Share

Bab 168

Author: Ipak Munthe
last update Last Updated: 2024-11-17 18:34:01

"Kak Indri, apa kabar?" sapa Fika.

Indri yang setengah duduk pun hanya bisa tersenyum membalas sapaan tersebut.

Sementara Fika semakin berjalan ke arahnya.

"Semangat ya, semoga cepat sembuh," kata Fika lagi.

"Mama, Kak Rendra jahat," seru Gea yang tiba-tiba muncul.

"Ada apa lagi dengan bocah-bocah ini," gumam Fika yang selalu merasa diuji kesabaran dengan kedua anaknya yang selalu saja bertengkar.

Tapi keduanya juga sangat menggemaskan, padahal baru saja dia memasuki kamar tersebut Namun, sepertinya harus pergi lagi.

"Kak Indri, Fika ke luar dulu ya. Biasa bocah-bocah itu sedang perang," pamit Fika.

Lagi-lagi Indri hanya bisa tersenyum sebagai jawaban.

Tapi sebenarnya saat ini Indri sedang menunggu seseorang.

Seseorang yang adalah keluarganya, Indri menunggu kedatangan Miska.

Tapi sayangnya tak juga datang membuatnya semakin bersedih.

Hingga saat tengah melihat daun pintu yang tertutup rapat kini gagang pintu pun kembali bergerak.

Dengan penuh harap Indri ber
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ipak Munthe
gas.... ....
goodnovel comment avatar
amelia amelia
lnjt Kaka thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 159

    "Abang!" kesal Salsa saat Raka muncul dan memanggilnya dengan sebutan mesra di saat ada Indri. Meskipun Salsa yakin jika Indri tak mendengar karena sudah tertidur pulas, tapi dia tak ingin ini terulang kembali.Salsa sangat menghargai Indri yang juga adalah istri sah Raka.Jangan juga lupakan siapa yang membuatnya bertemu dengan seorang pria yang kini begitu mencintainya.Menepikan semua perbuatan jahatnya, karena semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan.Indri adalah orang yang mempertemukan mereka berdua.Salsa tak akan pernah bisa melupakan tersebut. "Kamu jangan marah-marah terus, Abang cuman mau mengajak kamu jalan-jalan," ucap Raka. Seketika itu bibir Salsa pun tersenyum lebar, bahkan dia langsung melupakan rasa kesalnya. "Jalan-jalan?" "Tadinya rencananya begitu, tapi kamu marah-marah akhirnya Abang berubah pikiran," kata Raka berpura-pura sudah tidak ingin mengajak Salsa jalan-jalan. "CK," Salsaa pun berdecak kesal sambil menggaruk kepalanya, "ayolah, Abang,"

    Last Updated : 2024-11-17
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 169

    "Cie cie merah pipinya," kata Gea tiba-tiba. Salsa pun mulai tersadar dari pikirannya yang tengah berbunga-bunga. Dia pun mulai menyadari bahwa kini mereka masih berada ditempat keramaian. "Tuyul!" kata Raka. "Hehe," Gea pun tertawa karena dia sudah membeli banyak mainan. Sementara Raka bertugas untuk membayarnya. "Kenapa banyak sekali? Tadi pernjanjian kita beli hanya dua!" kata Raka. "Hehe," lagi-lagi Gea pun cengengesan karena Raka bukan hanya sekedar membayar tapi juga membawa mainannya. "Dasar ompong!" kesal Raka. "Abang, satu lagi," Salsa juga memberikan bonekanya untuk dibawa oleh Raka. Kemudian Gea dan Salsa berjalan sambil berpegangan tangan. "Dasar wanita," kata Raka.Meskipun kesal tetap saja Raka membawa semua barang belanjaan Gea dan juga Salsa. Sementara Gea dan Salsa terus melangkahkan kaki sambi berpegangan tangan. Hingga akhirnya Gea pun berhenti melangkah saat berada didepan toko perhiasan. "Jalan!" kata Raka dengan kesal sebab Dia harus m

    Last Updated : 2024-11-18
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 170

