Beranda / Pernikahan / Istri Kedua Tuan Farraz / (S2) Bab 158. Mencari Shiena

Share

(S2) Bab 158. Mencari Shiena

Penulis: RidaFa05
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Shiena turun dari angkutan umum yang ditumpanginya, agar sampai di panti asuhan. Entah kenapa, Shiena merindukan keluarganya yang ada di sini. Apalagi tempat ini adalah tempat ternyamannya, siapa tahu Shiena bisa melupakan kesedihannya.

Suasana hati Shiena sedang tidak baik, setelah pemecatannya di kantor. Setibanya di panti, Shiena menahan air matanya agar tidak luruh. Ia merubah raut wajah, menarik senyum agar terlihat baik-baik saja.

"Hai adik-adik kakak!" sapa Shiena, pada rombongan anak kecil yang sedang bermain di halaman panti.

Melihat Shiena datang, para adik-adiknya itu langsung berlarian menghampiri. Shiena merentangkan tangan, menyambut mereka ke dalam pelukan.

Betapa sayangnya Shiena pada adik-adiknya, yang memiliki nasib sama sepertinya—dititipkan ke panti ini, ada juga yang dibuang begitu saja.

"Kak Shiena! Kami kangen kakak!" Mereka berseru, sambil bersorak riang, menyambut kedatangan kakaknya.

"Sama, Dek. Kakak juga rindu kalian," ungkap Shanaya. Gemas, pada malaikat m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 159. Proses Pencarian

    Kendaraan roda empat itu melaju sangat kencang, membelah jalanan ibu kota yang lumayan ramai. Selama di perjalanan, ada banyak bunyi klakson yang memekakkan pendengaran, memprotes Arash karena membawa mobil secara ugal-ugalan.Langit sore ini mendung, awan sudah berwarna abu hingga sekitaran menggelap, menandakan akan turunnya hujan. Arash mencengkram setir, ia dongkol saat Shiena pergi begitu saja.Selang beberapa menit, akhirnya dia sampai ditujuan. Ia bergegas masuk, mencari Shiena di sini."Lho ... Nak Arash," panggil Bu Anya, ketika membuka pintu.Arash menyalami punggung tangan Bu Anya. "Apakah Shiena ada di sini, Bu?" tanya Arash.Bu Anya mengernyit, kepalanya menggeleng pelan. "Shiena sudah pulang sekitar 20 menit yang lalu, Nak Arash. Memangnya kalian tidak bertemu."Arash menggeram tertahan. Sia-sia dia datang ke sini, jika orang yang dicari malah pergi. Bak main petak umpet jika begini caranya. "Kalau begitu aku permisi, Bu. Ingin menyusul Shiena."Bu Anya mengiyakan, meman

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 160. Dekapan Hangat

    Jam menunjukkan pukul 06.00 pagi, Shiena terbangun dari tidurnya mendengar alarm jam yang begitu berisik di telinganya. Shiena tak lantas beranjak, dia bangkit terduduk di ranjang.Akibat menangis semalaman, ia jadi merasa matanya bengkak. Dadanya terasa sesak, jika kejadian kemarin begitu memilukan di hati."Aku lelah, tapi aku tidak boleh kalah. Sebisa mungkin aku harus bertahan, mempertahankan rumah tanggaku. Aku tidak mau, perjanjian itu benar-benar terjadi," Shiena bergumam lirih.Kemarin saat bertemu dengan Bu Anya, Shiena mendapatkan wejangan darinya. Itu memotivasi Shiena, supaya bisa menjalani rintangan dalam biduk rumah tangganya.Shiena lekas berdiri, pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Dia harus menyiapkan sarapan, sebelum Arash menyuruhnya.Ngomong-ngomong soal Arash. Kenapa lelaki itu tak kunjung menampakkan diri? Biasanya dia ke lantai bawah dengan sendirinya."Mungkin sebentar lagi turun. Ah, aku tidak peduli. Apa jangan-jangan dia belum bangun?"Pa

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 161. Usulan Aneh Zeva

    Shiena memberenggut kesal, seraya membuka payung, menerobos hujan deras untuk sampai di pusat perbelanjaan terdekat. Daripada harus lama mendengar ocehan Arash, lebih baik ia pergi saja dan menuruti apa maunya.Sepanjang jalan, Shiena hanya bisa meredam kekesalahan dan fokus jalan. Telapak kakinya sudah basah, oleh air yang menggenang di jalan. Di Minimarket, Shiena memilih cemilan dan membayarnya. Ia menenteng, 2 plastik besar di tangannyan. Di pertengahan jalan, di belakang ada mobil melintas kencang, hingga baju Shiena dibasah kuyup."Astaga, apes sekali pagiku. Kenapa dia tidak memelankan laju, dasar tak beradab!" ketus Shiena, mengusap kasar wajahnta yang terkena guyuran air.Alhasil, dia hanya menahan dingin, bercampur semilir angin menusuk masuk ke kulitnya. Sampai di pekarangan rumah, Shiena mengerutkan kening. Melihat mobil tadi terparkir di garasi."Bukannya ini mobil tadi? Mobil milik siapa?"Di dalam sana, terdengar suara gelak tawa pria dan wanita bersamaan. Shiena merem

