Share

Bab 107

Author: Ipak Munthe
last update Last Updated: 2024-09-25 05:39:51

Di sisi lain, Salsa dan Raka melangkah beriringan.

Mereka baru berhenti tepat di depan pintu kamar.

Raka sendiri masih menunggu aba-aba dari Salsa untuk memintanya ikut masuk.

Namun, ia tak menyangka ucapan istrinya itu.

"Mas, sampai di sini aja," ucap Salsa.

"Maksudnya bagaimana?"

Sebelumnya Salsa yang memintanya untuk segera ke kamar bersamanya 'kan?.

Tetapi, mengapa setelah mereka berada di ambang pintu kamar malah tidak mengizinkan dirinya ikut masuk?

"Mas, cukup sampai di sini aja. Nggak usah masuk, Salsa butuh istirahat!" terang Salsa.

"Terus, Mas gimana?" Raka tampak panik mendengar ucapan Salsa.

Bahkan, bertanya-tanya mengapa bisa Salsa berubah dalam waktu yang singkat.

"Bodo amat!" gerutu Salsa sambil berjalan masuk ke dalam kamar.

Sepertinya Salsa kembali ke mode awal, karena memang belum benar-benar ingin berdamai dengan Raka.

Tapi, saat Salsa akan menutup pintu kamar justru kaki Raka menahannya.

"Mas!" kesal Salsa.

"Tapi, tadi kamu ngajakin Mas. Katanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 108

    Di tempat lainnya, Indri tengah pusing bukan main karena kabar yang baru saja ia dapat.Sinta, sang mertua, telah berangkat ke luar negeri bersama dengan Rama.Padahal, wanita tersebut adalah satu-satunya alat yang paling ampuh dalam memperbaiki hubungannya dengan Raka.Orang yang sama kuatnya dengan Oma Mala.Bisa-bisanya, dia kini malah dibawa berlibur oleh Rama?Meski ia tahu Rama membawa Sinta pergi ke luar negeri untuk menenangkan diri agar wanita itu tak terlalu stress, Indri tetap tak bisa terima."Sialan itu orang, aku lagi pusing sempat-sempatnya mereka liburan," gerutunya sambil membayangkan wajah ibu mertuanya tersebut. Bahkan, Indri juga belum bisa melupakan seperti apa menjengkelkannya Salsa saat pagi tadi. Gadis kampungan itu benar-benar menjadi bumerang untuk rumah tangganya. Gilanya lagi, Raka telah tergoda. Indri yang tak kuasa menahan amarahnya pun kini meluapkan pada benda-benda yang ada di kamarnya.Krang! Dilemparnya benda apa saja yang ada di dekatnya d

    Last Updated : 2024-09-25
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 109

    Tak ada cara selain menemui suaminya. Indri tak mau ancaman Vino menjadi kenyataan. Dia bukan hanya akan kehilangan kemewahan, tapi juga kepercayaan yang diberikan oleh Sinta akan hancur. Tidak. Sungguh, itu mimpi buruk yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. "Bos, ada nyonya Indri," kata Gio memberitahu. "Suruh masuk," jawab Raka mempersilahkan. Tak lama kemudian, Indri pun masuk. Raka menatap Indri yang melangkahkan kakinya ke arahnya, hingga saat itu Indri pun mencoba untuk merangkul leher Raka. "Jangan sentuh aku," tolak Raka, cepat. Tangan Indri pun mengambang di udara.Dia tentu saja kesal atas penolakan itu! "Sayang, aku ini istrimu. Jangan memperlakukanku seperti orang asing," kata Indri dengan suara kesal. Raka sontak tersenyum miring mendengar ucapan Indri yang seolah lupa kejahatan yang telah dia lakukan selama ini."Aku tidak mau disentuh oleh wanita yang baru saja bersenang-senang dengan pria lain," ucap Raka. Deg! Indri pun terkejut mendengar

    Last Updated : 2024-09-25
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 110

    Sementara itu...Sepulang dari kantor, Raka langsung menunju kediaman sang Oma.Ia tak ingin pulang ke rumahnya.Selain karena menghindari bertemu dengan Indri, tentu saja dia ingin bertemu Salsa. Akan tetapi, Raka tak menyangka jika pintu gerbang terkunci rapat dan tak ada satupun satpam yang tampak membuka pintu gerbang untuknya. Semua Satpam telah bersembunyi di dalam toilet khusus karyawan karena takut pada Raka!Mungkin jika ada yang berani menampakkan diri mereka akan dibuat babak belur. Lagipula, perintah dari Nyonya besar sudah jelas.Mereka tidak ada yang boleh membiarkan Raka masuk. Jika ada yang membukakan pintu gerbang untuk Raka, apapun alasannya maka akan dipecat. Tentu saja ancaman itu serius. Pekerjaan sebagai satpam di sana sangat dibutuhkan untuk membiayai anak istri mereka di rumah.Sayangnya, Raka pun tak putus asa.CEO kaya itu bahkan memanjat pintu gerbang untuk bisa masuk. Oma Mala yang melihat dari balkon kamarnya pun dibuat menahan tawa. Denga

