Share

Rumor

Penulis: Queen Moon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-15 13:06:13

“Pak Baskara ... apa yang Anda lakukan? Tolong lepaskan saya,” bisiknya mencoba mendorong dada Baskara yang sedang memeluknya.

Pria itu terdengar menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya melepaskan pelukannya dan menjauh sedikit. Baskara  menyalakan lampu. Cahaya lampu menerangi kamar luas itu.

Begitu Baskara menjauh Dhara menarik napas lega dan mencengkeram pakaian depannya dengan waspada. Kulitnya masih merinding karena pria itu tiba-tiba memeluk dan mencumbu lehernya.

Dhara menatap wajah Baskara dan menyadari ada yang janggal dari pria itu. Wajahnya memerah dan terengah-engah.

“Pak Baskara … apa Anda baik-baik saja? Anda mabuk?”

Baskara memalingkan wajahnya. “Ya, aku agak mabuk. Kenapa kamu di sini?”

“S-saya di sini untuk menemui Pak Gading. Apa bapak … bersama Pak Gading?” 

Mata Baskara menyipit dalam kegelapan kamar. “Kamu mau bertemu Gading? Tengah malam begini di kamar hotel? Apa yang akan kalian lakukan?”

Suara Baskara terdengar menuduh.

Dhara mengerut kening. “Apa maksud Bapak? Saya hanya mengantar dokumen pada Pak Gading.”

“Kamu yakin? Atau Gading yang mengirimmu ke sini?” Pria itu mencondongkan tubuhnya ke arah Dhara, “Untuk apa? Apa kalian berdua terlibat kerja sama?” Suara Baskara terdengar serak dan berat.

Pria itu tidak merasa nyaman dan panas di tubuhnya. Mata Baskara menjadi tajam. Dia menyadari minuman yang diberi Gading sudah diracuni dengan obat yang membuatnya merasa bergairah.

Menatap gadis di depannya, Baskara mengingat kejadian malam sebelumnya dan panas tubuhnya naik dua kali lipat. Dia menahan keinginannya untuk memeluk dan mencium Dhara.

“Maksud Bapak apa sih? Kerja sama apa yang Bapak bilang? Saya memang datang mencari Pak Gading.” Dhara mencoba bersikap sopan pada mantan pacar yang dulu pernah menghancurkan hatinya dan menahan dirinya agar tidak menampar pria itu.

Baskara tiba-tiba mendekat dan menakan Dhara ke pintu.

“Pak Baskara!” Dhara tercengang dan menahan dada Baskara agar tidak menekannya. “Apa yang bapak lakukan?”

“Dhara ….” Baskara menghembuskan napas di leher gadis itu membuat Dhara merinding.

“Jujurlah, apa Gading yang mengirimmu ke sini? Bagaimana kamu tahu nomor kamarku?” bisiknya serak. Aroma manis tubuh gadis itu sangat menggodanya. Alkohol dan obat di tubuhnya hanya tidak bisa ditahannya.

“Bapak dari tadi ngomong apa sih? Saya tidak mengerti.” Dhara dengan paksa mendorong Baskara.

“Jika Pak Gading tidak ada di sini, maaf saya permisi.” Setelah mengatakan itu Dhara mengambil map yang jatuh ke lantai dan berbalik hendak pergi.

Namun Baskara menahan lengannya dan menarik gadis itu ke pelukannya dan mendorongnya ke dinding agak keras.

“Aw!” Dhara mengaduh kesakitan saat punggungnya menabrak dinding dengan keras.

“Pak Bas—” Sebelum Dhara menyelesaikan kalimatnya Baskara tiba-tiba membungkuk dan mencium bibirnya. 

Mata Dhara melebar dengan mulut terbuka. Baskara mengambil kesempatan itu menyelipkan lidahnya, menjilat bibir dan menghisap manis gadis itu.

Dhara mengerang dalam mulutnya, pipinya memerah. Dia menggelengkan kepala dan berusaha mendorong dada Baskara.

Pria itu menekannya ke dinding semakin erat dan mencium bibirnya dengan ganas seolah-olah dia akan memakan bibir gadis itu. 

Dhara berkedip merasakan perasaan deja vu seolah dia pernah di posisi ini. Matanya menatap wajah pria di depannya dan mengingat rasa sakit empat tahun yang lalu saat pria itu menghancurkan hatinya.

Dhara membuka mulutnya dan menggigit bibir Baskara dengan kuat hingga berdarah.

“Sssttt ….” Baskara langsung melepaskan bibirnya.