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 162. Mengandung

    3 minggu sudah berlalu, semenjak kejadian itu Shiena lebih banyak diam. Enggan bertatapan dengan Arash, sikap diamnya membuat Arash tak tenang. Shiena hanya menunjukkan diri jika Arash memanggilnya saja.Biasanya memang seperti ini, entah mengapa Arash merasakan ada hal mengganjal saat Shiena diam. Harusnya dia senang, malah sebaliknya.Shiena sibuk memotong bahan makanan, ia melirik sekilas ke arah Arash yang baru saja datang dari lantai atas."Mau sampai kau diam membisu seperti itu? Buang-buang waktu, aku tidak akan membujukmu!" seloroh Arash. Menatap gemas pada Shiena yang menatapnya intens.Shiena berdecak. "Aku juga tidak butuh dibujuk olehmu.""Cih, apa kau masih marah karena melihatku dan Zeva bercinta? Hanya karena itu kau marah—"Sepasang mata merah Shiena menatap tajam, begitu nyalang karena Arash terkesan menggampangkan."Hanya karena? Memang sulit ya, bicara dengan pria sepertimu. Kau pikir hal seperti ini masalah sepele? Meskipun pernikahan ini sementara, tidak sepatutny

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 163. Merayakan Anniversary

    Di lain tempat, Arash sedang berada di Apartemen milik sang kekasih sejak pagi tadi. Kedua sepasang kekasih itu menghabiskan waktunya di kamar sepanjang hari.Meski hari sudah malam, tidak ada keinginan bagi Arash untuk beranjak dan ingin menetap. Arash menciumi punggung polos Zeva yang sedang tidur pulas, setelah aktivitas ranjang yang mereka lakukan beberapa jam lamanya. Tangan itu turun ke bawah, membelai kewanitaan Zeva yang lembab. Meski sudah melakukan pertempuran, Arash tak merasa lelah sama sekali."Eunghhhh ...." Zeva melenguh, merasa sesuatu menusuk ke dalam sana. Mata yang kantuk itu terpaksa terbuka, ia mendongak, saat Arash mengulum bongkahan dadanya."Sayang, aku masih ngantuk," keluh Zeva.Bagaimana tidak, dia hanya tidur sekitar 40 menit lamanta tetapi malah dibangunkan oleh kekasihnya.Tenaga Zeva sudah terkuras habis, mengimbangi permainan Arash."Tapi kau masih mau 'kan, hmmm?" bisik Arash, melahap telinga Zeva hingga basah oleh saliva.Zeva mengangguk, tak keberat

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 164. Di Atas Atau Di Bawah?

    Karena ada keberadaan Shanaya di sini. Arash terpaksa tidur berdua dengan Shiena sementara, supaya Ibunya curiga bahwa pernikahan yang mereka jalani tak sesuai ekspetasi.Hatinya berat, harus berbagi ranjang dengan Shiena. Arash berjalan, mendahulu Shiena yang ia tarik paksa ke dalam kamarnya."Biasa saja dong, pakai ditarik-tarik segala! Kau pikir aku tambang?" Shiena menepis kasar, lengan Arash seraya terus mengomentarinya "Kau ingin di atas atau di bawah?" tanya Arash."Hah?"Pertanyaan dilontarkan Arash, sepersekian dekit membuat otak Shiena jadi blank, tak mengerti maksudnya.Sadar dengan yang diucapkan membuat salah paham, seperti Shiena juga sudah ambigu, salah menangkap ucapannya barusan."Maksudku ... kau ingin tidur di ranjang atau di sofa?" Lagi, Arash bertanya dengan jelas.Shiena mengangguk paham, dia malu sudah berpikir negatif tadi. "Aku ingin tidur di kamarku saja. Daripada harus tidur di sofa."Penolakan dari Shiena, Arash berdecih mendengarnya. "Kau ingin mencari pe