    Last Updated : 2024-09-26
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 111

    Uhuk uhuk uhuk! Salsa pun mulai terbatuk.Ia sadar dirinya terlalu banyak tertawa. Tapi, siapapun pasti akan tertawa jika berada di posisi Salsa, kan?"Makanya jangan ketawa terus," sahut Raka.Salsa kali ini mengangguk. Ia tampak berjalan ke arah meja di mana ada mineral di sana dan segera meneguknya.Raka memperhatuikan bagaimana istri keduanya itu meneguk air dan tampak lega.Hanya saja, ia tak menyangka dengan tindakan Salsa selanjutnya.Ibu anaknnya itu memegang perutnya--seakan berbicara pada janinnya, "Jangan seperti ayah dudut kamu ya, Nak. Kerjanya marah terus."Hah?Raka terkejut mendengar ucapan Salsa. Dia tak menyangka kalau Salsa akan berkata demikian pada calon anaknya. "Sayang, kamu kok gitu sih ngomongnya?" tanya Raka. "Memang benar, kamu kerjanya marah terus!" balas Salsa. Glek!Kali ini, Raka pun hanya bisa meneguk saliva mendengarkan kekesalan Salsa."Marah, pakek nampar lagi," ketus Salsa seakan tak terima dengan apa yang telah dilakukan oleh Raka padanya.

    Last Updated : 2024-09-27
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 112

    "Jadi, mau ngambil mangga, tidak?" tanya sang pemilik tampak bingung pada dua orang itu. "Perkara mangga aja gini amat, beli sama rumahnya, Bos," kesal Gio. "Jangan sombong ya, kamu pikir, kami orang kaya?" tanya wanita tersebut. "Orang miskin, mungkin?" kata Gio, mengoreksi. "Ya, kamu pikir saya orang miskin?! Satu lagi, nama saya Anjeli," kesalnya. "Anjeli?" Gio dan Raka pun terdiam sejenak sambil memikirkan nama wanita yang kini ada di hadapan mereka. "Iya, jangan panggil saya, Nyonya!" wanita itupun memberikan peringatan. "Iya," jawab Gio. Kemudian Raka dan Gio pun saling menahan tawa. Apa yang terjadi hari ini, hingga mereka berdua bertemu dengan Anjeli?Macam film India, saja. "Anjeli, bolehkah Rahul mengambil buah mangganya," kata Gio sambil menunjuk Raka, yang artinya dia mengatakan bahwa Raka adalah Rahul."Kamu tahu saja kalau saya suka sama Rahul, atau kamu saja yang jadi Rahul," ujar Anjeli dengan antusias menunjuk Raka. "Rahul," ejek Gio. "Saya Rak

    Last Updated : 2024-09-28
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 113

    "Anjeli?" tanya gadis itu tiba-tiba, "apa itu nama aslinya?" "Entahlah," jawab Raka sambil menggerakkan bahunya, dia geli bila mengingatnya lagi. Salsa mengangguk. "Kalau begitu, ayo makan. Aku udah kupas mangganya," ucap gadis itu sembari memberikan Raka buah mangga yang telah lagi-lagi ia kupas dan potong pada piring. "Iya," jawab Raka dengan tangannya yang mulai mengambil kembali sepotong mangga dengan garpu. Padahal sebelumnya saja, ia sudah tak sanggup, tapi malah ditambah lagi. Sesaat kemudian, dia pun memasukan ke dalam mulutnya. Ternyata rasanya masih luar biasa, sambil terus mengunyah dia pun terus menatap wajah Salsa yang menunggu jawaban darinya. Akan tetapi, Raka yang kebingungan harus menjawab apa.Mengatakan manis atau tidak, lanjutkan makan atau sudahan saja? Sebab, ia hanya ingin berdamai dengan Salsa. "Kamu nggak suka, Mas?" tanya Salsa dengan penasaran. "Suk-suka," jawab Raka dengan suara bergetar karena berusaha untuk tetap tenang saat sebentar n

    Last Updated : 2024-09-28
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 114