Dhara mendorongnya menjauh dan menampar Baskara.

“Kamu gila!”

Baskara mengusap bekas gigit Dhara di bibirnya dan menatap gadis itu. Napasnya terengah-engah, sorot matanya tajam.

“Bukankah ini yang kamu mau? Kamu sengaja ke sini karena dikirim sama Gading, kan? Kenapa bersikap sok suci? Ini bukan pertama kali bagimu juga kan.”

Mata Dhara memerah, air mata mengenang di matanya hingga berkaca-kaca. Air matanya hampir mengalir ketika dia melihat cincin di jari manis pria itu.

“Dasar bajingan!” Dia mengangkat tangannya untuk menampar sekali lagi. 

Baskara menangkap pergelangan tangannya dan menatap tajam.

“Katakan berapa Gading membayarmu? Semalam juga begitu? Aku akan membayarmu dua kali lipat dari—“

Dhara menarik tangan Baskara dan menggigit lengannya dengan kuat. Air mata mengalir di pipinya.

“Brengsek! Aku nggak butuh uangmu! Kamu pikir aku apa? Dasar bajingan sialan!” Dhara mengumpat keras sambil menahan tangis dan tidak peduli bahwa pria di depannya adalah CEO dari perusahaan besar.

Dia mendorong Baskara dengan cepat dan membuka pintu kamar. Dia melarikan diri tanpa peduli dengan Baskara.

Dhara membanting pintu di belakangnya. Pada saat bersamaan seorang karyawan yang mengenakan seragam hotel keluar dari kamar sebelah Dhara dengan gerobak makanan.

“Loh Mbak Dhara? Apa yang terjadi?” tanya Karyawan itu karena Dhara membanting pintu kamar dengan keras.

Dhara tersentak dan menatap karyawan hotel.

“A … aku ….”

“Mbak Dhara … nggak pulang? Mbak Dhara nggak papa?” Karyawan menatap Dhara dengan tatapan aneh menyadari penampilannya agak berantakan.

Blus-nya kusut, rambutnya berantakan, bibirnya bengkak dan merah.

“Aku baru saja mau pulang,” balas Dhara malu melihat tanpa aneh karyawan itu pada penampilannya.

Tanpa memberi penjelasan Dhara buru-buru meninggalkan tempat itu.

 Sementara itu Dhara berdiri di depan lift dan memperbaiki penampilannya. Dia tidak bisa menahan perasaan sedihnya atas kata-kata Baskara yang merendahkannya. 

Baskara Djakaharto adalah mantan pacarnya. Mereka menjalin hubungan selama tiga tahun. Dan saat Baskara melanjutkan pendidikannya di luar negeri, Dhara telah menunggunya bertahun-tahun lalu kemudian Baskara memutuskan komunikasi tanpa alasan.

Empat tahun lalu pria itu datang hanya untuk mengabarkan bahwa dia akan menikah dengan wanita lain dan memutuskan hubungan mereka, lalu pergi meninggalkannya lagi.

Setelah empat tahun, Baskara kembali dan menghancurkan hatinya lagi.

Pria itu masih jahat seperti dulu.

Dhara menghapus air matanya saat melihat pintu lift hendak terbuka. Dia tersentak kaget menemukan dua orang saling berciuman panas di dalam lift. Kedua orang berpisah dengan cepat. Si wanita cemberut memperbaiki penampilannya yang acak-acakan.

“Nona Dhara!”

Mata Dhara membelalak menemukan Pak Gading dengan seorang wanita cantik di dalam lift.

“M-maaf Pak Gading!” Dhara dengan cepat mengalihkan pandangannya.

Keningnya mengerut menatap Dhara. “Kamu belum pulang?”

Dhara tersenyum kaku. “Saya baru saja mau pulang Pak.”

Wanita di sebelah Gading mendengus dan memperbaiki lipstiknya yang berantakan. “Jadi kamu masuk atau nggak?”

“Nggak usah Mbak. Saya akan naik lift berikutnya saja.”

Bagaimana mungkin Dhara mau satu lift dengan Pak Gading dan pasangannya. 

“Sampai jumpa lagi Nona Dhara. Pura-pura saja nggak lihat kejadian tadi, okey?” Gading mengedipkan mata pada Dhara.

Dhara buru-buru mengangguk.

“Ah!” Dhara tiba-tiba mengingat sesuatu dan hendak memanggil Pak Gading tapi pintu lift sudah tertutup.

Dhara menatap map di tangannya.

