Hari ke-132 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku terbangun dengan keadaan telanjang di atas tempat tidurku. Tubuhku rasanya benar-benar sangat pegal karena kemarin Cedric sama sekali tidak membiarkan aku keluar dari kamarku sendiri. Kemarin kami menghabiskan waktu seharin di dalam kamarku ini dan kami melakukan hubungan intim setiap tiga jam sekali. Dia benar-benar gila.
"Sayangku sudah bangun, hm?" tanya Cedric dengan nada lembut.
"Ya...."
"Ayahmu akan mengantar kita ke ibu kota besok," kata Cedric sambil menciumi pundakku.
"Besok? Kau saja yang pergi. Aku akan tinggal di sini selama beberapa hari," kataku. Cedric berhenti menciumi pundakku setelah mendengar perkataanku.
"Kenapa?" tanya Cedric.
"Untuk menyelamatkan diri," kataku.
"Apa kau pikir para pembunuh waktu itu dikirim padamu karena kau ketahuan mendengar percakapan mereka?" tanya Cedric.
"Itu kau tahu," kataku.
"
Masih di hari ke-132 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku dan Albert berada di markas serikat pembunuh bayaran yang ada di Kota Nox. Di depan kami, adalah salah satu anggota dari serikat pembunuh bayaran ini. Sebut saja namanya Jack. "Jack, kenapa kau menahan seranganmu saat itu?" tanyaku pada Jack. Jack melihat ke arahku lalu tersenyum. "Kakakmu ini sangat jeli, Albert. Aku tidak terlalu menyukainya," kata Jack pada Albert. "Kemampuan pengamatan Kakakku cukup hebat, Jack," kata Albert.Aku mengeluarkan tiga keping koin emas dan meletakkan koin emas itu di atas meja. Aku mendorong koin-koin itu ke arah Jack. Tentu saja Jack tidak kuasa untuk tidak melirik ke arah koin-koin emas itu."Kami selalu melindungi informasi pribadi klien kami. Apa kau pikir aku tidak punya harga diri sebagai seorang pembunuh bayaran?" tanya Jack. Aku mengeluarkan satu koin emas lagi. "Itu tidak akan mempan," kata Jack. Aku mengeluarkan dua koin emas lagi. "Kalau kau tidak mau membuka mulutmu, koin-koin
Hari ke-134 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku terbangun terbangun di pagi hari karena aku merasa ada sesuatu yang menggigit pipiku. Tentu saja sesuatu itu tak lain dan tak bukan adalah Cedric."Aku bukan makanan," kataku sambil mendorong wajah Cedric menjauh."Tapi kau sangat enak," kata Cedric dengan nada menggoda."Jangan sampai kau benar-benar memakanku," kataku."Oh, tentu saja aku akan melahapmu," kata Cedric.Cedric mengecup dan menciumi leherku. Tangannya perlahan turun ke pinggulku lalu menarik gaun tidurku sedikit ke atas."Kakak!" Albert tiba-tiba masuk ke kamarku lagi tanpa permisi."Wow! Maaf, maaf," kata Albert saat melihat posisi kami di atas tempat tidur. Dia sama sekali tidak terlihat merasa bersalah."Sudah aku bilang ketuk pintunya sebelum masuk," protesku."Hehehe.... Kebiasaan," kata Albert dengan nada cengengesan. Dasar menyebalkan. Sampai kapan di
Hari ke-137 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah satu minggu semenjak kami dinyatakan hilang dan Cedric tidak ada niatan untuk kembali ke istana kekaisaran secepatnya. Dia selalu pergi setiap malam bersama William entah apa yang dia lakukan. Kemungkinan mereka masih melakukan penyelidikan tapi mereka tidak mendapatkan petunjuk maupun bukti yang kuat.Pagi ini aku bangun lebih dulu dari pada Cedric. Tidak biasanya dia bangsun kasiangan. Ya, wajar saja dia bangun lebih siang karena dia selalu keluar setiap malam akhir-akhir ini. Aku bahkan tidak tahu kapan dia kembali setelah dia pergi semalam.Aku berjalan ke arah pintu lalu membuka pintu kamarku. Sudah ada troli berisi makanan yang ditinggalkan di depan kamarku. Aku pun membawa troli itu masuk.Aku menemukan amplop seukuran kertas yang ditindih oleh piring-piring makanan. Aku mengambil amplop itu lalu membukanya. Ah, ini laporan keadaan di istana seperti biasanya yang dikirim oleh William.
