"Papa pican!" teriak Jibran.
Jihan langsung bangun dan membantu sang suami bangun. Sedangkan Jibran terus menangis melihat papanya pingsan gara-gara dirinya."Hayo, kalian cemas, 'kan?" ucap Abraham.Spontan membuat Jibran tertawa dan memeluk sang papa dengan lembut, begitu juga dengan Jihan. Mereka berdua sangat mencemaskan pria itu."Papa berbohong!" kesal Jihan.Abraham tersenyum. Kemudian, dia kembali memeluk mereka berdua dengan lebih, berharap semua akan seperti ini sampai selamanya."Sayang, papa harap kalian semua tidak akan berubah tetap mencintai papa," ucap Abraham dengan lirih.Pria itu takut seiring berjalannya waktu, istri dan anaknya berubah tidak mencintainya. Sebab, umurnya sudah tua."Tidak akan berubah. Kami semua akan selalu menyayangi Papa, sampai kapan pun," ucap Jihan dengan lembut.Abraham mencium istrinya dengan lembut, dan ia juga mSeem terkejut. Kemudian, menoleh dan melihat Khabir ada di hadapannya, membuat dia diam seribu bahasa."Mas, ayo duduk dulu!" Saga bangun dan menarik tangan sang kakak duduk di sampingnya."Kalian berdua adik durhaka! Bisa-bisanya masalah keluarga kita tidak ada yang memberitahu aku!" seru Khabir kesal. Membuat Qaina terkejut dan langsung menghampiri pria itu."Mas, malu sama anak-anak kamu marah seperti ini. Ingat umur Mas," ucap Qaina pelan. Namun, meledek Khabir, membuat pria itu semakin kesal."Maksudnya apa? Aku sudah tua begitu. Jadi, tidak boleh mengetahui permasalahan keluarga kita!" kesal Khabir.Qaina sudah salah bicara. Kemudian, dia menatap ke arah Saga meminta pria itu untuk menenangkan sang kakak yang terus marah."Paman, maaf. Apa saya membuat kesalahan sampai Anda begitu marah?" tanya Jihan yang baru tiba dengan berani.Spontan membuat Abraham langsung bangun dari duduknya dan menghampiri sang istri. Sebab, dia takut wanita itu kenapa-napa."Kenapa ke sini?" tanya Abra
Semua orang yang ada di sana sangat terkejut melihat kedatangan Angga termaksuk dengan Abraham. Pria itu langsung menghampiri sang sahabat dan membawanya keluar untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."Mas, kenapa kamu mau menikah dengan wanita lain? Padahal, istrimu tengah mengandung?!" tanya Angga dengan sangat emosi.Abraham mengelengkan kepala dan menjelaskan, kalau sebenarnya dia akan menikah dengan Jihan lagi di depan sang paman. Sebab, pria itu ingin melihat pernikahannya."Kalau tidak percaya, ayo kita liat ke dalam pasti ada Jihan," ujar Abraham.Angga belum percaya. Sebab, dia yakin kalau cerita Seem tidak bohong. Mana mungkin paman Abraham berubah pikiran secepat ini? Sesampainya di dalam Angga terkejut melihat Jihan memakai kebaya berwarna putih, terlihat wanita muda itu duduk di hadapan pak penghulu."Benar, 'kan?" tanya Abraham pelan.Angga hanya mengguna
Abraham ngerem mendadak. Sebab, anaknya mengatakan awas, dia takut menarbak seseorang. Namun, saat ia melihat jalanan tidak ada siapa pun. Bahkan, jelanan sepi."Eh, tidak ada apa pun?" tanya Abraham sambil menoleh kebelakang, melihat semua anaknya turun.Ketiga remaja itu bergegas menghampiri penjual martabak manis yang berada di pinggir jalan. Sebab, setiap hari mereka akan membeli untuk dibagikan ke semua teman dan guru yang ada di sekolah.Abraham sama sekali tidak tau. Sebab, baru kali ini mengantarkan anak-anaknya. Jadi, dia tidak mengetahui hal ini. Setelah selesai. Mereka kembali masuk ke dalam mobil."Sudah Pa, sekarang kita lanjut ke sekolah," ujar Jibran pelan."Untuk apa membeli semua martabak milik kakek itu?" tanya Abraham sambil terus menatap ke arah penjual martabak yang sudah tua.Jibran menjelaskan, kalau dia pernah melihat kakek itu sampai larut malam masih berjualan. Sebab, dagang
