Home / CEO / Istri Kedua CEO / 108. Bukan Pemeran Utama

Share

108. Bukan Pemeran Utama

Author: Aeris Park
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

'Aku hayalah karakter sampingan yang tidak akan kau lihat. Tetapi aku merasa sangat bahagia hanya karena mencintaimu

Aku hanya berharap jika suatu hari nanti kau bersedih. Kau tidak perlu mencari siapa pun karena kau masih memilikiku yang tidak akan hilang ... di sini'

~ Aditya Kafka ~

Dio mendadak tidak mau makan. Anak berusia lima tahun itu marah karena Cara pergi meninggalkan mansion keluarga Mahendra. Dia ingin sekali bertemu dengan gadis itu.

"Ayo, makan dulu, Sayang." Alexandra mengulurkan satu sendok nasi tepat di depan mulut Dio. Namun, anak itu masih setia menutup mulutnya rapat-rapat.

Alexandra menghela napas panjang. Rasanya dia nyaris menyerah membujuk Dio agar mau makan.

<
Aeris Park

Anaknya Cara dan Alvaro cowok apa cewek? Ada yang bisa nebak? 👀

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
عمرو هيكل
kayanya cewe kapan itu anak nya lahir aku ingin cepat 2x apakah Alvaro akan menceraikan anjgela?gereget bangeut
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kaya perempuan karena Alvaro dn mama nya ingin perempuan ..
goodnovel comment avatar
Aeris Park
baiklah-baiklah o(^▽^)o
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kedua CEO   109. Salah Paham

    Setelah dari rumah sakit, Cara dan Alvaro mampir ke sebuah pusat perbelanjaan karena ingin membeli perlengkapan bayi untuk calon buah hati mereka. Cara terlihat begitu senang melihat baju, popok, bahkan mainan untuk bayi yang lucu-lucu. Rasanya dia ingin sekali membeli semuanya. Namun, dia masih cukup waras untuk tidak menguras kantong Alvaro. "Baju ini lucu ya, Roo?" Cara menunjukkan baju bayi model ikan badut alias Nemo pada Alvaro. Kening Alvaro berkerut dalam melihat baju bayi yang Cara tunjukkan pada dirinya. Baju model ikan itu malah mengingatkannya dengan Romeo dan Julliet. Ikan koi peliharaan mereka di rumah. "Kalau anak kita pakai baju ini pasti kelihatan lucu. Kita beli ini ya, Roo?" Cara menatap Alvaro dengan penuh harap. "Yang ada anak kita nanti malah mirip Romeo dan Julliet. Aku nggak mau beli baju yang ini!" Cara mengerucutkan bibir kesal karena Alvaro

  • Istri Kedua CEO   110. P A R A S I T E

    Maldives merupakan tempat yang sangat romantis dan sempurna untuk berbulan madu karena memiliki banyak pantai yang indah. Negara kepulauan tersebut berada di selatan-barat daya India. Tepatnya 700 km sebelah barat daya Sri Lanka.Setelah kondisinya membaik, Allendra langsung mengajak Angela ke Maldives untuk berlibur karena dia sudah terlalu bosan tinggal di apartemen. Dari Singapura butuh waktu kurang lebih sekitar empat setengah jam untuk tiba di sana.Allendra memilih menginap di Lux South Ari Atol yang ada di Pulau Didhoofinolhu, Maldives. Resort tersebut menawarkan pengalaman Resort Luxe tanpa alas kaki dengan properti rumah pantai yang sangat apik. Dengan 194 vila, menjadikan Lux sebagai salah satu resort Maldives yang unggul dalam menciptakan pengalaman intim bagi setiap tamu yang menginap. Di sana juga ada delapan macam restoran kelas atas yang menyajikan makanan buatan koki ternama."Bagaimana menurutmu tempat ini

  • Istri Kedua CEO   111. Sentuh Aku!