Hari ke-138 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku dan Cedric berada di sebuah bangunan yang ada di pinggir jalan yang akan dilalui oleh arak-arakan yang membawa jenazah kaisar. Kami berada di lantai dua agar bisa melihat arak-arakan lebih jelas.Aku melihat ke luar jendela. Ada banyak orang yang beridiri di pinggir jalan dengan menggunakan pakaian serba hitam. Mereka sedang menanti arak-arakan yang membawa jenazah kaisar yang akan lewat.Kaisar saat ini meninggal tanpa memiliki keturunan. Sehingga, urutan suksesi Kekaisaran Eqara yaitu, Pangeran Andreas, Pangeran Orion, Pangeran Cassius, Duke Aslan Velart, Pangeran Davis, Putri Charlotte, Pangeran Darwin, dan seterusnya.Pangeran Andreas, jangan ditanya lagi. Dia tidak memiliki niatan untuk menjadi kaisar. Kemudian Pangeran Orion dan Cassius, anak-anak Ratu Janda Elena, masih terlalu muda untuk menjadi Kaisar. Jadi untuk saat ini, mari kesampingkan mereka bertiga dulu.Duke Aslan mungkin bisa
Hari ke-260 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah empat bulan sejak pemakaman kaisar palsu. Tidak terasa musim dingin telah terlewati. Sekarang sudah masuk ke musim semi.Aku dan Cedric masih menyembunyikan diri di kastil milik keluarga Gilmond di wilayah Gilmond. Sementara itu, Ayah, ibu, dan Albert tinggal di ibu kota selama beberapa saat karena ayah harus ikut mengurusi urusan pemerintahan untuk sementara waktu. Sehingga hanya ada aku dan Cedric di kastil ini. Karena hanya kami berdua di kastil ini, Cedric benar-benar menganggap ini seperti bulan madu. Dia benar-benar menikmati 'liburan' ini. Untuk misteri siapa yang mengirim pembunuh bayaran pada kami pada saat festival berburu, masih belum terpecahkan. Jadi, kami mengabaikan hal itu untuk sementara waktu karena tidak ada bukti lebih lanjut.Pagi ini, aku membaca laporan dari William seperti biasanya. Laporan itu tertulis bahwa Alicia mengambil alih pemerintahan untuk sementara waktu. Lalu untuk kaisar selanjutnya masih belum
Masih di hari ke-270 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku dikejutkan dengan berita bahwa ayahku ditangkap karena ayahku diduga telah memalsukan kematian kaisar. Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Aku mencoba untuk menenangkan diriku karena rasa terkejutku. "Kenapa bisa ayahku yang ditangkap?" tanyaku. "Ada saksi yang mengatakan bahwa Yang Mulia Kaisar ada di kastil ini," kata William. "Saksi? Siapa yang memberikan kesaksian itu?" tanyaku. "Saya tidak tahu karena Yang Mulia Permaisuri sudah mengamankan saksi itu," jawab William. "Alicia sialan!" umpatku. "Tenangkan dirimu," kata Cedric sambil mengusap bahuku. "Bagaimana aku bisa tenang?! Ayahku jadi terseret karena rencana bodohmu itu! Kau seharusnya lebih berhati-hati jika kau keluar dari kastil ini! Sialan!" Aku meluapkan emosiku pada Cedric. "Inilah alasan kenapa aku tidak suka jika wanita ikut campur dalam pembicaraan seperti ini," kata Aslan. "Apa kau bilang?!" Emosiku semakin memuncak karena Aslan. "Ba