Pagi ini seperti pagi biasanya. Karena, rumah Jihan dan Abraham sangat ramai sebab ketiga anak mereka akan pergi sekolah dan sangat susah diberitahu agar cepat bersiap. Namun, mereka tidak mendengarkan ucapan sang mama dan papanya."Katanya kalian semua sayang sama mama? Tapi, kenapa saat mama mengatakan kalian harus cepat bersiap tidak ada satu dari kalian yang sudah bersiap?" tanya Jihan dengan tegas, sambil menatap ke tiga anaknya yang masih berada di tempat tidur padahal sekarang sudah pukul 07.00 pagi."Kami sayang sama Mama. Tapi, kami juga masih mengantuk, bukankah masih ada waktu setengah jam lagi untuk bersiap," sahut Jibran, anak tertua Jihan sambil kembali menyelimuti tubuhnya menggunakan selimut."Bener itu, kami sangat menyayangi Mama dan papa. Tapi, kami juga masih mengantuk," sahut Inara putri kedua Jihan.Jihan hanya mengelengkan kepalanya. Kemudian, dia menunjuk Jibran agar anak ketiganya itu tidak membangkang seperti kedua kakaknya. Namun, di luar dugaan Jibran berk
Inara dan juga Jibran langsung menoleh. Kemudian, melihat papa mereka ada di sana sambil membawakan kedua bekal yang tertinggal di mobil tadi. Namun, dia malah mendengar percakapan ketiga remaja itu yang membuat dirinya benar-benar sangat terkejut."Maksudnya saudara siapa?" tanya Abraham dengan penasaran. Sebab, ia tadi mendengar jika ketiga remaja itu menyebutkan sang istri memiliki saudara kembar?Anggara mulai menceritakan semua yang terjadi di Turki setalah keluarga Abraham pulang, membuat pria itu pernah merasa sangat terkejut. Kemudian, bergegas pergi dari sana untuk bertemu dengan Angga dan menanyakan semua yang terjadi.Setelah mengemudikan mobilnya sekitar 15 menit akhirnya dia sampai di kantor Angga, dan bergegas masuk ke dalam ruangan CEO ingin bertemu sang sahabat."Mas Abraham kenapa datang tidak memberitahu terlebih dahulu?" tanya Angga yang terkejut melihat kedatangan Abraham dengan tiba-tiba. Bahkan, pria itu tidak mengetuk pintunya terlebih dahulu langsung masuk."Iy
Keesokan harinya Zizah sudah sampai di Indonesia dari Turki. Sebab, ia diminta oleh keluarga Abraham untuk mendatangi Jihan karena ingin memastikan bahwa mereka kembar atau tidak.Wanita itu sangat mudah untuk membohongi keluarga Abraham. Sebab, semua yang mengetahui asal-usulnya sudah meninggal dunia. Jadi, tidak akan tahu rahasianya.Zizah dijemput oleh sopir Abraham di bandara menuju ke rumah pria itu. Beberapa menit kemudian akhirnya mereka telah sampai di kediaman Abraham Wijaya."Non, silakan masuk! Barang-barangnya biar saya yang bawah," ujar supir dengan lembut sambil membukakan pintu untuk Zizah."Terima kasih banyak Pak sopir, saya masuk ke dalam dulu," ujar Zizah dengan sangat lembut dan berjalan masuk ke dalam dengan perlahan.Setibanya di ruang tamu semua orang menatap dirinya dari ujung kaki hingga ujung rambut tak berkedip sedikitpun. Sebab, dirinya memang benar-benar sangat mirip Jihan. Bahkan, mereka seperti bercermin jika berhadapan tidak memiliki perbedaan."Kamu Ji