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 165. Zeva Anak Grisella

    Shiena dan Arash memasukkan berapa box kue yang tadi dibuat, untuk dibagikan ke anak-anak panti, sesuai yang Shanaya minta.Mau tidak mau, Arash mengiyakan saja perkataan Ibunya, meminta Arash mengantar Shiena ke sana.Mereka berdua masuk mobil, menikmati segarnya udara sekitaran, karena tidak ada obrolan apapun."Mommy terlihat bahagia bersama denganmu, sedangkan dengan Zeva, Mommy menampilkan raut tak suka. Entah kenapa," ujar Arash.Tidak terlalu penting sih membahasnya, hitung-hitung pemecahan keheningan saja selama di perjalanan agar tidak bosan.Shiena beralih, memandangi sang suami sebentar, lalu menatap lurus ke depan. "Kau menanyakan padaku yang jawabannya tidak kutahu, Mas."Benar juga, harusnya dia menanyakan ini pada Ibunya sendiri, yang lebih tahu jawabannya."Dari dulu Mommy ingin punya seorang anak perempuan, tetapi adikku meninggal saat dilahirkan," kata Arash, bibirnya tiba-tiba berkata demikian.Ah, agar tidak canggung-canggung amat 'kan?Pertama kalinya, Shiena mend

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 166. Kenangan Orang Tua

    Selang beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sudah sampai ditempat tujuan. Mobil Arash terparkir, di pekarangan panti asuhan, tempat istrinya dibesarkan.Arash dan Shiena turun. Mereka berdua jalan beriringan, tetapi memberi jarak. Kala keduanya memasuki halaman, semua anak-anak di panti berseru riang, kedatangan Shiena pagi ini.Shiena menyapa para adiknya, yang sedang belajar. Melihatnya, Arash hanya bisa diam, memerhatikan interaksi istrinya, tampak dekat pada mereka."Horee! Kakak datang lagi!" seru mereka, dengan riang gembira."Kakak rindu kalian."Namun, para bocah kecil itu menatap bingung pada pria yang berada di samping Shiena. Pasalnya mereka belum mengenal Arash.Shiena tersenyum kecil, gemas dengan kebingungan mereka. "Perkenalkan, Dek. Ini Kak Arash, suami kakak."Dada Arash berdesir, ada rasa senang saat Shiena memperkenalkannya pada anak kecil di hadapannya.Serempak, mereka mengangguk kompak dan tersenyum ke arah Arash."Kak Arash tampan sekali," puji me

Bab terbaru

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Maaf, Pak. Pak Nick mengatakan jika rapat dipercepat, saya sudah menyiapkan tiket pemberangkatan dua hari lagi," ujar sekretaris Arash mengabarkan perubahan jadwal kerja.Arash hanya bisa mengiyakan saja, tanpa membantah sama sekali. Biarkan saja sang sekretaris yang menghandle urusannya, Arash ingin menghabiskan waktu bersama anak dan istrinya sebelum pemberangkatan.Ia memasukkan ponsel ke dalam saku celana, kemudian kembali ke dalam kamar. Sengaja menghindar, agar Shiena tidak mendengar obrolan ini.Bisa-bisa Shiena bertambah marah saat tahu jadwal dipercepat. Shiena selesai menidurkan Keivandra, perempuan itu tampak kelelahan karena menyusui seharian."Kapan kau berangkat, Mas?" tanya Shiena, perlahan menarik puting payudaranya agar terlepas dari mulut Keivandra.Ditanyai seperti itu, Arash diam sejenak. "Tadi sekretarisku menghubungi."Wajah Shiena mendongak, menatap suaminya. "Terus kapan?""Ternyata jadwal dipercepat, aku akan melakukan pemberangkatan tiga hari lagi," kata Ara

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Akira menunggu seseorang untuk menjemputnya. Gadis kecil itu sedang duduk di kursi depan sekolah seorang diri. Karena temannya yang lain sudah ada yang pulang, hanya menyisa beberapa saja dari mereka.Entah ke mana kedua orang tuanya, sampai sekarang belum menjemput. Akira hanya bisa mengerucutkan bibir kesal, luka di kakinya membuat dirinya sakit saat berjalan."Mommy dan Daddy ke mana, sih? Kok lama banget!" gerutu Akira.Dari arah gerbang sana, terlihat seorang dewasa yang melihat ke arah Akira yang sendirian di sana. Tidak tega membiarkannya, wanita tersebut lantas menghampiri."Boleh nggak Tante ikut duduk?" tanya wanita asing itu. Dia memiliki paras cantik, membuat Akira jadi mencuri-curi pandang ke arahnya.Akira jadi teringat nasihat kedua orang tuanya untuk tidak mudah dekat dengan orang asing. Dengan cepat ia menggeser tubuh untuk menjauh.Heran karena Akira tiba-tiba menjaga jarak, wanita tersebut hanya bisa terkekeh pelan."Jangan takut, Tante bukan orang jahat kok. Tante