    "Sayang, tidak usah pikirkan tentang itu. sekarang kita beli kalung ini dulu ya," Raka tidak ingin membahas masalah rumah ataupun kos-kosan dan lain sebagainya. Dia hanya ingin segera membeli perhiasan untuk istrinya, kemudian mereka akan pulang atau mungkin nonton film. Terserah saja. Yang penting sekarang mereka membeli perhiasan terlebih dahulu. "Abang, tapi harga kalung ini satu miliar. Abang, dengarkan tadi, atau, Abang nggak dengar?" kini Sasa menatap wajah Raka dengan penuh kebingungan karena dia yakin mungkin Raka sedang tidak konsentrasi.Sehingga tidak mendengar nominal harga yang sebelumnya disebutkan oleh sang pramuniaga dengan baik. "Iya, Abang mendengar dengan jelas harganya. Beli ini sekarang atau kamu akan hamil lagi sebelum melahirkan!" ancam Raka. Salsa pun dibuat melongo dengan ancaman Raka. Bagaimana caranya hamil lagi di saat kehamilan ini saja belum melahirkan? Salsa pun memutuskan untuk diam hingga akhirnya pembayaran pun selesai dan kini Raka

    Last Updated : 2024-11-18
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 171

    "Totalnya Rp 12.000.000.00,-," ucap seorang pelayan restoran. "Uhuk-uhuk," Salsa langsung terbatuk-batuk karena terlalu terkejut mendengar tagihan pembayaran makanan yang baru saja mereka makan. Rasanya tak percaya jika kini dia makan dengan harga yang menurutnya tidak masuk akal. Dalam hati Salsa bertanya-tanya, apakah orang kaya yang terlalu banyak uang tidak takut satu hari uangnya habis karena hal-hal yang berlebihan? Salsa yang terbiasa hidup sederhana merasa ini terlalu berlebihan. "Ayo," ucap Raka setelah selesai membayar. Salsa pun mengangguk sambil bergerak bangkit dari duduknya. "Kamu kenapa?" tanya Raka melihat wajah istrinya yang sepertinya cukup aneh. Sambil Raka pun membukakan pintu mobil untuk Gea. Sesaat kemudian barulah untuk Salsa, setelah itu baru Raka ikut masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. "Harga makanan tadi bikin nggak jadi kenyang," jawab Salsa. "Maksudnya, apa sebenarnya istri ku ini belum kenyang?" Raka merasa bersalah jika

    Last Updated : 2024-11-19
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 172

    "Abang, malu banget," ucap Salsa sebab Sinta justru meminta Raka kembali mengangkatnya. "Nggak papa, Mama juga nggak masalah," kini tubuh Salsa pun dibaringkan perlahan di atas ranjang. Seharian berada di luar sepertinya cukup membuat tenaga ibu hamil itu terkuras. Tapi tidak apa, karena rasa lelahnya membuatnya begitu bahagia. Belum lagi dengan perhatian Raka yang begitu istimewa. Rasanya tidak pernah terpikirkan akan seperti ini, diratukan dan dicintai dengan besarnya. Andai ini mimpi maka Salsa tak ingin terjaga lagi, mimpi ini terlalu indah. "Tetap aja rasanya malu," ucap Salsa sambil mengerucutkan bibirnya. "Nggak usah malu, nggak papa," lagi-lagi Raka pun berusaha untuk meyakinkan Salsa bahwa tak ada yang harus dipikirkan dari semua itu. Ah, cinta ini terlalu besar. Mungkin jika saja bisa digambarkan semua orang tak akan percaya bertapa besarnya cinta terhadap Salsa. "Hem," Salsa pun hanya bisa mendesah panjang karena tidak bisa lagi berkata-kata. Percuma berala

    Last Updated : 2024-11-19
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 173

    Tok tok tok. Suara ketukan pintu membuat Salsa pun segera melepaskan diri dari pelukan Raka. Sedangkan Raka tampak kesal karena ada orang yang mengganggunya. Setelah pintu dibuka ternyata Sinta yang datang. Kali ini Sinta memutuskan untuk mengetuk pintu kamar terlebih dahulu, sebab tidak mau sampai melihat hal seperti sebelumnya. Padahal pintu tidak terkunci, bayangkan saja jika dia langsung masuk seperti sebelumnya. Sudah pasti akan melihat hal yang lebih mengerikan dari kemarin. Jika saat ini hanya rambut Salsa sedikit kusut, tapi pakaiannya yang sempat tersingkap kini tampak rapi. Tidak ada yang menahan malu terutama Salsa yang langsung melepaskan diri dari pelukan Raka demi melihat siapa yang datang. Ternyata keputusannya tepat karena yang datang adalah Sinta. "Ini sudah malam, Mama lihat kalian tidak ikut makan malam tadi," kata Sinta. "Maaf, Ma. Tadi langsung tidur, dan ini baru kebangun," jawab Salsa dengan perasaan tidak enak. "Tidak masalah, ini makana

    Last Updated : 2024-11-20
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 174

