Beranda / CEO / Istri Kedua CEO / 174. Selalu Ada Untukmu

Share

174. Selalu Ada Untukmu

Penulis: Aeris Park
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kafka akhirnya mengalah. Dia memilih menunggu di luar ruangan unit gawat darurat agar Daniel bisa memeriksa Cara dengan tenang. Raut cemas masih tergambar jelas di wajah tampannya. Dalam hati dia tidak pernah berhenti berharap semoga Cara tidak mengalami luka yang cukup serius.

"Anda mau minum, Dokter Kafka?" Seorang perawat mengulurkan sebotol air mineral pada putra kandung Danica tersebut.

Kafka menggeleng pelan karena dia tidak sanggup memasukkan makanan apa pun ke dalam mulutnya sebelum mengetahui hasil pemeriksaan Cara. Padahal perawat tersebut mempunyai niat baik agar perasaannya menjadi lebih tenang.

Sementara itu, Daniel terlihat begitu serius memeriksa Cara. Pergelangan tangan dan kaki gadis itu terlihat memerah. Dalam satu kali lihat Daniel bisa tahu kalau pergelangan tangan dan kaki Cara memerah akibat jeratan sebuah tali yang sangat kuat.

Luka di tubuh Cara tidak hanya itu, kedua pipi gadis itu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Wati Nia
Harus nya Alvaro lihat ini,, Biar Mata nya terbuka Melihat penderitaan karamel,, dasar Alvaro Berengsek
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
aduh thor kasian Carra sampe setres kaya gitu dh jangan d kasi k Alvaro itu Carramel kasi k Kafka aja thor kan sama Akvaro udah d ceraikan jadi g masalah klo sama Kafka ...
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Aku lebih suka caramel sama kafka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kedua CEO   175. Perfect Doctor

    "Kau sudah mengurus semuanya?" tanya Kafka saat Daniel kembali ke ruang unit gawat darurat."Sudah."Kafka pun berdiri dari tempat duduknya. Dia merasa sangat beruntung memiliki sahabat yang sangat pengertian seperti Daniel. Andai saja Daniel tidak membantunya, kondisi badannya pasti akan langsung drop karena harus ke sana kemari mengurus semua keperluan Cara sendirian."Terima kasih banyak, Niel.""Kau sudah mengatakan terima kasih padaku lebih dari lima kali, Kaf. Jangan bilang terima kasih lagi. Aku bosan mendengarnya""Baiklah." Kafka tersenyum kecil lantas meninggalkan ruangan unit gawat darurat karena ingin menjaga Cara."Kau mau pergi ke mana?""Tentu saja menjaga Cara," jawab Kafka."Kau tidak ingin minum kopi sebentar denganku?" Pertanyaan Daniel langsung mendapat gelengan kepala dari Kafka."Tapi aku sudah memban

  • Istri Kedua CEO   176. Baby Don't Cry

    "Kalau kau ingin Cara cepat sadar, obati saja gadis itu sendiri." Daniel keluar dari kamar Cara begitu saja setelah mengatakan kalimat itu dari bibirnya. Jujur, Daniel merasa sangat kesal karena Kafka meragukan kemampuannya. Padahal dia sudah menjalankan prosedur yang tepat sebagai seorang dokter.Helaan napas panjang lolos dari bibir Kafka, penyesalan dan rasa bersalah tergambar jelas di wajah tampannya. Kafka merasa sangat menyesal dan bersalah sudah menyinggung perasaan Daniel."Aku ingin ke ruangan Daniel. Tolong jaga Caramell sebentar," pesan Kafka pada Tasya sebelum pergi ke ruangan Daniel yang berada di ujung lorong rumah sakit. Dia ingin meminta maaf pada sahabatnya itu.Kafka berhenti sebentar, lantas menarik napas dalam-dalam sebelum memutar kenop pintu yang ada di hadapan.D