“Besok saja, ya? Lagi pula Pak Gading sedang bersama pasangannya. Aku nggak mau mengganggu,” gumam Dhara meringis mengingat ciuman panas Gading dengan wanita itu.

Begitu lift tertutup, wanita di dalam lift berkata dengan dingin.

“Siapa perempuan itu?”

“Hanya karyawan hotel. Mari lanjutkan yang tadi,” ujar Gading meraih pinggang wanita itu dan hendak mencium bibirnya.

Wanita itu mendorong dadanya. “Pecat dia. Aku nggak mau dia menyebar tentang kita di perusahaan.”

“Memangnya dia kenal kamu? Paling-paling dia nyebarin berita tentang aku tidur dengan wanita yang entah siapa. Toh, dia nggak tahu kamu istri Baskara.”

Veera mendengus.

“Pokoknya aku nggak mau ada yang lihat aku bersama kamu. Aku harus pergi sebelum Baskara tau aku ada di Surabaya. Jangan memanggilku lagi ke sini.” Dia berkata dengan kesal.

Gading mencibir, dia membungkuk dan berbisik di telinga wanita itu. “Ya dan jangan lupa ... aku dulu pacarmu sebelum kamu menikah dengan Baskara. Jangan karena Baskara kau membuangku, Veera sayang. Ingat perjanjian kita empat tahun yang lalu. Kamu nggak akan jadi istri Baskara jika bukan karena aku.”

Veera memelototinya dan mendengus saat pintu lift terbuka.

“Jangan keluar denganku, jangan sampai ada yang melihat aku bersamamu. Dan urus perempuan itu, kamu sebaiknya membungkamnya.” Setelah mengatakan itu, Veera mengenakan masker dan topi keluar lift.

“Dasar perempuan jalang,” desis Gading.

....

Keesokan paginya Dhara berangkat kerja ke hotel. Sepanjang perjalanan Dhara menyadari beberapa karyawan hotel menatapnya dengan tatapan aneh. Dia mengabaikan pandangan para karyawan hotel dan menuju ke kantor Pak Sarman.

“Maafkan saya, Pak. Saya belum mendapatkan tanda tangan Pak Gading,” ujar Dhara menyesal meletakkan sebuah map di atas meja Pak Sarman.

Pak Sarman menatapnya heran. “Apa maksud kamu, Dhara? Tanda tangan apa?”

Dhara berkedip bingung. “Pak Sarman kan yang suruh saya untuk minta tanda tangan Pak Gading tadi malam?”

“Siapa yang bilang? Aku hanya suruh Fahron antar map ke kantor Pak Gading, bukan ke kamarnya.”

Dhara terdiam dan pucat. Lalu apa maksud Fahron menyuruh dia mengantar dokumen ke kamar Pak Gading?

Pak Sarman menatap Dhara khawatir. “Dhara ... apa semalam kamu bersama Pak Gading? Itu sebabnya ada rumor bahwa kamu ... yah ... tidur dengan seseorang? Apa orang itu Pak Gading?”

Wajah Dhara pucat, matanya memerah. “Itu nggak benar Pak. Aku nggak tidur dengan Pak Gading. Semalam Fahron suruh saya untuk dapat tanda tangan Pak Gading karena Bapak yang suruh. Tapi ... tapi aku salah masuk kamar.”

Dhara menunduk malu tidak mau melanjutkan kalimatnya. Ini sangat memalukan diketahui oleh atasan yang dia hormati.

Reputasinya pasti hancur.

“Ah ... salah kamar ya. Itu bagus selain Pak Gading. Kuberitahu Pak Gading bukan orang yang baik. Dia sering gonta-ganti wani ... ah sudahlah.” Pak Sarman berhenti sebelum ada yang mendengar dia menjelekkan bosnya.

“Jadi Fahron menipu kamu datang ke kamar Pak Gading, begitu?”

Dhara mengangguk tapi kepalanya tetap menunduk.

“Dasar si Fahron ini ... dia udah keterlaluan banget. Dari dulu dia nggak guna dan selalu iri dengan orang lain. Banyak karyawanku yang berbakat berhenti karena dia. Kali ini aku nggak bisa diam saja saat dia berbuat seenaknya.” Pak Sarman mengomel kesal lalu menatap Dhara prihatin.

“Jangan khawatir Dhara, aku akan pecat Fahron. Kamu jangan berhenti seperti karyawanku yang lain ya. Kamu karyawan yang cemerlang dan proposalmu baru saja disetujui.”

Dhara mengangguk dan menghapus air mata di sudut matanya.