    "Kamar yang terbatas tentu saja membuat kita kesulitan untuk mengatur barang yang diinginkan. Apa lagi bagi orang tua yang menginginkan menaruh meja belajar di dalam kamar anak mereka. Untuk itu perusahaan kami ingin meluncurkan meja belajar portable untuk anak-anak." Alvaro menekan remote untuk mengganti slide power point. Pada layar LCD seketika muncul desain meja belajar portable khusus untuk anak-anak yang akan diproduksi oleh Perusahaan Dinata. "Kami sengaja memilih bahan metal agar kuat dan tidak mudah patah. Selain itu bahan metal juga tidak mudah berkarat." Sudah menyelam di dunia bisnis selama kurang lebih tujuh tahun membuat Alvaro begitu tenang dan lugas saat mempresentasikan produk terbarunya. Dia memang terkenal memiliki tangan dingin dalam memimpin perusahaan. "Untuk menarik perhatian anak-anak, kami

  • Istri Kedua CEO   112. Four Season

    Alvaro tidak pernah bosan memandangi Cara yang tertidur lelap di dalam dekapannya. Wajah gadis itu terlihat begitu polos dan apa adanya. Seperti bayi. Sangat menggemaskan.Alvaro pikir, dia tidak akan bisa jatuh cinta lagi setelah menikah dengan Angela. Namun, Cara perlahan-lahan menghapus nama Angela dari hatinya sejak gadis itu masuk ke dalam ke hidupannya. Dia bahkan sudah tidak peduli lagi pada Angela karena yang ada di pikirannya sekarang hanya Cara, Cara, dan Cara. Apa lagi gadis itu sedang mengandung buah hatinya sekarang.Padahal Alvaro sudah berusaha keras menahan diri agar tidak jatuh hati pada Cara. Namun, sekeras apa pun dia berusaha, perasannya malah semakin sulit untuk dikendalikan. Dia tidak bisa lagi menahan perasaannya karena sudah telanjur jatuh hati terlalu dalam pada Cara.Gadis itu selalu bisa membuat perasaannya nyaman dan merasa tenang. Alvaro seolah-olah menemukan rumah dal

  • Istri Kedua CEO   113. Gadis Manja

    Alvaro ingin melepaskan Cara dari dekapan karena ponselnya yang ada di dalam saku celana bergetar. Namun, gadis itu malah memeluknya semakin erat. Seolah-olah enggan melepaskannya dari dekapan.Entah kenapa Cara hari ini ingin terus memeluk Alvaro dan berada di dekat lelaki itu."Sayang, lepas dulu, ya? Aku mau menerima telepon, nih."Cara mengerucutkan bibir kesal. "Nggak mau, nerima telepon kayak gini kan, bisa."Alvaro terkekeh geli melihat tingkah Cara yang begitu manja pagi ini. Gadis itu benar-benar menggemaskan, seperti anak kucing. Dia mengecup puncak kepala Cara sekilas sebelum menerima telepon dari Gabriella."Ya, Gab?" ucapnya.'Selamat pagi, Mr. Alvaro. Saya hanya ingin mengingatkan kalau jam sepuluh pagi nanti Anda ada rapat penting. Saya harap Anda untuk segera datang ke kantor. Cukup sekian terima gaji.' Gabriella langsung memutus sambungan teleponnya setela

  • Istri Kedua CEO   114. Penelepon Misterius

    Minggu ini saham Perusahaan Dinata naik sepuluh persen. Para investor merasa sangat puas dan tidak menyesal sudah menanam modal pada perusahaan yang didirikan oleh ayah Alvaro tersebut. Perusahaan Dinata sekarang bahkan semakin berjaya sejak dipimpin oleh Alvaro. Alvaro mengempaskan tubuhnya di kursi setelah selesai memimpin rapat dengan para petinggi perusahaan. Untung saja dia masih sedikit mengerti materi yang dibahas pada rapat jam sepuluh tadi, jika tidak para investor pasti ragu untuk mempertahankan saham mereka di perusahannya. "Gabriella, jangan lupa kirimkan laporan rapat tadi padaku secepatnya." "Baik, Mr. Alvaro." Gabriella mengangguk patuh. "Apa lagi jadwalku setelah ini?" Gabriella pun membuka buku agenda Alvaro. "Anda ada janji makan siang dengan pemimpin Alex Coorporation. Setelah itu meninjau pembangunan mall sekaligus arena bermain bagi anak-anak di jalan Sudirman sam

