Share

Bab 12

Auteur: Evie Everly
last update Dernière mise à jour: 2024-10-29 19:42:56
Samuel memutuskan kembali pulang setelah meyakini bahwa istrinya memang hanya pergi ke sekolah Alfian—tidak berbuat sesuatu yang pernah dilakukan Yunita dua tahun lalu.

Sambil berupaya menekan kecurigaan yang menggelegak dalam jiwanya, Samuel kembali menunggangi motor dan memacu perlahan. Meski dia sempat tidak yakin bahwa Yunita sedang mengobrol dengan orang yang disebut sebagai ibunya teman Alfian, tetapi bisa saja Yunita memang sedang mengobrol dengan beliau melalui SMS atau telepon.

Setelah tiba di rumah beberapa menit kemudian dan merasa sedikit tenang karena kecurigaannya tak terbukti, Samuel menyimpan ponselnya di atas meja rias, lalu berganti pakaian dan langsung tidur.

Walau bagaimanapun, setelah terjaga dari kemarin sore, hanya tertidur satu jam pagi hari, dan berakhir dengan pergulatan luar biasa bersama Annabelle, tentu saja Samuel sekarang merasa bahwa dia benar-benar perlu tidur sejenak.

Dia tak perlu bersusah payah untuk memikirkan tamu-tamu yang menyewa villa dan pengin
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application

Related chapter

  • Istri Kedua Om Tampan    Bab 13

    Yunita tersenyum malu-malu, dia memang mengaku sebagai Vita. Bukan nama palsu, tetapi diambil dari nama belakangnya—Yunita Pusvitasari."Kamu lebih tampan dari pada di foto, Mas," kata Yunita dengan senyum nakal. "Keliatan lebih muda juga.""Ah, kamu bisa aja. Biasa aja, kok," sahut Aldi enteng. "Eh, beneran aman kan kita ketemuan? Aku khawatir kamu udah ada yang punya, ntar tau-tau kita digerebek padahal aku udah jauh-jauh dateng dari Jakarta, sampe relain—""Udah tenang aja, Mas," potong Yunita buru-buru, suaranya berubah sedikit sendu. "Kan aku bilang kalau aku janda udah dua tahun. Suami dan anakku meninggal kecelakaan, makanya aku baru bisa buka hati lagi buat laki-laki lain. Aku terlalu cinta sama suamiku, sampe nggak rela gantiin posisi dia sama laki-laki lain. Tapi untungnya temenku pada ngingetin kalau aku harus bangkit dan buka hati lagi, kalau—""Jangan sedih, Vit," tukas Aldi sambil mengusap-usap bahunya. "Aku udah sering denger kamu cerita di telepon sambil nangis. Makanya

  • Istri Kedua Om Tampan    Bab 14

    Samuel langsung menelpon sang istri, panggilan tersambung, tetapi tak kunjung dijawab. Dengan langkah malas dia mengambil rokok dari saku jaket, air wajahnya bertambah masam saat menyadari rokoknya habis."Al, Papa tolong beliin rokok dong," kata Alfian sambil mengambil dua lembar uang seratus ribuan dari dompet dan keluar dari kamar.Sambil mengunyah makanan, Alfian mengulurkan tangan untuk mengambil uang yang disodorkan papanya. "Rokok apaan, Pa? Rokok mentol mah nggak ada di warung mang Iyan.""Itu mah rokok si mama," kata Samuel. "Beliin Garpit—Gudang garam filter, satu slop. Di warung depan rumah aja, jangan jauh-jauh.""Alfian mau jajan sekalian, ya?" kata Alfian dengan mulut masih tersumpal makanan. "Tapi di warung mang Iyan di depan rumah mah nggak ada es krim. Jadi mau di warung si Ucok aja.""Kejauhan, Al," kata Samuel sambil memberengut. "Lagian di warung itu mah kamu harus nyebrang jalan raya. Ntaran aja kalo mau beli es krim mah kita supermarket. Jajan yang lain aja dulu."