Semua orang berkumpul di ruang tamu. Kemudian, membiarkan Zizah beristirahat di kamar dan gadis cantik itu bergegas masuk ke dalam kamar.Sedangkan Abraham dan lainnya masih di ruang tamu, membahas tentang Zizah yang mereka inginkan tetap tinggal di sini. Sebab, Jihan sedih jika berpisah dengan saudara kembar yang baru ditemui."Ya, kita juga harus membicarakan hal ini padanya. Karena, semua keputusan ada di tangannya," jelas Abraham."Iya, benar itu. Mungkin dia memiliki kekasih di sana dan orang tua angkatnya, pasti merindukannya," tambah Seem.Jihan diam. Sebab, dia masih ingin berlama-lama dengan saudaranya. Namun, tidak bisa. Karena, wanita itu memiliki saudara yang lain di Turki."Baiklah, nanti aku tanyakan dulu padanya," sahut Jihan lirih.Wanita itu bergegas pergi dari sana masuk ke dalam kamarnya. Sebab, ingin menenangkan pikiran dan hatinya. Karena, masih menginginkan Zizah tetap ada di sini.Pada saat itu juga ketiga anaknya pulang dan langsung menghampiri Abraham yang ada
Zizah terkejut saat mendengar Jihan bertanya kenapa dia memiliki tato, dan langsung melihat tato yang ada di lehernya. Kemudian, ia terdiam bingung harus menjawab apa sebab tatonya sudah lama berada di lehernya.'Mampus, aku harus mengatakan apa padanya?' batin Zizah cemas."Oh ya, Jihan ini tatonya sudah lama. Karena, dulu aku pernah suka kepada pria yang memiliki kita tato seperti ini. Jadi, aku membuatnya agar kami selalu bersama. Tapi, nyatanya dia malah menikah dengan wanita lain," jelas Azizah lirih.Jihan merasa sedih akan cerita dari saudara kembarnya. Kemudian, dia memeluknya dengan sangat lembut dan menguatkannya, bahwa pria di luar sana masih banyak yang tulus mencintai sisa ketik bak pria yang meninggalkannya itu."Saya yakin masih banyak pria yang mencintai kamu dengan tulus, tidak seperti dia malah meninggalkan kamu," ujar Jihan dengan lembut.Zizah melepaskan pelukan mereka. Kemudian, dia tersenyum menatap saudara kembarnya dan berkata, "Terima kasih banyak Jihan, aku s
Tidak terasa hari-hari yang dijalani oleh keluarga Abraham benar-benar sangat membahagiakan. Karena, saat ini mereka sudah sampai di negara asal Mikhaela dan mereka kini tengah di perjalanan menuju rumah kediaman orang tua Mikhaela."Baru kali ini kami berada di sini Papa, ternyata tempatnya begitu indah ya. Tapi kenapa malah bu Mikhaela memilih tinggal di Indonesia?" tanya Inara dengan polos.Abraham menjelaskan jika Mikhaela diusir dari rumah karena tetap ingin menikah dengannya, dan keluarga wanita itu pergi ke negara asal mereka dan meninggalkan Mikhaela sendiri di Indonesia, hal itu juga diketahui oleh Jihan sebab orang tuanya sudah bekerja lama dengan orang tua Mikhaela sejak ia masih kecil."Sekarang kita sudah sampai jangan lupa nanti bila bertemu dengan nenek dan kakek kalian, yang sopan ya anak-anak papa," pesan Abraham kepada ketiga anaknya."Tentu saja Pa kami akan bersikap sopan k
Angga dan juga Seem langsung menatap tajam Abraham. Sebab, pria itu mengatakan mereka berdua adu domba di ranjang. Padahal, di sini ada lima remaja yang masih belum mengerti adegan dewasa yang mereka tengah bicarakan."Mas, kamu nih ngomong apa sih malu didengar anak-anak," berisik Jihan sambil mencubit lengan sang suami."Sudah kalian lupakan semua ya, ini orang-orang tua nggak ada akhlak bicara yang bukan-bukan!" tegas Abraham. Padahal, dirinya juga termasuk tetapi ia malah tidak merasa."Padahal dia juga sudah mencemari pikiran anak remaja ini. Tapi, dia tidak ingin mengaku," sindir Seem."Sudahlah tidak usah ribut-ribut lagi, sekarang kita makan malam setelah itu pulang soalnya aku lelah sekali ingin segera beristirahat. Karena, sejak tadi banyak sekali mengurus masalah," ucap Angga dengan bijak.Mereka semua langsung duduk di bangku masing-masing. Kemudian, memakan makanan yang sudah terhidang di meja makan dengan sangat lahap.Selama makan mereka hanya diam tidak ada yang berbic