Hari ke-271 setelah aku menikah dengan Cedric. Hari ini adalah hari ulang tahun Cedric. Seharusnya ada pesta apabila posisi kita ada di ibu kota. Tapi posisi kita hampir seperti buronan saat ini.Aku bangun pagi-pagi sekali sebelum Cedric bangun. Aku melepaskan diri dari pelukannya dengan hati-hati agar tidak membangunkannya.Aku baru saja berdiri namun tiba-tiba ada sesuatu yang menahan tanganku agar aku tidak pergi. Tentu saja itu adalah Cedric."Mau kemana?" tanya Cedric dengan suara yang terdengar masih mengantuk."Buang air," jawabku."Baiklah," kata Cedric sambil melepaskan tanganku.Aku pergi keluar dari kamar kemudian aku berjalan ke ruang bacaku. Aku mengambil hadiah ulang tahun yang sudah aku siapkan.Hadiah itu berupa pedang yang ditempa oleh pandai besi di Gilmond. Aku meletakkan pedang itu di dalam kotak lalu membawanya kembali ke kamar.Aku membuka pintu kamarku dengan hati-hati
Masih di hari ke-271 setelah aku menikah dengan Cedric. Kami baru saja mendapatkan berita bahwa Viscount Lionel sedang menuju ke sini dengan membawa tiga ribu pasukan.Saat ini aku, Cedric, dan beberapa kesatria sedang berada di markas kesatria Gilmond. Kami mendengarkan penjelasan dari kesatria yang membawa berita.Setelah mendengar penjelasan rinci dari kesatria yang mebawa berita, kami menyimpulkan bahwa Viscount Lionel diperkirakan akan tiba di sini besok jika mereka terus berjalan tanpa istirahat. Waktunya benar-benar sangat terbatas. Terlebih lagi kami hanya punya seribu pasukan."Coba ulurlah waktu selama mungkin. Aku akan mencari bantuan dan membawa pasukan," kata Cedric."Apa kau yakin? Mereka mengincarmu," tanyaku."Dia tidak hanya mengincarku. Dia juga mengincar Gilmond," kata Cedric. "Siapkan kuda tercepat, beberapa pakaian, makanan, dan air!" Dua orang kesatria langsung pergi untuk menyiapakan keperluannya untuk
Hari ke-860 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku baru saja sampai di Gilmond setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dari ibu kota.Kereta kuda yang membawaku berhenti di depan kastil ayahku. Aku langsung turun dan masuk ke dalam kastil ayahku. Aku berjalan menuju ke kamar ibu untuk melihat keadaan anak-anak terlebih dahulu.Sesampainya aku di depan kamar ibuku, aku langsung mengetuk pintu. Setelah mendengar suara ibu dari dalam, aku segera masuk ke dalam.“Ibu!” teriak Arion. Arion berlari ke arahku. Aku menangkapnya lalu memeluknya dengan erat.“Kenapa kau malah ke sini? Aku dengar kau terluka,” kata ibu dengan nada khawatir.“Aku baik-baik saja, Bu. Aku ingin melihat kondisi kaisar dengan mata kepalaku sendiri,” kataku.“Yang Mulia Kaisar sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Tapi Yang Mulia Kaisar belum sadarkan diri,” kata ibu.&
Masih di hari ke-859 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku dan empat kesatria di belakangku berada di ruang singgasana. Kami berhadapan dengan Davis, Andreas, Orion, dan Cassius, serta sepuluh orang bersenjata. Jelas kami kalah jumlah tapi kami harus menumbangkan ke empat orang yang duduk di singgasana itu. Aku melihat ke atas dan ke sekitar untuk memastikan apakah ada pemanah yang bersembunyi atau tidak. Aku melihat ada empat pemanah yang bersembunyi dan siap menembakkan anak panah mereka pada kami. Sial. Apa yang harus aku lakukan? Aku menggenggam pedangku dengan tangan yang gemetaran. Jujur saja, aku takut sekarang. Sangat takut. Tapi aku tidak boleh menyerah begitu saja karena aku sudah berjanji pada Cedric untuk menjaga istana ini. “Habisi mereka dan sisakan wanita itu,” kata Cassius. Mereka mulai menyerang kami. Namun, mereka sama sekali tidak mencoba untuk melawanku. Mereka justru mengabaikan keberadaanku di sini dan malah menyerang keempat kesatria yang berada di belakang