  • Istri Kedua Om Tampan    Bab 15

    "Jadi kamu nggak bisa nginep nemenin aku, Vit?"Yunita buru-buru mengenakan pakaiannya setelah melewati pergulatan luar biasa dengan Aldi untuk ketiga kalinya, dan sekarang waktu menunjukkan hampir pukul lima sore. Jadi, dia tak bisa mengulur waktu lagi, atau membuat Samuel semakin curiga. Terutama setelah tadi siang dia tak menjawab telepon dari suaminya."Nggak bisa, bapakku bisa ngamuk kalau tau aku keluyuran malem-malem." Entah untuk keberapa kalinya dia berbohong pada pria itu, hanya agar pria itu percaya bahwa dia seorang janda rumahan. "Tapi besok pagi aku dateng ke sini lagi kalau bapakku udah berangkat kerja.""Ah, aku pilih pulang aja deh kalau kamu emang nggak bisa nginep." Aldi mendesah sambil mengenakan pakaiannya yang menumpuk di sofa. "Nanti aja kalau kamu bisa nginep, aku sempetin dateng lagi ke sini."Ketika Yunita mengangguk sambil bercermin dan memulas lipstik di bibirnya, Aldi menambahkan, "Vit, serius nih aku nggak perlu ganti uang bekas bayar kamarnya?""Udah, ng

  • Istri Kedua Om Tampan    Bab 16

    "Siapa tadi nama kakaknya?" tanya Samuel."Irwan."Begitulah jawaban singkat Anji, salah satu karyawan yang bekerja untuk Samuel —sekaligus germo yang menyediakan berbagai tipe wanita untuk tamu, atau wisatawan yang tengah berlibur atau sekedar menginap di kawasan itu.Awalnya, Samuel memanggil Anji hanya ingin bertanya di mana rumah Annabelle. Samuel memang pernah mengantarkan Annabelle pulang, tetapi dia tentu tidak tahu dengan detail di mana pastinya rumah wanita itu.Setelah Anji datang dan Samuel berpikir bagaimana menjalankan rencananya, alih-alih mendatangi rumah Annabelle, Samuel justru menyelidik karyawannya itu—mencari informasi lebih banyak tentang Annabelle. Lalu, Samuel mengetahui bahwa Anji dan Annabelle tinggal di kampung yang berdekatan. Hanya berbeda RT, tetapi tetap satu RW.Jadi, dengan sedikit sogokan dari Samuel, Anji membeberkan semua yang dia ketahui tentang Annabelle. Samuel memang mengetahui bahwa Annabelle menjadi pekerja seks komersial karena terdesak utang

  • Istri Kedua Om Tampan    Bab 17

    "Mabok Tupperware kali, Ma," gumam Samuel acuh tak acuh sambil mengganti pakaian dan melempar pakaian bekas ke keranjang cucian, lalu keluar dari kamar.Samuel tahu bahwa Yunita beringsut turun dari tempat tidur. Dengan ekor matanya, Samuel mendapati gerakan Yunita tampak terlihat lemah. Biasanya, jika sudah melihat Yunita seperti itu, Samuel akan langsung menggendong dan membopong wanita itu. Namun, kali ini Samuel memilih untuk mengabaikan Yunita, karena tahu wanita itu hanya bersandiwara.Ketika Samuel tiba di dapur dan hendak membuat kopi bagi diri sendiri, Yunita yang mengikuti dari belakang tiba-tiba berkata, "Mama nggak masak, badannya sakit semua soalnya, si Alfian aja mama suruh beli bakso dibening buat—""Nggak aneh kalau kamu nggak masak. Waktu sehat aja nggak masak, apa lagi sakit kayak gitu," tukas Samuel sambil menuang air panas ke dalam cangkir berisi kopi. "Baru tau kalo uang belanja tujuh juta sebulan cuma cukup buat beli telor sama mie, nggak ada bedanya sama uang be