    "Kamu kenapa?" tanya Oma Mala pada Dara ketika melintasi ruang makan. Padahal, Oma Mala baru keluar dari kamar Gio dan tanpa sengaja melihat Dara yang duduk di kursi meja makan sendirian di malam hari ini. Terlihat wajah Dara menyimpan kesedihan membuat Oma Mala pun penasaran. "Nggak kenapa-kenapa kok, Oma," jawab Dara sambil tersenyum. "Cerita dong sama, Oma. Kamu kenapa murung begitu?" "Dara sedih aja pindah dari rumah lama, soalnya Dara punya teman namanya Mita. Kalau Kak Salsa sibuk kerja Dara ada temannya, Oma," jelas Rara. "Lho, disini, Dara kan juga banyak temen? Semuanya teman, Oma juga bisa jadi teman, Dara kan?" ujar Oma Mala untuk membuat Dara tak sedih lagi. Dara pun mengangguk walaupun perasaan sedihnya masih ada. "Dara, juga bisa aja temannya main ke sini. Kan, ini rumah kamu juga," terang Oma Mala sambil mengelus lembut rambut coklat Dara. "Makasih, Oma," ucap Dara walaupun dirinya masih saja merasa asing dengan lingkungan barunya itu. "Atau kita lib

    Last Updated : 2024-09-29
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 115

    "Perut kamu masih sakit?" tanya Salsa. "Masih. Sakit banget," bohong Raka agar tidak diusir oleh Salsa. "Aku kirain udah nggak sakit, soalnya udah minum obat juga semalam." "Masih sakit, Sayang. Aduh." Raka langsung memegang perutnya dan berpura-pura kesakitan. "Apa, Mas dirawat di rumah sakit aja ya?" "Nggak perlu," tolak Raka dengan cepat. Salsa pun melihat wajah Raka dengan bingung. Menyadari itu, Raka buru-buru menjelaskan agar Salsa tak curiga, "Maksudnya, di rumah aja istirahat. Mas, males diinfus." "Oh, gitu," kini Salsa pun mengerti dengan alasan Raka sepertinya cukup masuk akal. "Tapi, kamu kok udah wangi? Emangnya mau ke mana?" Raka pun baru menyadari bahwa Salsa sudah berpakaian rapi, menimbulkan pertanyaan saja. Tapi belum sempat Salsa menjawab sudah mendengar suara ketukan pintu, akhirnya Salsa pun memilih untuk membuka pintu terlebih dahulu. "Oma?" kata Salsa setelah melihat siapa yang datang. "Kamu udah siap?" tanya Oma Mala. "Udah," Salsa pun t

    Last Updated : 2024-10-01

Latest chapter

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 122

    Salsa merasa sedih karena Indri telah memutuskan untuk pergi. Tapi apa yang bisa dia lakukan untuk mencegahnya, meskipun telah berusaha untuk meyakinkan Indri tapi hasilnya tetap sia-sia. *** Kini Salsa telah menjadi istri satu-satunya, pernikahannya pun tak lagi menjadi rahasia, semua orang juga telah mengetahui bahwa Salsa lah istri Raka yang sah. Hingga beberapa bulan kemudian Salsa pun melahirkan seorang anak perempuan, keluarga besar Januartha sangat berbahagia menyambutnya. Salsa juga tidak lagi merasa takut, jelas terlihat semua anggota keluarga suaminya menerima anaknya penuh kehangatan. Salsa melahirkan anaknya secara normal, tapi Raka merasa kasihan terhadap istrinya tersebut karena menyaksikan sendiri bagaimana sebelumnya Salsa menahan sakit sendirian. Andai saja rasa sakit itu bisa dibagi dia mau mengurangi rasa sakitnya. "Terima kasih," ucap Raka sambil menggenggam tangan Salsa dengan sangat erat. Salsa pun tersenyum sebagai jawaban, dia merasa sempurna

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 121

    "Kak Indri," ucap Salsa sambil berjalan masuk ke kamar Indri. Krang! Piring di tangannya seketika terjatuh dari tangganya, tak menyangka melihat Indri telah berdiri tegak. Dirinya seperti sedang dikejutkan dengan apa yang kini dia lihat. "Salsa," panggil Indri. Saat itu Salsa pun mulai tersadar dari keterkejutannya. Dia tak menyangka jika kini Indri bisa berdiri sendiri. "Salsa, ada apa?" tanya Sinta yang menyusul masuk setelah mendengar suara pecahan. Sinta takut jika saja Salsa yang terpeleset, bagaimana dengan keadaan janinnya? Bahkan Sinta juga sangat mengkhawatirkan keadaan Salsa. Semua pikiran buruknya benar-benar membuatnya panik bukan main. Tapi dia pun dibuat terkejut melihat Indri sudah bisa berdiri. Rasanya tak percaya dengan apa yang telah dia lihat saat ini. Ini seperti tidak mungkin, tapi itulah yang terjadi. "Indri?" Sinta menatap tidak percaya tapi inilah kenyataannya. Matanya membulat sempurna tanpa bisa berkedip sama sekali, sekarang dia men