Masih di hari ke-859 setelah aku menikah dengan Cedric. Cedric dan rombongannya sudah pergi ke tempat festival berburu diadakan. Sementara itu, anak-anakku pergi bersama ibuku ke Gilmond untuk diungsikan. Lalu Alicia juga pergi ke Belezac untuk mengungsi. Aku berada di istana kekaisaran ini bersama para kesatria kaisar untuk mempertahankan istana ini jika istana ini diserang.Matahari baru saja terbit. Aku masih berada di Istana Tulip, menyantap sarapanku. Entah kenapa makanan yang aku makan terasa tidak enak. Apakah karena aku terlalu cemas? Sepertinya begitu.Tiba-tiba pintu kamarku diketuk oleh seseorang dari luar. Aku pun langsung menyuruh seseorang itu untuk masuk. Ternyata itu Taylor.Taylor masuk ke dalam kamarku lalu membungkuk padaku. Dia berkata, “Yang Mulia, terjadi kerusuhan di tempat latihan prajurit.”“Apa yang terjadi?” tanyaku.“Para prajurit saling menyerang satu sama lain. Kami tidak bisa membedakan m
Hari ke-859 setelah aku menikah dengan Cedric. Kurang lebih sudah satu bulan sejak aku diculik Andreas. Andreas sudah tertangkap dan di tahan di penjara. Baiklah. Davis, Orion, dan Andreas sudah tertangkap. Namun, sepertinya mereka masih merencanakan sesuatu yang lain. Kalau aku tebak, mereka pasti akan melancarkan rencana mereka saat festival berburu. Kenapa kami tidak langsung menghukum mati mereka saja? Karena setelah kami amati beberapa waktu ini, ternyata ada orang lain yang memakai nama Davis untuk mengendalikan pasukan mereka. Davis yang asli sama sekali tidak bisa mengirim pesan atau apapun itu dari dalam penjara.Hari ini adalah hari diadakannya festival berburu. Bagi para bangsawan, ini adalah acara tahunan yang sangat menyenangkan. Namun, bagi kami, ini adalah medan pertempuran. Tentu saja kami sudah memprediksi bahwa pihak musuh akan menyerang hari ini. Mereka tidak mungkin melewatkan kesempatan di mana kaisar tidak berada di istana kekaisaran. Namun, kami belum tahu ap
Masih di hari ke-830 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku akhirnya bisa kembali ke istana kekaisaran dengan selamat karena Taylor.Aku segera masuk ke istanaku. Aku langsung bisa melihat dan mendengar Cedric memarahi Lucy dan beberapa kesatria di lobi. Ah, aku jadi merasa bersalah pada mereka karena kelalaian yang aku perbuat. Mereka jadi kena marah karena aku menghilang secara tiba-tiba."Berisik. Kau bisa membangunkan anak-anak," kataku.Cedric langsung berhenti marah-marah begitu mendengar suaraku. Cedric menoleh ke arahku lalu berjalan ke arahku. Cedric menghentikan langkahnya di hadapanku lalu memelukku dengan sangat erat."Dari mana saja kau?" tanya Cedric."Diculik Andreas," jawabku."Andreas, kau bilang?!" tanya Cedric.Cedric melepaskan pelukannya lalu menatap wajahku sebentar. Setelah itu dia mundur beberapa langkah lalu menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki.“