  • Istri Kedua CEO   177. Menemukanmu

    "Caramell, hey!" Kafka tersentak melihat air mata yang membasahi pipi Cara. "Kenapa kamu menangis, Caramell? Apa ada yang sakit?" tanyanya terdengar panik pasalnya beberapa menit yang lalu Cara masih baik-baik saja.Cara mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya lantas menggeleng pelan. Gadis itu tidak tahu kenapa sampai menangis setelah mendengar pertanyaan Kafka. Cara merasa bigung menjelaskan apa yang saat ini sedang dia rasakan.Sedih, marah, dan kecewa semua bercampur menjadi satu di dalam dirinya. Rasanya sangat tidak nyaman dan begitu menyesakkan."Entah kenapa saya merasa sedih sekali, Dokter." Cara menggigit bibir bagian bawahnya kuat-kuat untuk menahan air matanya agar tidak keluar. Namun, kristal bening itu malah jatuh semakin deras membasahi pipinya.Cara berdecak kesa

  • Istri Kedua CEO   178. Hukuman Untuk Alvaro

    "Ca-Caramell ...." Alvaro tersentak karena Cara menolak pelukannya. Sepasang mata hezel miliknya menatap gadis berwajah pucat yang berada di hadapannya dengan sendu. Penyesalan dan rasa bersalah terpancar jelas dari kedua sorot matanya.Alvaro merasa sangat menyesal sudah menceraikan Cara dan mengusir gadis itu dari rumahnya.Alvaro mencoba untuk kembali mendekat, tapi Cara malah bersembunyi di balik punggung Kafka."Caramell kenapa?" tanya Felix menatap Cara yang berada di belakang Kafka dengan dahi berkerut dalam. "Kenapa dia menghindari Alvaro?"Kafka melirik Cara yang ada di belakangnya sekilas. Tubuh gadis itu gemetar hebat, kedua tangannya tanpa sadar mencengkeram kemeja miliknya dengan erat hingga meninggalkan kerutan di sana. Cara terlihat ketakutan.

  • Istri Kedua CEO   179. Memperhatikanmu Dari Jauh

    Cara sejak tadi terus berbalik mencari posisi tidur yang nyaman, padahal sekarang sudah hampir jam dua belas malam. Entah kenapa Cara sulit sekali untuk tidur malam ini. Mungkin dia merasa terlalu senang karena Daniel sudah memperbolehkannya pulang besok. Atau mungkin karena dia masih terbayang-bayang dengan Alvaro.Lelaki pemilik mata berwarna hezel tadi mengatakan kalau mereka pernah menikah. Bahkan sudah memiliki anak. Namun, tidak ada satu pun memori tentang lelaki itu yang tersimpan di dalam otaknya. Cara benar-benar sudah lupa dengan Alvaro."Kamu belum tidur, Caramell?"Cara sontak menoleh, menatap Kafka yang baru masuk ke dalam kamarnya setelah membantu Daniel menangani pasien di ruangan unit gawat darurat."Belum, Dokter.""Apa kamu b

  • Istri Kedua CEO   180. Ikatan Cinta

    Cara memasukkan potongan-potongan ranting dan bunga yang sudah layu ke dalam kantong sampah lantas membuangnya ke belakang toko. Hari ini toko lumayan ramai karena ada seseorang yang membeli bunga dalam jumlah besar untuk diberikan pada kekasihnya. Selain itu, ada seorang lelaki baik hati yang memberinya bunga Baby's Breath lewat Rafaello."Bagaimana penjualan hari ini?"Cara sontak menoleh, menatap lelaki berkemeja putih yang berdiri tepat di sebelahnya sambil tersenyum."Dokter sudah pulang?"Kafka ikut tersenyum lantas membantu Cara menutup toko milik sang ibu. Danica memang mempercayakan toko bunganya untuk dikelola Cara sejak gadis itu tinggal di rumahnya. "Baru saja. Apa hari ini toko ramai pembeli?""Em, lumayan," jawab Cara."Jangan terlalu lelah bekerja karena kondisimu belum pulih sepenuhnya, Caramell.""Iya, Dokter." Caramell kembali tersenyum k