“Untuk saat ini kamu ambil cuti dulu. Ada rumor buruk tentangmu beredar di tempat kerja. Aku akan bantu kamu agar Fahron minta maaf dan meluruskan rumor yang beredar.”

“Pulanglah dan jangan lupa istirahat.” 

Dhara mengangguk. “Terimakasih banyak, Pak.”

Dhara keluar dari kantor Pak Gading. Sepanjang perjalanan banyak karyawan yang melirik ke arahnya dengan tatapan aneh.

Dhara mengabaikan tatapan mereka dan berjalan cepat menuju ke lokernya. Pak Sarman sudah mengizinkannya cuti hari ini.

“Dhara!”

Dhara berbalik melihat salah satu rekannya berlari ke arahnya sebelum berhenti di depannya.

“Dhara, kamu dipanggil ke kantor Pak Gading.”

Bab terkait

  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Selingkuh dengan Istri Orang

    “Pa .. Pak Gading mencari saya? Mengapa?” Dhara cemas.Rekannya menatapnya dengan tatapan aneh.“Kenapa nggak datang saja ke kantor Pak Gading. Jangan buat Pak Gading menunggu.”Dhara mengangguk enggan dan berbalik pergi menuju ke kantor Pak Gading.Rekannya tiba-tiba menahan lengan Dhara.“Omong-omong Dhara, apa itu benar?”Dhara menatapnya dengan senyum yang dipaksakan. “Tentang apa?”“Ada rumor yang bilang kamu tidur dengan Pak Gading. Itu nggak benar, kan?”“Itu nggak benar. Siapa yang nyebarin aku tidur dengan Pak Gading? Apa ada yang lihat aku tidur dengan Pak Gading?” desis Dhara menggertakkan gigi.Rekannya tertawa kaku. “Itu hanya rumor, jangan marah. Tapi yah, ada yang bilang kamu keluar dari kamar president suite tengah malam dengan penampilan berantakan. Lalu Fahron ... dia bilang semalam kamu ke kamar Pak Gading untuk mengantar dokumen. Jadi yahh ada rumor yang tersebar kalau kamu dan Pak Gading ….” rekannya tidak melanjutkan kalimatnya dan menatap Dhara dengan tatapan in

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Bertanggung Jawab

    Dia yang seharusnya memimpin Djaka Group karena dia lebih tua. Tapi ayahnya tidak berguna karena tidak memiliki suara di dewan direksi dan hanya tahu berfoya-foya hingga kepemimpinan perusahaan utama jatuh di tangan Baskara setelah orang tuanya meninggal kecelakaan.“Kenapa datang ke kantorku?” Gading bertanya sambil tersenyum menahan rasa kesal di hatinya.Baskara berdeham dan memasukkan tangannya di saku berpura-pura acuh tak acuh. “Aku datang untuk melihat kinerjamu.”Baskara tidak bisa mengatakan bahwa dia datang karena mendengar Dhara dipanggil oleh Gading dan rumor yang beredar di antara para karyawan.“Apa kinerjaku jelek?” Gading menggertak gigi.Baskara duduk di sofa yang disediakan di ruang kantor Gading. Gading menyusul dan duduk di sofa lain.“Hotel Alam Garden nggak mengalami peningkatan pesat sejak setelah tiga tahun kamu mengambil ahli. Bahkan cenderung menurun dibandingkan tahun-tahun sebelum kamu mengambil ahli. Jika kamu nggak mengelola dengan baik, Hotel Alam Garden

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Pindah ke Perusahaan Djaka Group

    Dhara mengambil tiga hari cuti dari tempat kerjanya. Pada hari ketiga, Dhara masuk kerja dan untunglah dia mendengar dari gosip karyawan lain bahwa CEO Djaka Group sudah meninggalkan hotel dan kembali ke Jakarta.Sebelum mulai kerja Dhara dipanggil ke kantor Pak Sarman.“Maaf Dhara, kamu nggak bisa bekerja hari ini. Kamu sudah diberhentikan,” ujar Pak Sarman menatap Dhara sambil menghela napas.Dhara terkejut dan cemas. “Kenapa Pak? Apa saya membuat kesalahan?”Proposalnya baru saja diterima dan akan menerima bonus, mengapa dia tiba-tiba dipecat?“Ini perintah Pak Gading karena masalah rumor kemarin membuat gaduh di antara para karyawan hotel dan merusak nama baik hotel. Ada yang bilang kamu menggunakan koneksi dengan Pak Gading untuk naik jabatan. Banyak para karyawan yang protes.”“Tapi itu kan nggak benar, Pak! Saya nggak dekat dengan Pak Gading dan kejadian malam itu nggak benar dan kesalahpahaman yang dibuat Fahron ....” Dhara panik dan hampir menangis.“Aku tahu dan aku menger