  • Istri Kedua Om Tampan    Bab 18

    Annabelle akhirnya meminta bantuan Samuel agar menghadapi orang bank yang datang ke rumahnya, karena kedua orangtuanya yang sudah berusia hampir enam puluh tahun itu sudah terguncang mendengar kabar rumahnya akan disita.Annabelle bukan tidak memiliki saudara selain kakak lelakinya yang kini sedang bekerja di Jakarta, tetapi dua kakak perempuan lainnya tinggal bersama suami mereka, dan jaraknya tak bisa ditempuh dengan waktu satu atau dua jam.Elli, kakak keduanya tinggal di Jawa bersama sang suami dan anak-anaknya. Sementara Hani, kakak ketiganya ikut merantau ke Lampung bersama suaminya, dan Annabelle tahu bahwa keadaan ekonomi dan komunikasi keluarganya sangat terbatas.Bahkan, sudah hampir satu tahun mereka tak datang berkunjung, dan itu pasti lagi-lagi karena besarnya biaya ongkos yang harus mereka keluarkan. Jadi, semenjak Annabelle menjanda, dialah yang paling tua di antara kedua adik perempuan dan satu adik laki-lakinya.Meski baru dua kali bertemu dengan Samuel, tetapi Annabe

  • Istri Kedua Om Tampan    Bab 19

    "Bismillahirrahmanirrahim."Malam itu, Pak Yunus—bapak Annabelle mengawali ucapannya sambil berjabat tangan dengan Samuel di hadapan beberapa saksi."Yaa Samuel Khadafi bin Rifan Atmaja, saya nikahkan engkau dan kawinkan engkau dengan pinanganmu, putri kandungku Annabelle Maisara, dengan mas kawin satu juta rupiah dibayar tunai.""Saya terima nikah dan kawinnya Annabelle Maisara binti bapak Yunus dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.""Bagaimana para saksi?" tanya si penghulu sambil menoleh pada empat orang yang menyaksikan jalannya pernikahan siri tersebut. "Sah?""Sah!""Sah!""Sah!""Alhamdulillah."Samuel memang berencana menikahi Annabelle dan menjadikan wanita itu sebagai istri mudanya, apa pun caranya. Namun, dia tak menduga bahwa pernikahan akan dilangsungkan pada hari itu juga, tepat setelah percakapannya dengan Annabelle tak sengaja didengar oleh orang tua wanita itu.Jadi, ketika orang tua Annabelle menyelidik seberapa jauh hubungan mereka, Samuel dengan terang-terangan m

  • Istri Kedua Om Tampan    Bab 20

    "Jadi, Nak Samuel," bapak Annabelle menambahkan sambil menatap Samuel penuh harap. "Biar Annabelle berkelakuan buruk sekali pun, tapi dia anak Bapak. Sekarang kamu suaminya, kamu berhak bawa Annabelle dan ngedidik dia dengan cara baik-baik. Tapi, bapak mah khawatir istri kamu tahu kalau kamu udah nikah, terus datang nyamperin Annabelle. Pan nggak mungkin kamu belain Annabelle yang belum ketahuan bakalan berjodoh panjang apa nggak sama kamu …""Tapi, istri kamu kan udah ke uji," lanjut bapak Annabelle pahit. "Pan kamu bilang udah nikah hampir sepuluh tahun. Itu berarti istri kamu sabar, tapi belum tentu bisa sabar kalau dia tau dimadu. Jadi, walaupun kita baru aja ijab kabul dan Annabelle menjadi tanggung jawab dan hakmu sebagai suami, tapi bapak cuma mau minta, kalau Annabelle mending tinggal di sini dulu aja, khawatir—""Tapi, Pak," potong Samuel, menahan diri agar tak memekik, terutama ketika tenggorokannya terasa dicekik akibat kata-kata terakhir yang diucapkan bapak Annabelle. "Aku