Kini keluarga Abram sudah berada di kediaman mereka. Karena, Inara sudah diperbolehkan pulang karena dia tidak mengalami luka berat jadi tidak perlu dirawatnya. "Semuanya saat weekend nanti kita akan pergi ke luar negeri ya, anggap saja sekalian jalan-jalan dan bertemu dengan keluarga ibu sambung kalian," jelas Abraham."Hore, kita jalan-jalan lagi!" ucap ketiga anak Abram secara bersamaan.Mereka sangat bahagia. Karena, akan pergi ke luar negeri untuk berjalan-jalan ya walaupun sekalian ingin menghampiri semua keluarga Mikhaela, tetap mereka bahagia bisa menghabiskan waktu di sana."Mas, apa sebaiknya saya tidak usah pergi saja biar kalian yang pergi takutnya keluarga kak Mikhaela tidak menerima saya, dan menganggap saya ini adalah seorang pelakor," ujar Jihan dengan lirih.Abraham menatap sang istri. Kemudian, dia memegang tangan istrinya dengan lembut dan berkata, "Tidak akan ada orang
"Papa!" teriak Inara saat memeluk sang papa dia senang papanya datang menghampirinya, itu artinya semua urusan sama papa sudah selesai."Kamu jangan sedih ya sayang, semua sudah beres papa sudah memasukkan Zizah ke penjara yang ternyata adalah buronan di sini dulu," ucap Abraham dengan lembut.Jibran menghampiri sang papa. Kemudian, dia ingin berbicara empat mata dengan papanya dan Abraham menyetujui permintaan Putra pertamanya sehingga mereka keluar dari ruang rawat Inara."Sebaiknya uang yang diinginkan oleh tante Zizah berikan saja kepadanya, Jibran tidak masalah jika uang itu diberikan kepadanya, lagipula itu ada hak dia juga malah tidak memiliki hak apapun," ucap Jibran dengan lembut.Sebab, dia tidak ingin lagi adanya orang yang mengusik kedamaian keluarga kecil mereka seperti yang sudah-sudah. Bahkan, mereka juga akan menghampiri keluarga Mikhaela yang berada di luar negeri sebab ini menjelaskan kepergian wanita itu."Ya sudah kamu tenang saja nanti semuanya akan diurus sama pa
Abraham membawa sang anak ke rumah sakit terdekat, dan Inara sudah ditangani oleh Dokter. Sekarang gadis itu sudah pulih dari traumanya. Ya walaupun ia baik-baik saja tetap tadi trauma. Karena, kejadian itu cepat sekali berlalu."Adik manis jangan lupa minum obatnya ya, nanti setelah diberikan makan oleh suster langsung minum obatnya," ujar Dokter tampan tersebut."Baik Dok, saya akan minum obat tepat waktu," sahut Inara dengan lembut.Dokter muda tampan itu bergegas pergi dari sana, dan Jihan langsung memeluk sang anak. Karena, dia masih sangat cemas dan tidak habis pikir mengapa Zizah tega melakukan untuk kepada keluarganya sampai ingin melenyapkan sang Putri."Di mana papa, Ma? Inara ingin memeluk papa," ucap Inara dengan sangat manja."Papa tidak ada sayang, papa pergi untuk menyelesaikan kasus tante Zizah. Ya, semoga saja dia dapat pelajaran yang setimpal," sahut dengan lirih.Jihan masih berharap jika Zizah itu saudara kembarnya. Tetapi dia sudah melihat sendiri jika wanita itu