Hari ke-830 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku baru saja mendapatkan perintah palsu untuk pergi ke ruang kerja Cedric. Bagaimana aku bisa tahu ini palsu? Karena sekarang ada orang yang mencoba untuk menculikku. Mulutku disumpal, tanganku diikat di belakang, dan aku dimasukkan ke dalam sebuah karung besar yang cukup untuk menampung seluruh tubuhku. Sialan. Tidak seharusnya aku buru-buru pergi sendirian seperti ini. Kenapa aku tidak curiga bahwa ada yang salah? Sepertinya aku terlalu menurunkan kewaspadaanku. Baiklah, mau dibawa ke mana aku sekarang? Astaga, ini sangat tidak nyaman. Aku harap mereka tidak membawaku pergi terlalu jauh. Ternyata karung ini lumayan transparan jika dilihat dari dalam. Aku bisa melihat situasi di luar dari dalam seperti ini. Para penculik ini berjumlah sekitar lima orang. Dua orang membawaku bersama seperti membawa karung berisi muatan berat sungguhan. Aku turus berusaha untuk melihat ke arah luar untuk melihat rute pelarian mereka. Ternyata mereka m
Hari ke-830 setelah aku menikah dengan Cedric. Belum ada kemajuan untuk mendapatkan informasi tentang siapa orang yang mengincarku. Orang-orang yang berhasil kami tangkap dalam keadaan tak sadarkan diri waktu itu, bunuh diri dengan menggigit lidah mereka hingga putus. Sehingga kami tidak bisa mendapatkan informasi apa-apa dari mereka.Bagaimana dengan Davis dan Orion serta para antek-anteknya? Mereka semua masih mendekam di penjara yang terpisah-pisah agar mereka tidak bisa berkomunikasi satu sama lain. Kami belum menghukum mereka secara resmi karena kami masih harus mengorek informasi lain dari mereka.Saat ini aku berada di kamar seperti biasanya. Aku duduk di atas tempat tidur sambil bersandar pada sandaran tempat tidur. Aku membaca novel sambil memeluk Arion yang tidur dengan posisi bersandar di dadaku. Sementara itu, Brandon tidur di tempat tidur bayinya yang berada di sebelah kiri tempat tidurku.Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Itu pasti Cedri
Hari ke-824 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku baru menyadari ada yang janggal dengan penyerangan yang terjadi kemarin. Jadi aku menyuruh Taylor untuk mengawasi orang-orang menyerang kamarku dan tak sadarkan diri waktu itu. Namun, orang-orang itu masih belum sadar hingga hari ini. Jadi kami belum bisa mengorek informasi dari mereka.Siang ini aku sedang berada di kamarku, duduk di sofa, dan melakukan kegiatanku seperti biasanya yaitu mengawasi Arion. Arion sedang mengayun-ayunkan Brandon yang tidur di ayunan bayi.Lalu, tiba-tiba pintu kamarku diketuk oleh seseorang dari luar. Mungkin itu hanya Lucy."Masuk," kataku.Pintu terbuka dan menampakkan orang yang ada di balik pintu. Ternyata itu bukan Lucy, melainkan Alicia. Apakah dia datang bersama ibunya? Sepertinya tidak. Baguslah kalau begitu.Aku melihat wajahnya terlihat pucat. Kenapa dia malah datang ke sini? Bukankah seharusnya dia istirahat saja?"Kau pu
Aku tenggelam di dalam air yang sangat dalam. Aku tidak bisa berenang atau bernapas. Sial, aku benar-benar tidak bisa bernapas. Aku membuka mataku dan ternyata itu hanya mimpi.Hari ke-823 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku terbangun dari tidurku karena aku tidak bisa bernapas. Kenapa aku tidak bisa bernapas? Karena Arion menutup kedua lubang hidungku menggunakan jari-jarinya. Ada-ada saja tingkah anak satu ini.Aku menarik tangan Arion dengan lembut agar jari-jari keluar dari lubang hidungku. Akhirnya aku bisa bernapas dengan normal lagi."Ibu," panggil Arion."Apa, Sayang?" tanyaku."Bangun," kata Arion."Ibu sudah bangun," kataku sambil mengelus kepalanya."Itu," kata Arion.Arion yang duduk di sebelah kananku menujuk sesuatu di sebelah kiriku. Aku pun menoleh ke arah kiri untuk melihat apa yang ditunjuk oleh Arion. Ternyata Arion penasaran dengan sosok baru yang ada di sin