Latest chapter

  • Istri Kedua Om Tampan    Garis Dua (Ending)

    Samuel berhasil tiba di rumah ketika waktu menunjukkan pukul lima subuh, persis seperti yang Annabelle ingatkan.Selimut tebal berbulu lembut menggulung di atas betis Annabelle, dan Samuel memperkirakan wanita itu tampaknya berulang kali terbangun. Lalu, keadaan kembali menyeret Samuel pada realita tentang Annabelle. Menyadarkan dirinya tentang apa yang sudah dia lakukan pada wanita itu.Wanita yang sekali lagi Samuel paksa untuk masuk ke kehidupan dirinya dengan sisa-sisa kebahagiaan yang mungkin masih dia miliki. Jika Samuel berpikir masa lalunya begitu mengerikan, lalu bagaimana dengan Annabelle yang tadi siang histeris di rumah sakit?Samuel berjalan mengendap-endap ke arah tempat tidur, menarik selimut dan menutupi tubuh Annabelle. Meski gerakan Samuel begitu hati-hati, tetapi tetap saja hal itu membuat Annabelle terperanjat dengan mata terbelalak sekaligus. Untuk beberapa saat, keterkejutan jelas mewarnai Annabelle.Lalu, kemudian wanita itu mengembuskan napas lega— meskipun wa

  • Istri Kedua Om Tampan    Hanya Milik Annabelle

    "Banyak, Om, banyak ..." Annabelle menaikkan dagu dan menatap Samuel dengan angkuh."Misalnya?" Samuel menaikkan sebelah alis, mendesak penjelasan yang sama sekali tidak bisa dia pahami."Kan waktu itu kamu kasih aku sembilan juta, waktu kamu bilang mau pergi ke Bali sama istri dan anakmu selama sebelas hari, kamu janjinya mau luangin waktu seharian buat aku kalau udah pulang—""Anna, aku udah hampir dua minggu ini nemenin kamu seharian, masa kamu masih mau ungkit—""Dengerin dulu ih!" gerutu Annabelle kesal.Jadi, Samuel mengamati Annabelle sambil menahan sorot geli. Samuel menatap Annabelle lekat-lekat sementara dia menanti untaian kalimat yang akan bergulir di bibir ranum istrinya."Nih, yah, dengerin ... Kalau sebelas hari kepergian kamu sama dengan satu hari buat aku, aku perkirakan waktu kita berpisah itu selama dua ratus dua puluh hari, yang artinya utang waktu kamu buat aku itu ada dua puluh hari ..."Annabelle memelototi Samuel ketika pria itu hampir menertawainya, dan saat S

  • Istri Kedua Om Tampan    Annabelle Wanita Matre

    Tepat pukul sepuluh malam, Annabelle dan Samuel bersama anak mereka tiba di villa. Annabelle sudah terlihat sangat lelah, seolah ingin segera melemparkan tubuhnya ke tempat tidur— tak berbeda dengan Samuel.Namun, sayangnya Samuel tak bisa langsung beristirahat, terutama karena dia sudah ditunggu Dika sejak tadi.Selama tinggal di villa, Annabelle sudah terbiasa melihat kehadiran adik lelaki Samuel yang datang setiap malam, dan dia tak pernah mempertanyakan apa yang dilakukan Samuel dan adiknya.Saat itu, dia memilih untuk sama sekali tak peduli dengan apa yang dilakukan Samuel, atau pun ke mana pria itu pergi.Akan tetapi, kali ini mungkin dia harus sedikit peduli dan mencari tahu lebih banyak tentang suaminya. Terutama setelah dia Annabelle menyadari bahwa rumah tangganya dengan Samuel kali ini benar-benar dimulai dari awal, dengan status yang jelas berbeda dari sebelumnya."Kamu istirahat duluan, nanti aku nyusul," kata Samuel setelah mengantar Annabelle ke kamar. "Kalau mau mandi