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Pertemuan di Lift

    “Kamu benar ... kenapa juga aku harus hindari dia,” gumam Dhara merenung. Berarti selama empat tahun ini sia-sia dia selalu menangis dan mengingat rasa sakit yang diberi Baskara setelah dicampakkan demi menikahi wanita lain.Temannya menghela napas di ujung telepon. “Kamu harus move on Dhara. Jangan gamon terus. Cowok di dunia nggak cuma si Baskara doang.”Dhara berkata sedih. “Kamu nggak pernah ngerasain mencintai seseorang begitu dalam dan menjalin hubungan selama tiga tahun, tiba-tiba dicampakkan dan dia menikah dengan orang lain.”Dhara rasanya ingin kembali menangis mengingat masa-masa pahit saat itu. Empat tahun belum cukup untuk mengobati hatinya.“Oke, oke, aku nggak mau bertengkar dengan orang yang gamon banget.”Rara sudah sering menjadi tempat curhat Dhara. Awalnya bener-benar merasa ikut sakit sampai dia ingin memukul kepala si Baskara. Tapi kelamaan juga bisa membuat orang muak.“Kalau pun kamu masih sakit hati, kamu bisa balas si Baskara. Rayu dia dan buat dia cerai dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Wawancara

    Dhara menahan napas gugup melihat sosok Baskara yang berdiri di depannya dengan begitu mengintimidasi.Dia mengangkat kepala mencoba terlihat berani.“Saya sudah bilang sedang wawancara di sini. Pak Sarman merekomendasikan saya ke perusahaan pusat.”“Benarkah? Bukan karena kamu sengaja kerja di sini untuk merayuku?” cemooh Baskara.Dhara marah mendengar ucapan Baskara. Dia ingin mendamprat pria itu tapi kemudian ingat bahwa Baskara bos besar perusahaan ini sementara dia sedang mencari pekerjaan di perusahaannya.Dia mencoba tersenyum sopan.“Tolong jangan merendahkan saya. Saya akan melupakan kejadian bapak pernah melecehkan saya karena Bapak CEO di perusahaan ini.”Baskara tersenyum datar mendengar ucapan Dhara. Dia tiba-tiba menekan Dhara ke dinding lift dan menunduk berbisik di telingannya. ““Baiklah, lagipula aku sudah menikah dan punya istri. Jangan mencoba merayuku,” bisiknya dengan suara rendah menatap Dhara intens.Gadis itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan menggigit

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Hampir Tertabrak

    “Kalau nggak salah itu karyawan laki-laki. Hanya ada dua kandidat yang wawancara. Tampaknya mbak yang di lift tidak lulus wawancara. ”Baskara terdiam. Sayang sekali.Baskara mendesah dan melambaikan tangannya pada sekretarisnya. “Kamu bisa kembali bekerja.”Terdengar suara ketuka dari pintu kantor Baskara.“Masuk.”Pintu terbuka dan sosok pria lain masuk yang tak lain adalah asisten Baskara, Rio Sanjaya yang berbicara dengan ramah pada Dhara di lift.“Pak, Karen kecelakaan mobil. Dia tidak masuk pagi ini. Suaminya baru saja menelpon minta cuti untuk istrinya,” ujar Rio berdiri di sebelah Hadi.Baskara dan Hadi terkejut.“Bagaimana keadaan Karen?” tanya Hadi bersimpati.Baskara memiliki satu sekretaris yaitu Hadi Prayoga serta dua asisten, Rio dan Karen. Karen baru saja menikah tiga bulan lalu.Rio meringis. “Mobilnya menabrak pembatas karena pengendara motor yang melanggar aturan lalu lintar. Suaminya bilang Karen syok hingga keguguran dan patah kaki. Suami Karen minta cuti tiga bul

