luar, ini udah malam. Mana mama?" Tanyaku."Mama belum pulang pa" sahut anak sulungku."Belum pulang jam segini?" gumamku dalam hati.Kemana pergi nya Lastri. Gak ngasih kabar gak apa. Mana ini udah malam, anak - anak sampai nunggu di luar. Ya Allah, kamu dimana Lastri."Nih papa beli martabak bangka kesukaan kalian" ucapku dan memberikan tiga kotak martabak sama anak sulungku Dani."Waahh, makasih ya pa" sahut Dini anakku yang kedua."Sama - sama sayang" ucapku sembari mengusap rambut putriku."Ya udah, yuk kita masuk" ajakku lalu menyuruh anak - anak masuk.
Sebelum membaca subscribe, tap love dan follow, cerita ku yaa ππLastri langsung ngeluyur masuk kamar. Aku memperhatikan dia dari belakang, badan nya gendut, pendek, item. Ya lumayanlah gak cantik - cantik amat. Sekarang dia jadi rajin ke salon dan nge-gym. Katanya pengen nurunin berat badan. Sebelum nge-gym BB nya hampir 90 kg, gak kebayang kan besar nya, apalagi dia pendek.Dulu gadis nya langsing, setelah punya anak badan nya langsung melar, katanya karena efek KB. Sekarang sedikit berkurang sekitar 80 kg an. Ikut seneng juga sih, tapi kalau sudah begini kasihan anak - anak gak keurus, terlalu sibuk di luar.Aku gak pernah melarang Lastri untuk keluar, tapi inget waktu. Pergi pagi pulang nya malam, semua nya udah berubah. Tapi ya sudahlah terserah dia, lagian juga aku udah terpikat dengan wanita lain.Lusa aku akan kesana, ke rumah pak Imam. Untuk melamar Sri, putrinya. Aku takut keduluan yang lain. Polig
Sebelum membaca jangan lupa subscribe, tap love, dan follow cerita ku yaa ππ Aku langsung turun dari mobil, dan menyuruh pak Imam masuk ke mobil."Maaf pak sudah menunggu lama, mari pak silahlan masuk" ujarku mempersilahkan pak Imam masuk ke mobil."Tidak pa - pa nak Yadi. Ya sudah yuk kita pergi"Setelah pak Imam masuk ke mobil, aku langsung melajukan mobil menuju restoran deket kantor ku."Terima kasih ya nak Yadi, sudah ajak bapak makan di restoran, pasti mahal harga semua makanannya" ucap pak Imam dan tersenyum"Santai aja pak, saya malah seneng ajak bapak makan di restoran. Malah saya kepengennya ajak keluarga bapak makan juga, tapi takutnya gak mau"****"Nah, sudah sampai di restoran, yuk pak kita turun""Baik nak" pak Imam mengangguk lalu mengikutiku masuk kedalam restoran.
Sebelum membaca jangan lupa klik rate, subscribe, dan follow akunku ya. Dan Ikuti terus ceritakuππβΊAkhirnya selesai juga pekerjaan rumah. Baru selesai ngepel, Sri masuk membawa belanjaan. Ternyata benar Sri habis dari pasar."Assalamu 'alaikum, loh kok ibu gak kerja,?" Tanyanya padaku."Ibu masuk siang, Sri," jawabku."Oh _ oh ya bu, bapak udah bangun,?" Tanyaku."Udah, trus habis ngopi langsung pergi! Katanya adanya urusan." Jawabnya. Sambil membawa belanjaan, aku membantu Sri masak."Bu, aku udah putuskan, kalau aku menerima lamaran mas Yadi. Doa'in ya bu, semoga keputusanku gak salah." Ucapnya.Aku yang sedang memetik sayuran seketika berhenti."Kamu serius Sri? Ibu tahu kamu terpaksa menerima lamaran Yadi. Apa kamu yakin Sri,?" Tanyaku.Gak tega