  • Istri Kedua Om Tampan    Butuh Pelukanku

    Untuk pertama kalinya Annabelle memindai wajah Yunita, seolah merekam wajah dan penampilan wanita tersebut dalam memorinya. Namun, semakin menyadari bahwa wajah Yunita begitu mulus dan pandai bersolek, Annabelle semakin membandingkan dirinya dengan wanita itu, dan tak salah jika dia berkecil hati untuk saat ini.Yunita mengenakan jeans hitam ketat, dipadu atasan merah muda yang juga ketat, sehingga membentuk setiap lekuk tubuh wanita itu. Bahkan, kerah bajunya yang berpotongan rendah sedikit memperlihatkan payudaranya yang penuh dan tampak sintal.Harus Annabelle akui, bahwa dirinya lebih pendek dari pada Yunita. Posisi mereka yang berdekatan membuatnya tersadar bahwa tinggi Annabelle hanya sebatas dagu Yunita. Dari awal melihat wanita itu, pandangan Annabelle memang hanya terfokus pada bibir dan mata Yunita, tetapi kini dia juga bisa melihat hidung Yunita sedikit lebih mancung dibanding dirinya.Hal tersebut membuat Annabelle berpikir, pantas saja dulu Samuel langsung menceraikan Ann

  • Istri Kedua Om Tampan    Bertemu Yunita

    "Kamu aja yang ke sana, aku nunggu di sini. Ngambil Samantha doang, terus nanti kamu langsung—""Kamunya ikut turun, Anna," tukas Samuel yang berdiri sambil menahan pintu di dekat Annabelle. Terkadang, Samuel harus ekstra sabar saat mendapati Annabelle bersikap kekanak-kanakan seperti itu. "Aku khawatir bakalan sedikit lama, soalnya si Alfian udah seminggu nggak ketemu aku. Ikut turun, ya?""Ish, tapi kan aku malu sama kakak kamu, Om!" Annabelle memberingis masam. "Pas ketemu waktu itu aku bentak-bentak kakak kamu. Masa sekarang—""Sayang, nggak apa-apa, dia juga nggak ambil hati, kok," Samuel membujuk sambil mengulurkan tangan, tetapi Annabelle tetap tak bergerak dari kursinya. "Lagian, kamu bilang kan waktu itu kaget karena Samantha nggak ada. Turun, yuk? Kakakku nggak suka gigit orang, kok."Annabelle tampak ragu. Sekali lagi dia mengedarkan pandangan ke depan, pada sederet motor yang terparkir di pelataran rumah. Sesungguhnya, dia benar-benar malu saat berpikir akan berhadapan den

  • Istri Kedua Om Tampan    Anak Adopsi

    "Kamu mah bener-bener keterlaluan. Udah mah ngasih hadiah ke cowok lain, ngerepotin sampe harus nemenin kamu nyari kantor pos buat kirim barang. Terbuka sih terbuka sama suami, nggak mau nyembunyiin hal apa pun, tapi kalau sampe perhatiannya kayak gitu, aku juga bisa sakit hati, Anna."Annabelle memiringkan kepala melihat bagaimana wajah Samuel begitu kusut, sementara bibir Samuel terus menggerutu selagi pria itu melaju dengan kecepatan tinggi.Bahkan, manuver-manuver yang dilakukan Samuel sedikit kasar. Dan Annabelle hanya bisa kasihan sekaligus berbunga-bunga melihat kecemburuan Samuel yang begitu besar.Sebelumnya, Annabelle tak pernah merasa dicemburui sebegitu terang-terangan oleh pria. Jadi, ketika Samuel bersikap demikian, bukan salah Annabelle jika dia ingin berlama-lama melihat suaminya terbakar cemburu. Entah mengapa, ada kebanggaan tersendiri bagi Annabelle dicemburui oleh pria yang dia cintai, suaminya."Ya udah ntar mah nggak usah bilang-bilang kamu kalau aku mau kasih ha