  • Istri Kedua CEO   181. We Meet Again, Caramell

    Alvaro mengemudikan Mercedes Benz G65 miliknya dengan perasaan tidak karuan. Sedikit pun dia tidak pernah menyangka akan bertemu dengan Cara saat menjemput Mello yang baru saja selesai imunisasi di rumah sakit.Mantan istri keduanya itu begitu terkejut saat melihatnya. Begitu pula dengan dirinya. Padahal selama dua bulan ini dia tidak pernah menampakkan diri di depan Cara karena tidak ingin membuat gadis itu ketakutan.Namun, Tuhan kali ini malah mempertemukannya dengan Cara lewat cara yang tidak terduga dan entah kenapa momen tersebut terasa begitu manis karena Mello akhirnya bisa merasakan kembali dekapan hangat ibu kandungnya walaupun cuma sebentar.Apakah ini sebuah pertanda kalau dia dan Cara masih memiliki kesempatan untuk kembali hidup bersama?"Al ...."Alvaro tergagap lantas melirik Mama yang duduk tepat di sebelahnya sambil memangku Mello yang sudah tertidur le

  • Istri Kedua CEO   182. Sweet Moment

    "Aku pulang!"Mama sontak menutup majalah fashion yang dilihatnya sejak tadi saat mendengar suara Alvaro. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu bergegas ke depan untuk menyambut putra kesayangannya itu."Bagaimana tadi, Al? Apa Caramell masih takut sama kamu?" tanya Mama penasaran karena dia yang memaksa Alvaro untuk membawa Mello saat menemui Cara.Alvaro tidak kunjung menjawab pertanyaan Mama. Dia malah mengulum senyum karena teringat dengan apa yang dia lakukan bersama Cara dan Mello di toko bunga seharian tadi."Kenapa kamu senyum-senyum tidak jelas begitu, Al? Ayo, jawab pertanyaan Mama!" desah Mama terdengar tidak sabar."Ide Mama berhasil."Mama tercengang mendengar ucapan Alvaro barusan. "Ja-jadi, Caramell—""Caramell tidak takut lagi sama Alvaro, Ma. Dia bahkan menyuruh Alvaro untuk datang kembali besok."Perasaan

Bab terbaru

  • Istri Kedua CEO   (S2) Dua Garis Biru

    Cara sedang berada di sebuah toko khusus perlengkapan bayi bersama Alvaro. Mereka ingin membeli kado untuk ulang tahun putri Jafier dan Adisty yang pertama.Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa putri Jafier dan Adisty sudah berulang tahun yang pertama. Padahal rasanya seperti baru kemarin dia meminta Alvaro untuk menikahi Adisty demi memenuhi amanah terakhir Sadewa. Namun, kenyataannya Adisty malah menikah dengan Jafier. Mereka bahkan sudah memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Allecia Disa Mahendra."Alva, bagaimana kalau kita beli ini untuk Disa?" Cara menunjukkan beberapa buah biku cerita yang ada ditangannya pada Alvaro."Bagus, buku ini pasti berguna untuk Disa."Cara pun mengambil beberapa buku cerita untuk Disa lantas meletakkannya ke dalam keranjang. Setelah itu mereka berkeliling untuk melihat barang-barang yang lain. Sebuah sepatu khusus bayi berusia satu tahun berhasil menarik perhatian Cara. Sepatu berwarna merah itu pasti coc

  • Istri Kedua CEO   (S2) Mendambakan Buah Hati

    Dua tahun kemudian ....Alvaro mengerjapkan kedua matanya perlahan karena cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Senyum tipis mucul bibirnya melihat Cara yang tertidur lelap di sampingnya.Alvaro pun mengecup bibir Cara sekilas lalu mendekap tubuh gadis itu semakin erat. Dia merasa sangat bahagia karena wajah Cara yang dia lihat pertama kali saat membuka mata."Sekarang jam berapa, Alva?" tanya Cara dengan mata terpejam.Alvaro pun melirik jam yang menempel di dinding kamar. Ternyata sekarang sudah jam tujuh, tapi dia mengatakan masih jam lima pada Cara."Tolong bangunin aku lima menit lagi." Cara menenggelamkan wajahnya di dada bidang Alvaro mencari posisi tidur yang paling nyaman dan kembali terlelap.Alvaro pun membiarkan Cara kembali tidur, bahkan lebih dari lima menit. Cara sepertin