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 120

    Salsa pun tersenyum bahagia karena hari ini dirinya telah menjadi seorang sarjana, tidak ada yang menyangka bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan pendidikan. Bahkan dirinya sendiri sekalipun merasa ini adalah sebuah hal yang mengejutkan, siapa sangka ternyata disaat dirinya merasa terjatuh-sejatuh-jatuhnya ternyata ada setitik cahaya yang membawanya sampai di hari ini. Hari dirinya menjadi salah satu dari mereka yang menyelesaikan pendidikan seperti yang diinginkan oleh sang Nenek. Ya, air mata Salsa juga menetes haru seiring mengenang kembali wajah mending sang Nenek yang telah menghadap sang illahi. Semua ini juga tak lepas dari peran penting dalam proses pencapaian pendidikannya. Mendukungnya dalam segala hal, sayang kini Neneknya tak bisa mengucapkan selamat padanya. Padahal Salsa juga ingin mengucapkan selamat juga pada sang Nenek karena perjuangan Neneknya tidak sia-sia. Kini hasilnya dirinya telah seperti ini, bahagia rasanya tak dapat terucap oleh kata-kata.

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 199

    Salsa langsung mengambil ponselnya dia tidak lagi menggunakan ponsel lamanya, karena kata Raka sudah butut. Lagi pula ponsel seharga 1 m nya juga harus digunakan, sebab dia sudah membayarnya mahal tadi malam. Tentu saja mahal karena dirinya harus bergoyang seperti orang gila, ah sudahlah. Salsa pun tidak lagi bisa berkata-kata. Dan ketika panggilan telepon tersambung dia langsung saja berbicara. "Abang, Salsa mau kasih tahu hal yang penting," ucap Salsa dengan cepat. "Kamu sakit? Mau melahirkan?" tanya Raka panik. Dia takut terjadi sesuatu pada istrinya tersebut. "Kok melahirkan? Hamil juga masih 6 bulan," gerutunya. "Jadi berapa bulan baru bisa melahirkan?" tanya Raka dengan bodohnya. Inilah Raka jika sudah berbicara dengan Salsa otaknya tak akan bisa bekerja dengan baik lagi. "Sembilan bulan, Abang!" kesal Salsa. "Oh iya, lupa," ucap Raka sambil menggaruk kepalanya. Dia sendiri bingung kenapa bisa bodoh seperti ini, tapi sudahlah saat ini dia ingin berbicar

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 198

    Salsa pun tersenyum sambil melangkahkan kakinya, dia tak dapat menahan kebahagiaan yang tengah dia rasakan. Bahkan tidak menyangka jika hari ini keluarga suaminya begitu menyayangi dirinya. Hingga akhirnya langkah kakinya pun terhenti saat melihat Indri tengah berjemur di halaman. Segera Salsa pun melangkah mendekati Indri.Dia ingin melihat bagaimana keadaan Indri, semoga saja ada kemajuan. "Nyonya Indri, apa kabar?" tanya Salsa. Sebab, kemarin tidak bertemu dengan Indri sama sekali. Rasanya ada banyak hal yang harus dia tanyakan, terutama apakah sudah ada kemajuan.Meskipun sadar Indri tidak bisa menjawab pertanyaannya, tidak apa yang terpenting adalah kesehatan Indri baik. "Sa, aku ke toilet bentar ya," kata Mayang yang bertugas membantu Indri untuk melakukan segala sesuatunya. Termasuk berjemur juga. "Iya, nggak papa aku juga pengen berjemur dulu. Kamu istirahat dulu aja sekalian, nanti kalau ada sesuatu aku panggil kamu ya," jawab Salsa. "Siap, makasih Nyonya