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Shiena kembali ke rumah dengan kegundahan di hatinya. Panggilan dari Arash saja tidak ia dengarkan, ia masih tidak menyangka akan hamil anak ke tiga.Arash berlari untuk mengimbangi langkah Shiena yang sudah menjauh ke dalam sana."Sayang, tunggu aku!" teriak Arash terus memanggil-manggil.Namun nihil, Shiena bahkan tidak mempedulikannya dan tetap berjalan menaiki tangga.Shanaya dan Farraz yang sedang mengasuh Keivandra pun melirik ke arah anaknya yang mengajar istrinya."Ada apa, Nak?" tanya Shanaya menghentikan langkah Arash.Napas Arash tersengal-sengal, ia menetralkan degup jantungnya yang tak karuan. Kemudian menghampiri mereka."Entah ... Shiena marah karena tahu dia sedang hamil," kata Arash.Sepasang mata Shanaya dan Farraz membola, terkejut mendengar kabar bahwa menantunya sedang mengandung lagi.Yang membuat kaget, anak mereka saja yang kedua baru berusia beberapa bulan."Ya sudah. Kau bujuk saja istrimu, lain kali pakai pengaman kalau mau berhubungan. Atau kalau perlu puas

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    Pagi ini, Shiena dan Arash dengan kompak mau mengantarkan Akira ke sekolahnya. Kebetulan juga, letak TK tak begitu jauh dari rumah.Arash juga sedang tidak terlalu sibuk, sehingga ia bisa bersantai. Toh, selagi ada waktu sebelum masuk jam kerja."Kalian mau nganter Rara?" tanya Shanaya. Lebih sering tinggal di sini, sekalian membantu Shiena mengurus anak-anak.Sementara Raisa dan Mark, mereka tinggal di luar negri dan pulang hanya sebulan sekali. Beruntung ada Shanaya, bisa membantu Shiena.Karena Akira ini memang susah dekat dengan orang, dulu pernah menyewa babysitter tetapi tak berlangsung lama."Iya, Mom. Rara ingin kami yang mengantar," jawab Shiena. Wajahnya masih terlihat lelah, Shanaya tahu itu."Oh ya sudah, Kevan bersama Mommy saja. Kalian pergilah." Shanaya mengambil alih Keivandra dalam gendongan menantunya. "Kalian tidak mau sarapan?"Arash melirik pada Shiena yang masih merasakan kantuk. "Mau sarapan dulu?"Kepala Shiena menggeleng, dia tidak selera makan, bawaanya mulai

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Extra Part

    "Nghhh, Masshh.""Ahh, Mas!""Kevan nangis tuh!"Di bawah kuasa suaminya, Shiena menahan desahan agar tak keluar saat Arash masiu masih sibuk meliuk-liukkan tubuhnya di atasnya.Suara tangisan bayi, membuat aktivitas dua insan itu terhenti dan melepaskan diri dengan peluh keringat membasahi."Cup, cup. Anak Mama jangan nangis, Nak," bisik Shiena, sembari menyusui anak bungsunya yang langsung tenang.Satu tahun sudah berlalu. Kehidupan rumah tangga Shiena dan Arash sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Mereka juga semakin harmonis, hanya ada cekcok biasa saja.Kini keduanya sudah dikaruniai seorang anak perempuan dan laki-laki. Anak bungsu mereka diberinama Keivandra Asrawijaya. Kini usianya sudah memasuki 3 bulan.Akira juga sudah tumbuh dewasa, bahkan sudah masuk TK. Kehidupan mereka tampak lebih bahagia dengan kehadiran anak-anak mereka."Kevan udah tidur lho, Sayang," bisik Arash, menunggu dengan sabar Shiena yang sedang menidurkan si bungsu.Shiena memutar bola mata malas, Arash