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Wawancara Mendadak

    Dhara menggigit bibir bawahnya dan dengan cepat menunduk. Dia berharap wanita itu tidak mengingatnya.“Oh, silakan Bu. Jangan pedulikan saya.”Wanita itu tersenyum lembut menepuk pundak Dhara lalu berjalan masuk ke dalam gedung. Sementara itu sopirnya, Pak Toni menatap Dhara jengkel lalu masuk kembali ke mobil dan meninggalkan halaman perusahaan.Beberap karyawan yang menonton sudah kembali bubar.Dhara menghela napas lega mengelus dadanya. “Mbak Dhara! Mbak Dhara! Tunggu sebentar!”Dhara berbalik mendengar seseorang memanggil namanya. Dia melihat Pak Bobby berlari tergesa-gesa keluar gedung perusahaan sebelum berhenti di depannya dengan napas terengah-engah.“Ada apa ya Pak?”Pak Bobby tersenyum lebar. “Mbak Dhara, bos kami mendadak mencari asisten sementara karena asisten sebelumnya kecelakaan hari ini. Apa kamu membawa surat lamaranmu?”Jantung Dhara berdegup penuh harapan. “Ya, saya bawa Pak,” balasnya menunjukkan map di tangannya.“Bagus, ayo ikut saya untuk wawancara.” Pak Bob

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Hari Pertama Kerja

    Keesokan paginya Dhara berangkat kerja lebih awal agar tidak terjebak macet.Dia mengenakan blouse biru laut dan rok hitam selutut yang dibeli secara daring. Dia mengenakan kartu ID karyawan berjalan di lobi perusahaan saat berjalan menuju lift, bersama karyawan lain. Suasana hati Dhara sangat cerah. Ini hari pertamanya bekerja sebagai asisten CEO perusahaan besar.“Halo, selamat pagi.” Dhara menyapa beberapa karyawan dan tersenyum ramah, mencoba berbaur.Para karyawan menatapnya acuh tak acuh. Mungkin karena mereka belum mengenal Dhara.Dhara tersenyum malu merasa di kancangi. Dia berdiri dengan grogi menunggu di depan lift melirik beberapa karyawan sibuk mengobrol dengan rekan-rekan mereka.Begitu lift terbuka semua orang masuk berbondong-bondong. Dhara terdorong ke sana kemari dan nyaris jatuh ke bawah.“Hati-hati ....”Dhara menoleh dengan cepat dan membelalak melihat Rio berdiri di belakang dan memegang lengannya, mencegahnya jatuh.“Pak Rio, makasih,” Dhara dengan cepat berdiri

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02

Bab terbaru

  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Diseret Pergi

    Dhara memandang barang-barang yang sudah dikemas. Setelah pertemuannya dengan Baskara tadi malam, dia jadi ragu-ragu harus pergi atau tidak. Baskara bersedia melepaskannya dan tidak mengambil anaknya serta mendukung finansialnya sampai anak mereka lahir.Jika Dhara pergi begitu saja tanpa memberitahu Baskara, dia pasti marah dan berubah pikiran mengambil anaknya.Tapi jika Dhara tetap di Jakarta, dia akan menghadapi kecemburuan Veera serta ancamannya. Hidupnya tidak akan tenang.“Apa aku bicara saja dulu dengan Baskara biar dia tahu aku pergi dari Jakarta?” “Dhara! Cepat keluar kamu anak nggak tau untung!”Saat Dhara sedang berpikir dia dikagetkan dengan suara pintu yang digedor-gedor. Dia menegang mendengar suara Mayang, mama tirinya di luar pintu.Kenapa Mayang ada di sini? pikirnya bingung.Setelah Joni memblokir nomornya dan memutuskan hubungan mereka, Dhara juga memblokir semua nomor keluarganya.“Dhara! Keluar sekarang!”Selain Mayang, Joni ikut-ikutan memanggilnya dan memukul-

  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Dukungan Finansial

    “Kamu ngapain sih.” Wajah Dhara memerah dan buru-buru mendorong dada Baskara. Dia tidak terbiasa dipeluk oleh pria selama ini. Tapi sejak bertemu dengan Baskara sudah beberapa kali pria itu berbuat intim padanya.Jantung Dhara berdegup kencang. Dia takut Baskara akan merasakan detak jantung yang berdebar.“Baskara lepasin, nanti ada yang liat ....” Dhara mendorong cemas karena Baskara tidak melepaskan pelukannya.Baskara mengeratkan pelukannya enggan melepaskan Dhara. Tubuh Dhara sangat mungil dan lembut di pelukannya.“Baskara ....”“Hanya sebentar saja,” bisik Baskara menyandarkan kepalanya di pundak Dhara.Dhara mengepalkan tangannya dan menyerah membiarkan Baskara memeluknya. Dia merasa geli di lehernya karena napas pria itu. Tubuh Baskara keras dan berbau maskulin yang menyegarkan. “Dhara ....” Baskara menarik napas dalam-dalam berbicara di pundak Dhara tanpa melepaskan pelukannya.“Aku akan menuruti keinginanmu. Kamu nggak perlu menikah denganku jika kamu nggak mau. Aku hanya