  • Istri Kedua CEO   115. Hai, Kakak Cantik

    Napas Jafier tercekat, jantungnya seolah-olah berhenti berdetak selama beberapa saat. Tanpa sadar dia menahan napas mendengar suara gadis yang selama ini dia rindukan. Suara Caramell.'Maaf, Anda siapa, ya? Kalau ada hal penting yang ingin Anda sampaikan tolong jangan diam saja.'Kedua tangan Jafier tanpa sadar mengepal kuat hingga buku-buku jari tangannya gemetar. Detak jantungnya semakin berdentam-dendam di dalam rongga dada. Begitu liar, riuh, dan tidak terkendali. Napasnya tersengal. Suara itu terdengar sangat merdu di telinganya. Melumpuhkan seluruh syaraf di dalam tubuhnya. Dia amat sangat merindukan Cara.'Saya akan menutup teleponnya kalau Anda tetap tidak mau bicara.'Jafier tidak menyahut. Kedua matanya terlihat berkaca-kaca, rahang pun mengatup rapat menaha

  • Istri Kedua CEO   116. Kontraksi

    "Mommy-nya Dio tadi bilang apa saja sama kamu?" Cara dan Alvaro sekarang sedang berada di restoran ayam cepat saji karena Cara tiba-tiba saja ingin makan ayam goreng tepung. Padahal Cara sudah banyak membeli jajajan saat berda di taman. "Kak Alexandra tadi nanyain kabar aku," jawab Cara seraya mengambil sepotong paha ayam goreng lalu mencelupkannya ke saos sebelum dimakan. "Hanya itu?" Alvaro menatap Cara dengan lekat karena mustahil jika Alexandra hanya menanyakan kabar. Cara menyedot Ice Latte Brulee-nya sebelum menjawab pertanyaan Alvaro. "Kak Alexandra memintaku untuk tinggal kembali di mansion keluarga Mahendra." Alvaro terenyak, jantungnya seolah-olah berhenti berdetak selama beberapa saat mendengar jawaban yang keluar dari bibir mungil Cara. Dia benar-benar tidak menyangka kakak sepupu Jafier itu meminta Cara untuk kembali ke mansion keluarga Mahendra. Apa gad

Latest chapter

  • Istri Kedua CEO   (S2) Dua Garis Biru

    Cara sedang berada di sebuah toko khusus perlengkapan bayi bersama Alvaro. Mereka ingin membeli kado untuk ulang tahun putri Jafier dan Adisty yang pertama.Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa putri Jafier dan Adisty sudah berulang tahun yang pertama. Padahal rasanya seperti baru kemarin dia meminta Alvaro untuk menikahi Adisty demi memenuhi amanah terakhir Sadewa. Namun, kenyataannya Adisty malah menikah dengan Jafier. Mereka bahkan sudah memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Allecia Disa Mahendra."Alva, bagaimana kalau kita beli ini untuk Disa?" Cara menunjukkan beberapa buah biku cerita yang ada ditangannya pada Alvaro."Bagus, buku ini pasti berguna untuk Disa."Cara pun mengambil beberapa buku cerita untuk Disa lantas meletakkannya ke dalam keranjang. Setelah itu mereka berkeliling untuk melihat barang-barang yang lain. Sebuah sepatu khusus bayi berusia satu tahun berhasil menarik perhatian Cara. Sepatu berwarna merah itu pasti coc

  • Istri Kedua CEO   (S2) Mendambakan Buah Hati

    Dua tahun kemudian ....Alvaro mengerjapkan kedua matanya perlahan karena cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Senyum tipis mucul bibirnya melihat Cara yang tertidur lelap di sampingnya.Alvaro pun mengecup bibir Cara sekilas lalu mendekap tubuh gadis itu semakin erat. Dia merasa sangat bahagia karena wajah Cara yang dia lihat pertama kali saat membuka mata."Sekarang jam berapa, Alva?" tanya Cara dengan mata terpejam.Alvaro pun melirik jam yang menempel di dinding kamar. Ternyata sekarang sudah jam tujuh, tapi dia mengatakan masih jam lima pada Cara."Tolong bangunin aku lima menit lagi." Cara menenggelamkan wajahnya di dada bidang Alvaro mencari posisi tidur yang paling nyaman dan kembali terlelap.Alvaro pun membiarkan Cara kembali tidur, bahkan lebih dari lima menit. Cara sepertin