Sebelum membaca jangan lupa klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya. Follow akunku juga ya dan ikuti terus ceritaku πππ€"Aku ke kamar dulu ya, ibu sama bapak lanjutkan makannya" ujar Sri.Aku tersenyum pada Sri dan mengangguk . Ibu tahu kamu sedih dan bimbang. Tahu sendirikan gimana bapak. Kalau sudah keinginannya tidak bisa di tolak. Semoga ada jalan buat kita ya nduk. Supaya tidak ada kesedihan lagi di matamu."Ya sudah kalau begitu, nanti ibu antar makanan ini ke kamarmu." Ujarku."Gak usah bu, nanti Sri ambil sendiri kalau Sri udah lapar" ucapnya."Heh, gak boleh nolak!!. Kecuali kalau kamu sudah menikah dan itu sudah bukan tanggung jawab ibu lagi" kataku lalu tersenyum pada Sri."Terserah ibu saja" sahutnya lalu dia memelukku."Loh kok peluk ibu?, katanya mau ke kamar"
Sebelum membaca jangan lupa klik rate,tap love dan subscribe sebanyak - banyaknya. Follow akunku ya dan ikuti terus ceritaku ππ€πSetelah kamu menikah dengan Yadi. Ibu akan membuatmu mati secara perlahan seperti dulu ibu membunuh mas Wisnu, ayahnya Yadi. Ibu yang meracuninya dan sampai sekarang tidak ada yang tahu kalau ibu pembunuhnya. Karena semua barang bukti sudah di hapus dan membakarnya. Itu mudah buatku.Dulu aku ingin membunuh Yadi, tapi aku pikir nanti. Setelah menguras hartanya barulah aku akan membunuhnya. Karena dia ATM berjalan kami. Dia yang capek, aku dan Dewi yang menikmati hartanya. Hahahaha ....Dan sekarang akan ada tikus lagi, yaitu Sri. Semakin susah menguras hartanya. Satu menantu saja, aku sulit mengendalikannya, sekarang tambah lagi penghalang untuk menguras harta anak tiriku.*****Ini hari pertunangan Yadi. Aku harus berpura
Sebelum membaca klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya ya. Jangan lupa follow akunku dan ikuti terus ceritaku ya πππKeesokan harinya aku bangun pukul 05.00 WIB, Lastri belum bangun, ya sudahlah. Aku keluar kamar dan menuju ke kamar anak - anak. Membangunkan mereka, untuk melaksanakan sholat subuh.Anak - anak mengikutiku menuju mushola kecil yang ada di samping ruang keluarga. Aku memang membuat mushola kecil di dalam rumah untuk kami sholat jamaah bersama istri dan anak - anak. Sebelum itu kami ambil wudhu lalu lanjut melaksanakan sholat subuh. Lastri tidak ikut, katanya lagi datang bulan.Selesai sholat, aku mengajak anak - anak ke taman yang ada di halaman belakang rumah untuk joging. Rutinitas seperti biasa, olahraga pagi bersama ketiga anakku.Sementara bi Jum dan mba Surti di dapur sedang memasak untuk kami sarapan. Bi Jum sudah bangun dari pukul
Sebelum membaca klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya. Jangan lupa follow akunku ya dan ikuti terus ceritaku πππBi Jum dan mba Surti sedang membereskan barang belanjaan. Buah - buahan, sayuran, daging dan ikan sudah masuk kedalam kulkas. Makanan kering, makanan instant di simpan di lemari dapur, di atas. Sementara sabun cuci, porselen dan lain - lain di simpan di lemari dapur di bawah.Aku mendekati bi Jum dan mba Surti. Mereka sedang membereskan dan menatanya dengan sangat rapi. Bi Jum memang hafal dimana tempat - tempatnya.BiJum sudah ikut kami dari ayah masih ada. Waktuitu aku masih kecil, SD kelas 1. Setelah ibu meninggal, bi Jum yang merawatku. Tiga tahun sepeninggalnya ibu, ayah menikah lagi dengan bu Rina. Ayah meninggal waktu usiaku 10 tahun. Sampai sekarang bi Jum masih kerja disini, katanya ini amanah dari ayah, di suruh menjagaku.Bib