  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Jatuh di Pelukan

    Dia bahagia memikirkan kemungkinan itu. Gading ingin balas dendam pada Baskara yang selalu meremehkan dan merendahkannya. Dia puas balas dendam dengan berselingkuh dengan istri Baskara, dan jika Veera mengandung anaknya ... Baskara pasti merasa sangat terhina jika mengetahui kebenaran itu. Gading bahagia membayangkan hal itu.Veera mendengus jijik tapi pura-pura mengeluh dengan manja. “Aku juga mau itu, tapi kamu terlalu sering bermain-main dengan wanita dan para PSK. Bagaimana jika salah dari mereka menularkan penyakit padamu? Aku juga kena dong.” “ Jika aku sampai kena penyakit manular, Baskara bakal curiga dan menyelidiki hubungan kita. Semua rencanakan kita selama ini akan hancur. Kamu dan aku nggak akan dapat apa-apa dari Djaka Group.”Gading juga gagal membuatnya hamil. Veera juga takut Gading memiliki penyakit kelamin karena terlalu sering bermain-main dengan wanita.“Apa maksudmu aku mengidap penyakit begitu?!” Gading marah mendengar kata-kata Veera.“Kamu sudah sering berm

  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Apa yang terjadi di Masa Lalu

    “Bukan itu maksud aku Gading. Teman-temanku mulai curiga kita ada hubungan karena Lina pernah melihat kita bersama. Aku nggak mau kita sampe ketahuan lagi,” Veera mencoba bersabar meladeni Gading.Dia muak dan jengkel pada Gading. Gading dulu adalah pacarnya sebelum menikah dengan Baskara. Veera bahkan berselingkuh dengannya bukan karena Gading lebih tampan dari Baskara. Tapi karena Gading memegang kelemahan Veera yang membuat hubungannya dengan Baskara bakal terancam.Gading semakin keterlaluan menuntutnya untuk memenuhi semua keinginannya dan mengancam Veera membeberkan hubungan mereka.Veera sangat ingin menyingkirkan Gading agar dia tidak terus mengganggunya. Membunuhnya lebih baik. Dengan begitu kebenaran di ‘masa lalu’ terkubur dan Veera akan terus hidup sebagai istri Baskara.Memikirkan Dhara sedang mengandung anak dari suaminya membuat amarah Veera mendidih. Setelah menyingkirkan Gading, dia juga akan menyingkir cewek murahan itu! Tidak ada yang boleh menganggangu hubungannya

  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Dasar Orang-Orang kaya

    Sudut bibir Veera melengkung dengan ekspresi mencibir melihat ekspresi tenang Dhara. “Sudah berapa lama kamu hamil? Bagaimana kamu bisa dekat dengan suami aku?” Veera langsung menanyainya tanpa basa-basi. “Kami nggak dekat tapi suamimu yang mengambil kesempatan saat aku nggak sadar hingga aku hamil,” balas Dhara tenang. Veera tertawa dingin. “Maksudmu suamiku memperkosamu saat kamu nggak sadar? Kamu pikir Baskara orang macam apa? Bercermin dong! Wajahmu itu udah murahan banget, kamu jelas-jelas dekatin suami aku karena dia kaya dan membiusnya agar kamu bisa tidur dengannya kan? Orang macam kamu tuh banyak di sekitar. Murahan dan menjijikkan!” desisnya. Untungnya kafe itu cukup sepi dan mereka berada di lantai dua yang dikhususkan untuk VIP hingga tidak ada mendengar percakapan mereka. “Pada kenyataannya seperti itu. Kenapa nggak tanya sendiri ke suamimu,” balas Dhara datar, tidak mau bertengkar dengan Veera. Veera menggertak gigi. Dia tidak berani menanyakan hal itu pada Baskara

