Share

Bab 47

Author: Risma123
last update Last Updated: 2025-03-10 22:43:26

Sementara di sisi lain, langkah kaki Galang terlihat berjalan cepat dengan senyum sumringah di bibirnya. Dia tidak pernah mengira, jika dia masih punya kesempatan untuk dekat, dan berbincang lagi dengan mantan kekasihnya itu. Kerinduan yang bertahun-tahun terpendam, akhirnya bisa dilepaskan semua dari hati Galang saat ini.

"Bos, kita ada rapat dengan pemegang saham hari ini pukul dua. Adakah yang ingin anda minta aku siapkan untuk dapat pemegang saham itu?" tanya Hans yang membuyarkan lamunan Galang saat itu.

"Cerewet! Siapkan saja yang perlu disiapkan. Jangan ganggu aku!" balas Galang dengan nada kesal.

"Bos, anda begitu menyukai nona Vania, kenapa tidak langsung nikahi dia saja? Minta nona Vania gugat cerai adik anda, bukankah setelah itu, kalian bisa menikah?"

"Diam lah! Tidak perlu perduli dengan urusan pribadiku. Ayo segera bawa aku kembali ke kantor!" ucap Galang yang seketika membuat Hans menutup rapat-rapat mulutnya dan segera mengendarai mobil menuju arah kantor.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 48

    Vania pun berjalan keluar rumah sakit sambil menuntun kedua putri kecilnya. Terlihat wajah Kanaya dan Tania yang sebelumnya masih murung karena papa mereka tidak datang, kini mulai menebar senyum. Sampai di depan jalan raya di gerbang rumah sakit, Vania pun menunggu taksi untuk membawa kedua putri kecilnya kembali ke rumah mereka. Tapi lama berdiri di sana, tak ada satu taksi pun yang lewat. Vania pun mulai gelisah, dan mengusap wajah kedua putrinya yang terlihat lelah. "Harusnya mama bawa mobil saat ke rumah sakit untuk jemput Tania. Setidaknya kalian tidak harus menunggu dan kepanasan seperti ini," keluh Vania, merasa bersalah pada kedua anaknya. "Mama, jangan sedih! Kami tidak lelah. Kami juga tidak kepanasan kok!" balas Kanaya sambil tersenyum kecil. "Ma, Tania haus!" sambung putri bungsu Vania sambil memegangi tenggorokannya. "Mama bawa air. Minumlah dulu! Semoga kita bisa secepatnya dapat taksi," ucap Vania sambil berjongkok dan menyuapi putrinya minum air mineral

    Last Updated : 2025-03-11
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 49

    Vania tak bicara. Tapi dia meremas-remas tangannya sendiri untuk menghilangkan rasa cemas dan bersalahnya pada Galang. Dia tidak tahu bagaimana cara untuk menyampaikan hak yang terjadi pada dia dan Candra waktu itu hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Sampai detik ini bibir Vania kelu, tak mampu mengungkapkan kebenaran kalau dirinya pernah diberi obat dan berakhir berada di tempat tidur yang sama bersama adik Galang, yang kini jadi suaminya itu. "Maaf!" Hanya itu kata-kata yang mampu Vania ucapkan pada Galang. Dia memalingkan wajahnya dari pria yang menatapnya itu. Namun dengan cepat, Galang menarik ujung dagu Vania hingga kembali menatap ke arah wajahnya lagi. "Maaf untuk apa? Coba jelaskan!" pinta Galang yang membuat Vania semakin gugup dibuatnya. "Maaf, maaf untuk semua kesalahanku di masa lalu. Sekarang, aku sudah mendapatkan balasannya. Harusnya kamu tidak perlu menolongku. Ini memang salahku. Aku yang memutuskan menikahi Mas Candra, aku harusnya tidak mel

    Last Updated : 2025-03-11
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 50

    Kanaya memegangi tangan ibunya yang nampak gelisah. Walaupun Kanaya masih kecil, tapi gadis itu tahu tentang hubungan papa mereka yang mulai renggang dengan mamanya setelah papanya menikah lagi. Dia pun berusaha untuk tersenyum di depan Vania, dan mengurungkan keinginannya bisa merayakan perayaan sekolah dengan keluarga utuh. "Ma, sudahlah. Jangan hubungi papa lagi! Kalau memang papa sibuk, kita saja yang pergi. Ada mama, ada Tania, Kanaya sudah cukup senang," ucap Kanaya sambil terus memegangi tangan Vania. "Semua anak di sekolah pasti mengajak ayah dan ibu mereka. Mama takut kamu akan sedih kalau papa tidak datang. Nanti mama akan cari cara untuk bertemu papa, dan memintanya untuk datang ke sekolah Kanaya besok," balas Vania, seraya mengusap lembut pucuk kepala putrinya. "Ma, bukankah tanpa papa, kita juga hidup bahagia? Kanaya cukup punya mama. Selama mama tetap bersama Kanaya, dan Tania, Kanaya sudah bahagia." Mendengar kata-kata putri sulungnya, hati Vania bergetar. Sea