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 197

    Pagi ini rasanya sangat melelahkan karena malam panjang yang terlalu panas. Namun, meskipun sedemikian Salsa juga harus bangun pagi-pagi karena perutnya terasa lapar. Tentunya setelah dia mandi pagi. "Lho, kamu sudah sarapan pagi?" tanya Sinta ketika melihat Salsa sudah selesai sarapan. Padahal dirinya baru saja bangun dan sarapan pun tengah disiapkan oleh para Art. Sepertinya Salsa membuat sarapannya sendiri dan untuk dirinya sendiri saja agar lebih cepat prosesnya. "Iya, Ma. Maaf ya, Salsa sarapan duluan. Soalnya laper banget," ucap Salsa dengan perasaan tidak enak karena biasanya sarapan pagi bersama. "Tidak masalah, bahkan itu sangat bagus karena cucu Mama butuh nutrisi juga," balas Sinta. Kemudian dia pun segera duduk di samping Salsa Tentu saja karena ingin memegang perut buncit Salsa. "Cucu, Oma," katanya dengan senyuman penuh kebahagiaan. "Ma," panggil Salsa dengan ragu, dia ingin tahu apakah benar Sinta sudah tahu jenis kelamin calon anaknya seperti yan

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 196

    Dengan terpaksa Salsa pun harus menuruti keinginan Raka. Bukan, mungkin lebih tepatnya dia harus memenuhi janji yang telah dia ucapkan sendiri dengan penuh kesadaran. Jika mungkin waktu bisa diputar kembali maka dia akan menarik ucapannya. Sayangnya itu tidak mungkin. Karena kenyataan kini Raka terus menagih janjinya. Malu rasanya tidak terkira dan tidak dapat terucapkan oleh kata-kata. Lihatlah kini dirinya harus memakai lingerie, warnanya begitu kontras dengan warna kulitnya. Dan membuat Raka semakin bersemangat untuk melihatnya. "Mana goyangannya?" pinta Raka sekaligus menggoda Salsa. Semakin Salsa merasa malu maka semakin membuatnya merasa gemas. "Aku tidak bisa gerak," ucap Salsa memberi alasan. "Benarkah?" tanya Raka lagi. "Hu'um," Salsa pun mengangguk cepat. Berharap Raka memintanya untuk segera menghentikan semua kekonyolan ini. "Coba dulu," ucap Raka. Ah! Batinnya pun mendesah pasrah karena ternyata Raka tidak memintanya untuk menghentikan semu

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 195

    "Salsa." "Ya, Oma," jawab Salsa. Salsa pun merasa bahagia karena kedatangan Oma Mala cukup membantunya. Artinya dia bisa lolos dari Raka. "Ini Oma bawakan rujak, barusan Oma dan yang lainnya ngerujak," Oma Mala pun tersenyum sambil berjalan ke arah Salsa. "Wah terima kasih, Oma. Melihatnya saja udah ngiler," kata Salsa. Bertempat dengan Raka yang keluar dari kamar mandi, tentunya setelah menyelesaikan mandinya. "Kalau gitu Oma keluar dulu," pamit Oma Mala. "Lho, kok buru-buru?" tanya Salsa dengan panik. Padahal sebelumnya sudah begitu bersemangat karena merasa mendapatkan bantuan. Sayangnya tidak. "Memangnya kenapa?" Oma Mala terlihat bingung dengan pertanyaan Salsa. Salsa pun tersenyum kecut sambil menatap wajah Raka dengan horor. Padahal pria tampan itu hanya diam saja menyaksikan dirinya dan Oma Mala tengah berbicara. Tapi kenapa dia merasa bulu kuduknya berdiri? "Oma, jadikan ngajakin Salsa masak?" tanya Salsa tiba-tiba. Membuat sang Oma pun bingung

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 194

    Perlahan Salsa pun mulai tersadar dari ingatannya, dia pun mengedarkan pandangannya untuk mencari ponsel yang telah dia jatuhkan. Hingga akhirnya menemukan ponsel tersebut. Kakinya pun kembali melangkah dan tangannya pun bergerak untuk meraih ponsel tersebut. Namun, karena perutnya yang sudah begitu membuncit membuatnya kesulitan untuk berjongkok. Raka yang dari tadi hanya berdiri di ambang pintu sambil memperhatikan seperti apa reaksi Salsa pun kini mulai melangkah lebih maju. Dengan cepat membantu Salsa untuk mengambil ponsel tersebut. Tapi Salsa yang dibuat sok bukan main, bukan karena takut pada Raka. Namun, ada ingatan yang membuatnya menjadi sulit untuk bernafas sekalipun. Bahkan untuk menerima ponsel yang diberikan Raka padanya pun sulit rasanya untuk menerimanya. "Ambil," kata Raka sambil menggerakkan ponsel di tangannya. Glek! Salsa dibuat meneguk saliva dengan begitu pahitnya, padahal Raka tidak marah, apa lagi suka memukulnya. Namun, tetap sa

DMCA.com Protection Status