Jihan menampar pipi Zizah dengan sangat kuat. Sebab, sakit hati saat anak hampir saja dilenyapkan untung dia dan sang suami cepat datang jika mereka terlambat maka Inara akan lainnya dari dunia ini."Saya pikir kamu itu adalah saudara saya kita memiliki dara yang sama. Tapi, ternyata kamu itu musuh untuk keluarga saya, kamu hampir saja melenyapkan anak saya! kesal Jihan dengan sangat emosi.Zizah hanya diam karena semua rencananya telah terbongkar. Padahal, ia hampir saja melenyapkan Inara tadi jika dia menit saja mereka tidak datang, maka gadis cantik itu akan lenyap suaranya dan muka bumi ini maka dendamnya akan terbalas."Saya tidak menyangka kamu rela merubah wajahmu agar mirip dengan saya, hanya untuk menghancurkan keluarga saya. Sebenarnya apa keinginanmu biar saya berikan, agar kamu tidak mengusik keluarga kami lagi?!" tanya Jihan dengan sangat emosi. Bahkan, semua orang yang berada di sana langsung berkerumun menyaksikan p
Seem menolak dan mengatakan jika dia sudah kenyang. Kemudian, dia meminta agar Zizah yang memakannya. Namun. ia tidak mau karena sama sekali tidak suka membuatnya dan aman."Inara bisa temani Tante tidak untuk berkeliling di pantai ini?" ujar Zizah dengan lembut. Namun, tidak jelas dari wajahnya jika wanita itu memiliki niat yang buruk pada anak-anak Abraham."Tentu saja mau Tante, ayo kita pergi sekarang. Kak Jibran kami pergi dulu ya," ucap Inara dengan sangat gembira sambil mengedipkan sebelah mata.Sebab, itu adalah pertanda jika dia meminta bantuan kepada kedua kakaknya, dan mereka pun mengerti. Seem dan juga Jibraham serta Jibran meminta agar Angga dan juga kedua orang tua mereka datang. Karena, saatnya inilah mereka memergoki Zizah akan berbuat yang tidak-tidak kepada keluarga mereka."Di mana Inara?" tanya Jihan dengan sangat cemas saat baru saja tiba, dia berpikir jika Jibraham lah yang pergi dengan saudara k
Seem cepat-cepat keluar dari mobil. Karena, dia takut digebuki oleh Zizah. Kemudian, dia berlari mencari ketiga keponakannya tanpa disadari oleh Seem, ternyata Angga dan juga Abraham beserta Jihan ada di tempat yang sama. Namun, mobil mereka sedikit berjauhan agar tidak ketahuan. Sebab, mereka berada di sini juga."Ngapain Seem berada di dalam mobil bersama dengan Zizah, apa dia mulai lesbian," celetuk Angga sambil terus menetap sang sahabat yang berlari."Kalau ngomong tolong di filter sedikit saja!" ancaman Abraham. Sebab, dia tidak ingin Jihan berpikir yang bukan-bukan dan akan semakin stress karena ucapan Angga tadi.Karena, dia tahu di dalam hati Jihan masih berharap kalau Zizah itu benarlah seorang wanita dan dia lebih berharap lagi jika wanita itu memang saudara kembarnya."Maaf, apa sebaiknya kita langsung menjalankan rencana kita yang poin kedua?" tanya Angga yang mengalihkan pembicaraan. Sebab, dia tidak ing
Inara memberitahu kedua saudaranya kalau Zizah itu memang benar wanita, dan ia mengatakan Zizah memiliki gunung kembar seperti seorang wanita sesungguhnya. Bahkan, juga datang bulan hal itu sudah dipastikan seratus persen adalah seorang wanita."Hah, yang benar saja dia itu wanita. Tapi, kelakuannya terlihat seperti laki-laki, apa dia sudah merubah semuanya," gumam Jibran sambil terus menatap layar ponselnya yang terlihat pesan dari sang adik."Sudahlah Kak, mungkin dia memang ingin jadi laki-laki seperti itu sedikit tomboy. Ya sudahlah tidak usah dipikirkan, lagipula kita itu akan memberinya pelajaran nanti tidak peduli dia itu wanita atau laki-laki," sahut Jibraham."Kamu ini gila atau apa sih? Aku tidak pernah menyakiti wanita karena adikku seorang wanita ibuku juga seorang wanita. Jadi, jika dia wanita sesungguhnya aku tidak sanggup melukainya," jelas Jibran.Jibraham hanya menggelengkan kepala. Sebab, dia rasanya ing