    Last Updated : 2025-03-12
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 51

    Keesokan harinya, terlihat Candra sudah rapi dengan baju olahraga yang dipakainya. Dia berniat untuk ke sekolah Kanaya di hari perayaan sekolahnya. Setiap tahun, entah di TK atau SD itu, memang merayakan hari perayaan sekolah dengan mengadakan lomba kekompakan anak dan orang tua. Hal itu pun yang membuat Candra terbiasa dengan perayaan itu, dan berusaha menyempatkan waktu memenuhi keinginan Vania juga putrinya. Melihat suaminya sudah rapi, dan bersiap untuk pergi ke sekolah Kanaya, Irma tak menerima. Dia pun melakukan segala cara untuk menghentikan sang suami pergi ke perayaan putrinya itu. Irma sempat berpura-pura sakit, tapi Candra tahu kalau selama ini dia terus berpura-pura sakit saat Candra ingin menemui Vania atau putrinya. Jadi saat Irma bilang dia sakit, Candra justru tetap kekeh berangkat, dan hanya meminta dokter untuk memeriksa keadaan Irma saat itu. "Mas, kamu gak boleh pergi! Aku gak izinkan kamu temui Vania ataupun anak-anaknya. Mas, aku sedang hamil anak kamu. Ini a

    Last Updated : 2025-03-13
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 52

    Vania memeluk tubuh kedua putrinya dengan wajah sedih. Selama ini dia menahan kesedihan dan lukanya sendiri dari pernikahannya dengan Candra, semua hanya demi mempertahankan status pernikahan untuk kedua putrinya. Dia tidak ingin kedua putrinya hidup tanpa sosok seorang ayah. Tapi saat ini, apa bedanya mereka dengan anak-anak di luar sana yang tidak punya ayah? Bahkan di saat dibutuhkan, Candra tak datang untuk memenuhi tugas sebagai seorang ayah. Hingga waktu perlombaan perayaan di sekolah tiba, di mana ayah akan menggendong putrinya menuju arah ibu yang menunggu di seberang jalan. Terlihat Vania kebingungan, tanpa ayah anak-anaknya, apa yang bisa dia lakukan di perayaan sekolah itu. Melihat wajah penuh harap dari kedua putrinya, Vania pun berjalan di garis depan, bersiap untuk menggendong putrinya untuk menggantikan sosok ayah yang tak datang ke sekolah hari itu. Hingga di detik-detik terakhir, Vania terkejut, mendapati Galang datang menghampiri mereka dan menuntun kedua putri

    Last Updated : 2025-03-14
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 53

    Saat tengah makan ice cream, Vania kembali melihat hal yang meneduhkan hatinya. Dimana saat itu, Galang berbincang dan tertawa dengan dua putri Vania, seperti layaknya putrinya sendiri. Beberapa kali, Vania pun melihat Galang mengusap bibir kedua putrinya yang belepotan dengan sapu tangan. Perhatian yang sangat mirip, seperti perhatian seorang ayah pada anak-anaknya. "Alangkah baiknya jika ayah anak-anakku adalah kak Galang," gumam Vania dengan senyum getir. Vania pun diam sambil terus memperhatikan Galang dan dua putrinya, yang saat itu berada tepat di sebelahnya. Dia kembali mendengarkan obrolan antara Galang, dan dua putrinya, sambil sesekali memperhatikan ketampanan mantan pacarnya itu. "Om Galang, dilomba selanjutnya kita harus menang lagi!" pinta Kanaya. "Ya, kita harus menang!" sambung Tania antusias. "Baik, siapa takut! Kita akan menang lagi di lomba selanjutnya. Kalian tidak perlu takut! Ada Om, kita pasti menang!" balas Galang dengan penuh semangat dan percaya

    Last Updated : 2025-03-15
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 54