    "Nyonya Indri, maaf ya. Saya tidak tahu bagaimana jadinya, Anda kalau sampai saya ngasih obat lagi," kini Salsa pun meminta maaf pada Indri. "Baiklah, Mama keluar dulu. Jangan sampai ini terulang lagi!" kata Sinta memberikan peringatan kepada Salsa. Salsa pun mengangguk pelan dengan rasa bersalahnya. "Nyonya Indri, sekarang istirahat ya." Salsa pun tersenyum sambil membantu Indri kembali berbaring. Tapi, saat itu tangan Indri tiba-tiba memegang tangannya. Salsa terkejut bukan main, karena itu terlalu sulit untuk dipercaya. Namun, saat itu Salsa pun merasa bahagia karena artinya ada kemajuan dalam keadaan Indri yang sudah tidak ada harapan untuk sembuh. "Nyonya Indri, anda bisa menggerakkan tangan?" tanya Salsa yang masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Akan tetapi saat itupun Salsa melihat mata Indri berembun, sedetik kemudian tiba-tiba saja air matanya menetes. "Kenapa? Anda kenapa menangis?" tanya Salsa lagi, kali ini dengan sedikit panik. Sebab, dia bingu

    Last Updated : 2024-11-22
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 175

    Harusnya aku mati, mati saat hari itu aku berusaha untuk melenyapkan istri kedua suamiku. Wanita yang kuanggap paling jahat di dunia ini, wanita yang aku pikir telah merusak rumah tanggaku. Wanita yang aku pikir telah dengan sengaja mengambil hati suamiku hingga jatuh ke pelukannya. Namun, kenyataannya saat ini dialah yang berusaha untuk membuat suamiku mau melihatku. Dunia yang dulunya kuagungi, kini terasa hampa. Kesenangan-kesenangan yang dulunya menjadi milikku, kini telah sirna. Dimana teman, sahabat, serta orang-orang yang mengagumiku dulu? Sepertinya semuanya tak ada gunanya, sisa-sisa penyesalan ini hanya sebatas sia-sia. Dulu aku selalu dibangga-banggakan, diagungkan, di puja-puja hingga aku melayang. Apa yang aku miliki selalu aku tunjukkan, hingga Mereka takut kehilangan aku. Karena mereka tahu berdekatan denganku bisa mendapatkan keuntungan. Sekarang aku sadar, ternyata dunia tak seindah yang aku pikirkan. Aku kira mereka semua akan selalu ad

    Last Updated : 2024-11-22

Latest chapter

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 122

    Salsa merasa sedih karena Indri telah memutuskan untuk pergi. Tapi apa yang bisa dia lakukan untuk mencegahnya, meskipun telah berusaha untuk meyakinkan Indri tapi hasilnya tetap sia-sia. *** Kini Salsa telah menjadi istri satu-satunya, pernikahannya pun tak lagi menjadi rahasia, semua orang juga telah mengetahui bahwa Salsa lah istri Raka yang sah. Hingga beberapa bulan kemudian Salsa pun melahirkan seorang anak perempuan, keluarga besar Januartha sangat berbahagia menyambutnya. Salsa juga tidak lagi merasa takut, jelas terlihat semua anggota keluarga suaminya menerima anaknya penuh kehangatan. Salsa melahirkan anaknya secara normal, tapi Raka merasa kasihan terhadap istrinya tersebut karena menyaksikan sendiri bagaimana sebelumnya Salsa menahan sakit sendirian. Andai saja rasa sakit itu bisa dibagi dia mau mengurangi rasa sakitnya. "Terima kasih," ucap Raka sambil menggenggam tangan Salsa dengan sangat erat. Salsa pun tersenyum sebagai jawaban, dia merasa sempurna

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 121

    "Kak Indri," ucap Salsa sambil berjalan masuk ke kamar Indri. Krang! Piring di tangannya seketika terjatuh dari tangganya, tak menyangka melihat Indri telah berdiri tegak. Dirinya seperti sedang dikejutkan dengan apa yang kini dia lihat. "Salsa," panggil Indri. Saat itu Salsa pun mulai tersadar dari keterkejutannya. Dia tak menyangka jika kini Indri bisa berdiri sendiri. "Salsa, ada apa?" tanya Sinta yang menyusul masuk setelah mendengar suara pecahan. Sinta takut jika saja Salsa yang terpeleset, bagaimana dengan keadaan janinnya? Bahkan Sinta juga sangat mengkhawatirkan keadaan Salsa. Semua pikiran buruknya benar-benar membuatnya panik bukan main. Tapi dia pun dibuat terkejut melihat Indri sudah bisa berdiri. Rasanya tak percaya dengan apa yang telah dia lihat saat ini. Ini seperti tidak mungkin, tapi itulah yang terjadi. "Indri?" Sinta menatap tidak percaya tapi inilah kenyataannya. Matanya membulat sempurna tanpa bisa berkedip sama sekali, sekarang dia men

