Angga baru teringat kalau Abraham ada di rumah sakit yang sama dengan mereka saatnya saat ini, sebab Mikhaela tengah dirawat di sini dari yang ia ketahui "Apa sebaiknya kita mempertemukan Jibran dengan Abraham?" tanya Angga pelan sambil menatap wajah Jihan."Ngga, kamu tidak tahu rasa sakitnya menjadi saya seperti apa? Saat tengah mengandung diminta untuk pergi sejauh mungkin hari kehidupan mereka, dan sekarang harus menemuinya?" sahut Jihan lirih. Bahkan, wanita itu sampai meneteskan air mata.Angga tidak tahu rasa sakit apa yang dirasakan oleh Jihan, kemudian dia memegang tangan wanita itu dengan lembut dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja, ia juga tidak meminta wanita muda itu untuk menemui Abraham atau Mikhaela."Ngga, kita harus berjaga-jaga agar tuan Abraham tidak melihat kalau saya dan Jibran ada di sini," ucap Jihan pelan."Baiklah, kamu tenang saja! Aku akan mengatur semuanya agar Abraham tidak mengetahui keberadaan kita di sini," sahut Angga pelan.Jihan tersen
Jihan sangat cemas, karena sang anak masih belum sembuh membuat dia bingung dan bimbang harus bagaimana sekarang. Begitu juga dengan Angga. "Jihan, maaf ya sepertinya anakmu harus bertemu dengan Abraham agar bisa segera sembuh," tutur Angga."Maksudnya?" tanya Jihan sambil menatap wajah Angga.Angga menjelaskan kalau Jibran harus bertemu dengan Abraham agar segera sembuh. Namun, Jihan tidak mau dan pria itu membuat rencana agar mereka tidak ketahuan."Jihan, percayalah padaku!" bujuk Angga.Jihan menganggukkan kepalanya, kemudian memakai masker menutup mulut sambil memberikan asi untuk Jibran. Sedangkan Angga, bergegas pergi dari sana menuju ruangan Mikhaela.Sesampainya di ruangan Mikhaela, Angga masuk ke dalam dan melihat Abrahah tengah menyuapi sang istri bubur."Angga," ucap Abraham pelan."Mas, sedang sibuk ya?" sahut Angga pelan.Abraham langsung meletakan bubur Mikhaela dan menghampiri Angga, kemudian mengatakan tidak sibuk. Setelah itu, Angga memintanya untuk ikut dengannya s
"Jihan?" tanya Angga pelan.Abraham menyadari kalau dirinya salah menyebut nama. Sebab, sekarang yang ada di dalam pikirannya adalah Jihan."Maaf, maksudnya Jibran, saya salah menyebut nama," ujar Abraham pelan.Jihan bernapas lega, karena tadi dia pikir sang suami mengetahui kalau Widya adalah Jihan. Namun, tenyata Abraham hanya salah menyebut nama."Pak Abraham, terima kasih sudah membuat anakku sembuh, karena kamu semalam menyakinkan Jibran kalau papanya selalu ada bersama kami," ujar Jihan datar."Sama-sama Widya, kirim salam untuk suamimu," sahut Abraham lembut.Jihan menganggukkan kepala, kemudian dia bergegas pergi dari sana bersama Angga. Entah kenapa, rasanya Abraham sangat sedih saat melihat kepergian wanita itu dan Jibran. Namun, ingin melarang, dia bukan siapa-siapa. Bahkan, mereka tidak saling mengenal pikir Abraham.Sesampainya Jihan di dalam mobil, dia langsung melepaskan masker dan menggendong Jibran yang
Plak!Azizah menampar pipi Abraham dengan sangat kuat. Membuat Pria itu tersadar dan melihat kalau yang ada dihadapannya saat ini bukanlah Jihan, melainkan Azahra."Sorry Azizah, saya tidak sadar kalau yang ada di hadapan saya adalah kamu," ujar Abraham pelan.Azizah memaklumi hal itu dan kembali menjelaskan kesalahan berkas kerja sama dari perusahaan Jingga Group, yang sekarang dipimpin oleh Jihan tanpa sepengetahuan Abraham."Baiklah, nanti akan saya bicarakan pada Angga, CEO di perusahaan Jingga Grup," ujar Abraham pelan."Iya Pak, saya hanya mengingatkan saja! Sepertinya mereka sangat lalai dalam masalah ini, saya sarankan untuk menegur CEO itu," sahut Azizah pelan.Abraham menganggukkan kepala dan kembali mengerjakan tugas. Setelah itu, dia pergi dari kantor, karena ada rapat penting siang ini di perusahaan rekan bisnisnya.***Jihan menerima email dari Abraham dan semua keluhan pria itu. Membuat Jihan ters