  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Hampir di Tabrak

    Baskara dibuat terdiam melihat tatapan Dhara padanya seolah dia adalah pelaku pelecehan seksual. Dia batuh kecil dan berdeham.“Dhara, jangan membuatku habis kesabaran. Aku hanya ingin anakku dilahirkan dengan sehat dan selamat. Kamu nggak bisa menggugurkan kandungan di negara ini secara ilegal. Dan kamu juga nggak mau kan anak kita dilahirkan tanpa status? Jika begitu berat bagimu menjadi istri kedua, kamu bisa meminta cerai setelah melahirkan anak itu dan anak kita pun tetap mendapat status. Pikirkan tawaran aku baik-baik,” ujar Baskara dan menyerahkan kembali surat pengunduran Dhara ke wanita itu.Wajah Dhara cemberut sedih. Dia menghentak kaki kesal. “Kamu nggak bisa memaksaku menuruti semua yang kamu mau. Selama kamu menceraikan istrimu, aku akan melahirkan anak ini. Jika tidak, aku akan menggugurkan anak ini!” ancam Dhara berani.Salah Baskara karena mencampakkannya demi Veera dan tidak percaya bahwa istrinya berselingkuh. Salah Baskara juga karena membuatnya hamil dan mengambil

  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Kamu gila atau Psiko

    Jika mereka mengadopsi anak, Baskara tidak akan mengambil anak yang sedang dikandung Dhara.Rio menatapnya. “Kamu nggak masuk beberapa hari karena itu kamu nggak tahu selama hampir seminggu ini suasana hati Pak Baskara jelek. Banyak direktur yang dimarahi karena salah memberi laporan dan macam-macam lah. Pokoknya semua orang dimarahi, termasuk aku dan Pak Hadi. Pak Baskara sampai bertengkar dengan istrinya. Kamu sebaiknya berhati-hati saat bertemu Pak Baskara.”“Rio, kembali bekerja. Jangan mengobrol di jam kerja,” tegur Hadi memutuskan percakapan Dhara dan Rio.“Ah maaf Pak,” kata Rio lalu buru-buru kembali ke meja kerjanya.“Mbak Dhara, bukannya kamu mau bertemu dengan Pak Baskara? Sebaiknya kamu cepat temui Pak Baskara,” ujar Hadi pada Dhara.Dhara menggigit bibirnya bawahnya ragu-ragu. Baskara baru saja bertengkar dengan istrinya. Jika dia masuk sekarang saat bosnya sedang marah, dia takut Baskara akan langsung mengusirnya. Mereka juga sempat bertengkar beberapa hari yang lalu kar

  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Semua Orang Dimarahi

    Beberapa karyawan yang mendengar itu tidak berkomentar tapi melirik Dhara sinis.Dhara mengepalkan tangannya berpura-pura tidak mendengar dan menunggu pintu lift terbuka. Begitu lift terbuka semua karyawan berbondong-bondong masuk. Dhara terhuyung hampir jatuh ketika seorang karyawan menabraknya. Tubuh Dhara terdorong oleh beberapa karyawan entah disengaja atau tidak. Dhara meringis dan mundur ke samping agar tidak didorong lagi. Bagaimana pun dia sedang hamil. Jika ada orang yang mengaja mendorong dan membuatnya jatuh, dia bisa saja keguguran.Dhara menatap dengan sedih ke lift yang sudah penuh dan tertutup di depan matanya. Dia hanya bisa menghela napas dan menunggu lift berikutnya.Beberapa menit kemudian Dhara sampai ke kantor Baskara. Hadi dan Rio ada di meja mereka. Dhara datang tanpa memberi kabar hingga mereka terkejut melihat kedatangannya.“Dhara, bagaimana kabarmu?” Rio yang terlihat senang melihat kedatangan Dhara dan menghampirinya dengan cepat. “Kenapa nggak ngabarin ka

  • Istri Kedua yang Dirahasiakan   Surat Pengunduran Diri

    Dia tidak menyangka Miranda sangat berani dan jahat. Dia menggunakan namanya menjual data teknologi yang dia curi dan kabur begitu saja. Mengingat panggilan telepon terakhir dengan ayahnya Dhara sangat sakit hati. Ayah kandungnya lebih membela adik tirinya dan bahkan mengancam akan mengeluarkan Dhara dari kartu keluarga.Matanya memerah, air mata mengenang di pelupuk matanya. “Ya, PT. Nexus Tecnhology menggunakan alasan ini balik menuntut kami. Mbak Dhara kamu mungkin akan jadi tersangka kasus ini,” ujar Hadi.Dhara menarik napas dalam-dalam menenangkan sakit di dadanya.“Pak Hadi, saya bersumpah nggak pernah bekerja sama dengan adik saya atau memberi data proyek pada adik saya untuk dijual. Tapi semua ini salah saya karena nggak bisa menjaga data proyek. Saya siap datang ke pengadilan untuk membuktikan diri dan menerima sanksi dari perusahaan karena karena perilaku adik saya,” ujarnya dengan suara bergetar.Hadi mendesah tidak puas mendengar kalimat terakhir Dhara. Jika bukan karen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status