    Selesai semua lomba, akhirnya para guru pun membagikan hadiah untuk para pemenang. Dua putri Vania terlihat bersemangat mengambil hadiah dari hasil kerja keras mereka memenangkan dua perlombaan. "Mama, kita menang!" ucap Kanaya sambil memeluk tubuh Vania. "Om Galang, kita menang!" sambung Tania yang memeluk tubuh Galang. Mata Galang dan Vania saling beradu. Entah kenapa keduanya terlihat canggung, dan tersenyum kecil satu sama lain dengan tingkah kedua anak kecil di hadapan mereka itu. "Ma, kita bagi dua hadiahnya!" pinta Kanaya. "Om, aku juga akan membagi hadiahku denganmu," sambung Tania yang seketika membuat Galang tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Kalian pasti sudah lelah. Bagaimana kalau Om Galang antar kalian pulang? Kalian bisa langsung istirahat setelah sampai di rumah," tawar Galang yang langsung disambut anggukan kepala dari kedua anak Vania. "Hei, kita bawa mobil!" bisik Vania pada dua anaknya. "Ma, bukankah tadi mama bilang lelah? Mengendar

    Last Updated : 2025-03-16
  • Istri Kedua Suamiku    Bab 55

    Mendengar suara hening dari seberang telepon, Candra pun kembali bicara untuk membujuk Vania ke rumah sakit. "Vania, aku mohon! Datanglah ke rumah sakit untuk menjenguk Irma! Walaupun kamu benci dia, tapi tolong lakukan ini untuk bayi dalam kandungannya," ucap Candra, lirih. "Dia kesakitan. Dia berada di ruang ICU. Lalu apa gunanya aku ada di rumah sakit? Yang diperlukan Irma sekarang hanya kamu, dan dokter. Dia tidak butuh aku berada di sisinya. Kalau dia lihat aku, takutnya dia malah makin parah. Jadi, jangan memintaku menemuinya, karena dia hanya akan semakin marah kalau aku ada di sekitarnya. Sudah Mas, aku capek! Aku tutup dulu teleponnya!" ucap Vania sambil mematikan panggilan telepon itu. Vania menghela nafas panjang. Sudah banyak hal terjadi pada dirinya, masih saja tidak bisa melepaskan keterikatan dia dengan Candra juga Irma. Jelas-jelas setiap kali melihat mereka bersama, dialah orang yang paling dikecewakan dan harus menahan sakit hati berkali-kali. Namun setelah

    Last Updated : 2025-03-17

Latest chapter

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 72

    Sampai di rumah sakit, Galang segera diobati oleh dokter. Sementara Vania, terlihat duduk sendiri di depan ruang tunggu. Entah kenapa Vania tak henti mengingat percakapan antara Candra dan Galang tadi. Selama ini Vania berpikir kalau pernikahannya dengan Candra hanyalah kecelakaan. Dia menduga kalau Candra mencintai dia, dan akhirnya bertanggung jawab untuk menikahinya. Siapa yang mengira jika dari awal sampai akhir, dia hanyalah sebuah rencana yang dibuat Candra untuk mengalahkan kakaknya. Sakit, pernikahan indah yang pernah dia rasakan, ternyata hanya kebohongan yang dibuat suaminya. Air mata Vania mengalir. Ternyata keinginan dia berpisah dari Candra bukanlah hal yang salah. Pernikahan dia dengan Candra, dari awal memang hanya bagian dari rencananya. Tidak ada cinta, semua palsu, semua hal indah yang selama ini Vania rasakan, ternyata hanya kebohongan yang dibuat Candra untuk mengalahkan kakaknya. Galang selesai diobati. Luka lebam sudah dioles obat, sementara luka yang berdarah

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 71

    Galang pun mengantar Vania ke rumah orangtuanya. Walaupun sedikit bingung, tapi Galang berusaha untuk tidak banyak bertanya hal pribadi gadis itu karna takut melukai hatinya. Sampai di rumah Vania keluar dari mobil Galang. Dia pun mendekatkan kepalanya ke jendela mobil Galang yang terbuka, untuk mengucapkan terima kasih pada sang bos. "Terima kasih untuk tumpangannya, bos. Jarang-jarang aku bisa jadikan bosku, supir pribadi gratis," ucap Vania yang disambut senyum simpul dari bibir Galang. "Kamu anggap aku supir pribadi gratis? Vania, apakah kamu tidak takut kalau potong sebagian gaji bulananmu sebagai kompensasi karena menghina bos sendiri sebagai supir? Nyalimu besar juga ya?" "Hahaha... Aku tahu bosku sedikit arogan dan mudah marah, tapi hatinya lembut, baik, dermawan, mana tega dia memotong gaji karyawan kecil sepertiku. Iya kan?" balas Vania yang hanya disambut anggukan kepala dari Galang. "Penjilat!" "Terima kasih pujiannya bos!" Galang tak henti tertawa saat berbinc