Sontak saja hal itu membuat Jihan sangat terkejut, dan ia menatap ke arah Angga agar pria itu membantunya. Sebab takut identitasnya terbongkar sekarang."Ada apa Pak Abraham?" tanya Pak Edwin lembut."Dia bukan Jihan. Tapi namanya Salsabila Atmajaya," sahut Angga."Maaf semuanya, tadi saya mengira dia adalah wanita yang saya sebutkan, ternyata salah. Hanya nama mereka yang hampir mirip," ujar Abraham pelan.Jihan merasa lega karena Abraham tidak mencari tahu tentang kebenarannya, kemudian mereka melanjutkan kembali meeting yang tertunda. Selama itu juga Abraham terus-menerus menantap Jihan.Sebab, dia yakin kalau wanita itu adalah sang istri sebab suara mereka sangat mirip. Namun, penampilan mereka sangat jauh berbeda.Jihan biasanya berpenampilan biasa saja. Namun, Salsabila ini berpenampilan bak seorang CEO yang sebenarnya, sangat cantik dan anggun.Walaupun Jihan sudah melahirkan tetap lekuk tubuhnya sama seperti sewa
Kemudian, dia melihat Angga ada di hadapannya. Padahal, seingatnya pria itu sudah pergi kantor, namun sekarang masih ada di apartemen."Katanya kamu ingin ke kantor Ngga? Tapi, kenapa sekarang masih ada di sini?" tanya Jihan sambil menatap wajah pria itu dan bergegas bangun."Iya, aku lupa mengatakan padamu kalau berkas yang harus kita selesaikan ada di ruangan kerja. Jadi, aku minta agar kamu membantu mencarikan, aku tidak bisa menemukannya," jawab Angga pelan.Jihan mengingat kembali berkas yang harus ini harus mereka selesaikan, dan sudah ia tanda tangan ini juga. Namun, ia lupa di mana meletakkannya."Entahlah, saya juga lupa di mana meletakkan berkas itu. Tapi, sepertinya ada di meja kerja karena sudah saya bawa kemarin," ujar Jihan sambil mengingat-ingat kembali."Baiklah, terima kasih ya! Maaf sudah mengganggu kalian istirahat," sahut Angga pelan.Jihan menganggukkan kepalanya, kemudian Angga bergegas pergi dari sana menuj
Abraham sangat terkejut karena nama wanita itu Salsabila sama seperti nama CEO baru Jingga Group, apakah wanita itu adalah wanita yang sama seperti yang ia temui kemarin?Kemudian, Abraham semakin bertanya-tanya agar wanita itu mau menjawab siapa suaminya dan bekerja di mana. Namun Salsa mengatakan ia bekerja sebagai baby sister, membuat Abraham tidak respon lagi sebab sudah mengetahui wanita itu bukanlah wanita yang ia lihat bersama Angga kemarin.Abraham tidak berpikir sama sekali kalau wanita itu adalah baby sitter dan bayi yang dijaga, karena yang ia ingin tahu hanyalah pekerjaan wanita itu tanpa ia sadari ternyata ia lupa tujuan utama menghubungi Salsa."Sudahlah ternyata pekerjaan ini hanya baby sister, karena aku pikir dia itu adalah Salsabila CEO baru perusahaan Jingga Group," gumam Abraham.Hal itu membuat Salsa kesal sebab saat mengetahui pekerjaannya Abraham sama sekali tidak membalas pesannya lagi, dan ia pun langsung memblokir akun Ab
Salsa mengatakan kembali bantalan selimut yang ia ambil tadi, kemudian menidurkan dirinya dan tertidur. Sedangkan Angga dan Jihan masih menenangkan Jibran yang baru saja tidur."Ngga, letakkan saja Jibran di tempat tidur! Sepertinya dia sudah mulai tenang," ujar Jihan pelan."Baiklah," sahut Angga, kemudian meletakkan Jibran di tempat tidurnya dengan perlahan.Bayi itu sama sekali tidak menangis dan tertidur pulas, membuat Jihan tenang. Kemudian dia menidurkan tubuhnya di samping Salsa dan tertidur sedangkan Angga tidur di sofa.Hal seperti ini yang membuat Salsa bingung, sebab mereka tidur berempat yang seharusnya dia dan saja yang ada di berada di kamar ini. Namun, Angga dan Jihan juga berada di kamar yang sama.***Satu minggu kemudian, Angga kembali ke kota asalnya karena perusahaannya harus dikunjungi dan perkembangannya karena dia adalah jiwa di sana.Kini pria itu sudah ada di perusahaannya dan melihat semua perke