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 120

    Salsa pun tersenyum bahagia karena hari ini dirinya telah menjadi seorang sarjana, tidak ada yang menyangka bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan pendidikan. Bahkan dirinya sendiri sekalipun merasa ini adalah sebuah hal yang mengejutkan, siapa sangka ternyata disaat dirinya merasa terjatuh-sejatuh-jatuhnya ternyata ada setitik cahaya yang membawanya sampai di hari ini. Hari dirinya menjadi salah satu dari mereka yang menyelesaikan pendidikan seperti yang diinginkan oleh sang Nenek. Ya, air mata Salsa juga menetes haru seiring mengenang kembali wajah mending sang Nenek yang telah menghadap sang illahi. Semua ini juga tak lepas dari peran penting dalam proses pencapaian pendidikannya. Mendukungnya dalam segala hal, sayang kini Neneknya tak bisa mengucapkan selamat padanya. Padahal Salsa juga ingin mengucapkan selamat juga pada sang Nenek karena perjuangan Neneknya tidak sia-sia. Kini hasilnya dirinya telah seperti ini, bahagia rasanya tak dapat terucap oleh kata-kata.

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 199

    Salsa langsung mengambil ponselnya dia tidak lagi menggunakan ponsel lamanya, karena kata Raka sudah butut. Lagi pula ponsel seharga 1 m nya juga harus digunakan, sebab dia sudah membayarnya mahal tadi malam. Tentu saja mahal karena dirinya harus bergoyang seperti orang gila, ah sudahlah. Salsa pun tidak lagi bisa berkata-kata. Dan ketika panggilan telepon tersambung dia langsung saja berbicara. "Abang, Salsa mau kasih tahu hal yang penting," ucap Salsa dengan cepat. "Kamu sakit? Mau melahirkan?" tanya Raka panik. Dia takut terjadi sesuatu pada istrinya tersebut. "Kok melahirkan? Hamil juga masih 6 bulan," gerutunya. "Jadi berapa bulan baru bisa melahirkan?" tanya Raka dengan bodohnya. Inilah Raka jika sudah berbicara dengan Salsa otaknya tak akan bisa bekerja dengan baik lagi. "Sembilan bulan, Abang!" kesal Salsa. "Oh iya, lupa," ucap Raka sambil menggaruk kepalanya. Dia sendiri bingung kenapa bisa bodoh seperti ini, tapi sudahlah saat ini dia ingin berbicar

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 198

    Salsa pun tersenyum sambil melangkahkan kakinya, dia tak dapat menahan kebahagiaan yang tengah dia rasakan. Bahkan tidak menyangka jika hari ini keluarga suaminya begitu menyayangi dirinya. Hingga akhirnya langkah kakinya pun terhenti saat melihat Indri tengah berjemur di halaman. Segera Salsa pun melangkah mendekati Indri.Dia ingin melihat bagaimana keadaan Indri, semoga saja ada kemajuan. "Nyonya Indri, apa kabar?" tanya Salsa. Sebab, kemarin tidak bertemu dengan Indri sama sekali. Rasanya ada banyak hal yang harus dia tanyakan, terutama apakah sudah ada kemajuan.Meskipun sadar Indri tidak bisa menjawab pertanyaannya, tidak apa yang terpenting adalah kesehatan Indri baik. "Sa, aku ke toilet bentar ya," kata Mayang yang bertugas membantu Indri untuk melakukan segala sesuatunya. Termasuk berjemur juga. "Iya, nggak papa aku juga pengen berjemur dulu. Kamu istirahat dulu aja sekalian, nanti kalau ada sesuatu aku panggil kamu ya," jawab Salsa. "Siap, makasih Nyonya