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 70

    Vania menundukkan kepalanya saat ayahnya duduk bersama ibunya di ruang tamu. Nampak wajah ayahnya yang marah menatap putrinya itu. Dia pun meminta Vania duduk, dan mulai meluapkan kemarahannya pada putrinya itu. "Katakan, Nak! Sebenarnya suamimu sudah melakukan apa padamu hingga kamu mau cerai? Waktu dia menikahi wanita lain, aku minta kamu cerai dengannya, tapi kamu bilang masih ingin mempertahankan pernikahan demi anak-anak. Lantas kenapa saat ini kamu menyerah, dan malah bersikeras ingin bercerai dengan Candra? Katakan dengan jujur! Ayah ingin dengar!" ucap ayah Vania yang membuat wajah Vania semakin menundukkan kepalanya.Vania pun menceritakan hal yang terjadi padanya. Dimana sang suami berkali-kali mendukung kejahatan dan penindasan Irma terhadapnya dan anak-anaknya. Sebelumnya Vania masih bersabar ketika Candra berdiri membela Irma, padahal Irma membuat anak bungsunya sekarat di rumah sakit. Belum lagi setelah menikahi Irma, suaminya jarang pulang, dan mengabaikan anak-anakny

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 69

    Vania membawa dua anaknya naik ke mobil taksi. Saat itu yang ada di dalam pikiran Vania, hanya ingin segera melarikan diri dari Candra. Pria itu tak pernah sekalipun memihak padanya, dan selalu membenarkan apapun yang dilakukan Irma, meskipun itu sesuatu yang merugikannya. Vania tak ingin lagi terus berada dalam pernikahan yang terus menyiksa batinnya. Dia juga tidak mau terus menerus terikat dengan Candra, dan berhubungan dengan istri kedua suaminya. Jalan terbaik yang saat ini bisa dia ambil, hanyalah pisah rumah dengan suaminya. Apapun yang terjadi, dia tidak ingin kembali bersama dengan suami yang sudah tak lagi menjaganya, dan tidak bisa menegakkan keadilan untuknya. Vania berhenti di sebuah rumah sederhana milik kedua orangtuanya. Dia keluar dari mobil taksi, dan menuntun dua putrinya menuju arah rumah itu. Tania, dan Kanaya nampak tak banyak bicara. Mereka tahu kalau papa mereka sudah lama tidak lagi perduli pada mereka. Ketimbang memperdulikan Candra, justru kedua anak itu l

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 68

    Pulang kerja, Vania langsung kembali ke rumahnya. Dia mendapati Candra sedang duduk di ruang tamu bersama Irma saat itu. Candra terlihat bahagia mengendong bayi laki-laki Irma. Sementara Irma yang menyadari kedatangan Vania, segera memprovokasi dengan membuat adegan mesra bersama Candra juga bayi kecil di gendongan suaminya itu. "Mas Candra, Vino sudah bisa mengoceh. Lucu sekali ya!" ucap Irma sambil menyandarkan kepalanya di bahu Candra. "Ya, dia lucu sekali!" balas Candra sambil mengecup bayi kecil di gendongannya itu. "Ganteng seperti papanya," sambung Irma lagi. Hal itu pun membuat keduanya tertawa bahagia dan merasa bangga dengan bayi laki-laki kecil yang dilahirkan Irma. Vania yang melihat adegan mesra itu, merasa tidak nyaman. Padahal mereka berdua punya rumah sendiri, tapi kenapa malah datang ke rumahnya untuk menunjukkan bermesraan satu sama lain. Benar-benar membuat mood Vania yang buruk semakin menjadi buruk. "Vania, kamu sudah pulang?" ucap Irma dengan senyum palsu di