  • Istri Kedua CEO   (S2) Honey Moon

    Sambil terus berciuman Alvaro langsung membaringkan Cara di atas tempat tidur dan langsung menindih gadis itu."Erngh ...." Cara hanya biasa mengerang di bawah tubuh Alvaro. Kecupan dan hisapan lembut lelaki itu selalu membuatnya kualahan."Alva ...." Napas Cara terengah. Gadis itu langsung menarik napas sebanyak mungkin untuk memasok oksigen ke dalam paru-parunya karena Alvaro tidak memberinya kesempatan sama sekali untuk mengambil napas."Kamu mau membunuhku?"Kening Alvaro berkerut dalam mendengar pertanyaan Cara barusan. Sedetik kemudian dia tersenyum ketika menyadar Cara sedang sibuk mengatur napas."Aku tidak bisa menahannya lagi, Sayang. Maaf ...." Alvaro menarik Cara agar duduk menghadapnya lantas menurunkan resleting gaun gadis itu dengan perlahan.Sepasang buah dada Cara yang terbungkus strapless bra berwarna merah terpampang jelas di kedua matanya. Terlihat sang

  • Istri Kedua CEO   (S2) Kamulah Takdirku

    Hari bahagia itu akhirnya tiba. Cara terlihat sangat cantik memakai gaun pengantin model Long Slevee A-Line yang mengembang di bagian bawah berwarna putih. Gaun tersebut membuat penampilan Cara terlihat lebih feminim lewat detail renda bermotif bunga yang panjangnya menyapu lantai. Sebuah mahkota perak berhias batu berlian yang ada di atas kepalanya membuat penampilan gadis itu semakin terlihat cantik.Jantung Cara berdetak cepat, telapak tangannya pun terasa dingin dan basah. Cara tanpa sadar meremas gaun pengantinnya dengan kuat karena mobil yang ditumpanginya sebentar lagi tiba di Gereja yang akan dia gunakan untuk pemberkatan bersama Alvaro."Gaunmu nanti bisa kusut kalau kamu remas seperti itu, Caramell!" Daniel berdecak kesal karena Cara sejak tadi terus meremas gaun pengantinnya hingga berkerut.Daniel sebenarnya malas sekali menghadiri pemberkatan pernikahan Alvaro dan Cara. Namun, dia terpaksa datang ke acara ters

  • Istri Kedua CEO   (S2) Move On

    Tatapan teduh Jafier seolah-olah mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja."Jangan menangis." Tubuh Adisty membeku di tempat karena Jafier tiba-tiba mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan lembut.Senyum hangat dan genggaman erat lelaki itu mampu mengubah perasaannya menjadi tenang dalam sekejab. Dalam seperkian detik Jafier telah berhasil menarik Adisty tenggelam dalam pesonanya.Namun, sedetik kemudian Adisty cepat-cepat tersadar kalau Jafier melakukan semua ini murni karena tanggung jawabnya sebagai suami, bukan karena alasan yang lain sebab lalaki itu tidak memiliki perasaan pada dirinya."Astaga, kalian manis sekali." Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Cara karena melihat Jafier yang begitu perhatian pada Adisty.Adisty tergagap lantas cepat-cepat menarik tangannya dari genggaman Jafier karena malu. Suasana pun mendadak canggung selama beberapa saat. Semua kalima