Sebelum membaca klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya ya. Jangan lupa follow akunku dan ikuti terus ceritaku ya πππ€Setelah sampai di mall. Anak - anak langsung menuju tempat permainan dan aku pun menemaninya menunggu di luar. Sedangkan Lastri berbelanja dengan membawa dan menggunakan ATM ku.Setelah mereka puas, akhirnya kita pulang. Tak lupa membawa belanjaan. Baju istri, baju anak - anak dan bajuku juga. Dan tak lupa belanja makanan instant, cemilan, kebutuhan dapur, keperluan kamar mandi dan lain - lain. Semuanya sudah di belanjain.Sebelum pulang kita mampir Ke restoran langganan kami. Setelah sampai Kita turun dan memasuki restoran, ternyata rame. Karena ini memang hari minggu dan pasti rame.Setelah dapat tempat duduk dan kita memesan makanan. Setelah puas menyantap makanan yang ada di restoran ini, akhirnya kita pulang. Karena sudah malam. Anak - anak
Sebelum membaca klik rate dan subscribe sebanyak - banyaknya yaa. Jangan lupa follow akunku dan ikuti terus ceritaku ya πππ€Pov Yadi"Assalamu 'alaikum""Wa'alailum salam. Kemana aja pa, jam segini baru pulang, katanya cuma sebentar kok ini lama?" tanya Lastri panjang lebar."Emmm, ya ma tadi pulang dari rumah temen papa, jalanan macet trus papa mampir ke masjid sholat dhohor dulu ma, takut keburu habis waktunya dan sekalian mampir isi bensin di SPBU, maaf ya ma udah nunggu lama""Oh gitu" ucapnya.Cuma gitu doang jawabannya. Aku pikir dia bakalan marah - marah. Huff untung gak di omelin. Tapi aku lihat dari mimik mukanya, sepertinya dia curiga dan seperti merencanakan sesuatu, ahh entah lah.Aku masuk kamar dulu memilih baju trus siap - siap pergi ajak anak - anak ke mall. Selesai mandi, ambil baju di lemari. Aku pake T-shirt kesuka
Sebelum membaca jangan lupa klik follow dan subscribe cerita ku yaa. Agar kalian bisa up mengikuti dan tidak ketinggalan cerita ku selanjut nya ππ"Ya bu silah kan"Setelah Ningsih ke belakang. Kami pun melanjutkan ngobrol nya."Nak Yadi kesini ada tujuan apa ? atau nak Yadi mau membicarakan perihal perjodohan yang kamu tanyakan di restoran kemaren, apa itu betul?""Betul pak, apa bapak sudah bicara dengan Sri?""Belum nak, sebentar ya bapak panggilkan Sri dulu, biar lebih jelas kalau ada Sri disini""Baiklah, terserah bapak saja""Sri ... Sri, sini nduk sebentar, bapak mau bicara" seruku memanggil Sri."Ada apa pak e" ucapnya dan muncul di balik gorden, tirai pembatas ruang tengah dan ruang tamu."Sini duduk di sebelah bapak, bapak mau bicara" ucapku.Akhirnya Sri menurut
Sebelum membaca jangan lupa klik subscribe dan follow cerita ku yaa. Agar aku makin semangat nulis nya. Agar kalian bisa mengikuti dan melihat cerita ku ππ€"Assalamu 'alaikum bu ... ibu ... bapak pulang" panggilku pada Ningsih."Bapak dari mana saja, ibu nyariin bapak dari tadi tapi bapak gak ada di kamar. Bapak kemana aja sih?" cecar Ningsih bertanya padaku kemana saja aku pergi."Bapak tadi habis makan di restoran di traktir sama nak Yadi, nih bapak bawa makanan di beliin nak Yadi. Belinya di restoran loh bu, pasti ibu suka. Katanya buat ibu sama anak - anak" sahutku dan memberikan satu kantong plastik berisi makanan yang di belikan Yadi di restoran tadi."Waahh, nak Yadi baik sekali ya pak, pake di bungkusin makanan segala, mana beli nya di restoran lagi, pasti mahal. Kebetulan ibu belum masak, cuma ada nasi di meja makan, ibu tidak punya uang buat masak pak, beras tinggal sedikit. Hutang di w