  • Istri Kedua Om Tampan    Usil

    "Bisa nggak sih beli susunya di minimarket pertigaan villa aja? Kanapa harus ke mall cuma mau beli susu doang?""Nggak ada salahnya mampir sekalian lewat 'kan?" Samuel menggandeng tangan Annabelle ketika berjalan memasuki gedung pusat perbelanjaan."Emang susunya Samantha beneran udah mau abis?" Annabelle berusaha mengingat-ingat sebelum akhirnya kembali berkata, "Perasaan aku liat masih ada dua kaleng yang belum dibuka. Minggu lalu kan kamu belinya tiga, masa seminggu udah abis semua sih?"Samuel tak menjawab, hanya mengulum senyum nakal sambil melirik Annabelle ketika mereka berjalan ke ekskalator.Annabelle mendongak dan menyadari bahwa susu Samantha yang katanya habis hanya alasan Samuel agar dia mau diajak mampir ke mall. Jadi, tak heran jika sekarang Annabelle mendengkus jengkel dan mengempas tangan Samuel yang menggandengnya."Dasar pria licik," gerutu Annabelle ketika mereka tiba di lantai dua. "Udah pulang aja sekarang. Ini udah sore, kasian Samantha.""Pulang sekarang atau

  • Istri Kedua Om Tampan    Menjenguk Kavling

    "Jadi itu alesannya kenapa kamu juga konsultasi ke dokter Cheppy?" Annabelle tak tahu sejak kapan air matanya bercucuran saat lagi-lagi mengetahui fakta yang dialami Samuel selama ini.Ketika Samuel hanya mengangguk dan mengembuskan napas berat, Annabelle kembali menambahkan dengan pedih, "Kenapa Om nggak datang sejak awal dan ngasih tau aku, kenapa kamu nggak bilang kalau kamu butuh aku?"Air wajah Samuel masam dan serba salah ketika sejak tadi tak bisa menghentikan tangis Annabelle. "Akunya malu, Anna. Aku sadar udah nyakitin kamu, aku takut kamu nggak maafin aku," kata Samuel pahit. "Lagian, aku bener-bener takut, takut aku bawa penyakit yang ujung-ujungnya bakal nular ke kamu. Aku nggak mau kamu sampe kenapa-kenapa gara-gara aku.""Nyampe nahan diri nggak mau nemuin aku, padahal kamu kangen pengen ketemu aku? Gitu?" Annabelle terisak-isak menahan sesak. "Padahal, setelah aku tau kalau aku hamil, tiap hari aku nungguin kamu. Tiap hari aku berdoa supaya Tuhan buka hati kamu biar sek

  • Istri Kedua Om Tampan    Skandal Kebusukan Yunita

    Malam itu, seusai menjatuhkan talak tiga pada Yunita, Samuel langsung pergi tanpa membawa Alfian. Awalnya, Samuel berpikir dia bisa melepaskan Alfian begitu saja.Akan tetapi, kehilangan Alfian ternyata jauh lebih menyakitkan dari pada kehilangan Annabelle dan pengkhianatan yang dilakukan Yunita.Ketika malam semakin larut dan semakin banyak Samuel meneguk Marteel, dia mendapati dirinya semakin hancur dalam kesendirian dan rasa sakit.Dalam kondisinya yang berada di bawah pengaruh alkohol, benak Samuel dipenuhi oleh bayang-bayang Annabelle yang begitu terluka ketika dia menceraikannya tadi sore.Samuel tertawa getir saat berkelebat pemikiran bahwa karma tersadis yang dia lakukan pada Annabelle dibayar kontan sebelum dua puluh empat jam. Samuel tak bisa menebak seberapa terlukanya Annabelle, tetapi dia sadar, rasa sakit yang dia dapatkan saat ini mungkin tak sebanding dengan luka yang dirasakan Annabelle.Meski demikian, Samuel hanya berharap wanita itu belum benar-benar jatuh cinta p

DMCA.com Protection Status