  • Istri Kedua CEO   (S2) Dua Undangan

    Mama menatap beberapa contoh undangan pernikahan yang ditunjukkan oleh pemilik percetakan yang datang ke rumah karena dia malas pergi keluar. Lagi pula kondisi kakinya masih belum pulih sepenuhnya.Ada sekitar dua puluh contoh undangan yang orang tersebut tunjukkan. Namun, hanya dua undangan yang berhasil menarik perhatian Mama."Bagaimana menurutmu undangan ini?" Mama menunjukkan undangan yang kertasnya terdapat bibit tanaman. Jika kertas undangan tersebut dibasahi lalu ditanam, lama-kelamaan akan tumbuh bunga yang sangat indaj. Selain itu di dalam undangan tersebut tertulis doa agar rumah tangga mereka berjalan harmonis."Unik, kan?""Iya, Ma.""Yang ini juga bagus. Gimana menurut kamu?" Mama menunjukkan udangan pilihannya yang kedua pada Cara. Sebuah undangan dress code yang dilengkapi dengan aksesoris seperti, pita atau bros yang bisa digunakan oleh tamu undangan saat menghadiri resepsi pernikahannya dengan Alvaro.Kening Cara berkerut d

  • Istri Kedua CEO   (S2) Uang 25 Juta

    "Mama akhirnya merestui hubungan kita. Aku bahagia sekali." Alvaro menangkup kedua pipi Cara pantas mencium bibir tipis berwarna merah alami milik gadis itu berkali-kali untuk meluapkan kebahagiaannya."Aku tahu kamu sedang bahagia, tapi jangan menciumku terus." Cara berusaha menahan Alvaro yang ingin mencium bibirnya lagi."Aku sangat-sangat bahagia." Alvaro kembali menangkup kedua pipi Cara lantas mengecup mata, hidung, pipi, dan terakhir kening gadis itu dengan penuh perasaan bahagia."Alva, ih ...." Cara mendorong Alvaro agar menjauh karena dia merasa risih.Alvaro malah terkekeh lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Cara. Dia memeluk gadis itu begitu erat seolah-olah takut kehilangan."Sayang, kamu tahu tidak?""Tahu apa?" tanya Cara tidak mengerti."Aku bahagia sekali." Alvaro tersenyum sangat lebar. Apa lagi jika me

  • Istri Kedua CEO   (S2) Mendapat Restu

    Cara meminta Mello untuk duduk di depan kaca, lantas mengambil sebuah sisir untuk menata rambut gadis kecilnya itu sebelum berangkat ke sekolah. Dia mengikat rambut hitam Mello model ekor kuda sebelum dikepang."Bunda, kenapa orang dewasa suka saling menempelkan bibir?"Cara tersentak mendengar pertanyaan Mello barusan hingga refleks berhenti mengepang rambut anak itu."Ke-kenapa Mello tanya begitu?" Cara malah balik bertanya alih-alih menjawab pertanyaan Mello."Mello tadi liat Bunda dan Ayah saling menempelkan bibir di kamar. Waktu di pesawat juga," ujar anak itu terdengar polos.Mulut Cara sontak menganga lebar. Dia benar-benar tidak menyangka Mello memperhatikannya dan Alvaro saat berciuman. Dia pikir Mello tidak peduli dan menganggapnya hanya sekadar angin lalu."Kenapa, Bunda?" tanya Mello pesaran."Em, itu karena ...." Cara tanpa sadar membasahi bib

  • Istri Kedua CEO   (S2) Pagi yang Panas

    "Jangan bilang seperti itu lagi. Mengerti?" tanya Alvaro setelah melepas pagutan bibir mereka."Aku benar-benar takut, Alva ...." Kristal bening itu kembali jatuh membasahi pipi Cara.Dia ingin menikah dengan Alvaro dan membesarkan Mello bersama-sama sampai maut memisahkan. Namun, Mama tidak merestui hubungan mereka.Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia memutuskan hubungannya dengan Alvaro?"Sshh, tenanglah. Mama pasti akan merestui hubungan kita.""Sungguh?" Cara menatap kedua mata Alvaro dengan lekat, berusaha mencari kesungguhan di sana."Ya, aku yakin sekali. Sekarang kita tidur lagi, ya?"Alvaro mengecup kening Cara dengan penuh sayang lalu meminta gadis itu untuk berbaring di sampingnya dan menggunakan lengan kirinya sebagai bantal. Sementara tangannya yang lain memeluk pinggang gadis itu dengan erat.Cara membenamkan wajahnya di

DMCA.com Protection Status