  • Istri Kedua CEO   (S2) Honey Moon

    Sambil terus berciuman Alvaro langsung membaringkan Cara di atas tempat tidur dan langsung menindih gadis itu."Erngh ...." Cara hanya biasa mengerang di bawah tubuh Alvaro. Kecupan dan hisapan lembut lelaki itu selalu membuatnya kualahan."Alva ...." Napas Cara terengah. Gadis itu langsung menarik napas sebanyak mungkin untuk memasok oksigen ke dalam paru-parunya karena Alvaro tidak memberinya kesempatan sama sekali untuk mengambil napas."Kamu mau membunuhku?"Kening Alvaro berkerut dalam mendengar pertanyaan Cara barusan. Sedetik kemudian dia tersenyum ketika menyadar Cara sedang sibuk mengatur napas."Aku tidak bisa menahannya lagi, Sayang. Maaf ...." Alvaro menarik Cara agar duduk menghadapnya lantas menurunkan resleting gaun gadis itu dengan perlahan.Sepasang buah dada Cara yang terbungkus strapless bra berwarna merah terpampang jelas di kedua matanya. Terlihat sang

  • Istri Kedua CEO   (S2) Kamulah Takdirku

    Hari bahagia itu akhirnya tiba. Cara terlihat sangat cantik memakai gaun pengantin model Long Slevee A-Line yang mengembang di bagian bawah berwarna putih. Gaun tersebut membuat penampilan Cara terlihat lebih feminim lewat detail renda bermotif bunga yang panjangnya menyapu lantai. Sebuah mahkota perak berhias batu berlian yang ada di atas kepalanya membuat penampilan gadis itu semakin terlihat cantik.Jantung Cara berdetak cepat, telapak tangannya pun terasa dingin dan basah. Cara tanpa sadar meremas gaun pengantinnya dengan kuat karena mobil yang ditumpanginya sebentar lagi tiba di Gereja yang akan dia gunakan untuk pemberkatan bersama Alvaro."Gaunmu nanti bisa kusut kalau kamu remas seperti itu, Caramell!" Daniel berdecak kesal karena Cara sejak tadi terus meremas gaun pengantinnya hingga berkerut.Daniel sebenarnya malas sekali menghadiri pemberkatan pernikahan Alvaro dan Cara. Namun, dia terpaksa datang ke acara ters

  • Istri Kedua CEO   (S2) Move On

    Tatapan teduh Jafier seolah-olah mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja."Jangan menangis." Tubuh Adisty membeku di tempat karena Jafier tiba-tiba mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan lembut.Senyum hangat dan genggaman erat lelaki itu mampu mengubah perasaannya menjadi tenang dalam sekejab. Dalam seperkian detik Jafier telah berhasil menarik Adisty tenggelam dalam pesonanya.Namun, sedetik kemudian Adisty cepat-cepat tersadar kalau Jafier melakukan semua ini murni karena tanggung jawabnya sebagai suami, bukan karena alasan yang lain sebab lalaki itu tidak memiliki perasaan pada dirinya."Astaga, kalian manis sekali." Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Cara karena melihat Jafier yang begitu perhatian pada Adisty.Adisty tergagap lantas cepat-cepat menarik tangannya dari genggaman Jafier karena malu. Suasana pun mendadak canggung selama beberapa saat. Semua kalima