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 200. Ending

    Shiena merasa penasaran, karena Arash memilih beberapa pakaian di dalam lemari bajunya. Dia bilang, katanya ingin mengajaknya makan malam bersama yang lainnya.Pasalnya Arash bilang secara mendadak, tidak merencanakan dari awal jika memang ada acara seperti ini."Tumben sekali tidak memberitahuku dari awal kalau akan makan, kenapa mendadak sekali?" tanya Shiena, pasrah saja saat Arash memilah baju yang cocok untuk istrinya.Meresponnya, Arash hanya menerbitkan senyum saja. "Tidak mendadak, Sayang. Aku hanya lupa menyampaikannya," elaknya.Padahal hari ini Arash berencana untuk mengajak istrinya bertemu dengan ayah biologisnya, sesuai rencana yang mereka susun sebelumnya.Tentun tanpa sepengetahuan Shiena, agar menjadi kejutan nantinya."Mangkannya jangan bahas ranjang mulu yang dipikiranmu, jadinya lupa seperti itu," cibir Shiena.Mau bagaimana lagi, urusan ranjang sudah menjadi kebutuhan biologisnya."Ssstt, diam saja, Sayang. Bibirmu ingin kusumpal agar bisa diam?" ancam Arash, dian

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 199. Ayah Biologis

    Meskipun ada keraguan di hati Raisa untuk menerima kehadiran Mark, dia menyuruh pria bule itu masuk ke dalam rumahnya karena ingin menjelaskan sesuatu padanya.Mereka duduk di kursi yang berbeda, dengan posisi berhadapan dan dilingkupi kegugupan. Mark terus menilik Raisa yang tetap cantik di usianya, sedangkan Raisa lebih banyak diam dan menunduk.Mark menerbitkan senyum hangat, bisa bertemu dengan Raisa setelah sekian tahun berpisah. "Kau tidak jauh beda, kau tetap cantik, Sa," puji Mark.Bulu mata Raisa mengerjap-ngejrap, menormalkan degup jantungnya seolah akan gempa. "Ah, ya—maksudku tidak juga. Aku tetaplah wanita tua. Cepat jelaskan yang ingin kau katakan padaku."Kekehan kecil terdengar, Mark masih ingin memeluk tubuh Raisa dalam waktu yang lama. Selama masa penantian dirinya mencari Raisa hingga bisa bertemu dengannya."Tidak ingin melepas rindu dulu?" kekeh Mark, menggoda mantan kekasihnya yang mulai merona akibat ulahnya.Sadar jika kini bukan lagi anak muda, yang akan luluh

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 198. Kedatangan Mark

    Mobil yang mereka kendarai sudah tiba di pekarangan rumah besar dan mewah, yang lain dan tak bukan adalah rumah milik Raisa. Semenjak tahu dia adalah ibunya Shiena, Shiena sudah beberapa kali datang dan menginap, menemani Raisa yang tinggal sendirian.Dikabari Shiena akan datang ke rumah, Raisa mengosongkan jadwalnya untuk menyambung anak, menantu dan cucunya hari ini. Di depan terasa, terlihat seorang wanita paruh baya tampak antusias dengan kedangan mereka.Raisa melambaikan tangan, saat Akira menyapa neneknya terlebih dulu. "Nenek Isa!" sapa Akira kepada neneknya yang awet muda dan tampil cantik, tak jauh beda dengan Shanaya."Cucu Nenek Isa cantik sekali, kau benar-benar mirip Daddy-mu."Mereka bersalaman dan berpelukan, masuk ke dalam rumah dan lanjut mengobrol."Menginaplah dulu, Mama merindukanmu, Sayang," pinta Raisa pada putri semata wayangnya.Tidak ada jarak dan rasa sungkan bagi keduanya, mereka semakin dekat seperti anak dan ibu pada umumnya."Nanti aku datang lagi, Ma.

  • Istri Kedua Tuan Farraz   (S2) Bab 197. Shiena Hamil

    Senang mendengar kabar kehamilan Shiena yang kedua, pasalnya ini yang diinginkan Arash sejak lama. Siapa sangka, jika Shiena membeberkan berita bahagia ini.Hatinya terus bersyukur, karena kebahagiaannya terkabul satu persatu. Shiena ikut menangis bahagia, bisa mewujudkan keinginan Arash dan juga Akira."Selamat ulang tahun, Mas. Ini hadiah ulang tahun untukmu. Semoga kau suka," ucap Shiena, menunjukkan testpack bergaris dua pada suami.Arash melihat hasilnya. Benar, Shiena tengah positif hamil. Benar-benar membahagiakan, hadiah terindah yang Arash dapatkan."Terima kasih, aku sangat senang, Sayang," ungkap Arash, tidak membiarkan pelukan itu terlepas begitu saja.Di umurnya yang menginjak 28 tahun, dia sudah menjadi seorang ayah dari 2 anak. Ditambah istrinya masih sangat muda, bisa dibayangkan, jika mereka memiliki banyak anak nantinya."Aku gugup sekali, saat ingin memberitahumu. Aku baru ingat ulang tahunmu sebentar lagi. Jadi ... aku berpikir, menghadiahkan ini."Dua insan yang t

DMCA.com Protection Status