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 67

    Vania tersenyum mendengar kata-kata yang diucapkan Candra. Walaupun dia sendiri tahu, kalau berharap terlalu banyak pada suaminya, dia mungkin akan kembali kecewa. Tapi bagaimanapun, Vania tidak bisa menghilangkan kekhawatirannya tentang masa depan dua hatinya. Jika memang pernikahan dia dan Candra masih bisa diperbaiki, dia masih ingin mempertahankan pernikahan itu sekali lagi agar dia tidak menyesal dikemudian hari. Obrolan mereka itu pun didengar oleh Irma. Tentu saja Irma marah, merasa kesal dengan kedekatan kembali suaminya dengan istri pertamanya itu. Jelas-jelas sebelumnya sudah dibuat hampir cerai, tapi berujung malah semakin mesra dan romantis seperti saat ini. Irma yang tak terima suaminya kembali memiliki rasa cinta pada istri pertamanya. Dia pun mulai menyusun rencana untuk membuat kesalahpahaman dan pertikaian besar antara Vania dan Candra. Semakin tinggi Vania terbang mengejar cinta Candra, semakin besar rasa sakit dan kekecewaan yang akan dia dapatkan saat berpisah de

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 66

    Irma yang mendapati panggilan teleponnya dimatikan Vania, segera bergegas bangun dari tidurnya. Dia tidak bisa membiarkan suaminya berada satu atap lagi dengan istri pertamanya. Sudah susah payah selama ini membuat jarak untuk merenggangkan hubungan keduanya, tak mungkin dia biarkan rencana untuk memecah belah hubungan Candra dan Vania gagal. Sementara Irma mengendarai mobilnya menuju arah rumah Vania, di tempat lain, terlihat Candra masih memeluk erat tubuh Vania dalam tidurnya. Pria itu kelelahan, setelah menyiksa Vania cukup lama di ranjang. Vania yang juga lelah, berlahan mulai menutup matanya dan ikut terlelap dalam dekapan hangat tubuh Candra. Irma yang sudah mengendarai mobil sekitar setengah jam dari rumahnya, akhirnya sampai di rumah Vania. Dia langsung menerobos masuk ke dalam rumah, dan mencari keberadaan Candra. Saat membuka pintu kamar Vania, Irma kaget, melihat Candra dan Vania tengah tertidur lelap. Dimana saat itu Candra lah yang memeluk erat tubuh Vania yang tid

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 65

    Vania pun makan malam bersama Candra dan dua anaknya. Dia melihat Candra begitu memanjakan dua anaknya. Dimana saat itu Candra menyuapi kedua putrinya dengan penuh kasih sayang. Walaupun hati Vania sudah lama dikecewakan oleh Candra, tapi melihat anak-anaknya bisa tertawa bahagia bersama ayah mereka, itu sudah lebih dari cukup untuk Vania. "Tania, makan pelan-pelan! Kemari, biar papa suapi!" ucap Candra sambil mengusap bibir putri bungsunya dengan sapu tangan di tangannya. "Pa, aku juga mau disuapi!" pinta Kanaya, yang ikut manja pada papanya. "Baiklah. Hari ini papa akan suapi kalian sampai kalian kenyang!" balas Candra yang berakhir membuat mereka tertawa bersama-sama. Setelah selesai makan malam, Candra mendekati Vania. Walaupun sebelumnya sempat marah karena Vania mengusir Irma dan bayinya dari rumah itu, tapi Candra tidak bisa mengendalikan dirinya untuk mendatangi Vania setelah dia pulang dinas. Bahkan sebelum pulang menemui Irma, Candra sengaja datang ke rumah Vania leb

  • Istri Kedua Suamiku    Bab 64

    Galang yang melihat Vania melamun, menatap ke arah mobil Irma, segera menepuk pundak gadis itu. Vania pun menoleh ke arah Galang, lalu kembali menatap mobil Irma yang pergi meninggalkan tempat itu. "Kamu kenapa? Khawatir pada adik brengsekku itu? Kasihan karena dia diselingkuhi istri keduanya? Vania, ingatlah, dia juga selingkuh dan menyakiti kamu juga anak-anak! Ini hanya balasan yang cepat atau lambat pasti akan diterima oleh seorang pengkhianat," ucap Galang yang membuat Vania menundukkan kepalanya dalam-dalam."Kamu benar. Ini adalah balasan. Sama seperti hal yang terjadi padaku sekarang. Ini semua balasan karena aku pernah menyakiti hatimu, dan mengkhianati kamu," gumam Vania pelan. "Tidak, itu tidak sama.""Tapi kenyataannya, aku memang selingkuh, dan menikahi adik dari pacarku sendiri. Maafkan aku! Hal yang terjadi padaku saat ini, adalah balasan atas semua hal buruk yang pernah aku lakukan padamu. Aku benar-benar minta maaf!" "Bodoh! Aku tidak pernah membencimu. Kamu sama s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status