  • Istri Kedua CEO   (S2) Dua Undangan

    Mama menatap beberapa contoh undangan pernikahan yang ditunjukkan oleh pemilik percetakan yang datang ke rumah karena dia malas pergi keluar. Lagi pula kondisi kakinya masih belum pulih sepenuhnya.Ada sekitar dua puluh contoh undangan yang orang tersebut tunjukkan. Namun, hanya dua undangan yang berhasil menarik perhatian Mama."Bagaimana menurutmu undangan ini?" Mama menunjukkan undangan yang kertasnya terdapat bibit tanaman. Jika kertas undangan tersebut dibasahi lalu ditanam, lama-kelamaan akan tumbuh bunga yang sangat indaj. Selain itu di dalam undangan tersebut tertulis doa agar rumah tangga mereka berjalan harmonis."Unik, kan?""Iya, Ma.""Yang ini juga bagus. Gimana menurut kamu?" Mama menunjukkan udangan pilihannya yang kedua pada Cara. Sebuah undangan dress code yang dilengkapi dengan aksesoris seperti, pita atau bros yang bisa digunakan oleh tamu undangan saat menghadiri resepsi pernikahannya dengan Alvaro.Kening Cara berkerut d

  • Istri Kedua CEO   (S2) Uang 25 Juta

    "Mama akhirnya merestui hubungan kita. Aku bahagia sekali." Alvaro menangkup kedua pipi Cara pantas mencium bibir tipis berwarna merah alami milik gadis itu berkali-kali untuk meluapkan kebahagiaannya."Aku tahu kamu sedang bahagia, tapi jangan menciumku terus." Cara berusaha menahan Alvaro yang ingin mencium bibirnya lagi."Aku sangat-sangat bahagia." Alvaro kembali menangkup kedua pipi Cara lantas mengecup mata, hidung, pipi, dan terakhir kening gadis itu dengan penuh perasaan bahagia."Alva, ih ...." Cara mendorong Alvaro agar menjauh karena dia merasa risih.Alvaro malah terkekeh lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Cara. Dia memeluk gadis itu begitu erat seolah-olah takut kehilangan."Sayang, kamu tahu tidak?""Tahu apa?" tanya Cara tidak mengerti."Aku bahagia sekali." Alvaro tersenyum sangat lebar. Apa lagi jika me

  • Istri Kedua CEO   (S2) Mendapat Restu

    Cara meminta Mello untuk duduk di depan kaca, lantas mengambil sebuah sisir untuk menata rambut gadis kecilnya itu sebelum berangkat ke sekolah. Dia mengikat rambut hitam Mello model ekor kuda sebelum dikepang."Bunda, kenapa orang dewasa suka saling menempelkan bibir?"Cara tersentak mendengar pertanyaan Mello barusan hingga refleks berhenti mengepang rambut anak itu."Ke-kenapa Mello tanya begitu?" Cara malah balik bertanya alih-alih menjawab pertanyaan Mello."Mello tadi liat Bunda dan Ayah saling menempelkan bibir di kamar. Waktu di pesawat juga," ujar anak itu terdengar polos.Mulut Cara sontak menganga lebar. Dia benar-benar tidak menyangka Mello memperhatikannya dan Alvaro saat berciuman. Dia pikir Mello tidak peduli dan menganggapnya hanya sekadar angin lalu."Kenapa, Bunda?" tanya Mello pesaran."Em, itu karena ...." Cara tanpa sadar membasahi bib

  • Istri Kedua CEO   (S2) Pagi yang Panas

    "Jangan bilang seperti itu lagi. Mengerti?" tanya Alvaro setelah melepas pagutan bibir mereka."Aku benar-benar takut, Alva ...." Kristal bening itu kembali jatuh membasahi pipi Cara.Dia ingin menikah dengan Alvaro dan membesarkan Mello bersama-sama sampai maut memisahkan. Namun, Mama tidak merestui hubungan mereka.Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia memutuskan hubungannya dengan Alvaro?"Sshh, tenanglah. Mama pasti akan merestui hubungan kita.""Sungguh?" Cara menatap kedua mata Alvaro dengan lekat, berusaha mencari kesungguhan di sana."Ya, aku yakin sekali. Sekarang kita tidur lagi, ya?"Alvaro mengecup kening Cara dengan penuh sayang lalu meminta gadis itu untuk berbaring di sampingnya dan menggunakan lengan kirinya sebagai bantal. Sementara tangannya yang lain memeluk pinggang gadis itu dengan erat.Cara membenamkan wajahnya di

DMCA.com Protection Status