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 197

    Pagi ini rasanya sangat melelahkan karena malam panjang yang terlalu panas. Namun, meskipun sedemikian Salsa juga harus bangun pagi-pagi karena perutnya terasa lapar. Tentunya setelah dia mandi pagi. "Lho, kamu sudah sarapan pagi?" tanya Sinta ketika melihat Salsa sudah selesai sarapan. Padahal dirinya baru saja bangun dan sarapan pun tengah disiapkan oleh para Art. Sepertinya Salsa membuat sarapannya sendiri dan untuk dirinya sendiri saja agar lebih cepat prosesnya. "Iya, Ma. Maaf ya, Salsa sarapan duluan. Soalnya laper banget," ucap Salsa dengan perasaan tidak enak karena biasanya sarapan pagi bersama. "Tidak masalah, bahkan itu sangat bagus karena cucu Mama butuh nutrisi juga," balas Sinta. Kemudian dia pun segera duduk di samping Salsa Tentu saja karena ingin memegang perut buncit Salsa. "Cucu, Oma," katanya dengan senyuman penuh kebahagiaan. "Ma," panggil Salsa dengan ragu, dia ingin tahu apakah benar Sinta sudah tahu jenis kelamin calon anaknya seperti yan

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 196

    Dengan terpaksa Salsa pun harus menuruti keinginan Raka. Bukan, mungkin lebih tepatnya dia harus memenuhi janji yang telah dia ucapkan sendiri dengan penuh kesadaran. Jika mungkin waktu bisa diputar kembali maka dia akan menarik ucapannya. Sayangnya itu tidak mungkin. Karena kenyataan kini Raka terus menagih janjinya. Malu rasanya tidak terkira dan tidak dapat terucapkan oleh kata-kata. Lihatlah kini dirinya harus memakai lingerie, warnanya begitu kontras dengan warna kulitnya. Dan membuat Raka semakin bersemangat untuk melihatnya. "Mana goyangannya?" pinta Raka sekaligus menggoda Salsa. Semakin Salsa merasa malu maka semakin membuatnya merasa gemas. "Aku tidak bisa gerak," ucap Salsa memberi alasan. "Benarkah?" tanya Raka lagi. "Hu'um," Salsa pun mengangguk cepat. Berharap Raka memintanya untuk segera menghentikan semua kekonyolan ini. "Coba dulu," ucap Raka. Ah! Batinnya pun mendesah pasrah karena ternyata Raka tidak memintanya untuk menghentikan semu

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 195

    "Salsa." "Ya, Oma," jawab Salsa. Salsa pun merasa bahagia karena kedatangan Oma Mala cukup membantunya. Artinya dia bisa lolos dari Raka. "Ini Oma bawakan rujak, barusan Oma dan yang lainnya ngerujak," Oma Mala pun tersenyum sambil berjalan ke arah Salsa. "Wah terima kasih, Oma. Melihatnya saja udah ngiler," kata Salsa. Bertempat dengan Raka yang keluar dari kamar mandi, tentunya setelah menyelesaikan mandinya. "Kalau gitu Oma keluar dulu," pamit Oma Mala. "Lho, kok buru-buru?" tanya Salsa dengan panik. Padahal sebelumnya sudah begitu bersemangat karena merasa mendapatkan bantuan. Sayangnya tidak. "Memangnya kenapa?" Oma Mala terlihat bingung dengan pertanyaan Salsa. Salsa pun tersenyum kecut sambil menatap wajah Raka dengan horor. Padahal pria tampan itu hanya diam saja menyaksikan dirinya dan Oma Mala tengah berbicara. Tapi kenapa dia merasa bulu kuduknya berdiri? "Oma, jadikan ngajakin Salsa masak?" tanya Salsa tiba-tiba. Membuat sang Oma pun bingung

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 194

    Perlahan Salsa pun mulai tersadar dari ingatannya, dia pun mengedarkan pandangannya untuk mencari ponsel yang telah dia jatuhkan. Hingga akhirnya menemukan ponsel tersebut. Kakinya pun kembali melangkah dan tangannya pun bergerak untuk meraih ponsel tersebut. Namun, karena perutnya yang sudah begitu membuncit membuatnya kesulitan untuk berjongkok. Raka yang dari tadi hanya berdiri di ambang pintu sambil memperhatikan seperti apa reaksi Salsa pun kini mulai melangkah lebih maju. Dengan cepat membantu Salsa untuk mengambil ponsel tersebut. Tapi Salsa yang dibuat sok bukan main, bukan karena takut pada Raka. Namun, ada ingatan yang membuatnya menjadi sulit untuk bernafas sekalipun. Bahkan untuk menerima ponsel yang diberikan Raka padanya pun sulit rasanya untuk menerimanya. "Ambil," kata Raka sambil menggerakkan ponsel di tangannya. Glek! Salsa dibuat meneguk saliva dengan begitu pahitnya, padahal Raka tidak marah, apa lagi suka memukulnya. Namun, tetap sa

DMCA.com Protection Status